Anda di halaman 1dari 12

https://journal.unilak.ac.id/index.

php/SIKLUS

sIKLUs : Jurnal Teknik Sipil


p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973 Vol 8, No. 2, Oktober 2022, pp 149-160

Analisis Risiko Kegagalan Bendungan Paselloreng Dengan Metode


Pohon Kejadian (Event Tree)
Ricky Zefri*1, Dyah Ari Wulandari2, Suripin3
1 2,3
Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH., Tembalang, Semarang

Submited : 05, Juli, 2022; Accepted: 14, Agustus, 2022

Abstrak
Bendungan menyimpan bahaya apabila mengalami keruntuhan akibat kegagalan bendungan.
Selain pemeriksaan keamanan bendungan, penilaian risiko juga sangat diperlukan guna
pengelolaan keamanan bendungan. Pada penelitian ini penilaian risiko menggunakan metode
pohon kejadian serta menggunakan metode tradisional. Metode pohon kejadian memiliki
keuntungan dalam memetakan potensi keruntuhan bendungan secara sistematis sejak awal
dibandingkan dengan metode tradisional yang berkaitan dengan manfaat kriteria yang
berlaku. Berdasarkan hasil analisis penilaian risiko, probabilitas kegagalan bendungan yang
paling berpengaruh adalah pada komponen bangunan pengambilan dengan nilai 5,30x10-16
sementara probabilitas terjadinya risiko kegagalan Bendungan Paselloreng secara
keseluruhan dengan metode pohon kejadian sebesar 15,30x10-20 dimana syarat dari batas
yang dapat diterima untuk bendungan eksisting maksimum 1,00x10-5. Nilai probabilitas
risiko Bendungan Paselloreng memenuhi syarat nilai risiko yang dapat diterima.
Kata Kunci : Bendungan Paselloreng; Penilaian Risiko; Evaluasi Risiko; Metode Pohon
Kejadian; Metode Tradisional

Abstract

Dams are in danger of collapsing due to dam failure. In addition to dam safety checks, risk
assessment is also very necessary for dam safety management. In this study, the risk
assessment uses the event tree method and uses the traditional method. The event tree method
has the advantage of systematically mapping the potential for dam failure from the start
compared to the traditional method with regard to the merits of the applicable criteria.
Based on the results of the risk assessment analysis, the most influential dam failure
probability is the intake building component with a value of 5.30x10-16 while the probability
of the Paselloreng Dam failure risk as a whole using the event tree method is 15.30x10-20
where the terms of the acceptable limit for the existing dam maximum 1.00x10-5. The risk
probability value of the Paselloreng Dam meets the requirements of an acceptable risk value.
Keywords : Paselloreng Dam; Risk Assessment; Risk Evaluation; Event Tree Method;
Traditional Method

A. PENDAHULUAN memiliki banyak manfaat. Namun, selain


Bendungan adalah salah satu manfaat yang besar tentu saja bendungan
infrastruktur sumber daya air yang juga memiliki risiko. Risiko ini akan

*Corresponding author e-mail : ricky.zefri@pu.go.id


Anotherauthor dyahariwulandari@yahoo.com doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574 149
Anotherauthor suripin.ar@gmail.com
Zefri, R., Wulandari, D,A., Suripin/ Analisis Risiko Kegagalan Bendungan dengan Metode ..
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No.2, Oktober 2022, pp 149-160

bertambah dengan semakin tua nya umur langkah-langkah desain. (Kementerian


bendungan dan juga meningkatnya Pekerjaan Umum, 2011).
jumlah penduduk yang tinggal di sekitar Penilaian risiko merupakan bagian
bendungan baik di hulu maupun hilir dari proses manajemen risiko dimana
bendungan. Untuk menimalisir ancaman terdapat elemen-elemen dalam proses
bencana akibat kegagalan bendungan manajemen risiko yang di dalamnya
seperti kerusakan tanggul sehingga perlu terdapat elemen penilaian risiko. Proses
dilakukan pemantauan melalui analisis penilaian risiko ini mencakup dua
risiko kegagalan bendungan maupun tahapan, yaitu tahap analisis risiko dan
lingkungan sekitar bendungan (BNPB, tahap evaluasi risiko (Kementerian
2016). Tertuang dalam Undang-Undang Pekerjaan Umum RI, 2011), sehingga
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun perlu dilakukan penilaian probabilitas
2007 Tentang Penanggulangan Bencana, risiko kegagalan komponen bendungan
pasal 40 Ayat 3 yaitu “Setiap kegiatan untuk menghitung nilai probabilitas
pembangunan yang mempunyai risiko risiko kegagalan Bendungan Paselloreng
tinggi yang menimbulkan bencana dan komponen bendungan yang paling
dilengkapi dengan analisis risiko bencana berisiko.
sebagai bagian dari usaha Penilaian risiko ini disusun
penanggulangan bencana sesuai dengan berdasarkan kondisi pada Bendungan
kewenangannya”. Penelitian Rath et al. Paselloreng yang saat ini sudah terbangun
(2019) menganalisis dampak risiko banjir dan beroperasi dengan mengidentifikasi
pada desain bendungan dengan potensi bahaya di bangunan utama dan
memodelkan Bendungan Matatila. Jika bangunan pendukung Bendungan
bendungan dan waduk bersama-sama Paselloreng. Untuk mendapatkan nilai
tidak memiliki kapasitas hidrolik untuk probabilitas risiko kegagalan bendungan
menahan debit air banjir yang dilakukan berdasarkan pohon kejadian
direncanakan, bendungan tersebut tidak (event tree), sehingga didapatkan nilai
aman dan berpotensi menimbulkan risiko keamanan Annual Probability of Failure
kegagalan bendungan dengan pelepasan (APF).
air banjir yang tidak terkendali dan
kerusakan pada manusia dan harta benda. B. TINJAUAN PUSTAKA
Oleh karena itu, dibutuhkan penilaian 1. Risiko
risiko bendungan untuk mengetahui Segala aktivitas yang dilakukan
risiko bahaya pada bendungan dimana dalam segala aspek kehidupan tidak
salah satu risikonya adalah banjir pernah lepas dari risiko yang selalu
bandang disebabkan oleh peristiwa menyertai setiap aktivitas yang
jebolnya bendungan atau waduk (BNPB, dilakukan. Risiko (risk) adalah ukuran
2016). probabilitas dan keparahan suatu dampak
Untuk keamanan bendungan, yang merugikan kehidupan, Kesehatan,
penilaian risiko bendungan hakikatnya harta benda atau lingkungan
adalah merupakan suplemen atau (Kementerian Pekerjaan Umum, 2011)
tambahan dari pendekatan berbasis sedang menurut Kamus Besar Bahasa
standar (standard based approach) yaitu Indonesia (KBBI) risiko adalah akibat
pendekatan tradisional untuk rekayasa yang kurang menyenangkan (merugikan,
teknik bendungan, dimana risiko-risiko membahayakan) dari suatu perbuatan
dikendalikan dengan mengikuti atau tindakan. Risiko dapat didefinisikan
peraturan-peraturan yang ditetapkan sebagai berikut:
untuk perencanaan, pembebanan, a. Peluang kerugian (the chance of loss)
kapasitas struktur, angka keamanan dan

150 doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574, p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973


Zefri, R., Wulandari, D,A., Suripin/ Analisis Risiko Kegagalan Bendungan dengan Metode ..
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No.2, Oktober 2022, pp 149-160

b. Kemungkinan kerugian (the adalah proses menilai tingkat dampak


possibility of loss) dan kemungkinan yang terkait dengan
c. Ketidakpastian (uncertainty) mengidentifikasi risiko. Proses ini
d. Penyimpangan kenyataan dari memprioritaskan risiko sesuai dengan
kesimpulan yang diharapkan (the potensi dampaknya terhadap tujuan
dispersion of actual from expected proyek yang ingin dicapai. Faktor-faktor
result) yang menjadi masukan dalam melakukan
e. Probabilitas bahwa hasilnya berbeda analisis risiko kualitatif adalah rencana
dari harapan (the probability of any pengelolaan risiko, identifikasi risiko,
outcome different from the one status proyek, jenis proyek, data yang
expected) dicari, probabilitas dan skala,
Atau, risiko dapat didefinisikan pengaruhnya, serta rumusan hipotesis.
sebagai suatu kondisi yang muncul Analisis risiko terdiri dari:
karena ketidakpastian dengan segala a. Identifikasi bahaya;
macam konsekuensi yang tidak b. Identifikasi model kegagalan;
menguntungkan (Latief et al., 2013). c. Metode pohon kejadian (event tree)
digunakan dalam penentuan nilai
1.1 Analisis Risiko risiko.
Analisis risiko adalah metode
sistematis untuk memperkirakan 1.2 Manajemen Risiko
seberapa sering peristiwa tertentu dapat Dalam manajemen risiko,
terjadi dan besarnya konsekuensi akibat manajemen risiko sangat penting.
peristiwa yang merugikan, diidentifikasi Manajemen risiko adalah kegiatan yang
dan disusun secara logis dan disajikan dilakukan untuk mengidentifikasi,
dalam bentuk gambar (Kementerian PU, menganalisis, dan mengendalikan risiko
2011). yang mungkin timbul dalam suatu
Tahap-tahap analisis risiko yang perusahaan atau operasi untuk mencapai
dilakukan yaitu (Pramudawati et al., efektivitas dan efisiensi yang lebih besar
2020): (Darmawi, 2016). Menghindari risiko
a. Identifikasi bahaya; merupakan hal yang sangat sulit untuk
b. Analisis mode keruntuhan; dilakukan, maka dari itu diperlukan
c. Perhitungan kemungkinan; adanya manajemen risiko.
d. Perkiraan konsekuensi; Manajemen risiko harus dilakukan
e. Perhitungan risiko. sebelum melakukan aktivitas agar risiko
Tujuan dari analisis manajemen dapat diidentifikasi dan kemungkinan
risiko adalah untuk membantu yang terjadi dapat ditangani untuk
menghindari kegagalan dan memberikan meminimalkan kerugian akibat risiko.
wawasan tentang apa yang terjadi ketika Proses manajemen risiko meliputi
sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. beberapa langkah, yaitu:
Analisis risiko dapat dilakukan baik a. Melakukan pengukuran, analisis dan
secara kualitatif, berfokus pada evaluasi dalam terhadap risiko yang
identifikasi dan penilaian risiko, atau telah diperkirakan;
secara kuantitatif, berfokus pada b. Melakukan pengambilan keputusan
penilaian kemungkinan terjadinya risiko, dengan memilih metode;
di mana sumber risiko harus c. Menggunakan metode terpilih untuk
diidentifikasi dan akibat (effect) harus menangani risiko yang telah
dinilai atau dianalisis. Menurut Project diidentifikasi ;
Management Body of Knowledge d. Melakukan penilaian risiko.
(PMBOK) analisis risiko kualitatif

p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973, doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574 151


Zefri, R., Wulandari, D,A., Suripin/ Analisis Risiko Kegagalan Bendungan dengan Metode ..
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No.2, Oktober 2022, pp 149-160

2. Metode Penilaian Risiko mengenai fungsi dan hubungan interaksi


Terdapat tiga tipe analisis penilaian dari suatu sistem, dengan analisa yang
risiko, yaitu (Kementerian PUPR, 2017): dilakukan secara sistematis dengan
a. Analisis Kualitatif hubungan sebab dan akibat. Selain itu
Yaitu analisis menggunakan kelebihan dari metode semi kuantitatif
penjabaran kata, atau deskripsi skala yaitu tingkat keakuratannya lebih baik
peringkat numerik untuk dibandingkan dengan metode kualitatif,
menggambarkan besarnya potensi selain itu metode ini juga mempunyai
konsekuensi dan kemungkinan bahaya kelebihan yaitu lebih mudah dan cepat
yang akan terjadi dari metode kuantitatif.
b. Analisis semi-kualitatif Penerapan metode FMEA dan FMECA
Yaitu analisisnya menggunakan adalah (Kementerian PU, 2011):
ukuran kualitatif dengan memberikan d. Analisis risiko yang digunakan untuk
angka, tetapi tidak serta merta mengidentifikasi model kegagalan
menghasilkan hubungan yang pasti yang signifikan yang memerlukan
antara besaran dan/atau kemungkinan analisis rinci dengan menggunakan
hasil. pohon kejadian (event tree analysis).
c. Analisis kuantitatif e. Identifikasi peluang untuk melakukan
Yaitu analisis menggunakan nilai intervensi dimana dengan intervensi
numerik sebagai hasil dan dengan tersebut dapat menahan proses
tujuan probabilitas untuk secara akurat kegagalan untuk mencegah terjadinya
mencerminkan besarnya hasil dari kegagalan pada sistem.
kemungkinan terjadi. f. Identifikasi pengaruh fungsional (pada
batas-batas sistem) model-model
2.1 FMECA (Failure Mode Effects and kegagalan.
Criticality Analysis) g. Analisis risiko tingkat portofolio
Metode FMECA merupakan dimana diperlukan peringkat model-
pengembangan dari metode FMEA model kegagalan dan bendungan
(Failure Mode and Effects Analysis) berkaitan dengan potensi keamanan
dengan membuat peringkat kualitatif bendungan.
model-model kegagalan sesuai dengan h. Penetapan kebutuhan pengamatan
kemungkinan dan keparahan dampak untuk bendungan yang potensi model
atau konsekuensinya terhadap bentuk kegagalannya diidentifikasi
sistem. FMECA menggunakan metode memerlukan pemantauan, atau yang
semi kuantitatif yang merupakan metode pemantauannya belum diidentifikasi.
evaluasi atau perancangan komponen i. Identifikasi potensi model kegagalan
sistem dengan melihat potensi mode yang belum dipertimbangkan pada
kegagalan untuk mengetahui dampak waktu desain, yang kemudian dapat
yang akan terjadi pada komponen atau dilakukan desain ulang pada sistem
sistem yang di servis. Setiap dengan menggunakan pedoman dan
kemungkinan mode kegagalan metode desain terbaru. Hal ini juga
diklasifikasikan menurut dampaknya dapat dijadikan sebagai catatan
terhadap keberhasilan sistem atau pada lengkap untuk asumsi desain.
keselamatan pengguna dan peralatan,
sehingga probabilitas keadaan kritis dapat 2.2 Analisis Pohon Kejadian (Event
ditentukan, bagian terpenting dari Tree Analysis)
komponen (Kementerian PU, 2011). Menurut Indonesia Risk
Keuntungan metode FMECA ini Management (2022), Event Tree Analysis
adalah mendapatkan risiko yang fokus atau ETA adalah salah satu analisis untuk

152 doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574, p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973


Zefri, R., Wulandari, D,A., Suripin/ Analisis Risiko Kegagalan Bendungan dengan Metode ..
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No.2, Oktober 2022, pp 149-160

menyajikan serangkaian kejadian yang 2) Tentukan skenario suatu event;


saling eksklusif dimulai dengan kejadian 3) Tentukan tingkat kemungkinan
risiko awal (initial event) sesuai dengan berhasilnya dan gagalnya suatu
jalannya atau tidak bekerjanya sistem penanganan;
yang dirancang untuk menangani 4) Tentukan tingkat dampak risiko
kejadian tersebut. Tujuan dari teknik apabila suatu skenario terjadi;
ETA adalah untuk menentukan apakah 5) Lakukan evaluasi dan berikan
suatu kejadian dapat dikendalikan oleh rekomendasi teknis.
sistem dan prosedur keselamatan yang
dirancang dan diterapkan dalam sistem C. METODE PENELITIAN
tersebut, atau apakah kejadian yang akan 1. Lokasi
berkembang menjadi kecelakaan serius. Bendungan Paselloreng berada
Dalam penerapannya, selain untuk dalam DAS Gilireng seluas 169 Km2
menilai apakah peristiwa risiko dapat terletak di Kecamatan Gilireng, sejauh
dikendalikan, teknologi ETA juga dapat ±45 km dari Kota Sengkang Kabupaten
digunakan untuk memodelkan peristiwa Wajo, Propinsi Sulawesi Selatan. Secara
risiko terbalik. Dengan kata lain, Geografis terletak pada titik koordinat
teknologi ETA mampu menyimulasikan 3o53’2,69”S dan 120010’54,08”E yang
tidak hanya kejadian ancaman, tetapi juga berbatasan dengan:
peluang. Saat memodelkan peristiwa a. Sebelah Utara : DAS Kulampu
risiko terbalik, teknik ETA menentukan b. Sebelah Barat : DAS Bila Walanae
apakah peluang ini dapat diwujudkan c. Sebelah Timur : DAS Kulampu
melalui penggunaan perawatan atau d. Sebelah Selatan : DAS Raddah
strategi yang direncanakan. Perawatan
atau strategi untuk menangani peristiwa 2. Pengumpulan Data
risiko dapat bersifat protektif atau Data yang akan digunakan dalam
preventif. penelitian ini adalah data sekunder yang
Teknik ETA umumnya dapat diperoleh dari Balai Besar Wilayah
digunakan untuk melakukan penilaian Sungai (BBWS) Pompengan Jenebarang.
risiko selama tahap identifikasi dan Data sekunder tersebut berupa data
analisis risiko, terutama untuk pelaksanaan proyek pembangunan
menentukan besarnya dampak risiko. Bendungan Paselloreng. Data-data yang
Metode ETA memiliki logika matematika digunakan dalam penilaian risiko ini
yang sama dengan metode FTA (Fault adalah sebagai berikut :
Tree Analysis). Perbedaan antara kedua a. Perencanaan Bendungan Paselloreng
metode tersebut adalah pada outputnya, yaitu data geologi teknik, data
dan metode FTA berfokus pada event mekanika tanah, dan data hidrologi;
atau kejadian yang dapat memicu b. Foto-foto dokumentasi pelaksanaan
terjadinya spike event/kejadian risiko konstruksi;
besar. Teknik ETA, di sisi lain, fokus c. Data pemeriksaan visual bendungan
pada dampak potensial dari suatu dan bangunan pelengkapnya
peristiwa, atau memprediksi peristiwa di d. Gambar As-builtd drawing;
masa depan untuk sistem yang dirancang e. Data perubahan desain bendungan dari
untuk menangani fitur atau malfungsi desain awal;
peristiwa. Secara umum, langkah- f. Data pemantauan dan pemeriksaan
langkah menggunakan event tree analysis bendungan yaitu data kondisi
adalah: bendungan, data hidrologi dan data
1) Pertama tentukan peristiwa risiko operasi waduk;
(initial event)

p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973, doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574 153


Zefri, R., Wulandari, D,A., Suripin/ Analisis Risiko Kegagalan Bendungan dengan Metode ..
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No.2, Oktober 2022, pp 149-160

berdasarkan penilaian terhadap perkiraan


3. Tahapan Penelitian kemungkinan gagalnya bendungan dan
Metode yang digunakan dalam akibat dari kegagalannya.
analisis risiko ini yaitu metode pohon
kejadian (event tree). Tahapan analisis 4. Metode Analisis
risiko pada laporan ini dimulai dengan Tahapan-tahapan dari identifikasi
pengumpulan data setiap komponen bahaya adalah:
bendungan, kemudian dilakukan a. Pembuatan daftar semua potensi
identifikasi risiko terhadap kemungkinan bahaya yang akan bisa terjadi dan
yang akan terjadi. Setelah itu dilakukan dapat menyebabkan keruntuhan
analisis risiko yang kemudian hasil bendungan.
analisis tersebut dievaluasi untuk b. Kemudian dilakukan identifikasi
mengetahui apakah bendungan tersebut bahaya-bahaya yang dapat
memenuhi untuk keamanannya. Adapun dikeluarkan dari daftar untuk tidak
bagan alir tahapan penelitian dianalisis selanjutnya karena risiko
digambarkan pada diagram alir Gambar 1. yang ditimbulkan bahaya-bahaya
tersebut dengan pasti dapat diabaikan.
c. Pembuatan daftar sisa potensi bahaya
untuk dianalisis selanjutnya.
Berdasarkan Pedoman Analisis
Risiko, perkiraan probabilitas kegagalan
dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
metode tradisional dan metode pohon
kejadian (event tree). Metode tradisional
adalah salah satu pendekatan tradisional
untuk rekayasa teknik bendungan,
dimana risiko dikendalikan dengan
mengikuti peraturan yang telah
ditetapkan untuk perencanaan keadaan
dan pembebanan, kapasitas struktur,
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian koefisien keamanan dan langkah-langkah
Estimasi probabilitas untuk dalam desain yaitu:
variabel risiko kegagalan untuk a. Identifikasi bahaya;
memberikan penilaian probabilitas b. Identifikasi model kegagalan;
kegagalan bendungan pada kondisi c. Penetapan nilai risiko.
operasi normal dan pada kondisi Sedangkan proses penyelesaian
pembebanan tertentu (misalnya banjir dengan metode pohon kejadian (event
atau gempa bumi). Penilaian probabilitas tree) adalah:
risiko kegagalan bendungan dilakukan a. Penentuan tipe, tingkat dan tahap
dengan menggunakan metode tradisional penilaian risiko;
dan metode pohon kejadian untuk b. Proses penilaian risiko yang meliputi
menghitung indeks risiko. analisis dan evaluasi risiko
Perkiraan besarnya dampak atau Analisis risiko terdiri dari:
konsekuensi dari kegagalan bendungan 1) Identifikasi bahaya;
(runtuh), dengan mempertimbangkan 2) Identifikasi model kegagalan;
karakteristik dataran banjir di bagian 3) Penetapan nilai risiko
hilir, keselamatan jiwa dan kerugian menggunakan pohon kejadian.
ekonomi. Besarnya kemungkinan risiko Kegiatan evaluasi risiko terdiri dari:
gagalnya bendungan diestimasi

154 doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574, p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973


Zefri, R., Wulandari, D,A., Suripin/ Analisis Risiko Kegagalan Bendungan dengan Metode ..
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No.2, Oktober 2022, pp 149-160

a) Menghitung nilai Annual maka dapat dipakai deskripsi angka


Probability of Failure (APF) probabilitas atau “verbal descriptors”
sebagai hasil kalibrasi dan seperti Tabel 3.
verifikasi berdasarkan kriteria Tabel 3. Deskripsi Verbal
risiko bendungan eksisting. No. Deskripsi Probabilitas
b) Penentuan risiko yang dapat 1 Pasti (Virtually 0,999
Certain)
ditoleransi berdasarkan grafik
2 Sangat Mungkin (very 0,99
kriteria risiko sosial yang Likely)
disarankan untuk bendungan 3 Mungkin (Likely) 0,9
eksisting. 4 Sedang (Neutral) 0,5
Nilai kualitatif risiko yang 5 Tidak Mungkin 0,1
(Unlikely)
merupakan hasil perkalian antara
6 Sangat Tidak Mungkin 0,01
kemungkinan dan konsekuensi disajikan (Very Unlikely)
pada Tabel 1 dan Tabel 2. 7 Mustahil (Virtually 0,001
Tabel 1. Nilai Risiko Impossible)
Risiko ( R) =(P) x (I) (Sumber: Kementerian PU, 2021)
Konsekuensi Kemungkinan (P)
(I)
5. Potensi Bahaya
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi Potensi-potensi bahaya yang dapat
1 2 3 4 5 terjadi dari kegagalan bendungan:
Sangat 5 5 10 15 20 25 a. Pada tubuh bendungan terdapat
Tinggi potensi bahaya longsor dan erosi yang
Tinggi 4 4 8 12 16 20 mengakibatkan deformasi sehingga
Sedang 3 3 6 9 12 15
Rendah 2 2 4 6 8 10 tinggi tubuh bendungan turun dari
Sangat 1 1 2 3 4 5 batas ijin desain dapat menyebabkan
Rendah bendungan runtuh.
(Sumber: Kementerian PU, 2021) b. Pada bangunan pelimpah (spillway)
Tabel 2. Kriteria Risiko dilakukan identifikasi potensi bahaya
Nilai Kriteria Penilaian Tanggapan / yang dapat terjadi yaitu kavitasi yang
Risiko Risiko Risiko Response
menyebabkan erosi pada bagian kolam
17 – 25 Risiko Tidak Tidak dapat
Sangat Ada diterima olak.
Tinggi Toleransi c. Pada bangunan pengambilan
13 – 16 Risiko Tidak Tidak dapat dilakukan identifikasi bahaya adalah
Tinggi Ada diterima kinerja peralatan hidromekanik
Toleransi
ditinjau dari pemeriksaan visual dan
9 – 12 Risiko PentingPerlu perhatian
Sedang dini uji coba peralatan terhadap adanya
5–8 Risiko Dapat Perlu perhatian kemungkinan terjadinya kebocoran
Rendah Toleransi reguler akibat korosi.
1-4 Risiko Tidak Perlu dimonitor d. Pada tampungan waduk terdapat
Sangat Berarti
potensi pendangkalan waduk akibat
Rendah
(Sumber: Kementerian PU, 2021) sedimentasi, pemantauan dilakukan
Dalam menerapkan metode ini, hal secara visual dengan mengamati tinggi
penting yang perlu dimiliki para analis muka air waduk terhadap
adalah pemahaman menyeluruh kemungkinan terjadinya penurunan
mengenai sistem dalam melakukan kualitas air dan umur waduk.
analisis. Berdasarkan Pedoman Analisis
Risiko untuk memperkirakan probabilitas D. HASIL DAN PEMBAHASAN
reaksi/respons apabila tidak ada dasar 1. Identifikasi Bahaya
(yaitu informasi statistik yang memadai), Identifikasi potensi bahaya
Bendungan Paselloreng didasarkan pada:

p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973, doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574 155


Zefri, R., Wulandari, D,A., Suripin/ Analisis Risiko Kegagalan Bendungan dengan Metode ..
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No.2, Oktober 2022, pp 149-160

1. Dokumen-dokumen studi terdahulu. Hasil identifikasi bahaya


(Kementerian PUPR, 2001, 2019, Bendungan Paselloreng dapat dilihat
2020, 2021) pada Tabel 4, sedangkan hasil analisis
2. Diskusi terkait informasi teknis, FMECA dapat dilihat pada Tabel 5 dan
kebijakan dan manajemen bendungan. urutan tingkat risiko dan kekritisan
3. Observasi atau pengamatan kondisi komponen Bendungan Paselloreng dapat
fisik lapangan. dilihat pada Tabel 6.

Tabel 4. Identifikasi Bahaya Bendungan Paselloreng


No. Komponen Keadaan Potensi Penyebab Mode Keterangan
Pembebanan Bahaya Kegagalan
1 Tubuh Keadaan Aman Puncak Aman Kondisi masih baik,
bendungan Normal bendungan tidak dikhawatirkan
(puncak) diberi terjadi deformasi.
perkerasan
aspal
2 Tubuh Keadaan Aman Lereng hulu Aman Kondisi masih baik,
bendungan Normal diberi tidak dikhawatirkan
(lereng hulu) perkuatan terjadi deformasi.
riprap.
3 Tubuh Keadaan Aman Lereng hilir Aman Kondisi masih baik,
bendungan Normal yang tidak dikhawatirkan
(lereng hilir) menggunakan terjadi deformasi.
gebalan
rumput.
4 Spillway Keadaan Aman Struktur beton Aman Kondisi masih baik,
Normal masih baik tidak dikhawatirkan
terjadi keruntuhan
5 Bangunan Keadaan Aman Terdapat Pintu intake
pengambilan Normal kerusakan akan korosi
rumah intake karena rumah
intake rusak
6 Waduk Keadaan Aman Terdapat Sedimentasi
Normal sedikit pada waduk
sedimentasi berpengaruh
pada kualitas
airnya dan
menurunnya
usia guna waduk

Identifikasi bahaya yang didapat pada dikondisikan untuk kondisi banjir PMF.
Tabel 4 adalah hasil pengamatan Oleh karena itu komponen tubuh
masing-masing komponen yang bendungan tidak dilakukan analisis lebih
dianalisis lebih lanjut dengan analisis lanjut untuk perkiraan probabilitas
model kegagalan, kekritisan dan kegagalannya.
dampaknya (failure mode, effects and Untuk komponen spillway, bangunan
critically analysis/FMECA). Dari hasil pengambilan dan waduk perlu perhatian
identifikasi bahaya diketahui bahwa khusus karena terdapat kemungkinan
komponen tubuh bendungan untuk untuk terjadinya kegagalan mengingat
bagian puncak, lereng hulu dan lereng komponen tersebut adalah komponen
hilir masih dalam kondisi baik sehingga utama dalam pengoperasian bendungan,
potensi bahaya dan mode kegagalannya dilakukan analisis lebih lanjut untuk
masuk ke dalam kategori aman karena perkiraan probabilitas kegagalannya.
desain tubuh bendungan juga

156 doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574, p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973


Zefri, R., Wulandari, D,A., Suripin/ Analisis Risiko Kegagalan Bendungan dengan Metode ..
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No.2, Oktober 2022, pp 149-160

Tabel 5. Hasil Analisis FMECA Bendungan Paselloreng


No. Komponen Kondisi Potensi Penyebab Mode Kemung- Konse- Keya- Risiko Kekritisan
Beban Bahaya Kegagalan kinan (P) kuensi kinan (R) = (Cr) = RxC
(I) (C) PxI
1 Tubuh Keadaan Aman Puncak Aman 1 5 5 5 25
bendungan Normal bendungan
(puncak) diberi
perkerasan
aspal
2 Tubuh Keadaan Aman Lereng hulu Aman 1 5 5 5 25
bendungan Normal diberi
(lereng hulu) perkuatan
riprap.
3 Tubuh Keadaan Aman Lereng hilir Aman 1 5 5 5 25
bendungan Normal yang
(lereng hilir) menggunakan
gebalan
rumput.
4 Spillway Keadaan Aman Struktur beton Aman 1 5 4 5 20
Normal masih baik

5 Bangunan Keadaan Aman Terdapat Pintu intake 2 5 4 10 40


pengambilan Normal kerusakan akan korosi
rumah intake karena
rumah
intake rusak
6 Waduk Keadaan Aman Terdapat Sedimentas 2 4 3 8 24
Normal sedikit i pada
sedimentasi waduk
berpengaru
h pada
kualitas
airnya dan
menurunny
a usia guna
waduk

Tabel 6. Urutan Tingkat Risiko dan Kekritisan Komponen Bendungan Paselloreng


No. Komponen Risiko Kekritisan Tindakan
1 Tubuh bendungan (puncak) 5 25 Tidak Dianalisis
2 Tubuh bendungan (lereng hulu) 5 25 Tidak Dianalisis
3 Tubuh bendungan (lereng hilir) 5 25 Tidak Dianalisis
4 Spillway 5 20 Dianalisis
5 Pintu Intake 10 40 Dianalisis
6 Waduk 8 24 Dianalisis

2. Perkiraan Probabilitas kegagalan. Besarnya probabilitas batas


Kegagalan atas untuk menggabungkan beberapa
a. Metode Pohon Kejadian (Event kejadian model kegagalan diperkirakan
Tree) dengan rumus de Morgan. Besarnya
Menurut pedoman, tidak ada cara probabilitas batas bawah adalah nilai
praktis untuk menghitung besarnya maksimum dari probabilitas mode
probabilitas total dari model beberapa kegagalan tunggal. Tabel 7 memberikan
kasus kegagalan. Yang dapat dihitung ringkasan konsekuensi probabilistik dari
adalah besarnya batas atas dan batas setiap mode kegagalan individu yang
bawah untuk memperkirakan diperoleh dari ETA.
probabilitas total dari beberapa mode

p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973, doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574 157


Zefri, R., Wulandari, D,A., Suripin/ Analisis Risiko Kegagalan Bendungan dengan Metode ..
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No.2, Oktober 2022, pp 149-160

Tabel 7. Ringkasan Probabilitas Bahaya Bendungan Paselloreng


No. Komponen Penyebab Ekstrim High Medium Low Normal

1. Spillway Erosi kolam olak 9,70x10-20 - - 1,98x10-20 9,91x10-01

2. Bangunan Korosi pintu intake 5,30x10-16 - - 9,99x10-04 9,90x10-01


pengambilan
3. Waduk Penurunan 9,90x10-20 - 1,01x10- 9,90x10-08 9,91x10-01
kapasitas waduk 17

b. Metode Tradisional dari analisis Bendungan Paselloreng


Metode analisis risiko Bendungan dengan metode tradisional ditunjukkan
Paselloreng juga dilakukan menurut pada bagan alir Gambar 2. Probabilitas
metode tradisional dengan menentukan bahaya analisis tradisional Bendungan
pola dan probabilitas keruntuhan. Hasil Paselloreng dijelaskan pada Tabel 8.

Komponen Penyebab Kondisi Metode Tradisional Total

Bendungan -3 -3
runtuh 1,00x10 1,00x10
Erosi kolam
Spillway Normal
olak Bendungan -1 -1
tidak runtuh 9,99x10 9,99x10

Bendungan -3 -3
runtuh 1,00x10 1,00x10
Bangunan Korosi pintu
Normal
pengambilan intake Bendungan -1 -1
9,99x10 9,99x10
tidak runtuh

Bendungan -3 -3
Penurunan runtuh 1,00x10 1,00x10
Waduk kapasitas Normal
waduk Bendungan -1 -1
9,99x10 9,99x10
tidak runtuh

Gambar 2. Hasil Analisis Metode Tradisional Bendungan Paselloreng

Tabel 8. Ringkasan Probabilitas Bahaya Bendungan Paselloreng


No. Komponen Penyebab Probabilitas
1. Spillway Erosi kolam olak 1,00x10-3
2. Bangunan pengambilan Korosi pintu intake 1,00x10-3
3. Waduk Penurunan kapasitas waduk 1,00x10-3

Pada metode tradisional langsung kalibrasi dengan menghitung nilai Annual


didapatkan probabilitas kegagalan Probability of Failure (APF).
bendungan untuk setiap komponen yaitu
1,00x10-3 tanpa urutan kejadian seperti c. Evaluasi Risiko
pada metode pohon kejadian dan tidak di Peluang kegagalan tahunan atau
Annual Probability of Failure (APF)

158 doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574, p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973


Zefri, R., Wulandari, D,A., Suripin/ Analisis Risiko Kegagalan Bendungan dengan Metode ..
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No.2, Oktober 2022, pp xx-xx

diperoleh dengan menjumlahkan semua


probabilitas potensi bahaya yang E. KESIMPULAN
diidentifikasi pada komponen Mengacu pada rumusan masalah,
bendungan. diperoleh kesimpulan nilai probabilitas
APF = ΣAPFi risiko kegagalan pada Bendungan
Diketahui: Paselloreng berdasarkan pohon kejadian
APFspillway = 9,70x10-20 (event tree) adalah:
APFbangunan pengambilan = 5,30x10-16 a. Bahaya pada spillway sebesar
APFwaduk = 9,90x10-20 9,70x10-20(dapat diterima).
Sehingga APF total diperoleh: b. Bahaya pada bangunan pengambilan
APF = 9,7x10-20 + 5,3x10-16 + 9,9x10-20 sebesar 5,30x10-16(dapat diterima).
= 15,3x10-16 < 1x10-5 c. Bahaya pada waduk sebesar 9,90x10-
20
Untuk nilai probabilitas risiko di bawah (dapat diterima).
1x10-5 termasuk dalam kategori dapat Maka dapat disimpulkan bahwa
diterima (acceptable risk). dari hasil penilaian risiko Bendungan
Secara nilai probabilitas risiko Paselloreng adalah penilaian risiko
kegagalan Bendungan Paselloreng dalam dengan menggunakan metode pohon
setiap 1 (satu) tahunnya adalah bisa kejadian menunjukkan risiko Bendungan
diterima (aceeptable risk) karena nilainya Paselloreng dapat diterima (acceptable
lebih kecil dari nilai APF yang risk).
dipersyaratkan yaitu 1x10-5 (Kementerian
PU, 2011). DAFTAR PUSTAKA
Menurut hasil analisis probabilitas Badan Nasional Penanganan Bencana.
nilai ekstrim individu dan hasil analisis (2016). Risiko Bencana Indonesia.
probabilitas kelompok metode pohon Jakarta.
kejadian, nilai probabilitas risiko BBWS Pompengan Jenebarang. (2020).
bendungan Paselloreng berada pada nilai Pemantauan dan Kajian OP
risiko yang dapat diterima. Perbandingan Bendungan Paselloreng Pasca
dan pemetaan nilai probabilitas ekstrim Impounding. Kementerian PUPR.
individu dan nilai grafis probabilitas Makassar.
kelompok dengan nilai batas metode BBWS Pompengan Jenerang. (2021).
event tree dapat dilihat pada Tabel 9. Pemantauan dan Kajian OP
Bendungan Paselloreng Tahap I.
Tabel 9. Status Probabilitas Bahaya Kementerian PUPR. Makassar.
Bendungan Paselloreng Metode Pohon BBWS Pompengan Jenerang. (2019).
Kejadian Laporan Supervisi Pembangunan
Kriteria Hasil Batas Status Bendungan Paselloreng.
Analisis Kementerian PUPR. Makassar.
Probabilitas 5,30x10-16 1x10-5 Memenuhi
ekstrim individu
Darmawi, Herman. (2006). Manajemen
diambil dari per Risiko. Cetakan Kesepuluh. Jakarta:
bagian Bumi Aksara.
Probabilitas 5,30x10-16 1x10-5 Memenuhi Godfrey, P.S., Sir William Halcrow and
ekstrim Partners Ltd. (1996). Control of Risk
kelompok
diambil dari
A Guide to Systematic Management
jumlah ekstrim of Risk from Construction.
Kriteria risiko - - Memenuhi Wesminster London: Construction
sosial pada Industry Research and Information
grafik

p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973, doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574 159


Zefri, R., Wulandari, D,A., Suripin/ Analisis Risiko Kegagalan Bendungan dengan Metode ..
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No.2, Oktober 2022, pp xx-xx

Association(CIRIA). Crouhy M, Jawa Timur. Jurnal Teknik


Galai D Mark R. 2001. Risk Hidraulik, 11(2), 93–102.
Managemen. USA: McGraw Hill. https://doi.org/10.32679/jth.v11i2.6
Kementerian Pekerjaan Umum RI. 31
(2011). Pedoman Teknis Penilaian Undang-undang Republik Indonesia
Risiko Bendungan. Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Latief, Y., Suraji, A., Nugroho, Y. S., & Penanggulangan Bencana, Pub. L.
Arifuddin, R. (2013). a Comparative No. 24, 7 213. (2007).
Study of Accident Risk Factors in Voughan, Emmett J. & Elliot, Curtis H.
Construction Project in Indonesia. (1978). Fundamental of risk and
Eppm, 151–162. insurance
Nippon Koei. (2001). Penyiapan Detail © 2022 Siklus Jurnal Teknik
Desain Bendungan Paselloreng. Sipil All rights reserved. This
is an open access article
Departemen PU. Jakarta. distributed under the terms of the CC BY Licens
Pramudawati, M. A. H., Tanjung, M. I., (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
& Ghafara, R. (2020). Penilaian
Risiko Keamanan Bendungan Di

160 doi : 10.31849/siklus.v8i2.10574, p- ISSN 2443- 1729 e- ISSN 2549- 3973

Anda mungkin juga menyukai