Anda di halaman 1dari 6

MENINGKATKAN KOLABORASI INTERPROFESIONAL

PERAWAT DENGAN TENAGA KESEHATAN LAIN DALAM


PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN

AQNEST OCTAVIANI NAIBAHO / 181101126

aqnestnaibaho20@gmail.com

ABSTRAK

Pelayanan pasien secara terintegrasi, utuh dan berkesinambungan dalam tatanan pelayanan
rumah sakit sudah menjadi satu keharusan. Kompleksitas permasalahan pasien dan manajemen
pelayanan yang melibatkan multi profesi berpotensi menimbulkan fragmentasi pelayanan yang
dapat berimplikasi pada masalah keselamatan pasien, bila kerjasama tim tidak efektif, oleh
karenanya diperlukan kolaborasi interprofesional sebagai upaya mewujudkan asuhan pasien
yang sinergis dan mutual sehingga pasien mendapatkan pelayanan yang utuh dan
berkesinambungan.

Kata kunci : kolaborasi interprofesional, keselamatan pasien, perawat, rumah sakit.

ABSTRACT

Integrated, continuum and comprehensive of patient services in a hospital health care system is
essential. Complexities of patients’ problems and management of care which might involve
many health professions tended to create fragmented care and has implications for patients’
safety when teamwork is not work effectively. It is therefore, inter-professional collaboration is
needed to provide integrated, synergies, mutual and cohesive approach to patient care so
patients will have a coordinated continuum of care services.

Keywords : interprofessional collaboration, patient safety, nurse, hospital.


LATAR BELAKANG kesehatan disebabkan oleh buruknya
komunikasi dan pemahaman didalam tim,
Sistem pelayanan kesehatan dimasa depan
kerjasama tim yang baik dapat membantu
tergantung pada bagaimana tenaga
mengurangi masalah patient safety (WHO,
profesional kesehatan merumuskan kembali
2009).
cara untuk bekerjasama. Model
multidisiplin tidak lagi dapat mendukung Dalam dunia kesehatan, praktik kolaborasi

kebutuhan pasien akan pelayanan kesehatan sangatlah penting. Permasalahan pasien

yang semakin kom yang kompleks tidak dapat ditangani hanya


oleh satu profesi medis, melainkan harus
pleks, karena tidak satupun profesi
melibatkan berbagai profesi. Praktik
kesehatan yang mempunyai semua
kolaborasi bukan hanya diperlukan demi
pengetahuan yang dibutuhkan oleh pasien
keselamatan pasien, tetapi juga untuk
secara utuh. Praktik interdisiplin atau
meningkatkan kepuasan serta terciptanya
kolaborasi interprofesional merupakan
mutu pelayanan kesehatan yang baik.
kerjasama kemitraan dalam tim kesehatan
Pelayanan terbaik pada pasien tidak akan
yang melibatkan profesi kesehatan dan
lepas dari praktik kolaborasi antar tenaga
pasien, melalui koordinasi dan kolaborasi
kesehatan profesional dalam memberikan
untuk pengambilan keputusan bersama
pelayanan secara terintegrasi kepada pasien,
seputar masalah-masalah kesehatan.
salah satunya adalah oleh perawat.
Pendekatan interdisiplin sangat bermanfaat
untuk menjembatani tumpang tindihnya Berdasarkan data dari WHO, 70-80%

peran para praktisi kesehatan dalam kesalahan dalam pelayanan kesehatan

menyelesaikan masalah pasien (Bigley, disebabkan oleh buruknya komunikasi dan

2006). Tim pelayanan interdisiplin pemahaman di dalam tim. Kerja sama tim

diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang baik dapat membantu mengurangi

pasien yang kompleks, meningkatkan masalah patient safety. Dalam penelitian

efisiensi dan kontinuitas asuhan pasien. yang dilakukan pada pasien geriatri yang

Proses kerja sama interdisiplin dapat diberikan pelatihan oleh tim

mengurangi duplikasi dan meningkatkan interprofesional menunjukkan bahwa

kualitas asuhan pasien, melalui tugas dan praktik berbasis masyarakat dapat berhasil

tanggung jawab serta ketrampilan secara mendukung pelatihan tim interprofesional

komplementer. Literature mengidentifikasi dan bahwa pelatihan tersebut dapat

70 –80% kesalahan (error) dalam pelayanan mengarah pada proses dan hasil perawatan
yang lebih baik untuk pasien dewasa.
TUJUAN banyak bukti yang menunjukkan bahwa
komunikasi yang buruk antara
Penugasan kajian ini bertujuan untuk
profesional kesehatan merugikan
meningkatkan kolaborasi
pasien. (Matziou1 at al, 2014).
interprofesional antara perawat dengan
tenaga kesehatan lain dalam penerapan Kolaborasi Interprofessional di

sasaran keselamatan pasien. lingkungan kerja profesional telah


diakui oleh keperawatan, kedokteran
METODE
gigi, kedokteran, dokter, farmasi, dan
Rancangan penugasan kajian ini kesehatan masyarakat organisasi
menggunakan literature review profesional sebagai komponen penting
berdasarkan buku teks, buku referensi, untuk aman, tinggi, kualitas, diakses,
jurnal, e-book (yang dipublikasikan 10 perawatan pasien berpusat
tahun terakhir) dan menggunakan empat ( interprofessional Pendidikan
belas sumber referensi dengan Collaborative Panel Ahli, 2011).
menganalisis, eksplorasi, dan kajian kolaborasi interprofessional bekerja di
bebas sesuai dengan judul penugasan profesi kesehatan untuk bekerja sama,
kajian ini. berkolaborasi, berkomunikasi, dan
mengintegrasikan pelayanan dalam tim
HASIL
untuk memastikan perawatan yang terus
Kolaborasi antara penyedia layanan menerus dan dapat diandalkan (IOM,
kesehatan yang diperlukan dalam 2003).
pengaturan perawatan kesehatan
PEMBAHASAN
apapun, karena tidak ada profesi tunggal
yang dapat memenuhi kebutuhan semua Menurut Anita D (2014) kerja tim dan
pasien. Akibatnya, kualitas layanan kolaborasi mengharuskan perawat
yang baik tergantung pada profesional mampu berkomunikasi secara efektif
yang bekerja sama dalam tim dengan tim kesehatan, pasien, dan
interprofessional. komunikasi yang perawat untuk mengintegrasikan
efektif antara profesional kesehatan juga perawatan yang aman dan efektif dalam
penting untuk memberikan pengobatan dan di pengaturan (AACN, 2008; ANA,
yang efisien dan pasien-berorientasi 2010). profesional kesehatan dan sistem
komprehensif .Selain itu, ada semakin perawatan kesehatan juga harus secara
aktif berkolaborasi dan berkomunikasi menyatakan bahwa dokter memiliki
untuk memastikan pertukaran informasi kewenangan yang dominan dalam
yang tepat dan koordinasi perawatan semua masalah kesehatan, serta masih
(IOM, 2001). Suter at al (2009) dalam ada dokter (26%) dan perawat (9%)
Role Understanding And Effective yang menyatakan tugas utama perawat
Communication As Core Competencies adalah melaksanakan instruksi dokter.
For Collaborative Practice, metode Hasil tersebut menunjukkan kenyataan
kualitatif, wawancara semi-terstruktur di dalam pelayanan kesehatan masih
digunakan untuk memperoleh persepsi ada dokter dan perawat yang belum
profesional kesehatan dari budaya memahami peran masing-masing
organisasi dan struktur, lingkungan profesi secara tepat dan benar.
fisik, kompetensi budaya dan
Sikap dapat ditumbuhkan dan
faktorfaktor lain yang akan
dikembangkan melalui proses belajar.
meningkatkan kolaborasi yang efektif.
Interaksi antara pemahaman, motivasi
Komunikasi mencakup berbagai strategi dan sikap terjadi dalam proses belajar.
dan tujuan. Baik komunikasi formal dan Pemahaman akan menimbulkan
informal antara penyedia serta antara kesadaran baru dan motivasi, motivasi
penyedia dan pasien dengan keluarga menumbuhkan sikap untuk merubah
mereka adalah kunci untuk perawatan perilaku. Proses belajar dalam diri
pasien kolaboratif. Ada kebutuhan yang individu dapat membawa
dirasakan untuk lebih jelas dalam perkembangan atau perubahan sikap
menanggapi bagaimana setiap kearah yang lebih baik. Oleh karena itu
memberikan kontribusi profesional sebagai usaha agar dokter dan perawat
untuk tim dan untuk lebih efektif memiliki sikap yang positif terhadap
mendelegasikan pekerjaan dan anggota kolaborasi interprofesi dapat dilakukan
tim langsung. dengan mengadakan seminar atau
workshop kolaborasi interprofesi,
Sikap dokter dan perawat terhadap
program pendidikan interprofesi di
kolaborasi interprofesi berdasarkan
rumah sakit untuk dokter dan perawat,
hasil penelitian menunjukkan baik
atau pelatihan-pelatihan.
dokter maupun perawat memiliki sikap
yang positif. Namun masih ada dokter KESIMPULAN
(46%) dan perawat (22%) yang
Peningkatan komunikasi secara efektif Purba, Y.V., & Anggorowati. (2018).
dengan tim kesehatan lain dibutuhkan Komunikasi Interprofesional Sebagai
dalam pelaksanaan Interprofessional Upaya Pengembangan Kolaborasi
Collaboration sehingga petugas Interprofesi di Rumah Sakit: Systematic
kesehatan dapat melakukan tindakan Review. Jurnal Kepemimpinan dan
pelayanan kesehatan yang aman dan Manajemen Keperawatan, 1(1).
efektif. Upaya yang dilakukan untuk
Rensa., dkk. (2017). Efektivitas Modul
meningkatkan komunikasi antar profesi
Komunikasi Interprofesional pada
adalah dengan catatan perkembangan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
pasien terintegrasi.
Keperawatan. Jurnal Pendidikan
SARAN Kedokteran Indonesia, 6(3).

Komunikasi yang efektif dan kolaborasi Rokhmah, N.A., & Anggorowati.

perlu diberi penekanan yang kuat di (2017). Komunikasi Efektif dalam

semua program perawatan kesehatan Praktek Kolaborasi Interprofesi Sebagai

profesional untuk menjamin kepuasan, Upaya Meningkatkan Kualitas

keamanan, dan keselamatan pasien. Pelayanan. Journal of Health Studies,


1(1), 65-71.
DAFTAR PUSTAKA
Sayed and Sleem. (2011). Nurse–
Fatalina, F., dkk. (2015). Persepsi dan physician collaboration: A comparative
Penerimaan Interprofessional study of the attitudes of nurses and
Collaborative Practice Bidang physicians at Mansoura University
Maternitas pada Tenaga Kesehatan. Hospital. Life Science Journal, 8 (2).
Jurnal Pendidikan Kedokteran
Simamora, R.H. (2018). Buku Ajar
Indonesia, 4(1).
Keselamatan Pasien Melalui Timbang
Nursalam. (2018). Proses dan Terima Pasien Berbasis Komunikasi
Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Efektif: SBAR.
Salemba Medika.
Simamora, R.H. (2019). Buku Ajar
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Uwais
Fundamental Keperawatan edisi 4. Inspirasi Indonesia.
Jakarta: EGC.
Simamora, R.H. (2019). Documentation Interprofesional Pelayanan Kesehatan di
of Patient Identification into the Rumah Sakit. Jurnal Aplikasi Ipteks
Electronic System to Improve the untuk Masyarakat, 6(1), 10-13.
Quality of Nursing Services.
Utami, L., dkk. (2016). Hubungan
International Journal of Scientific &
Antara Sikap dan Perilaku Kolaborasi
Technology Research, 8(9).
dan Praktik Kolaborasi Interprofesional
Simamora, R.H., & Fathi, A. (2019). di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
The Influence of Training Handover Panti Rapih. Jurnal Keperawatan
based SBAR Communication for Muhammadiyah, 1(1).
Improving Patients Safety. Indian
Widyastuti, C.S. (2018). Analisis Faktor
Journal of Public Health Research &
Kesiapan Perawat dalam Praktik
Development.
Kolaborasi Interprofesional di Rumah
Susilaningsih, F.S., dkk. (2017). Sakit Panti Nugroho Yogyakarta.
Sosialisasi Model Praktik Kolaborasi Media Ilmu Kesehatan, 7(1).

Anda mungkin juga menyukai