Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GLAUKOMA

Dosen Pengampu : Okti Sri Purwanti, S.Kep., Ns., M.Kep. Sp. Kep.M.B

Disusun Oleh (Kelompok 3) :

Sabrina Afifah R (J210170005) Andra Wahyu N (J210170032)


M. N. Shidiiqy (J210170008) Miftah Amaullah (J210170036)
Auliya Himawati (J210170023) Alfina Rizki .P (J210170050)
Deva Nurul A (J210170024) Nabilla Putri N S (J210170054)
Totti Kurnia S J (J210170030) Sidiq Bima F R (J210170070)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai “Asuhan
Keperawatan Pada Glaukoma”. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar kita dapat
memperoleh suatu ilmu yang berguna dalam bidang studi keperawatan dan dengan adanya
makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah
pengetahuan para pembaca.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan, akan
tetapi berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen
pembimbing (Okti Sri Purwanti, S.Kep., Ns., M.Kep. Sp. Kep.M.B.) tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari walaupun sudah berusaha dengan kemampuan yang maksimal,


mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan maupun dalam
penyusunan.Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya dapat
membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.

Surakarta, 5 Desember 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
GLAUKOMA............................................................................................................................4
Definisi...............................................................................................................................4
Klasifikasi..........................................................................................................................4
Etiologi...............................................................................................................................6
Tanda Dan Gejala...............................................................................................................6
Pathway..............................................................................................................................7
Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................................7
Penatalaksanaan.................................................................................................................8
Komplikasi.........................................................................................................................8
ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

3
GLAUKOMA

Definisi

Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan


TIO (Tekanan Intra Okuler), penggaungan, dan degenerasi saraf optik serta defek
lapang pandang yang khas. (Anas Tamsuri, 2010 : 72)

Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh meningkatnya


tekanan bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh
ketidak-seimbangan antara produksi cairan dan pembuangan cairan dalam jaringan
saraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata. (Sidarta Ilyas, 2010)

Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin
lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini
disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola
mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di
belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah
sehingga saraf mata akan mati.

Klasifikasi
Klasifikasi dari glaukoma adalah sebagai berikut :

1. Glaukoma Primer (Primary Glaucoma)


a. Glaukoma Sudut Terbuka
Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang meliputi kedua
mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut sudut
terbuka karena humor aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular.
Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan trabekular, saluran
schleem, dan saluran yg berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejala
awal biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang

4
anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang
timbul.
b. Glaukoma Sudut Tertutup (Sudut Sempit)
Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit
sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat
humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena
peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang
mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba- tiba dan
meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata yang berat, penglihatan yang kabur dan
terlihat hal. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani
akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.

2. Glaukoma Sekunder (Secondary Glaucoma)


Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes,
trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang
mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan
pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut.

3. Glaukoma Kongenital (Congenital Glaucoma)


Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah
kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam
mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan
menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan
peka terhadap cahaya.

4. Glaukoma Absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka) dimana sudah terjadi
kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada
glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan
eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.

5
Etiologi

Penyebab glaukoma adalah meningkatnya tekanan di dalam mata (tekanan


intraokular), baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat
terhalangnya saluran pembuangan cairan tersebut. Tekanan ini dapat merusak serabut
saraf retina atau jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan saraf optik
yang menghubungkan mata ke otak juga. Hingga kini, belum jelas kenapa produksi
cairan mata bisa berlebihan atau kenapa saluran pembuangannya bisa tersumbat.

Tanda Dan Gejala

1. Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah belakang
kepala.
2. Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah,
kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.
3. Tajam penglihatan sangat menurun.
4. Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
5. Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.
6. Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
7. Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat timbulnya
reaksi radang uvea.
8. Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.
9. Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media
penglihatan.
10. Tekanan bola mata sangat tinggi.
11. Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.

6
Pathway

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan lapang pandang : Hal ini penting dilakukan untuk mendiagnosis dan
menindaklanjuti pasien glaukoma. Lapang pandang glaukoma memang akan
berkurang karena peningkatan TIO akan merusak papil saraf optikus.
2. Pengukuran tonografi/tonometri : Mengkaji Tekanan Intra Okuler (TIO) (normal 12-
25 mmHg)
3. Pengukuran gonioskopi : Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glaukoma.

7
4. Tes Provokatif : Digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atau
hanya meningkat ringan.
5. Pemeriksaan oftalmoskopi : Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.

Penatalaksanaan

1. Medikamentosa
Tekanan intraokuler harus diturunkan dengan secepatnya dengan memberikan
asetanolamid 500 mg dilanjutkan dengan 3 x 500 mg, solusio gliserin 50% 4x 100-
150 ml dalam air jeruk, penghambat beta adrenergik 0,25 – 0,5% 2 x 1 dan KCl x 0,5
g. Diberikan pula tetes mata kortikosteroid dan antibiotik untuk mengurangi reaksi
inflamasi. Untuk bentuk primer, diberikan tetes mata pilokarpin 2% tiap ½ - 1 jam
pada mata yang mendapat serangan dan 3x1 tetes pada mata disebelahnya. Bila perlu
berikan analgetik dan antiemetik.
2. Operasi
Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi tekanan
intraokuler (TIO) dan keadaan matanya. Bila TIO tetap tidak turun segera dilakukan
operasi. Sebelumnya diberikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Bila
jelas menurun operasi ditunda sampai mata lebih tenang dengan tetap mematau TIO.
Jenis operasi iridektomi atau filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan
genioskopi setelah pengobatan medikamentosa. Selain pencegahan juga dilakukan
iridektomi pada sebelahnya.Harus dicari penyebabnya pada bentuk sekunder dan
diobati yang sesuai. Dilakukan operasi hanya bila perlu dan jenisnya tergantung
penyebab. Misalnya pada hifema dilakukan parasentesis pada kelainan lensa dan pada
uveitis dilakukan iridektomi atau operasi iridektomi.

Komplikasi

Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bola
mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea
terlihat keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi (penggaungan)

8
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan
kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar
untukmenekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan
bola mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Anamnesa yang dapat dilakukan pada klien dengan glaukoma adalah:
a. Identitas / Data Biografi : Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, dan
keterangan lain mengenai identitas pasien.
b. Riwayat penyakit sekarang : Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Misalnya
yang sering terjadi pada pasien dengan katarak adalah penurunan ketajaman
penglihatan.
c. Riwayat penyakit dahulu : Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh
pasien seperti DM, hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit
metabolic lainnya memicu resiko katarak.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Pada pengkajian klien dengan gangguan mata
(galukoma) kaji riwayat keluarga apakah ada riwayat diabetes atau gangguan
sistem vaskuler, kaji riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti
peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta
riwayat terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.

2. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri b.d peningkatan Tekanan Intra Okuler (TIO)
b) Gangguan persepsi sensori: penglihatan b.d gangguan penerimaan; gangguan
status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif
c) Ansietas b.d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan,
ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup

9
d) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat,
salah interpretasi ditandai dengan : pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak
akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah

3. Rencana Tindakan Keperawatan

No Diangosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil (NOC) (NIC)
1 Nyeri b.d Setelah dilakukan Pain Management
peningkatan tindakan keperawatan - Lakukan pengkajian nyeri secara
Tekanan Intra selama ...x... jam komprehensif termasuk lokasi,
Okuler (TIO) diharapkan nyeri klien karakteristik, durasi, frekuensi,
dapat teratasi dengan kualitas, dan faktor presipitasi.
kriteria hasil: - Observasi reaksi nonverbal dari
Pain control ketidaknyamanan
- Mampu mengontrol - Ajarkan teknik non farmakologis
nyeri (tahu penyebab (relaksasi, distraksi dll) untuk
nyeri, mampu mengetasi nyeri.
menggunakan teknik - Evaluasi tindakan pengurang
nonfarmakologi untuk nyeri/kontrol nyeri.
mengurangi nyeri, - Kolaborasi dengan dokter bila ada
mencari bantuan) komplain tentang pemberian analgetik
- Melaporkan bahwa tidak berhasil.
nyeri berkurang
dengan menggunakan
manajemen nyeri.
- Mampu mengenali
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri

10
berkurang.
2 Gangguan persepsi Setelah dilakukan - Pastikan derajat/tipe kehilangan
sensori: tindakan keperawatan penglihatan.
penglihatan b.d selama ...x... jam - Dorong mengekspresikan perasaan
gangguan diharapkan penggunaan tentang kehilangan/ kemungkinan
penerimaan; penglihatan yang optimal kehilangan penglihatan.
gangguan status dengan kriteria hasil: - Tunjukkan pemberian tetes mata,
organ ditandai - Pasien akan contoh : menghitung tetesan,
dengan kehilangan berpartisipasi dalam mengikuti jadwal, tidak salah dosis.
lapang pandang program pengobatan. - Lakukan tindakan untuk membantu
progresif - Pasien akan pasien yang mengalami keterbatasan
mempertahankan penglihatan, contoh : kurangi
lapang ketajaman kekacauan,atur perabot, ingatkan
penglihatan tanpa memutar kepala ke subjek yang
kehilangan lebih terlihat, perbaiki sinar suram, dan
lanjut. masalah penglihatan malam.
- Kolaborasi obat sesuai dengan
indikasi.

3 Ansietas b.d faktor Setelah dilakukan - Kaji tingkat ansietas, derajat


fisilogis, perubahan tindakan keperawatan pengalaman nyeri/timbul nya gejala
status kesehatan, selama ...x... jam tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat
adanya nyeri, diharapkan cemas hilang ini.
kemungkinan/keny atau berkurang dengan - Berikan informasi yang akurat dan
ataan kehilangan kriteria hasil: jujur.
penglihatan - Pasien tampak rileks - Dorong pasien untuk mengakui
ditandai dengan dan melaporkan masalah dan mengekspresikan
ketakutan, ragu- ansitas menurun perasaan.
ragu, menyatakan sampai tingkat dapat - Identifikasi sumber/orang yang
masalah tentang diatasi. menolong.
perubahan kejadian - Pasien menunjukkan
hidup ketrampilan
pemecahan masalah.

11
- Pasien menggunakan
sumber secara efektif.
4 Kurang Setelah dilakukan - Tunjukkan tehnik yang benar
pengetahuan tindakan keperawatan pemberian tetes mata.
(kebutuhan belajar) selama ...x... jam - Kaji pentingnya mempertahankan
tentang kondisi, diharapkan klien jadwal obat, contoh : tetes mata.
prognosis, dan mengetahui tentang Diskusikan obat yang harus dihindari,
pengobatan b.d kondisi,prognosis dan contoh : midriatik, kelebihan
kurang terpajan/tak pengobatannya dengan pemakaian steroid topikal.
mengenal sumber, kriteria hasil: - Identifikasi efek samping/reaksi
kurang mengingat, - Pasien menyatakan merugikan dari pengobatan
salah interpretasi pemahaman kondisi, (penurunan nafsu makan,
ditandai dengan : prognosis, dan mual/muntah, kelemahan, jantung tak
pertanyaan, pengobatan. teratur, dll).
pernyataan salah - Mengidentifikasi - Dorong pasien membuat perubahan
persepsi, tak akurat hubungan antar yang perlu untuk pola hidup.
mengikuti gejala/tanda dengan - Dorong menghindari aktivitas,seperti
instruksi, terjadi proses penyakit. mengangkat berat/mendorong,
komplikasi yang - Melakukan prosedur menggunakan baju ketat dan sempit.
dapat dicegah dengan benar dan - Diskusikan pertimbangan diet, cairan
menjelaskan alasan adekuat dan makanan berserat.
tindakan. - Tekankan pemeriksaan rutin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Buku Asuhan Keperawatan NANDA NIC NOC Jilid 2 Tahun 2015


http://www.alodokter.com/glaukoma
https://id.m.wikipedia.org/wiki/glaukoma
http://www.academia.edu/10981656/askep_glaukoma

13

Anda mungkin juga menyukai