Jepretan Layar 2023-02-28 Pada 09.52.49
Jepretan Layar 2023-02-28 Pada 09.52.49
Definisi abortus
2. Kelainan pada plasenta Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan
gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak
kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
1. Perdarahan
Perdarahan ringan juga umumnya berlangsung selama 1-2
minggu. Namun, jika yang keluar adalah darah berwarna merah
cerah dengan volume yang banyak atau gumpalan berwarna merah
muda, bisa jadi perdarahan tersebut menandakan keguguran.
2. Nyeri
Bagian tubuh yang terasa nyeri biasanya adalah panggul,
perut, dan punggung belakang. Rasa nyeri ini biasanya terasa lebih
hebat dibandingkan nyeri haid dan bisa muncul terus-menerus atau
sesekali
3. Pergerakan bayi menurun
Umumnya, keguguran terjadi saat usia kehamilan belum
mencapai 20 minggu. Namun, keguguran terlambat (late
miscarriage) dapat terjadi pada usia kehamilan 12-24 minggu. Salah
satu tanda dari late miscarriage adalah adanya penurunan
pergerakan bayi.
4. Perubahan gejala kehamilan
Perubahan gejala kehamilan, seperti tidak lagi mual
atau muntah, bisa menjadi tanda-tanda keguguran.
Namun, perlu diingat bahwa perubahan ini juga
dapat terjadi karena adanya faktor lain, seperti
hormon kehamilan. Keluar cairan atau jaringan dari
vagina
5. Cairan atau jaringan yang keluar dari vagina dapat
menjadi tanda-tanda keguguran. Perdarahan pada
trimester awal juga tidak selalu berkaitan dengan
keguguran, karena banyak juga ibu hamil yang
tetap bisa melanjutkan kehamilan dan melahirkan
bayi dengan sehat.
PATHWAY
Kelainan anatomic Terjadi abortus/ruptur lalu masuk
uterus ke tuba, lumen tuba
Pelepasan mudigah
Abortus
Pendarahan terus
Cemas berlangsung Pelepasan tidak
sempurna
Pelepasan histamine,
Trauma kecil seperti
prostaglandin
koitus, vaginal toucher
Nyeri akut
Perdarahan
Pembedahan/oprasi
Ansietas
KLASIFIKASI ABORTUS
2. Abortus Insipiens adalah pengeluaran janin dengan kuret vakum atau cunan ovum,
disusul dengan kerokan. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu bahaya peforasi pada kerokan
lebih besar, maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan pemberian infus oksitosin.
Sebaliknya secara digital dan kerokan bila sisa plasenta tertinggal bahaya peforasinya kecil.
3. Abortus inkomplit adalah begitu keadaan hemodinamik pasien sudah dinilai dan
pengobatan dimulai, jaringan yang tertahan harus diangkat atau perdarahan akan terus
berlangsung. Oksitosik (oksitosin 10 IU/500ml larutan dekstrosa 5% dalam larutan RL IV
dengan kecepatan kira-kira 125 ml/jam) akan membuat uterus berkontraksi, membatasi
perdarahan, membantu pengeluaran bekuan darah atau jaringan dan mengurangi
kemungkinan perforasi uterus selama dilatasi dan kuretase.
4. Abortus komplit dan abortus tertunda (missed Abortion) Penganan terbaru missed
abortion adalah induksi persalinan dengan supositoria prostaglandin E2, jika perlu
dengan oksitosin IV
MANIFESTASI KLINIS
1. Perdarahan 3. Infeksi
Pada abortus komplitus, perdarahan akan Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat
terjadi banyak dan akan mengakibatkan terjadi dalam setiap abortus tetapi
kematian. Sedangkan pada abortus biasanya didapatkan pada abortus
inkomplitus, perdarahan akan terjadi terus- inkompletus yang berkaitan erat dengan
menerus sehingga dapat mengakibatkan suatu abortus yang tidak aman (unsafe
gangguan koagulasi yang pada akhirnya abortion). Infeksi kandungan yang terjadi
menyebabkan anemia dan kematian dapat menyebar ke seluruh peredaran
darah, sehingga menyebabkan
2. Perforasi kematian.
A. PENATALAKSANAAN MEDIS
4. Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang
gejala bahaya dan pertahankan nilai normal
5. Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau hasil
pemeriksaan fisik dan ultrasonogrfi menunjukkan hasil abnormal.
B. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Menurut Padila (2015) tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi pada klien
abortus imminens yaitu istirahat tirah baring, menganjurkan ibu hamil untuk tidak
berhubungan seks dahulu selama 2 minggu, bersihkan vulva minimal 2 kali sehari
dengan cairan antiseptic untuk mencegah infeksi, pemberian terapi preabor,
asam mefenamat dan asam folat, advis dokter yaitu dengan pemberian
progestron.