Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

KEGIATAN INTEGRATED LEARNING (IL)

Disusun oleh Tim Guru SMP Yuwati Bhakti

Yayasan Yuwati Bhakti


SMP Yuwati Bhakti
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kasih. Atas bimbingan-
Nya, proposal kegiatan Integrated Learning bagi kelas IX ini dapat tersusun dengan baik
hingga selesai.
Kegiatan Integrated Learning ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi ujian praktik
kelas IX tahun pelajaran 2022 - 2023 dan meningkatkan keterampilan 4 C (kritis, kreatif,
komunikasi, kolaborasi) peserta didik. Empat keterampilan tersebut akan dilakukan oleh
peserta didik sesuai dengan tahapan kegiatan yang telah kami rancang dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga setiap guru yang mendampingi dapat menjadi
fasilitator. Kegiatan ini pun terkolaborasi dengan beberapa mata pelajaran yang membutuhkan
penilaian praktik, seperti mata pelajaran Olahraga, IPA (Biologi & Fisika), PPKN, Agama,
Bahasa Inggris, Komputer, dan bahasa Indonesia. Akhir dari kegiatan ini, peserta diharapkan
dapat membuat sebuah pementasan yang bertema “ Bhineka Tunggal Ika”. Selain peningkatan
kompetensi 4C, melalui kegiatan ini pun diharapkan peserta didik mampu menemukan dan
menghayati 6 nilai serviam baik di sekolah maupun di rumah.
Kegiatan ini dapat terencana berkat kerja sama dan kolaborasi antara sekolah dengan
rumah budaya Sukuraga. Oleh karena itu, ucapan terima kasih layak diberikan kepada Sr.
Katarina Namaina Wotan, selaku Kepala Sekolah SMP Yuwati Bhakti, Para guru SMP Yuwati
Bhakti, dan Bapak Efendy selaku pimpinan Rumah Budaya Sukuraga. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada Yayasan Ursulin Yuwati Bhakti yang turut serta membantu kelancaran
kegiatan di SMP Yuwati Bhakti.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pendukung kegiatan ini.
Kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan proposal ini pasti masih terjadi. Oleh karena
itu, saran dan kritik selalu kami harapkan demi kelancaran kegiatan ini, khususnya dalam
pelaksanaan kegiatan. Semoga kegiatan ini dapat terlaksanan dengan baik dan lancar. Tuhan
memberkati.
A. Latar Belakang Kegiatan
Pembelajaran Terpadu (Integrated Learning atau IL) telah dua tahun dilakukan oleh
SMP Yuwati Bhakti Sukabumi, yang di dalamnya terdapat perpaduan antar mata
pelajaran dan adanya kerja sama antar guru maupun antar pelajar, dan menghasilkan satu
projek bersama. Dalam IL, peserta didik harus mampu menemukan masalah melalui
literasi, mendiskusikan masalah yang ditemukan, menemukan solusi, dan
mempresentasikannya dalam sebuah projek yang bisa ditonton atau dipamerkan.
Pada semester II ini, saat peserta didik kelas VII telah melakukan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila (P5), Peserta didik kelas IX pun mencoba mengambil tema yang
disiapkan pemerintah dalam P5, yaitu Bhineka Tunggal Ika, dengan projek “Pementasan
Kelompok”, yang akan ditampilkan di akhir pelajaran 2022 – 2023.
Pemilihan tema tersebut berangkat dari kenyataan bahwa di Indonesia ini terdiri dari
beragam budaya, agama, maupun ada-istiadat yang terangkum dalam semboyan Bhineka
Tunggal Ika. Namun, meskipun keberagaman itu merupakan kekayaan bangsa Indonesia,
hingga saat ini banyak sekali permasalahan yang timbul akibat dari adanya keberagaman
itu. Oleh karena itu, dalam projek ini, peserta didik akan diajak mengenal, menyadari,
menemukan masalah, hingga mampu merencanakan suatu projek bersama yang
bertemakan “Bhineka Tunggal Ika” dalam pementasan Wayang Sukuraga.
Rincian kegiatan, panitia, dan rencana anggaran yang akan mendukung kegiatan
tersebut akan diuraikan secara rinci dalam proposal ini.

B. Nama dan Tema Kegiatan


1. Nama Kegiatan: Intgrated Learning (IL)
2. Tema Kegiatan: Bhineka Tunggal Ika
3. Judul Projek: Satu Tubuh, Banyak anggota
4. Bentuk projek: Pementasan Wayang Sukuraga

C. Tentang Wayang Sukuraga


Wayang Sukuraga merupakan kesenian khas Sukabumi yang memadukan seni
rupa, musik, teater wayang dan sastra. Seni wayang ini tidak mengacu pada literasi
wayang tradisi Ramayana dan Mahabarata. Melainkan sesuai dengan arti sukuraga yakni
memainkan wayang tokoh yang diambil dari nama bagian tubuh manusia seperti mata,
hidung, telinga, mulut, tangan, dan kaki. Kesenian ini telah mendapatkan pengakuan dari
Pemerintah Kota Sukabumi sejak 2016 lalu. Hal ini dituangkan   dalam surat keputusan
Wali Kota Sukabumi Nomor 55 Tahun 2016 tentang Wayang Sukuraga sebagai Kesenian
Asli Daerah Kota Sukabumi.  Pertunjukan wayang Sukuraga pada dasarnya adalah seni
pertunjukan sebagai sarana hiburan dan biasanya ditampilkan untuk mengisi acara-acara
kedinasan di Kota Sukabumi, atau acara-acara komunitas, namun Sukuraga juga sering
mempertunjukan karyanya dalam kegiatan-kegiatan wayang seperti dalam kegiatan
Gunungan Internasional Wayang & Pupet Festival 2013 di kota Baru
Parahyangan Bandung pada tahun 2013. Wayang Sukuraga biasanya berkisah tentang
kehidupan nyata yang terjadi pada masa kini, menyinggung pada masalah sosial, seperti
korupsi, gaya hidup masyarakat dan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi dalam
masyarakat sebagai apresiatornya. Durasi pertunjukan wayang sukuraga biasanya
berkisar dari satu sampai dua jam, dengan didominasi musik yang kuat dalam
pertunjukannya, dalang menjadi sutradara sekaligus pelakon tunggal dalam pertunjukan
wayang sukurga seperti dalam pertunjukan wayang kulit atau wayang golek biasanya .
Wayang sukuraga diciptakan oleh seorang seniman yang bernama Fendi Sukuraga yang
lahir di Sukabumi, wayang ini sudah dikembangkan sejak tahun 1995, dan mulai di
pertunjukan pada khalayak umum sejak tahun 1997. Bermula dari pameran lukisannya di
Institut Teknologi Mara Malaysia, lukisannya yang bertema Sukuraga berjudul “Peran-
peran” diartikan pelakon oleh apresiastor disana. Semenjak saat  itu Fendi berpikiran
bahwa sukuraga manusia adalah wayang, maka dalam proses kreatifnya Fendi
mengalihkan lukisan sukuraganya yang biasa tergambar dalam kanvas ke media kulit dan
dibentuk menjadi wayang, wayang-wayang ini bergambarkan anggota tubuh manusia
(Sukuraga) seperti kaki, tangan, mata, hidung dan telinga. Nama tokoh pewayangan
Sukuraga diambil dari bahasa sunda, Panon berarti mata, Ceuli berarti telinga, Mulutna
berarti mulut, Leungka merupakan singkatan dari Leungeun katuhu yang berarti tangan
kanan dan Leungke singkatan dari Leungen kenca yang berarti tangan kiri. Tokoh - tokoh
dalam wayang Sukuraga adalah bagian dari tubuh manusia seperti hidung, mata, telinga
dan kaki di tambah dengan gunungan seperti dalam pertunjukan biasanya. Gunungan ini
menjadi penafsiran sang Sukuraga atau Manusia, setiap bagian dalam tubuh adalah
cerminan manusia kelak, seperti dalam ajaran agama Islam, suatu hari nanti tangan,
mulut, mata, dan kaki akan mempertanggung jawabkan segala tingkahnya, kemana kaki
melangkah, apa yang dilakukan tangan, apa yang diucapkan mulut, apa yang dilihat
mata, suatu saat nanti akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa
setelah manusia meninggal dunia dan rohnya menghadap yang Kuasa. Dalam
pertunjukan wayang Sukuraga diiringi oleh musik tradisi dan modern seperti alat
karawitan kendang, saron, suling, karinding  dan alat modern seperti gitar, keyboard,
drum, biola. Wayang Sukuraga sering menceritakan tentang keadaan hidup masyarakat
yang dirasa selalu merasakan kekurangan dalam segi apapun, sehingga sangat jelas
bahwa wayang Sukuraga ingin mengutarakan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat.
Tentu saja ini sesuai dengan Implementasi Sila ke lima yaitu bersama - sama berusaha
mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_Sukuraga)

D. Sasaran Kegiatan
1. Pelaksana Projek: Peserta didik kelas IX sebanyak 49 peserta didik
2. Penonton Projek: Orang tua murid sebanyak 2 x 49 = 98 orang

E. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1. Peserta didik mengenal diri sebagai ciptaan Allah yang penuh dengan kebhinekaan.
2. Peserta didik memahami konsep, prinsip, dan contoh penerapan Bhineka Tunggal Ika
dalam hidup sehari-hari.
3. Peserta didik mampu menggabungkan gagasan menjadi sebuah ide yang bermakna,
dikemas dalam suatu pementasan Wayang Sukuraga yang bertema “Bhineka Tunggal
Ika.
4. Peserta didik mampu menerapkan minimal 3 sikap (nilai) Bhineka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah dan di rumah.

F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Integrated Learning ini akan dilaksanakan selama 9 hari (pertemuan). Durasi
tiap pertemuan adalah 7 JP (7 x 45’= 315’). Kegiatan ini akan dilaksanakan mulai
tanggal 13 - 24 Maret 2023, dengan tahapan sebagai berikut.
Tahapan dalam projek “Satu Tubuh Banyak Anggota” - Kelas IX (13 - 24 Maret 2023)

Tahap Pengenalan (Feel). Mengenali dan membangun kesadaran siswa terhadap isu yang berkaitan dengan keberagaman


1.  Provokasi, eksplorasi isu,
dan identifikasi awal
permasalahan melalui games
(120’), melalui video dan artikel
(120’), Refleksi (40’)
13 Maret 2023

Pemetaan Masalah (Imagine)


2. Menemukan solusi yang bisa 3. Studi kasus melalui
dilakukan pelajar SMP untuk kunjungan ke sanggar Wayang
mengatasi permasalahan yang Sukuraga, perencanaan, refleksi
ada (120’) dilanjutkan Refleksi (30’)
(40’) 15 Maret 2023
14 Maret 2023

Tahap Aksi (Do). Merancang dan melaksanakan proyek dalam menjawab permasalahan yang ada
4. Projek Kreasiku: 5.Projek Kreasiku: 6. Projek Kreasiku: 7. Projek Kreasiku: 8. Projek Kreasiku:

Melaksanakan projek Melaksanakan proyek Melaksanakan proyek Melaksanakan proyek Finalisasi projek (GR)
(latihan) (latihan) (latihan) (Gladi kotor)
16 Maret 2023 17 Maret 2023 20 Maret 2023 21 Maret 2023 23 Maret 2023

Tahap Evaluasi & Refleksi Aks (share). Mendemonstrasikan proyek sebagai aksi dan merefleksikan aksi


9. Asesmen Sumatif:

Pementasan Wayang Sukuraga


Refleksi 24 Maret 2023
G. Rincian Kegiatan
Berikut ini adalah rincian kegiatan dalam projek ini.
1. Literasi (Literacy):
1) mengamati (melalui permainan, membaca, menonton video, kunjungan/
observasi/riset) penerapan Bhineka Tunggal Ika di Indonesia, Sukabumi, Yuwati
Bhakti,
2) menemukan persoalan/masalah yang timbul sehubungan dengan Bhineka
Tunggal Ika setelah membaca artikel dan menonton video,
3) menemukan solusi atas persoalan yang terjadi sesuai dengan usia dan status
peserta didik.
2. Merencanakan (Planning)
Setelah peserta didik dalam kelompok menemukan solusi atas permasalahan,
mereka merencanakan atau menemukan ide cerita untuk dipentaskan. Diharapkan,
cerita yang dipentaskan merupakan solusi yang dapat ditawarkan untuk
diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari, yang menggambarkan Bhineka
Tunggal Ika. Dalam proses ini guru mendampingi peserta didik sampai menemukan
ide cerita.
3. Melaksanakan (Doing)
Dalam tahap pelaksanaan, ada dua hal yang dilakukan peserta didik dalam
kelompok, yaitu
1) peserta didik dalam kelompok memilih peran dan job yang dapat dilakukan
sesuai cerita dan kemampuan tiap pribadi, sehingga meskipun berbeda-beda
peran atau job merupakan satu kesatuan yang saling mendukung demi terciptanya
sebuah pementasan yang layak tonton,
2) latihan, membuat dekorasi dan kostum, menciptakan musik dan background
panggung yang diperlukan, gladi kotor, dan gladi bersih.
4. Mempresentasikan (Presenting)
Presentasi adalah tahap terakhir dalam projek ini. Dalam tahap ini, peserta didik
diharapkan dapat membuat publikasi, mementaskan cerita yang telah dilatihkan,
menyambut tamu, dan melayani tamu dengan baik, termasuk penjualan tiket
(simbol saja) dan penilaian penonton (jika diperlukan).
H. Panitia Kegiatan
1. Penanggung Jawab : Sr. Katarina Namaina Wotan, OSU
2. Koordinator IL : Eko Sulistyo, S.Pd.
3. Ketua IL 2 : Katarina Purba, S.Pd.
4. Sekretaris : Agnes Tri Maryunani
3. Bendahara : Caludia Bertaria
4. Koordinator Lapangan: Harry Haryono & Hen Alfanti Krisnareni, S.Pd.
4. Fasilitator : Bapak Ibu Guru SMP
5. Narasumber : Bpk. Efendy
I. Rencana Anggaran
1. Pemasukan : Uang kegiatan dan Dana BOS
Uang kegiatan: Rp. 25.000 x 49 = Rp 1.225.000
Dana Bos Rp 2.735.000
Dari dana BOS
6. Pengeluaran : Rp 3.960.000
No Nama barang (Keterangan) Banyaknya Harga @ Jumlah
1 Tiket 63 Rp 20.000 Rp 1.260.000
2 Angkot 8 Rp 150.000 Rp 1.200.000
3 Narasumber Rp 500.000
4 Sewa properti Rp 250.000
5 Perawatan properti Rp 100.000
6 Transport pemain tambahan 3 Rp 100.000 Rp 300.000
7 Konsumsi pemain tambahan 3 Rp 30.000 Rp 90.000
8 Kendaraan untuk properti Rp 200.000
9 Transport survei Rp 60.000
Jumlah Rp 3.960.000

J. Penutup
Demikianlah proposal kegiatan Pembelajaran Terpadu (Integrated Learning) SMP
Yuwati Bhakti Sukabumi untuk kelas IX. Proposal ini dibuat dengan lengkap agar
pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar sesuai rencana. Bila masih terdapat
banyak kekurangan pada proposal ini akan diperbaiki pada pelaksanaan kegiatan.
Panitia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas perhatian dan
dukungan demi terlaksananya kegiatan ini. Doa, dukungan, pendanaan masih kami harapkan
dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan ini hingga selesai. Semoga kegiatan ini dapat
menambah wawasan, pengalaman, persaudaraan, dan peningkatan karakter profil pelajar
Pancasila dan serviam dalam diri para pendidik dan peserta didik SMP Yuwati Bhakti
Sukabumi. Tuhan memberkati. Amin.
LEMBAR PENGESAHAN

INTEGRATED LEARNING (IL)


KELAS IX
TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023

Sukabumi. 2 Februari 2023

Koordinator Integrated Learning Ketua Integrated Learning 2

Eko Sulistyo, S.Pd. Katarina Purba, S.Pd.

Mengetahui
KSP SMP Yuwati Bhakti

Sr. Katarina Namaina Wotan, OSU

Menyetujui
Ketua Yayasan Yuwati Bhakti Bendahara Yayasan Yuwati Bhakti

Catharina Siti Margiyati, OSU Sr. Julia Dwimartuti, OSU

Anda mungkin juga menyukai