Anda di halaman 1dari 24

KULIAH UMUM

IMPLEMENTASI HUKUM PROGRESIF


DENGAN PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE
UNTUK MEWUJUDKAN PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN
(Perspektif Penegakan Hukum Oleh Polri)

Oleh:
AKBP Dr. EKO BUDI S, SH., MH.

Disampaikan Pada:
KULIAH UMUM PROGRAM MAGISTER HUKUM UNIDIP
Semarang, 22 September 2022
Curiculum Vitae
PRACTITIONER & ACADEMICS
WORK EXPERIENCE

• POLRI (1999-Sekarang)
• DOSEN UNBARI JAMBI (2017- 2021)
• DOSEN UNIV. MUHAMMADIYAH JAMBI (2017-2021)
• DOSEN PASCASARJANA UNIV. NEGERI JAMBI (2018-2021)
• DOSEN AKADEMI KEPOLISIAN (2020-Sekarang)
• DOSEN UNWAHAS SEMARANG (2020-Sekarang)
• DOSEN UNIMAR AMNI SEMARANG (2020-Sekarang)

ORGANIZATION
• ASOSIASI DOSEN PERBANDINGAN HUKUM INDONESIA (ADPHI)
• ASOSIASI DOKTOR ILMU HUKUM INDONESIA (ADHI)
Dr. EKO BUDI S, SH., MH. C.HTc, C.IPr, C.PS, C.IM. • MASYARAKAT HUKUM PIDANA & KRIMINOLOGI (MAHUPIKI)
(Dr. Ebes) • ASOSIASI DOKTOR POLRI

ekobudi76120885@gmail.com
Puri Asri No. 7 Kel. Palebon RT.05/11 VIVA JUSTICIA
Kec. Pedurungan - Semarang +62812-7095-299 PRO JUSTICIA
IMPLEMENTASI HUKUM PROGRESIF
DENGAN PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE
UNTUK MEWUJUDKAN PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN
ALUR
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
PIKIR
• PARADIGMA NASIONAL
• PROGRAM PRIORITAS POLRI
Trust Society • UU NO. 2 TAHUN 2002
Hukum Yg Kaku • PERPOL NO. 8 TAHUN 2021
Tuntutan Keadilan • PERKAP NO. 6 TAHUN 2019

UPAYA YG DILAKUKAN HKM


KONDISI • JANGKA PENDEK KONDISI PROGRESIF GAKKUM
FAKTUAL DG RJ YG ADIL
• JANGKA SEDANG IDEAL TERWUJUD
TERLAKS
• JANGKA PANJANG

SD APH • PENGARUH LING-STRA


Pola Pikir APH • FAKTOR INTERNAL &
Over Capacity LP EKSTERNAL
IMPLEMENTASI HUKUM PROGRESIF
POLA PIKIR DENGAN PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE
UNTUK MEWUJUDKAN PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME


Instrumental Input

Trust Society • UUD RI Tahun 1945


Hukum Yg Kaku • UU No. 8 Tahun 1981 (KUHAP)
Tuntutan Keadilan • UU No. 2 Tahun 2002
• Perpol No. 8 Tahun 2021
• Perkap No. 6 Tahun 2019

POLRI GAKKUM
KONDISI SUBYEK METODE OBYEK KONDISI YG ADIL
FAKTUAL IDEAL PRESISI
TERDUKUNG TERWUJUD
Atasan 1.Regulasi Penyidik
Penyidik 2.Kerjasama
3.Kompetensi

SDM APH
Pola Pikir APH Enviromental Input
Over Capacity LP
Perkembangan Lingstra

FEED BACK
Konsep Hukum Progresif
Indonesia membutuhan paradigma baru, dlm penegakan hukum

Hukum di Indonesia bukan lagi berdiri di atas profesionalisme & keadilan,


justru berdiri di atas kepentingan politik bahkan digunakan untuk menumpas
lawan kekuasaan. Banyak sekali peraturan hukum yg tumpul, tdk mempan
memotong kesewenang2gan, tdk menegakan keadilan & tdk dpt
menampilkan dirinya sbg pedoman yg hrs diikuti dlm menyelasaikan
berbagai kasus yg seharusnya bisa dijawab oleh hukum

GAGASAN
HUKUM PROGRESIF

Law enforcement Pro Rakyat & berkeadilan Law in the making


Menuruti pemuasan prosedur Hukum tidak utk kepentingannya Hukum yang selalu berproses
dengan mencari siapa yang menang sendiri, melainkan utk suatu tujuan untuk menjadi

Viva Justicia, Pro Justicia dan siapa yang kalah yg berada di luar dirinya
Hukum Progresif

Hukum adalah realitas yg ada & hadir dlm kehidupan manusia.


Sebagaimana halnya dengan alam dan kehidupan, hukum
merupakan realitas yg telah ada lebih dulu daripada ilmu.
Realitas itu merupakan basis ilmu.
- Satjipto Rahardjo

Viva Justicia, Pro Justicia


Hukum untuk manusia,
bukan manusia untuk hukum.

– Satjipto Rahardjo

Viva Justicia, Pro Justicia


Hukum Progresif di Indonesia
Hukum progresif lahir karena selama ini ajaran
ilmu hukum positif (analytical jurisprudence) yang
dipraktikkan pada realitas empirik di Indonesia
tidak memuaskan.

Karena keprihatinan terhadap kualitas


penegakan hukum di Indonesia terutama sejak
terjadinya reformasi pada pertengah tahun 1997.

Jika fungsi hukum dimaksudkan utk turut serta


memecahkan persoalan kemasyarakatan scr ideal,
maka yg dialami & terjadi Indonesia sekarang adlh
sangat bertolak belakang dg cita-cita ideal.
Viva Justicia, Pro Justicia
Kritik Hukum Progresif

KRITIK HUKUM POSITIF


Ini yang dikritik oleh Hukum Progresif, sebab melihat hukum
yang hanya berupa pasal-pasal jelas tidak bisa
menggambarkan kebenaran dari hukum yang sangat kompleks.

ILMU HUKUM
ANALYTICAL JURISPRUDENCE Ilmu yang tidak bisa menjelaskan kebenaran yang
Bagi Ilmu Hukum Positif (dogmatik), kebenaran terletak kompleks dari realitas-empirik jelas sangat diragukan
dalam tubuh peraturan. posisinya sebagai ilmu hukum yang sebenar ilmu
(genuine science)

Viva Justicia, Pro Justicia


Vienna Declaration on Crime and Justice: Meeting the
Challenges of the Twenty-first Century (2000)
Basic principles on the use of restorative justice
programmes in criminal matters, ECOSOC Res. 2000/14,
U.N. Doc. E/2000/INF/2/Add.2 at 35 (2000).

Dewan Ecosoc PBB menetapkan Resolusi yang menghimbau


Negara Anggota yang menerapkan program Restorative Justice agar
memanfaatkan Basic Principles on the Use of Restorative Justice
Programmes in Criminal Matters (Agustus 2002)

Deklarasi Kongres PBB ke 11 (2005) tentang Prevention of Crimes


and Treatment of Offenders menghimbau Negara Anggota untuk
mengakui pentingnya mengembangkan kebijakan, prosedur dan
program Restorative Justice, yang merupakan suatu alternatif dari
penuntutan tindak pidana Viva Justicia, Pro Justicia
▪ a process that brings together all stakeholders
affected by some harm that has been done
▪ to discuss how they have been affected by the harm
and
▪ come to some agreement as to what should be done
to right any wrongs suffered
(Braithwaite and Strang)

• Sebuah proses yang menyatukan semua pemangku kepentingan


yang terkena dampak beberapa kerugian yang telah dilakukan
• Untuk mendiskusikan bagaimana mereka telah terpengaruh oleh
bahaya dan
• Mencapai kesepakatan tentang apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki kesalahan yang diderita
Viva Justicia, Pro Justicia
Urgensi Restorative Justice

Pemidanaan membawa masalah lanjutan bagi


keluarga pelaku kejahatan

Pemidanaan pelaku kejahatan tidak


melegakan/menyembuhkan korban

Proses formal peradilan pidana terlalu lama,


mahal dan tidak pasti

Pemasyarakatan, sebagai kelanjutan pemidanaan,


berpotensi tidak menyumbang apa2 bagi masa depan
narapidana & tata hubungannya dg korban

Viva Justicia, Pro Justicia


Prinsip2 Restorative Justice
Menjadikan pelaku TP. bertanggung jawab
memperbaiki kerugian yg ditimbulkan
akibat kesalahannya.

Memberikan kesempatan kpd pelaku TP,


membuktikan kapasitas & kualitasnya
disamping mengatasi rasa bersalahnya scr
konstruktif
Melibatkan korban, keluarga & pihak-pihak
lain dlm hal penyelesaian masalahnya

Menciptakan forum untuk bekerjasama


dalam menyelesaikan masalah

Menetapkan hubungan langsung dan nyata


antara perbuatan yang dianggap salah atau
jahat dengan reaksi sosial yang formal
Viva Justicia, Pro Justicia
DASAR

• UU No. 8 Tahun 1981 DISKRESI KEPOLISIAN


• UU No. 2 Tahun 2002
• Perpol No. 8 Tahun 2021 Kewenangan yang melekat pada setiap anggota
• Perkap No. 6 Tahun 2019 Polri untuk menilai situasi dan memilih langkah
yang harus diambil atas penilaian sendiri dan
mendesak dalam menjamin kepentingan publik
dan keselamatan pelaksana diskresi.

PARADIGMA GAKKUM
RESTORATIVE JUSTICE
Polri perlu untuk merumuskan konsep baru dalam sistem
penegakan hukum pidana terutama proses penyelidikan Penyelesaian perkara tindak pidana dg melibatkan
dan penyidikan tindak pidana yang mampu mengakomodir pelaku, korban, keluarga pelaku/korban & pihak
nilai-nilai keadilan dalam masyarakat sekaligus lain yg terkait utk bersama2 mencari penyelesaian
memberikan kepastian hukum terutama kepastian proses yang adil dg menekankan pemulihan kembali kpd
keadaan semula, & bukan pembalasan
Viva Justicia, Pro Justicia
Lidik/Sidik = Pintu entry point
dari Gakkum

❖ Proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak pidana


merupakan kunci utama penentuan dapat tidaknya suatu perkara
pidana dilanjutkan ke proses penuntutan dan peradilan pidana

❖ Utk mewujudkan tujuan hukum yaitu keadilan, kepastian hukum


dan kemanfaatan dengan tetap mengedepankan asas peradilan
yang sederhana, cepat dan biaya ringan.

Viva Justicia, Pro Justicia


Penanganan Tindak Pidana
berdasarkan Keadilan Restoratif

Persyaratan
Fungsi Reserse Kriminal dapat
01 dilakukan penyelesaian
Tindak Pidana Ringan
UMUM, untuk penanganan Tindak
Pidana berdasarkan Keadilan Restoratif
pada kegiatan Penyelenggaraan Fungsi
Penyelidikan dapat Reskrim, Penyelidikan/Penyidikan
02 dilakukan penghentian
Penyelidikan/Penyidikan KHUSUS. untuk penanganan Tindak
Pidana berdasarkan Keadilan
Restoratif pada kegiatan
03 Penyidikan dapat dilakukan
penghentian Penyelidikan atau Penyelidikan/Penyidikan
Penyidikan

Viva Justicia, Pro Justicia


Persyaratan
PERSYARATAN
MATERIL FORMIL
• Tidak menimbulkan keresahan dan/atau penolakan dari ▪ Perdamaian dari kedua
masyarakat; belah pihak, kecuali untuk
• Tidak berdampak konflik sosial; Tindak Pidana Narkoba;
• Tidak berpotensi memecah belah bangsa; dan
• Tidak bersifat radikalisme dan separatisme;
• Bukan pelaku pengulangan Tindak Pidana berdasarkan ▪ Pemenuhan hak-hak
Putusan Pengadilan; dan korban dan tanggung
• Bukan Tindak Pidana terorisme, Tindak Pidana terhadap jawab pelaku, kecuali
keamanan negara, Tindak Pidana Korupsi dan Tindak untuk Tindak Pidana
Pidana terhadap nyawa orang. Narkoba.

Viva Justicia, Pro Justicia


Persyaratan Khusus
untuk Tindak Pidana ITE
Pelaku tindak pidana Informasi dan transaksi
01 elektronik yang menyebarkan konten ilegal

Pelaku bersedia menghapus konten yang


02 sedang diunggah, diserahkan kepada penyidik
dalam bentuk soft copy dan hard copy

Pelaku menyampaikan permohonan maaf


03 melalui video yang di unggah di media sosial
diserati dengan pemintaan untuk menghapus
konten yang telah menyebar, diserahkan
kepada penyidik dalam bentuk soft copy dan
hard copy

Pelaku bersedia bekerja sama dengan penyidik


04 Polri untuk melakukan penyelidikan lanjutan
Persyaratan Khusus
untuk tindak pidana Narkoba

Pecandu narkoba dan korban Pelaku bersedia bekerja sama dengan


penyalahgunaan narkoba yang penyidik Polri untuk melakukan
mengajukan rehabilitasi penyelidikan lanjutan

Tidak terlibat dalam


jaringan tindak pidana Telah dilaksanakan asesmen oleh tim
narkoba, pengedar, dan/atau asesmen terpadu
bandar

Pada saat tertangkap tangan ditemukan baranga bukti narkotika pemakaian


1 (satu) hari dengan penggolongan narkotika dan psikotropika sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan, dan tidak ditemukan barang bukti tindak
pidana narkoba namun hasil tes urine menunjukkan positif narkoba
Viva Justicia, Pro Justicia
Persyaratan Khusus
Penanganan tindak pidana Lalulintas

▪ Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan


mengemudikan kendaraan bermotor
dengan cara dan keadaan membahayakan
yang mengakibatkan kerugian materi
dan/atau korban luka ringan; atau
▪ Kecelakaan lalulintas di jalan karena
kelalaiannya yang mengakibatkan korban
manusia dan/atau kerugian harta benda

Viva Justicia, Pro Justicia


PRINSIP PEMBATAS

• Pada pelaku:
❖ Tingkat kesalahan pelaku relatif tidak berat,
yakni kesalahan dalam bentuk kesengajaan
❖ Pelaku bukan residivis.

• Pada tindak pidana dalam proses:


❖ Penyelidikan
❖ Penyidikan, sebelum SPDP dikirim ke
Penuntut Umum.

Viva Justicia, Pro Justicia


Restorative Justice oleh Polri

• Sepanjang 2021 hingga Maret 2022, Polri telah


menyelesaikan 15.039 perkara kasus dengan
Restorative Justice. Jumlah ini (perkara yang
diselesaikan secara restorative justice) meningkat
28,3 persen dari tahun sebelumnya (2020-2021)
sebesar 9.199 kasus.
• Dengan pendekatan Restorative Justice yang
diterapkan oleh Polri saat ini, sebanyak 1.052 Polsek
yang tersebar di 343 Polres seluruh Indonesia,
sudah tidak lagi melakukan proses penyidikan.
https://jabar.inews.id/berita/15039-kasus-diselesaikan-secara-restorative-justice-
kabareskrim-harapan-baru-pencarian-keadilan/all.
SEKIAN &
TERIMA KASIH

ekobudi76120885@gmail.com #ebes-99

Anda mungkin juga menyukai