Anda di halaman 1dari 4

Ai Nurlatifah

03051912045

Resume Bab 2

Hidup dalam Bahaya: Akar Eksistensialisme

 Terdapat 3 tokoh “pembuka” yang mengawali pemikiran eksistesialisme


berikutnya. Mereka adalah Blaise Pascal (seorang religius), Soren
Kierkegaard (seorang religius) dan Friederich Nietzsche (seorang ateis).
Dengan latar belakang ketiganya memberikan warna akan pemikiran-
pemikiran eksistesialisme yang kemudia dikembangkan oleh para
 Blaise Pascal (1623-1662) memiliki kesadaran akan kekerdilan/kekecilan
(smallness) yang mengerikan dan ketidakbermaknaannya (insignificant)
manusia dalam ruang tak terbatas di alam raya. Ia cenderung melakukan
pelarian diri dari kesadaran tersebut kedalam makna-makna superfisial.
 “kesunyian (silence) abadi dari ruang yang tak berbatas mengerikan saya”
kata-ta tersebut berasal dari karyanya yang berjudul Pensees (Pemikiran)
yang mana Pascal menyuarakan konsep Angst (ketakutan, kecemasan)
eksistensialisme pertama. Hal ini dilatarbelakangi oleh diri Pascal yang
merupakan seorang ahli matematika, ilmuwan sekaligus teolog yang genius.
Pascal mendukung Galileio yang menyingkapkan system heliosentris. Pascal
juga menyadari jika kemanusiaan hidup di atas batu karang yang menjulang
dalam kehampaan yang sunyi. Sehingga menurutnya dalam luasnya alam
semesta yang sunyi tersebut agama hanya menjadi judi tanpa ada harapan
atau “loncatan iman”.
 Pada 23 November 1654 Pacsal menderita sakit hebat dan mendapatkan
satu penglihatan mistik. Ia mencatatnya pada secarik kertas dan
menempelkannya pada mantelnya bertuliskan “awas bukannya tuhan para
filsuf dan sarjana, melainkan Tuhannya Ibrahim, Isak dan Yaqub”, tulisan
tesebut ditemukan setelah kematian Pascal. Atas pengalaman mistik tersebut
ia menolak konsep teologi rasional dan mengabdikan dirinya untuk asketisme
mistik kaum Jansenist dari Port Royal. Penglihatan mistik tersebut juga
membawanya pada konsep le neant atau nothingness (ketiadaan),
kehampaan yang mengerikan dalam kehidupan di sana yang menanti kita
semua.
 Pascal menyadari jika manusia dilahirkan di pertengahan antara
Nothingness (ketiadaan) dan ketidakterbatasan (Infinite). Ia kemudian
dianggap sebagai seorang eksistesialis mula yang lahir 3 abad sebelum
kemapanan akan teori eksistesialisme.
 Soren Kierkegaard (1813-1855), merupakan seorang tokoh kunci dalam
lahirnya eksistensialisme. Ia juga merupakan seorang teolog, psikolog,
Ai Nurlatifah
03051912045

kritikus sastra dan pemberontak yang menghayatai filosofinya dengan


semangat estetis yang menghancurkan dirinya sendiri. Terikat oleh kondisi
keluarganya yang mana mengalami kejadian harus ditinggalkan meninggal
oleh ibu dan kelima saudara kandungnya, Kierkegaard mewarisi sifat
melankolis ayahnya yang seorang religious dan tak pernah bisa melepaskan
diri dari perasaan bersalah atas kehilangan anggota keluarganya tersebut.
 Kierkegaard menekankan sifat personal dari kebenaran dan komitmen, ia
menolak filsafat sistematis Hegel demi mendukung teladan dari Socrates
yang siap menentang ketidak-tahuan yang santun dalam hidupnya seperti
halnya ajaran-ajarannya.
 Kierkegaard belajar di Copenhagen University dan berkenalan dengan
konsep Hegelianisme.
 Pada tahun 1883 Kierkegaard mendapatkan pengalaman mistik yang
disebutkannya dengan “memenuhi kegembiraan yang tak dapat
digambarkan”. Berasalkan kejadian tersebut ia menolak sama sekali konsep
abstrak besar Hegel. Kierkegard lebih tertarik akan pemikiran Socrates (469-
399 SM) karena memiliki kemandirian intelektual dan bersikap masa bodo
dengan reputasi dan sukses duniawinya-termasuk di dalamnya terhadap
hidup. Kierkegaard melihat Socrates secara jujur mengatakan jika dirinya tak
pernah menemukan jawaban atas pertanyaan “Bagaimana seharusnya kita
hidup” dan mengklaim dirinya hanyalan “seorang bidan” bagi kebenaran,
berbeda dengan Hegel yang menyatakan pengetahuan tentang seluruh
realitas.
 Kierkegaard kemudian mengejawantahkan versi kristiani dari pertanyaan
Socrates akan kebenaran mencakup penggunaan ironi, parodi dan satir yang
sama. Walaupun tak fatal akibat perbuatannya ini membuatnya dijauhi orang-
orang dan sahabatnya yaitu Hans Criatian Andersen.
 Kierkegaard yang merasa perlu mengkritisi konsep kemapanan kaum
agamawan terutama pengandaian peran uskup yang berlebihan dan
menganggapnya tidak bisa ditolerir. Menurutnya semangat kristianisme
bukanlah manut dengan dogma gereja melainkan keterhubungan setiap
orang dengan iman. Hal tersebut kemudian akan menjadi pilihan-pilihan
eksistensial akan keselamatan atau hukuman abadi. Tekanan-tekanan atas
pilihan tersebutlah yang menimbulkan ketakutan dan kecemasan eksistesial
(Angst)
 Kierkegaard kemudian mengembangkan pemikirannya tersebut dalam
bebebrapa karya dengan menggunakan pseudonym, yang mana
mengingatkan Kembali konsep keimanan kristiani seharusnya beralih dari
Ai Nurlatifah
03051912045

sikap aesthete yang berfokus mengejar kenikmatan hidup pada cara


pandang yang siap menerima kewajiban yang tak bisa berlepas diri dari
Tuhan dan siap membuat kurban apapun.
 Friederich Nietzsche (1844-1900), seorang ateis dan menyatakan klaim
bahwa memungkinkan bagi manusia menemukan, baik arti maupun arah
dalam hidup meski tanpa Tuhan. Hal ini kemudian membentangkan
tantangan bagi para pemikir eksistensialisme kemudian.
 Nietzsche berasal dari latar belakang sangat kleris yang naba ayah dan
kedua kakeknya adalah pendetan Lutheran. Pada masa kecilnya ia senang
memerankan peran sebagai pendeta shingga hal tersebut menjadi kesan
tersendiri dan membentuk kualitas diri ateisnya saat ia dewasa.
 Pada tahun 1865 merupakan persinggungan pertama Nietzsche adalah
terkait studinya tentang dunia Romawi-Yunani yang dianggap kafir dan
membuatnya menolak iman masa kecilnya. Ia menemukan The World as Will
and Representation karya Artur Schipenhauer (1788-1860) dan
menahbiskannya sebagai pendidiknya. Nietzsche mengadopsi pemikiran
akan asal usul alam semesta (cosmology) tanpa tuhan dari Schopenhauer.
 Karya besar pertama Nietzsche adalah The Birth of Tragedy yang
menunjukkan jejak kecil pesimisme. Ialah yang menyadari pertama kali
pentingnya kehadiran dewa irasional bagi orang Yunani. Mengikuti pemikiran
pendidiknya Nietzsche mengamini jika seni merupakan peran sentral dalam
kehidupan manusia.
 Situasi peperangan kemudian membawa Nietzsche berada perubahan kutub
pemikiran bahkan berlawanan dengan sahabatnya sendiri yang sesame
pengagum Schopenhauer, yaitu Richard Wagner karena dianggap berkhianat
pada kekuasaan baru Jerman. Nietzsche juga menolak pesimisme dan meta
fisik Schopenhauer.
 Beberapa karya yang ditulisnya ia suarakan baik secara terang-terangan
semisal kritiknya terhadap bias metafisik barat yang telah berakar-urat
dengan klaimnya yang menyatakan bahwa hanya dunia fenomenal fisik inilah
yang nyata. Ataupun kritikan secara halus Nietzsche terhadap Yudaeo-
Kristiani yang mengklaim bahwa moral tertingginya adalah basis
terpokoknya.
 Nietzsche beranggapan telah terjadi keterbalikan esensi akan kualitas-
kualitas alamiah, keberanian, intelegensi, keluhuran dalam konsep Judeo-
Kristiani yang semula didirikan oleh para martir, perbudakan dan orang
tertindas. Arahnya menjadi dominasi akan moralitas budak, memberikan
suara ressentiment pada orang yang tak berdaya, dan berkompensasi
Ai Nurlatifah
03051912045

dengan balas dendam yang dapat dibayangkan di akhirat. Hal inilah yang
kemudian mengembangkan kesimpulan Nietzsche yang terkenal “Tuhan
Telah Mati.”.

Komentar

1. Ketiga pemikir merupakan sosok kritis terhadap praktik keberagamaan


dan Lembaga keagamaan pada zamannya, yang mana menurut mereka
terjadi perubahan nilai yang mana seharusanya kekuatan iman menjadi
esesni bukanya formalitasnya saja (Kierkegaard), pada realitasnya cara
manusia mengekspresikan keberagamaan berkembang mengikuti
zamannya tak jarang selipan-selipan agenda tersembunyi mengubah hal-
hal esesnsi dari agama itu sendiri dan semakin lama membuatnya
semakin menyimpang. Namun kehdariran para prmikir kritis ini seolah
menjadi pengetuk akan kekeliruan-kekeliruan tersebut.
2. Pada pemaparan terkait penelaahan konsep kehidupan dan kewajiban
social, mengapa ketiga pemikir tersebut lebih menitik beratkan pada para
pemikir-pemikir Yunani atau Romawi?
3. Bagaimana dengan konsep konfusian atau islam misalkan?

Pertanyaan:

1) Konsep eksistensialisme yang berkaitan tak pernah jauh dari akar latar
belakang pemikirnya yaitu teolog, pada pemikiran Pascal dan Kierkegard,
mereka tak sampai jauh meniadakan peran Tuhan dalam proses
berpikirnya berbeda dengan Nietzcshe yang terkesan alergi dengan
konsep kehadiran Tuhan, kiranya apakah yang melatar belakangi hal
tersebut?
2) Apakah karena Nietzsche “hanya terlahir kristen” dari keturunan pendeta
namun tak pernah benar-benar meresapi keimannya?
3) Mengapa pemikiran Nietzsche dianggap terlalu brutal, apakah “cahaya
iman” yang dirasakan para pemikir kemudian lebih kuat dirasan ataukan
hanya perbedaan pemahaman akan konsep dan terminologynya saja?

Anda mungkin juga menyukai