Uji Eksperimental Saybolt Viskometer Standar Astm d88
Uji Eksperimental Saybolt Viskometer Standar Astm d88
1,2,3,4
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Indramayu
1
e-mail: yusupnurrohmat@polindra.ac.id, 2 e-mail: rachmatullah@polindra.ac.id, 3e-mail: imam@polindra.ac.
4
e-mail: puspaartini20@gmail.com
Abstrak
Pengujian suatu kekentalan atau viskositas pada sebuah cairan zat (fluida) yang disebut dengan viskometer, pada viskometer ini
menggunakan sebuah metode yaitu metode saybolt yang mengacu pada standar internasional yaitu ASTM D88. Dalam pengujian
viskositas menggunakan saybolt di titik beratkan dalam proses pemanasan yang dilakukan dan pengukuran waktu yang dilakukan
aliran oli saat jatuh ke gelas ukur. Dengan pengujian dan analisis viskositas dengan menggunakan alat Saybolt Viskometer
Standar ASTM D88, minyak pelumas yang digunakan untuk pengujian adalah oli kendaraan dengan 3 jenis nilai kekentalan yang
berbeda, yaitu oli SAE 20, oli SAE 40 dan oli SAE 90. Viskositas diukur dengan menggunakan metode saybolt yaitu menghitung
waktu aliran fluida yang keluar dari tabung oli sebanyak 60 ml dihitung dalam satuan detik (s) pada suhu 1000F (380). Dari
pengujian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai viskositas maka akan semakin banyak waktu (t) yang dibutuhkan
untuk mengalirkan fluida sebanyak 60 ml. Pada SAE 20 dengan viskositas kinematik rata- rata 66, SAE 40 dengan viskositas
kinematik 190, sedangkan SAE 90 dengan viskositas kinematik 240.
Kata kunci : Viskositas, Saybolt Viskometer, Standar ASTM D88, SAE 20, SAE 40 dan SAE 90.
64
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan Volume 5, ISSN: 2476-9983
Pelumas juga berfungsi sebagai perapat (seal) pada sistem semakin tinggi pula. Berat molekul terlarut ialah viskositas
kompresi. Menurut temperatur lingkungan minyak pelumas berbanding lurus dengan berat molekul terlarut. Tekanan ialah
dibagi menjadi dua, yaitu 1. Minyak pelumas dingin (kode semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu
W/winter ), 2. Minyak pelumas panas (kode S/summer). Di cairan.
daerah panas/tropis seperti indonesia dianjurkan menggunakan
Minyak pelumas mesin diklasifikasikan menjadi dua yaitu
pelumas dingin (W), sedangkan didaerah subtropis/ dingin
[14]:
dianjurkan untuk memakai pelumas panas (S) [12].
1. Klasifikasi berdasarkan kekentalan
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan
dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang Kekentalan dinyatakan dengan angka yang disebut
dapat mengalir dengan cepat namun ada yang mengalir secara dengan indeks kekentalan. Derajat kekentalan minyak
lambat. Fluida yang mengalir lambat seperti gliserin, madu pelumas dinyatakan dengan SAE (Society Automotif
dan minyak atso, ini dikarenkan mempunyai viskositas besar. Engine).
Jadi viskositas menentukan kecepatan mengalirnya cairan.
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu 2. Kualifikasi berdasarkan Kualitas
fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Kualitas oli mesin diklasifikasikan sesuai dengan standar
Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu API (American Petroleum Institute). Klasifikasi API
fluida untuk mengalir dan juga menunjukan semakin sulit biasanya tercantum pada kemasan oli mesin untuk
suatu benda bergerak dalam fluida tersebut. menambah tingkatan SAE sehingga pemilihan akan lebih
mudah dilihat dari perbandingan kondisi pengoperasian
Umur pakai oli pada kendaraan bermotor bergantung pada
beberapa hal, diantaranya putaran mesin, beban kendaraan, kendaraan.
jangkauan pemakaian, suhu, tekanan, dan lain sebagainya. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan dibagian
Dalam praktek kehidupan sehari- hari, penentuan pakai umur dalam (internal) suatu fluida. Viskositas terdapat pada zat cair
oli hanya tergantung pada durasi pemakaian dan jangkauan maupun gas, dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara
jarak yang tampak pada speedometer [4]. lapisan- lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-
lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat
Bahkan oli juga menentukan performa dan daya tahan
cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antara
mesin. Semakin baik kualitas oli yang digunakan, semakin
molekul. Pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antar
baik pula performa dan daya tahan mesin. Hal yang dapat
mempercepat tingkat keausan komponen, yaitu apabila filter molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang
tidak berfungsi dengan baik (filter tersumbat). Filter adalah berbeda, dan zat cair pada umumnya jauh lebih kental dari
gas.
penyaring untuk memisahkan partikel padat dari suatu cairan
atau gas. Selain itu, hal yang dapat mempercepat tingkat Gaya kohesi adalah gaya internal yang tarik- menarik
keausan komponen terdapat pada pelumas [5]. antar partikel sejenis, gesekan inilah yang menghambat aliran
fluida tersebut. Selain gaya internal yang menghambat fluida
Berdasarkan beberapa hal yang dipaparkan dari wacana di
atas, penulis berinisiatif untuk menganalisis karakterisasi untuk bergerak, factor lain adalah gesekan dengan dinding
penurunan kualitas minyak pelumas pada kendaraan bermotor pipa tempat fluida tersebut mengalir. Hal ini yang
yang menjadi sasaran utama dalam melakukan analisis ini menyebabkan perbedaan kecepatan pada permukaan lapisan
dilihat pada nilai viskositas dengan metode Stormer fluida (the velocity gradient). Ukuran viskositas suatu fluida
(Limantoro 2012), perubahan warna dengan cara pengolahan ditentukan oleh kecepatan perubahan bentuk fluida tersebut.
citra pada level nilai histogram grayscale serta banyaknya Misalnya sirup, yang mempunyai viskositas tinggi sehingga
pengotor yang mengendap pada minyak pelumas (oli) dengan kecepatan bergerak (mengalir) sangat lambat jika
cara sentrifugasi. dibandingkan dengan alkohol yang mempunyai viskositas
rendah [4].
Faktor yang mempengaruhi viskositas ialah suhu,
kosentrasi larutan, berat molekul terlarut, dan tekanan. Jadi Sifat yang disebut viskositas fluida ini merupakan ukuran
ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan
viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik
bentuk. Viskositas suatu gas bertambah dengan dengan
maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Semua
minyak pelumas jika suhu tinggi dipanaskan akan menjadi naiknya temperature, karena makin besarnya aktivistas
lebih encer dan pada suhu yang rendah akan menjadi kental. molekular ketika temperature meningkat. Sedangkan pada zat
Konsentrasi larutan ialah viskositas berbanding lurus dengan cair, jarak antar molekul jauh lebih kecil dibanding pada gas,
konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi sehingga kohesi molekular disitu kuat sekali. Peningkatan
akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi temperatur mengurangi kohesi molekular dan ini diwujudkan
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap berupa berkurangnya viskositas fluida.
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya
65
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan Volume 5, ISSN: 2476-9983
Keterangan gambar:
1. Kerangka 14. Papan tombol
2. Tabung air 15. Stop kontak
3. Elemen Pemanas 16. Termostat
4. Tutup atas tabung air 17. Cover termostat
5. Tabung saybolt akrilik R
6. Keran lubang furol 18. Cover termostat
7. Bgracket dinding akrilik akrilik L
8. Dinding kayu belakang 19. Cover termostat
9. Cover belakang akrilik akrilik U
10. Cover samping akrilik 20. Baut M6 pendek
11. Dudukan tabung uji 21. Cover tabung
12. Dudukan papan 22. Tabung uji
tombol R
13. Dudukan papan
66
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan Volume 5, ISSN: 2476-9983
(Sumber : Viscosity by Different Instruments) Tabel 3.3 Hasil Pengujian Oli SAE 90
Pengujian
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian dari ke 3 jenis oli Viskositas Rata-
ke Suhu (0C) t
Kinematic rata
dengan hasil sebagai berikut :
1 105 220
2 380 C 117 240 240
Tabel 3.1 Hasil Pengujian Oli SAE 20 3 121 260
Pengujian Suhu Viskositas Rata-
ke t
(0C) Kinematic rata
1 26,9 50
2 0
38 C 35,88 70 66
3 38,89 80
IV KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan
Grafik 3.1 Viskositas Kinematik Oli SAE 20 mengenai viskositas pada Oli SAE 20, Oli SAE 40 dan Oli
SAE 90 pada suhu 380 C. Dari ketiga jenis oli tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai viskositas maka akan
Tabel 3.2 Hasil Pengujian Oli SAE 40
Pengujian
semakin banyak waktu (t) yang dibutuhkan untuk mengalirkan
ke Suhu
t
Viskositas Rata- fluida sebanyak 60 ml. Pada SAE 20 dengan viskositas
(0C) Kinematic rata kinematik rata- rata 66, SAE 40 dengan viskositas kinematik
1 86 180 190, sedangkan SAE 90 dengan viskositas kinematik 240.
2 380 C 90 190 190
3 95 200
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam pembuatan paper ini banyak pihak yang membantu
penulis sehingga dapat menyelesaikan paper ini, untuk itu
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Teman- teman seperjuangan Politeknik Negeri Indramayu.
2. Workshop Teknik Mesin yang telah memfasilitasi dalam
proses pembuatan alat pengujian ini.
3. Teman- teman yang telah membantu dan memberikan
arahan dalam proses pembuatan sampai pengujian.
REFERENSI
[1] M. Arisandi, 2012, “Analisa Pengaruh Bahan Dasar Pelumas Terhadap
Viskositas Pelumas dan Konsumsi Bahan Bakar”, Jurnal Momentum , vol.
8, No. 1, April 2012.
Grafik 3.2 Viskositas Kinematik Oli SAE 40
[2] M. Syafwansyah Effendi, 2014, “Penurunan Nilai Kekentalan Akibat
67
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan Volume 5, ISSN: 2476-9983
[3] Ahmad Daud, 2015, “Rancang Bangun Alat Uji Viskositas Oli”, Jurnal
Rekayasa Mesin, Vol 3, No 01.
[4] Qomaruddin, 2015, “Rancang Bangun Alat Ukur Viskositas Oli Motor
Bebek 4 Tak Menggunakan Laser”, Lokakarya Ilmiah Nasional Aplikasi
Optik dan Fotonik (LINOF), ISSN 2502-5279.
68