KELOMPOK 1 :
JURUSAN KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga makalah yang berjudul “Teori dan
oleh kelompok 1 dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun oleh
kelompok 1 untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih karena telah diberikan
kesempatan untuk menyusun makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
1. Bpk. Ns. Puguh Raharjo, M.Kep selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Penulis menyadari dalam menyusun makalah ini ada beberapa hal yang
perlu diperbaiki dan jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
BIOGRAFI
BAB II
BAGAN TEORI
Fleksibilitas
Suatu peran tidaklah kaku; oleh karena itu, siapapun yang mengisi peranan
tersebut tidak menjadi penting (Mercer, 1990). “Fleksibilitas dalam sikap
mendidik dan mengasuh anak meningkat bersamaan perkembangan, Ibu yang
lebih tua usianya cenderung untuk lebih luwes ketika meresponn bayi mereka dan
melihat berbagai situasi yang terjadi dalam nuansa yang unik” (Mercer, 1990).
Status Kesehatan
Status kesehataan didefinisikan sebagai “Persepsi ibu dan ayah tentang
kondisi kesehatan sebelumnya, kesehatan terkini, gambaran mengenai sehat,
resistensi terhadap penyakit, kepedulian terhadap kesehatan, orientasi mengenai
sakit, dan penolakan terhadap peran sakit.” (Mercer, May, Ferketich, et al., 1986).
Kecemasan
Mercer dan rekannya (1986) mendeskripsikan kecemasan sebagai “suatu
karateristik tehadap situasi yang memicu sters baik situasi berbahaya atau
mengancam, dan status spesifik lainnya” .
Depresi
Menurut Mercer dan rekan (1986), depresi adalah “menunjukan sejumlah
gejala depresif dan terutama pada komponen afektif dari suasana perasaan
depresi”
Gratifikasi - Kepuasan
Mercer (1985) menggambarkan gratifikasi sebagai “kepuasan, kesenangan,
penghargaan atau kebahagiaan seorang perempuan dalam menjalankan
peranannya ketika bersama bayinya, dan menyelesaikan berbagai tugas sebagai
ibu”.
Kedekatan
Perasaan dekat merupakan komponen peran dan identitas orang tua. Hal ini
dipandang sebagai suatu proses yang mempengaruhi oleh rasa kasih saying dan
terbentuknya komitmen emosional seorang individu (Mercer, 1990).
Temperamen Bayi
Temperamen bayi adalah ketika bayi menyampaikan bahasa isyarat yang
sulit, sehingga memicu perasaan frustasi dan tidak kompeten pada ibu (Mercer,
1986).
Isyarat Bayi
Bahasa isyarat bayi adalah sikap bayi yang menunjukan respons dari ibunya
(R.T. Mercer, komunikasi pribadi, September 3, 2003).
Keluarga
Mercer dan rekan pada tahun 1986 mendefinisikan keluarga sebagai “sistem
yang dinamis mencakup subsistem – individual (ibu, ayah, bayi baru lahir/bayi)
dan keduanya (ibu – ayah, ibu – bayi baru lahir/bayi, dan ayah – bayi baru
lahir/bayi) termasuk dalam sistem keluarga”.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah pandangan individu tentang aktivitas dan hubungan
antara keluarga dan subsistem serta unit social terkait (Mercer & Ferketich, 1995).
Stress
Stress dapat memberikan dampak positif dan negative dalam kehidupan dan
merupakan variable lingkungan (Mercer, 1990).
Dukungan Sosial
Berdasarkan Mercer dan rekannya (1986), dukungan social adalah “sejumlah
bantuan yang diterima, kepuasan dari bantuan yang diperoleh, dan orang yang
memberikan bantuan”.
BAB III
APLIKASI KONSEP DALAM PARADIGMA KEPERAWATAN
A. Keperawatan
Mercer (1995) menyatakan bahwa “Perawat adalah tenaga kesehatan
professional yang memiliki interaksi yang berkesinambungan dengan perempuan
dalam siklus maternal” (hal. xii). Perawat memiliki tanggung jawab untuk
mempromosikan kesehatan keluarga dan anak; perawat adalah pioneer dalam
mengembangkan serta berbagai strategi pengkajian pada pasien.
Definisi Mercer mengenai keperawatan yang disampaikan dalam komunikasi
pribadi adalah sebagai berikut:
Keperawatan adalah profesi dinamis dengan tiga focus utama: promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit, memberikan asuhan keperawatan kepada
siapa saja yang membutuhkan bantuan professional untuk mencapai tingkat
kesehatan dan fungsi optimal, dan penelitian untuk meningkatkan pengetahuan
dasar dalam memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu. Perawat
memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, dan komunitas.
Setelah pengkajian situasi dan lingkungan klien, perawat bersama klien
mengidentifikasi tujuan, memberikan bantuan pada klien melalui penyuluhan,
dukungan, memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang tidak mampu
melakukannya secara mandiri, serta menghadapi lingkungan. (R. Mercer,
komunikasi pribadi, 21 Maret, 2004).
Pada artikelnya, Mercer (1995) menjelaskan mengenai pentingnya asuhan
keperawatan. Di dalam Becoming a Mother: Research on Maternal Identity from
Rubin to the Present, Mercer tidak menyebutkan secara spesifik mengenai asuhan
keperawatan, namun Mercer menekankan bahwa adanya bantuan atau pemberian
perawatan yang diterima seorang perempuan selama periode kehamilan dan tahun
pertama pasca persalinan dapat memberikan efek jangka panjang bagi perempuan
tersebut dan bayinya. Perawat maternitas-anak memiliki peranan penting dalam
memberikan asuhan keperawatan tersebut dan informasi selama periode tersebut
kepada setiap perempuan.
B. Manusia
Mercer (1985) tidak secara spesifik menjabarkan mengenai manusia, tetapi
diartikan kepada diri sendiri atau inti diri. Mercer memandang diri sebagai bagian
yang terpisah dari peran yang dijalankannya Melalui individualisasi maternal,
memungkinkan seorang perempuan untuk meningkatkan kompetensi dirinya
bersamaan dengan eksplorasi dirinya ketika menjalani peran ibu bersama bayi
(Mercer, 1985). Inti diri berasal dari konteks budaya dan menjabarkan bagaimana
situasi diartikan dan dibentuk (Mercer, 1985). Konsep mengenai konsep diri dan
kepercayaan diri merupakan hal yang penting dalam pencapaian peran sebagai
ibu. Seorang ibu merupakan orang yang berinteraksi dengan bayinya dan dengan
ayahnya atau dengan orang lain. Seorang ibu mendapatkan pengaruh dan
dipengaruhi oleh factor-faktor tersebut (Mercer, 1995).
C. Kesehatan
Di dalam teorinya, Mercer mendefinisikan status kesehatan sebagai persepsi
ibu dan ayah tentang kesehatan sebelumnya, kesehatan terkini, gambaran
mengenai sehat, resistensi dan kerawanan terhadap penyakit, kepedulian pada
kesehatan, orientasi mengenai sakit, dan penolakan peran sakit. Status kesehatan
bayi baru lahir adalah gambaran kedua orangtau terhadap kemungkinan penyakit
yang dapat terjadi dan status kesehatan bayi (Mercer, 1986). Status kesehatan
keluarga dipengaruhi secara negative oleh stress selama masa antepartum
(Mercer, Ferketich, DeJoseph, May, & Sollid. 1998; Mercer, May, Ferketich, &
DeJoseph. 1986). Status kesehatan adalah factor tidak langsung yang sangat
penting dalam mempengaruhi tingkat kepuasan hubungan keluarga ketika proses
mengasuh bayi atau anak. Kesehatan juga diartikan sebagai tujuan yang
diharapkan orangtua kepada anaknya. Hal ini dipengaruhi oleh kedua variable
maternal dan bayi. Mercer (1995) berfokus kepada arti penting kesehatan selama
proses mengasuh dan mendidik bayi dan anak.
D. Lingkungan
Konsep lingkungan menurut Mercer berasal dari definisi Bronfenbrenner
mengenai lingkungan ekologis dan didasarkan konsep model Mercer seperti yang
tertera di gambar 3.1 berikut (Mercer, 1995; R. Mercer, komunikasi pribadi, 24
Juni, 2000). Model ini menggambarkan adanya interaksi lingkungan ekologis
dalam pencapaian peran sebagai ibu. Selama proses komunikasi personal pada
tanggal 4 Januari 2003, Mercer menjelaskan, “Perkembangan peran seseorang
tidak dapat dipisahkan dari factor lingkungan; ada hubungan antara perkembangan
individu dengan perubahan secara cepat di lingkungannya, hubungan antara
pengaturan, dan konteks yang lebih luas lainnya.” Stres dan dukungan social di
dalam lingkungan mempengaruhi pencapaian peranan sebagai seorang ibu dan
orangtua dan perkembangan anak.
BAB IV
APLIKASI KASUS
A. Gambaran Kasus
Ny. W, usia 20 tahun, P1A0. Bayi di rawat satu ruangan dengan ibu. Ibu
mengatakan belum menyusui bayinya karena masih merasakan lelah dan nyeri
luka perineum dan Ibu juga mengatakan payudaranya mulai mengeras tetapi ASI
belum keluar. Dari hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, kesadaran
komposmentis, TD:110/70 mmHg, RR: 20x/menit, N: 86x/menit, T:37,8°C.
Ekpresi wajah tampak meringis dan payudara tampak bengkak.
B. Pengkajian kasus
1. Identitas Pasien
1.1 Identitas ibu
a. Nama : Ny “W”
b. Usia : 20 tahun
c. Pekerjaan : ibu rumah tangga
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Alamat : Sultan Mahmud Badaruddin II
g. Tanggal pengkajian : 25 Desember 2017 pukul 08.00 WIB.
3. Formal
a.Riwayat kelahiran
Pada tanggal 25 Desember 2017,pukul 11.00 WIB ibu merasakan kontraksi
dan mengeluarkan bercak darah pada pakaian dalamnya dan ibu di bawa ke
RSIA. Pada pukul 11.45 dilakukan pemeriksaan dan didapatkan ibu sudah
pembukaan 1 dan pembukaan lengkap terjadi pada pukul 16.20 WIB.
d. Bonding attachment
Segera setelah lahir bayi diletakkan di perut Ny W, bayi tampak tenang
dalam dekapan ibunya. Bayi dibiarkan merangkak dan mencari puting
ibunya. Didampingi oleh Tn.M yang sekaligus mengazankan bayinya.
Perawat dan keluarga menjaga dan mengawasi di dekat ibu. Sekitar 30 menit
kemudian bayi berhasil mencapai puting dan menghisap puting ibu.
4. Informal
a. Orang yang terlibat dalam perawatan bayi
ibu mengatakan bahwa dia akan merawat bayinya sendiri dibantu oleh
suami dan orang tuanya.
b. Peran dalam perawatan bayi
ibu mengatakan akan berusaha menjaga dan memanfaatkan waktu untuk
merawat anak sebaik-baiknya
c. Pengalaman dalam perawatan bayi
Ibu mengatakan belum mempunyai pengalaman dalam merawat bayi
dikarenakan ini merupakan anak pertamanya, hal ini dibuktikan dengan ibu
tampak kesulitan dalam menggendong bayi dan cara menyusui.
d. Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang
Ibu mengatakan berencana untuk memiliki anak lagi, ibu mengatakan akan
lebih mampu merawat bayinya sejak kehamilan dengan pengalamannya
merawat anak-anaknya terdahulu.
5. Personal
a. Pandangan ibu terhadap perannya
ibu mengatakan dirinya merasa sangat bahagia dengan dikaruniai bayi laki-
laki dan mengatakan akan merawat bayinya dengan baik dan berperan
penuh sebagai ibu bagi anaknya.
b. Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu
ibu mengatakan mendapatkan pengetahuan dan mendapat contoh peran ibu
yang baik dari ibunya yang merawatnya dengan baik meskipun dengan
jumlah anak yang banyak.
c. Percaya diri dalam menjalankan peran
ibu mengungkapkan bahwa dirinya merasa mampu mejadi ibu, karena
dukungan dari suami dan orang tua yang baik.
d. Pencapaian peran
selama pengamatan ibu masih tampak merawat bayinya karena meskipun
masih dalam keadaan kelelahan tetapi ibu sudah memeluk dan menyentuh
bayinya
7. Responsiverness
a. Kontak mata : belum tampak jelas adanya kontak mata antara ibu dengan
bayinya.
b. Refleks genggam sudah tampak saat bayi diberi rangsangan sentuhan pada
telapak tangan dan di bawah jari kaki.
c. Tersenyum : bayi belum tampak tersenyum
d. Perubahan interaksi konsistensi bayi : belum tampak adanya perubahan
interaksi yang konsisten dari ibu dan bayinya, tetapi ibu sudah berupaya
untuk memeluk dan menyentuh bayinya dan ibu belum mencoba secara
aktif untuk menyusui.
e. Rangsangan yang dapat meningkatkan pergerakkan : bayi sudah dapat
berespon terhadap rangsangan terhadap refleks startle, refleks moro, refleks
babinski, refleks melangkah, refleks mengisap, dan merangkak.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Pencapaian peran menjadi orang tua berhubungan dengan status kesehatan
ibu
2. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua berhubungan dengan perilaku
upaya peningkatan kesehatan
3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan belum adanya pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya menjadi orang tua
D. Intervensi /Perencanaan
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
NO
KEPERAWATAN (NOC) (NIC)
1. Pencapaian peran Setelah dilakukan Dukungan Penampilan Peran
menjadi orang tua tindakan keperawatan - Identifikasi berbagai peran dan
berhubungan dengan selama 2 x 24 jam, periode transisi sesuai tingkat
status kesehatan ibu diharapkan ibu secara perkembangan
yang ditandai aktif dapat beradaptasi - Identifikasi peran yang ada
dengan dan mulai melakukam pada keluarga
Adanya bounding tugas perawatan bayi - Identifikasi adanya peran yang
attachment baru lahir dengan tepat tidak terpenuhi
Perilaku positif dengan kriteria hasil: - Fasilitasi adanya peran
menjadi orang tua a. Mengungkapkan keluarga terhadap perubahan
Adanya interaksi masalah dan peran yang tidak diinginkan
ibu dan bayi pertanyaan tentang - Fasilitasi diskusi perubahan
Ibu tampak menjadi seorang ibu peran ibu terhadap bayi
memeluk bayi b. Menunjukkan perilaku - Fasilitasi diskusi tentang peran
positif menjadi orang orang tua
tua - Diskusikan perubahan peran
c. Adanya bonding yang diperlukan ajarkan
Attachment perilaku baru yang dibutuhkan
d. Adanya interkasi oleh orang tua untuk
antara ibu dan bayi memenuhi peran
Pada awalnya model konseptual Mercer lebih ditujukan pada pengkajian ibu
post partum karena model ini berfokus pada proses pencapaian peran ibu dan
bagaimana menjadi seorang ibu. Namun jika meninjau konsep model yang
dikemukakan oleh Mercer ini bayi adalah bagian yang sangat penting dalam
proses pencapaian peran tersebut, dimana interaksi bayi dengan ibu yang terjalin
utuh dan sistematis akan mempererat kasih sayang antara keduanya.
Penerapan konsep model Mercer dalam praktek keperawatan maternitas
dikenal sebagai bonding attachment. Bonding attachment adalah interaksi antara
orang tua dengan bayinya yang dimulai sejak dalam kandungan, dilanjutkan saat
proses persalinan serta dipertahankan selama dan setelah proses post partum.
Pengertian bonding sendiri adalah dimulainya interaksi emosi, fisik dan sensoris
antara orang tua dan bayinya segera setelah lahir ditampilkan melalui daya tarik
satu araj oleh orang tua tehadap bayinya. Sedangkan attachment adalah ikatan
perasaan kasih sayang antara oarang tua dengan bayinya meliputi pencurahan
perhatian serta adanya hubungan emosi, fisik yang kuat berupa hubungan timbal
balikyang saling menguntungkan melalui sinyal antara pemberi asuhan utama dan
bayi yang berkembang secara berangsur-angsur. (Matterson, 2001).
Pengkajian terhadap bonding dapat dilakukan dengan melakukan observasi
terhadap perilaku orang tua dengan mengenali bayinya, memberi nama dan
mengakui adanya bayi sebagai anggota keluarga. Attachment meliputi pengkajian
verbal dan non verbal ibu dan keluarga saat berinteraksi dengan bayinya, meliputi
respon orang tua saat bayi menangis, apakah orang tau menunda pekerjaan atau
kebutuhan dan berjalan mendekat, menerima tanggung jawab mengasuh bayinya
dan melaksanakan perawatan pada bayi, merubah panggilan orang tua dengan
panggilan yang diharapkan anak. (Mercer, 1995). Perilaku orang tua yang
menunjukkan adanya bonding attachment adalah adanya sentuhan fisik dengan
menyusui, sentuhan kulit, adanya kontak mata saat menyusui dan saat bayi
terbangun, berbicara serta memeriksa tubuh bayi. Peran ayah yang aktif dalam
proses persalinan maupun perawat bayi akan menunjukkan keterikatan yang lebih
kuat dari pada ayah yang tidak terlibat dalam proses persalinan dan perawatan
bayi (Reeder, 1997). Hal-hal tersebut sejalan dengan bagaimana Mercer
menggambarkan bagaimana pencapaian peran menjadi ibu.
Mercer menegaskan pada teorinya bahwa proses pencapaian peran ibu yang
dilalui dengan empat fase akan selalu berhubungan dengan respon bayi. Pada fase
anticipatory yang dimulai sejak kehamilan, bayi juga dilibatkan untuk
berinteraksi, lalu fase kedua yang dimulai saat kelahiran bayi yang juga
memerlukan peran perawat dalam melakukan pengkajian fisik secara umum,
model Mercer ini juga mendukung dengan pengkajian yang lebih difokuskan pada
psikososial. Pada fase ketiga informal, peran ibu dalam proses interaksi dengan
bayinya menjadikan ibu lebih matang di dalam menjalankan perannya. Fase
keempat personal, ibu telah menginternalisasi perannya sehingga ibu mulai
merasa percaya diri,merasa mampu dalam menjalankan tugasnya.
Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada
identitas peran ibu yang meliputi : temperamen, kemampuan memberikan isyarat,
penampilan, karakteristik umum, responsiveness dan kesehatan umum.Mercer
juga mengembangkan teorinya pada bayi baru lahir yang lebih spesifik dengan
mengkaji kontak mata antara bayi dengan ibunya sebagai isyarat
pembicaraan,adanya refleks menggenggam, refleks tersenyum dan tingkah laku
yang tenang sebagai respon terhadap perawatan yang dilakukan ibu. Konsistensi
tingkah laku interaksi dengan ibu dan respon yang datang dari ibu akan
meningkatkan pergerakan. Sejalan dengan asumsi Mercer ini, May (1990)
membedakan perilaku bayi khususnya temperamen bayi ke dalam 2 (dua) ketegori
:
1. Tipe ”easy infant” dimana bayi menunjukkan fungsi tubuh yang teratur,
perasaan yang positif dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan
lingkungan.
2. Tipe ”difficult infant” dimana bayi menunjukkan irama tubuh yang tidak
beraturan serta berespon lambat terhadap rangsangan atau situasi yang baru.
Proses pencapaian identitas peran ibu ini menurut model konseptual Mercer
dapat memakan waktu sebulan atau beberapa bulan. (Mercer, 1995). Sedangkan
masa bayi baru lahir atau neonatus berlangsung selama 40 hari bahkan di klinik
bersalin atau rumah sakit pengaplikasian pada bayi baru kurang dari 24 jam.
Perawatan bayi selanjutkan menjadi tanggung jawab perawat yang ada di
komunitas dan perawat anak.
Meighan (2001), mengemukakan bahwa teori Mercer sangat relevan
digunakan pada berbagai setting praktek keperawatan maternitas dan anak. Hal ini
didasarkan pada hasil penelitiannya yang selalu dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan keperawatan. Penerapan konsep Mercer ini lebih banyak terfokus pada
kondisi psikologis dan fisik sedangkan pemenuhan kebutuhan dasar manusia tidak
terkaji. Oleh karena itu agar dapat menggali data yang komprehensif konsep
model Mercer ini harus dikombinasi dengan teori lain yang mencakup kebutuhan
dasar manusia.
Pada kasus pengkajian Ny.W belum didapatkan hasil bahwa proses
pencapaian peran ibu sudah hampir dicapai oleh ibu hanya ibu belum mampu
memberikan ASI secara mandiri segera karena kondisi ibu yang kelelahan yang
disebabkan proses persalinan. Namun sifat dan perilaku ibu seperti empati,
sensitive terhadap isyarat bayi, kematangan sikap, riwayat kehamilan yang
normal, dimana menurut teori sikap itu dapat mempengaruhi bayinya, sehingga
hal tersebut dapat menjadi berpotensi untuk penyebab keadaan bayi yang baik dan
sejahtera.
Pada proses persalinan bayi Ny. W dilakukan tehnik inisiasi dini. Hal ini
ditujukan untuk memfasilitasi bonding attachment dengan segera. Segera setelah
lahir, bayi lansung dileletakkan diatas abdomen. Selama di atas perut ibu, bayi
tampak tenang kemudian beberapa saat kemudian bayi merangkak mencari-cari
puting dan menghisap puting saat mencapainya. Proses inisisai dini ini merupakan
proses awal ikatan batin yang kuat antara ibu dengan bayinya.
Peran ayah yang terlibat dalam proses persalinan dan perawatan bayi akan
meningkatkan pencapaian ikatan kasih sayang secara utuh. Selain itu kondisi ibu
dan bayi yang sehat dan sangat diharapkan oleh ibu akan mempercepat
pencapaian peran menjadi ibu. Hal ini sangat menguntungkan mengingat dampak
pelaksanaan bonding attachment pada bayi adalah bayi akan merasa dihargai,
diperhatikan, menumbuhkan sikap percaya, aman, berani bereksplorasi,
bertambah pengetian, menumbuhkan sikap social dan merupakan fase awal
terciptanya dasar kepribadian yang positif. (Klaus, 1990).
B. Kelemahan Teori
1. Penerapan konsep Mercer ini lebih banyak terfokus pada kondisi
psikologis dan fisik
2. Konsep teori Mercer tidak berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
manusia.
3. Konsep teori Mercer harus dikombinasi dengan teori lain yang mencakup
kebutuhan dasar manusia agar dapat menggali data yang komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/396538941/Aplikasi-Ramona-t-Mercer