TENTANG
RENCANA STRATEGIS
BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH V
TAHUN 2020 – 2024
KEPALA BALAI
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di
Pada tanggal
Tembusan Yth.
1. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, i Jakarta
2. Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Jakarta
3. Kepala Bagian Program dan Evaluasi Sekretariat Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
Lingkungan, di Jakarta
Lampiran
Keputusan Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah V
Nomor : SK. 149/BPKH V/TU/REN/11/2020
Tanggal : 3 Nopember 2020
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH V
TAHUN 2020-2024
KATA PENGANTAR
Wilayah V Tahun 2020-2024 ini disusun dan sajikan sebagai acuan dan
pedoman kerja ini seluruh target dan sasaran dapat diimplementasikan sebagai
renstra ini, tak lupa diucapkan terima kasih. Perbaikan dan penyempurnaan
Akhir kata semoga renstra ini dapat bermanfaat dan mencapai sasaran.
DAFTAR ISI………………………………………….….…………………... i
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iv
BAB I. PENDAHULUAN……………………..………………….……..….….......... 1
a. Kondisi Umum .………………..…………………………..….........… 1
b. Potensi dan Permasalahan .......…….…………………….….......… 7
c. Pengarusutamaan ......................................................................... 9
d. Kondisi Saat ini ............................................................................. 12
e. Organisasi .....................................................................................
13
f. Alur Pikir ........................................................................................
16
BAB II. VISI, MISI, SASARAN STRATEGIS …..…………...............…....…..... 20
a. Visi KLHK ..................................................................................... 20
b. Misi KLHK .................................................………………….….…....... 21
c. Tujuan KLHK ...................................................................................... 22
d. Sasaran Strategis KLHK .................................................................... 22
BAB. III KEGIATAN DAN KOMPONEN KEGIATAN ….….……......…….…..... 29
a. Kegiatan, Sasaran Kegiatan dan Output Kegiatan .......................... 29
b. Landasan Pembangunan ................................................................. 46
A. Kondisi Umum
waktu 5 (lima) tahun kedepan, dan sebagai kelanjutan dari Renstra BPKH Wilayah
V Tahun 2014-2019.
1) Inventarisasi Hutan
Prioritas Nasional yang sama dengan Tahun 2019 namun terdapat perbedaan detail di
tahun sebelumnya dengan rencana kerja tahun berikutnya sesuai dengan RPJMN dan
5. Luas kawasan hutan yang dialokasikan untuk pencetakan sawah baru seluas 1 juta
ha
6. Luas kawasan hutan untuk pengembangan pertanian hasil reforma agraria seluas
4,1 juta ha
8. Jumlah KPH yang telah memiliki Data dan Informasi Potensi Sumber Daya Hutan
10. Jumlah provinsi yang memiliki Peta Arahan Pemanfaatan yang terupdate setiap
tahun, 34 Provinsi
11. Jumlah KPH yang memiliki Peta Penetapan dan Kelembagaan Kesatuan
20. Jumlah RPPLH Nasional berbasis daya dukung dan daya tampung yg telah disusun,
RPPLH Nasional tahun 2020- 2024, dan 1 laporan Midterm Review RPPLH Nasional)
21. Jumlah RPPLH Provinsi yang tersusun, diterapkan dan menjadi acuan pemerintah
22. Jumlah RPPLH Kab/Kota yang tersusun, diterapkan dan menjadi acuan pemerintah
daerah
ekosistem
26. Seluruh permohonan penilaian dokumen lingkungan terlayani sesuai dengan NSPK
KPA berlisensi dan pemeriksa UKL UPL daerah yang melakukan penilaian dan
28. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) A (83,00 point)
merupakan cerminan dari tolok ukur dan dasar dalam penilaian kinerja kegiatan
1. Terselenggarakannya tata batas kawasan hutan sepanjang 1.500 km, terdiri dari
batas luar dan batas fungsi kawasan hutan hingga tahun 2024.
kawasan hutan
11. Inventarisasi SDH berbasis KPH (cek lapangan update data penutupan lahan)
14. Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan BPKH Wilayah V sesuai kerangka
15. Tertib administrasi pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) di
B. Potensi Permasalahan
1. Realisasi Kegiatan tata batas terkendala dengan Ketua Panita Tata Batas (PTB)
dari anggaran PNBP, sehingga pelaksanannya tidak sesuai dengan tata waktu
kegiatan.
telah memasuki purna tugas, serta formasi pegawai yang masih tergantung
dengan formasi pusat, hal ini menghambat regulasi dan efisien personil dalam
dan kreatif, sehingga beban kerja pegawai tidak seimbang dan terbagi rata.
misal; tata batas tergantung pada PTB dalam hal ini Kepala Daerah, Fasilitasi
ini dapat terselesaikan dan tidak lagi menjadi penghambat program kegiatan
informasi sumber daya hutan berbasis KPH secara detail dan sekaligus
investasi dan usaha dengan mengelola dan memanfaatkan sumber daya hutan
iklim.
C. Pengarusutamaan
akhirnya bertujuan untuk memberikan akses pembangunan yang merata dan adil
dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tata kelola dan juga adaptabilitas
partisipasi dan kolaborasi semua pihak. Peran Balai Pemantapan Kawasan Hutan
Tujuan dari PUG adalah menjamin terciptanya akses, partisipasi, kontrol, dan
gender, sehingga mampu menciptakan pembangunan yang lebih adil dan merata
bagi seluruh penduduk Indonesia, yang diupyakan dengan strategi yaitu: (1)
responsif gender; (4) penyediaan dan pemanfaatan data terpilah serta sarana
secara tidak langsung yang berkaitan dengan inventarisasi sosial budaya yang
peranan teknologi digital dalam meningkatkan daya saing SDM Balai Pemantapan
sistem Synology DiskStation NAS Server Online yang merupakan layanan satu bank
data terhadap pegawai sehingga aksesnya sangat mudah dan data dapat
tersimpan dalam satu perangkat, yang dapat diakses secara online sepnajang
Dengan sistem ini, memberikan akses dan Hot yang seimbang antara laki-laki
elektronik.
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah V sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan yang dibentuk berdasarkan
F. Organisasi
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah V sebagai salah satu Unit Pelaksana
BPKH Wilayah V dipimpin oleh seorang Kepala Balai (Eselon IIIa) di bantu oleh 3
(tiga) eselon IVa yakni Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pemolaan Kawasan
Hutan dan Kepala Seksi Informasi Sumber Daya Hutan dan Lingkungan serta Kelompok
Jabatan Fungsional.
a. pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi potensi lokasi yang akan ditunjuk sebagai
kawasan hutan;
e. penilaian teknis tata batas areal pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan
g. pengumpulan dan pengolahan data informasi Sumber Daya Hutan (SDH) dan
Sumber Daya Alam untuk NeracaSumber Daya Hutan (NSDH) dan Neraca Sumber
Daya Alam;
lingkungan;
bahan identifikasi dan inventarisasi potensi lokasi yang akan ditunjuk sebagai
kawasan hutan, penataan batas dan pemetaan kawasan hutan, penilaian perubahan
status dan fungsi kawasan hutan, penilaian teknis tata batas areal pemanfaatan
hutan.
skala Nasional di wilayah, penyusunan dan penyajian data informasi Sumber Daya
Hutan (SDH) dan Sumber Daya Alam, pengelolaan sistem informasi geografis
berlaku.
mewujudkan kondisi yang ada saat ini untuk menjadi kondisi yang diharapkan
KOMPONEN UTAMA
Pegawai yang memiliki kompetensi
KOMPONEN UTAMA sesuai dengan kondisi saat ini
Pegawai BPKH sebanyak 58 orang Penggunaan anggaran sesuai dengan
Anggaran rata-rata 14 milyar/thn program yang ditetapkan
BMN yang terupdate Pemanfaatan dan penggunaan
Sistem Anggaran Berbasis Kinerja Sarpras lebih efisien dan efektif
sesuai dengan kebutuhan
Metodologi kegiatan Inventarisasi
berbasis KPH
Kegiatan Managemen dan Pengembangan Teknologi Berbasis
pelaksanaan tugas Teknis IT-Office
Program Kebijakan Umum
Program Pengembangan SDM
Program Teknologi dan Informasi
Program anggaran dan Biaya
Program Teamwork/Pokja
CAPAIAN KOMPONEN UTAMA
Meningkatkan Kreatifitas SDM yang lebih unggul
Akuntablitas, transparansi dan efektifitas
Sasaran Kegiatan dalam Program penggunaan anggaran dalam mencapai tujuan
1.Program Kebijakan Umum dan tepat sasaran
2.Program Pengembangan SDM Terciptanya Bank data sebagai sistem akses dan
3.Program Teknologi dan Informasi pengelolaan management teamwork pada BPKH
4.Program anggaran dan Biaya Wilayah V
5.Program Teamwork/Pokja Pengendalian IPPKH melalui verifikasi PNBP
Intensif dan terupdate
Peningkatan teknologi perangkat ISDHL
yang tepat untuk dipilih dan diterapkan pada 5 (lima) tahun yang akan datang.
OPPORTUNITIES (O)
1. Dukungan Kementerian 1. Memaksimalkan keahlian Pegawai 1. Manfaatkan dukungan
dan instansi terkait dan untuk mendukung program-program pemerintah daerah dan pihak
percepatan Penetapan kegiatan yang sudah ditetapkan. luar (konsultan penyedia)
Kawasan Hutan 2. Mengembangkan aplikasi IT dalam untuk melaksanakan kegiatan-
2. Layanan Publik yang upaya mendukung program-program kegiatan yang akan capai.
semakin masif kegiatan yang berorientasi pada 2. Lakukan perencanaan dan
3. Perubahan peraturan pelayanan publik secara digital. pemantapan kualitas SDM dan
perundang-undangan 3. Sebagai alur prosedur dan peningkatan sarana dan
yang membuka peluang kewenangan yang ada untuk prasarana organisasi
baru dalam bekerja meningkatkan kinerja pelayanan 3. Lakukan koordinasi dan kerja
publik sama yang baik dalam upaya
meningkatkan motivasi kerja,
disiplin, dan kinerja pegawai.
TREATS (T)
1. Masih tinggi konflik lahan 1. Peningkatan Kopetensi pegawai 1. Tersedianya pegawai yang
dalam kawasan hutan dalam penyelesaian masalah konflik dapat menyelesaikan masalah
2. Kemampuan SDM yang dalam kawasan hutan konflik dalam kawasan hutan
menguasai teknologi 2. Mengikuti Diklat untuk meningkatkan 2. Tingkatkan kemampuan SDM
terbatas skill pegawai dalam menghadapi dalam menguasai teknologi
3. Kompetisi pegawai dalam perkembangan dan penguasaan melalui pendidikan dan
mensosialisasikan teknologi. pelatihan dan penyediaan
peraturan dan kebijakan 3. Menyediakan pegawai yang sarana dan prasarana
pemerintah masih minim berkualitas untuk dapat penunjang.
mensosialisasikan peraturan dan 3. Formasi rekrutmen pegawai
kebijakan dengan kemampuan dan skill
yang dibutuhkan.
Wilayah V Banjarbaru dalam mencapai target kegiatan yang ditetapkan setiap tahun
kawasan hutan
dan kebijakan
hutan
Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 20202024, Renstra BPKH
2) Visi, Misi, Tujuan 2020-2024 meliputi Visi, Misi, Tujuan & Sasaran Strategis KLHK dan
Wilayah V meliputi Arah Kebijakan dan Strategi KLHK, Ditjen PKTL, dan BPKH Wilayah
Kegiatan meliputi Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program, Sasaran Kegiatan
dan Indikator Kinerja Kegiatan lingkup BPKH Wilayah V,Target Kinerja dan Kerangka
4) Penutup.
Visi KLHK
Sesuai dengan arahan Presiden pada sidang kabinet paripurna tanggal 24 Oktober 2019
bahwa tidak ada Visi dan Misi Menteri/Pimpinan Lembaga dan dalam menjalankan tugas
dan fungsinya wajib mengacu pada Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden. Arahan
tersebut ditegaskan kembali oleh Presiden pada Sidang Kabinet Paripurna mengenai
sebagai Clearing House untuk melihat konsistensi antara Renstra K/L, RPJMN serta Visi
dan Misi Presiden dan Wakil Presiden. Terkait dengan hal di atas, Kementerian
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Renstra K/L yang berfungsi sebagai panduan
bagi K/L dalam penyusunan Renstra K/L. Selain itu, Kementerian PPN/Bappenas
20 Desember 2019 Perihal Penyelarasan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden dalam
Dokumen Renstra K/L 2020-2024, diantaranya mengenai teknis perumusan Visi dan Misi
dalam dokumen Renstra K/L, agar disusun sedemikian rupa, sehingga rumusannya selaras
dengan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana yang ditetapkan dalam
Pada pernyataan Visi KLHK di atas, terdapat dua kata kunci, yaitu keberlanjutan dan
disertai dengan pelaksanaan tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas
dan taraf hidup masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Misi KLHK
Rumusan Misi Presiden dan Wakil Presiden di atas, khususnya yang berkenaan dengan
pernyataan yang sangat relevan dan terkait langsung dengan tugas, fungsi dan
kewenangan KLHK. Dengan berpedoman pada rumusan Misi Presiden dan Wakil Presiden
tersebut, maka Misi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yaitu:
3. Mewujudkan keberdayaan masyarakat dalam akses kelola hutan baik laki-laki maupun
Tujuan KLHK
Tujuan KLHK merupakan penjabaran dari visi dan misi KLHK yang memuat harapan yang
akan dicapai secara umum dan selanjutnya dirinci ke dalam sasaran strategis
perubahan iklim,
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi ekonomi dari sumber daya hutan dan lingkungan
hidup,
3. Meningkatkan akses kelola hutan bagi masyarakat baik laki-laki maupun perempuan
secara adil dan setara dengan tetap menjaga keberadaan dan kelestarian fungsi
hutan,
4. Meningkatkan tata kelola, inovasi dan daya saing bidang lingkungan hidup dan
Kehutanan
Sasaran strategis pembangunan KLHK adalah kondisi yang ingin dicapai oleh KLHK pada
akhir periode perencanaan yakni suatu capaian indikator kinerja pada tataran dampak
(impact) sebagai akibat kumulatif dari terealisasinya program pembangunan yang telah
dilaksanakan oleh seluruh unit kerja lingkup KLHK selama tahun 2020-2024. Adapun
(KLHK) adalah:
1. Terwujudnya lingkungan hidup dan hutan yang berkualitas serta tanggap terhadap
perubahan iklim dengan indikator yaitu: (1) Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH);
(2) Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang terverifikasi pada Sektor Kehutanan
dan Limbah; (3) Penurunan laju Deforestasi; (4) Indeks Kinerja Pengelolaan Sampah
(IKPS); (5) Luas lahan dalam DAS yang dipulihkan kondisinya; (6) Luas kawasan
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan indikator yaitu: (1)
Kontribusi Sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan terhadap PDB Nasional; (2) Nilai
Ekspor Hasil Hutan, TSL dan Bioprospecting; (3) Peningkatan Nilai Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) Fungsional KLHK. (4) Terjaganya keberadaan, fungsi dan distribusi
manfaat hutan yang berkeadilan dan berkelanjutan, dengan indikator yaitu: (1) Luas
kawasan hutan dengan Status Penetapan; (2) Luas Kawasan Hutan yang Dilepas untuk
TORA (Tanah Objek Reforma Agraria); (3) Luas Kawasan Hutan yang Dikelola oleh
Masyarakat.
Kehutanan (LHK) yang Baik serta Kompetensi SDM LHK yang Berdaya Saing, dengan
indikator yaitu: (1) Indeks Efektivitas Pengelolaan Kawasan hutan; (2) Jumah Kasus
LHK yang Ditangani melalui Penegakan Hukum; (3) Indeks Sistem Pemerintahan
Implementatif; (5) Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi; (6) Opini WTP atas Laporan
SPIP KLHK.
Perumusan Visi dan Misi dalam dokumen Renstra Ditjen PKTL, disusun selaras dengan Visi
dan Misi KLHK sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen Renstra KLHK 2020-2024.
Dengan berpedoman pada rumusan Visi dan Misi KLHK, maka Visi Ditjen PKTL yaitu:
Pada pernyataan Visi Ditjen PKTL di atas, terdapat tiga kata kunci, yakni:
Data dan Informasi Sumber Daya Hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Penyelesaian kawasan hutan yang
hidup untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menyeluruh di setiap sektor
pelaksanaan tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas dan taraf hidup
berikutnya.
Dengan memperhatikan Misi Presiden dan Wakil Presiden serta berpedoman pada tugas,
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maka misi Ditjen
PKTL yaitu:
lestari
lingkungan terhadap kebijakan wilayah dan sektor serta usaha dan kegiatan dalam
masyarakat dalam akses kelola hutan baik laki-laki maupun perempuan secara adil dan
setara, dan
Reformasi Birokrasi dalam mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik
lingkup KLHK.
Tujuan Ditjen PKTL merupakan penjabaran dari visi dan misi Ditjen PKTL yang memuat
harapan yang akan dicapai secara umum dan selanjutnya dirinci ke dalam sasaran
1. Menetapkan seluruh kawasan hutan yang diakui secara legal dan aktual, menyediakan
data dan informasi sumber daya hutan serta mewujudkan perencanaan kehutanan
sektor serta usaha dan kegiatan dalam mendukung meningkatnya kualitas lingkungan
pemanfaatan potensi ekonomi dari sumber daya hutan dan lingkungan hidup;
akses kelola hutan bagi masyarakat baik laki-laki maupun perempuan secara adil dan
kehutanan.
Sasaran strategis pembangunan Ditjen PKTL adalah kondisi yang ingin dicapai oleh Ditjen
PKTL pada akhir periode perencanaan yakni suatu capaian indikator kinerja program pada
pembangunan yang telah dilaksanakan oleh seluruh unit kerja lingkup Ditjen PKTL selama
1. Seluruh kawasan hutan diakui secara legal dan aktual, dengan indikator : Seluruh
kawasan hutan ditetapkan sebagai kawasan hutan (penetapan kawasan hutan 100%
2. Tersedianya Data dan Informasi Sumber Daya Hutan, dengan indikator : Meningkatnya
penggunaan data dan informasi Sumber Daya hutan oleh para pihak sebagai dasar
dan
BPKH Wilayah V sebagai UPT dari Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
melaksanakan visi dan misi serta menjabarkan sasaran strategis Direktorat Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BPKH
Wilayah V untuk mendukung tercapainya visi dan misi dari Direktorat Jenderal Planologi
BPKH Wilayah V selaku UPT Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
2030.
Dalam hal ini BPKH Wilayah V dalam penyusunan rencana program kegiatan
harus berada dalam ruang lingkup KPH Model yang ada di Provinsi Kalimantan
Selatan.
RKTN merupakan arahan makro indikatif sebagai acuan untuk penyusunan rencana
pembangunan, rencana investasi dan rencana kerja usaha dalam berbagai skala
geografis, jangka waktu dan fungsi-fungsi pokok kawasan hutan. Dengan RKTN ini
konservasi.
ditujukan pada Hutan Lindung, lahan gambut dengan fungsi lindung dan
fungsi budidaya di luar lahan kritis dan sasaran rehabilitasi, Hutan Produksi
dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi dengan daya dukung dan daya
Produksi dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi yang berada pada lahan
gambut dengan kriteria kritis dan sangat kritis, rawan/paska bencana banjir
longsor- Karhutla, serta sasaran Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada destinasi
pada hutan lindung dan hutan produksi yang telah dibebani izin usaha
restorasi ekosistem (RE) dan rencana pemanfaatan izin hutan alam, hutan
hutan lindung dan hutan produksi yang telah dibebani izin hutan desa/hutan
hutan produksi dengan daya dukung tata air rendah, dan daya dukung
6. Arahan kawasan untuk non kehutanan ditujukan pada hutan lindung, hutan
dan fasilitas sosial serta hutan produksi yang dapat dikonversi dengan daya
kawasan hutan menurut fungsi kawasan disajikan pada tabel di bawah ini:
HK HL HP
Arah Pemanfaatan Jumlah
Pada prinsipnya dalam perencanaan kehutanan, luas kawasan hutan akan tetap
dipertahankan serta konflik kawasan dapat diselesaikan. Namun demikian, dengan adanya
proyeksi peningkatan kebutuhan lahan dari berbagai sektor serta adanya dinamika
agar dapat lebih menjamin kepastian hukum dan kepastian berusaha di bidang kehutanan.
kawasan hutan dalam rangka reviu Rencana Tata Ruang Wilayah. Optimasi luas efektif
kawasan hutan dilakukan untuk mempertahankan pemenuhan luas hutan dan kawasan
hutan pada pulau secara proporsional, yang didasarkan atas kondisi biofisik hutan,
hutan ini diperlukan agar kawasan hutan yang ada benar-benar direncanakan dan
dipertahankan dengan mantap, bebas dari konflik dan target pembangunan kehutanan
tetap terpenuhi. Hasil optimasi kawasan hutan sampai dengan tahun 2030 tertera pada
Tabel 3. Optimasi arahan ruang pemanfaatan kawasan hutan pada tahun 2030
Dengan demikian, optimasi arahan ruang pemanfaatn kawasan hutan sampai tahun 2030
adalah:
1. Luas efektif kawasan hutan yang dipertahankan hingga tahun 2030 adalah seluas
112,85 juta ha atau 89,62% dari total luas kawasan saat ini (baseline Mei 2019),
2. Dengan skenario seperti di atas, maka berimplikasi juga pada luas Kawasan hutan
menurut fungsinya, yaitu: (1) Hutan Konservasi (HK) menjadi seluas 27,42 juta ha; (2)
Hutan Lindung (HL) menjadi seluas 29,18 juta ha; (3) Hutan Produksi Terbatas (HPT)
menjadi seluas 26,53 juta hektar; (4) Hutan Produksi tetap (HP) menjadi seluas 29,72
juta hektar (berarti total Hutan Produksi (HPT + HP) menjadi seluas 56,25 juta hektar).
Arah kebijakan dan strategi pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang
yang berkualitas serta tanggap terhadap perubahan iklim, arah kebijakan dan strateginya
dampak lingkungan kebijakan wilayah dan sektor serta usaha dan/atau kegiatan melalui
penetapan RPPLH, DDDT Lingkungan Hidup nasional, KLHS dan peta ekoregion nasional
dalam penentuan dan penyusunan kebijakan pembangunan oleh pemerintah, baik pusat
dan daerah; (3) peningkatan kesadaran sektor swasta/unit usaha dalam mewujudkan
(4) penyiapan lahan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) melalui penyiapan
pelepasan kawasan hutan, termasuk untuk TORA dan lain-lain; (5) penyiapan policy brief
untuk konsep Forest City dalam rangka perencanaan Ibu Kota Negara (IKN) termasuk
lainnya yang merupakan bagian integral dari perencanaan IKN tersebut; (6) peningkatan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman dan
lingkungan usaha dan/atau kegiatan melalui penguatan sistem kajian dampak lingkungan
serta penilaian dan pemeriksaan dokumen lingkungan; (8) identifikasi dan pemetaan
lingkungan tinggi.
pemanfaatan sumber daya hutan dan lingkungan sesuai dengan daya dukung dan daya
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sector lingkungan hidup dan kehutanan yang
negara dari PNBP fungsional KLHK, meliputi: (1) pendapatan kehutanan, yang berasal
terdiri dari dana reboisasi, penggunaan kawasan hutan, provisi sumber daya hutan,
pendapatan IIUPH hutan alam dan hutan tanaman, serta pemanfaatan jasa lingkungan
dari air dan energi; (2) pendapatan iuran dan denda, terdiri dari pungutan masuk obyek
alam.
fungsi dan distribusi manfaat hutan yang berkeadilan dan berkelanjutan, maka arah
a) Mempertahankan luas kawasan hutan sesuai dengan penetapannya dalam RKTN 2011-
dan pemanfaatan kawasan hutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (2)
kawasan hutan yang diakui secara legal dan aktual; (3) penyusunan dan penyediaan
rancangan kehutanan yang komprehensif, utuh dan berkesinambungan untuk para pihak
pemutakhiran data dan informasi sumber daya hutan nasional dan KPH termasuk data
pelepasan Kawasan hutan untuk TORA dan untuk rencana Ibu Kota Negara (IKN) serta
informasi lainnya yang terkait dengan perubahan fungsi dan peruntukkan Kawasan hutan;
(5) penyiapan policy brief untuk konsep Forest City dalam rangka perencanaan Ibu Kota
Negara (IKN) termasuk dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang
b) Penguatan ekonomi kelompok masyarakat miskin sekitar hutan yang berkeadilan dan
penyelesaian pelepasan Kawasan hutan untuk TORA (Tanah Obyek Reforma Agraria)
kelola dan inovasi pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang baik serta
kompetensi SDM KLHK yang berdaya saing, maka arah kebijakan dan strategi Ditjen PKTL
mencakup Pelaksanaan reformasi birokrasi KLHK untuk tata kelola pemerintahan yang
kinerja organisasi Ditjen PKTL, pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta kualitas
pelayanan publik; (2) melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
Arah kebijakan dan strategi Ditjen PKTL disusun sejalan Arah kebijakan dan strategi
berikut:
1. Sejalan dengan Arah kebijakan dan strategi pembangunan lingkungan hidup dan
hidup yang berkualitas serta tanggap terhadap perubahan iklim, maka arah kebijakan dan
terhadap kebijakan wilayah dan sektor serta usaha dan kegiatan meliputi a) Peningkatan
pembangunan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dengan strategi: (1)
dengan strategi (1) Penguatan sistem kajian dampak lingkungan serta penilaian dan
Dampak Lingkungan Usaha dan/atau Kegiatan pada Kawasan dengan Indeks Jasa
Lingkungan Tinggi.
pemanfaatan sumber daya hutan dan lingkungan sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan, maka arah kebijakan dan strategi Ditjen PKTL mencakup
penggunaan kawasan hutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan strategi:
Hutan.
3. Sejalan dengan Arah kebijakan dan strategi pembangunan lingkungan hidup dan
keberadaan, fungsi dan distribusi manfaat hutan yang berkeadilan dan berkelanjutan,
a) Seluruh kawasan hutan diakui secara legal dan aktual dengan indikator Seluruh
kawasan hutan ditetapkan sebagai kawasan hutan (penetapan kawasan hutan 100%
kawasan hutan dan (2) Penyelesaian Seluruh Proses Permohonan Perubahan Fungsi
dan Peruntukan Kawasan Hutan termasuk Penyiapan pelepasan kawasan hutan untuk
kawasan hutan termasuk untuk kebijakan baru seperti Ketahanan Pangan Terpadu
b) Tersedianya Data dan Informasi Sumber Daya Hutan dengan indicator Meningkatnya
penggunaan data dan informasi sumberdaya hutan oleh para pihak sebagai dasar
Rencana Spasial Ruang Kawasan Hutan yang telah mengakomodir RKTN 2011-2030;
(3) Tersedianya Data Areal Perhutanan Sosial Wilayah Jawa dan (4) Terfasilitasinya
4. Sejalan dengan Arah kebijakan dan strategi pembangunan lingkungan hidup dan
tata kelola dan inovasi pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang baik serta
kompetensi SDM KLHK yang berdaya saing, maka arah kebijakan dan strategi Ditjen PKTL
mencakup Pelaksanaan reformasi birokrasi KLHK untuk tata kelola pemerintahan yang
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2020-2024, peran Ditjen PKTL dalam pencapaian
Sumber data perhitungan deforestasi adalah tutupan lahan antara dua periode waktu
yang berbeda dengan menggunakan hasil penafsiran citra satelit landsat resolusi sedang.
Saat ini, KLHK telah mempunyai SIMONTANA (Sistem Monitoring Hutan Nasional) yang
yang ada di dalam Kawasan hutan, namun juga memantau seluruh daratan di Indonesia.
Pada proses pembuatan penutupan lahan dilaksanakan PKTL yang didukung LAPAN dalam
penyediaan citra satelit dan seluruh satuan kerja KLHK khususnya dalam hal verifikasi.
hasil penafsiran citra satelit landsat 8 OLI/ resolusi sedang atas tutupan lahan hutan antar
dua periode waktu yang diinginkan. Sedangkan Eselon I lingkup KLHK lainnya
bertanggungjawab untuk kinerja penurunan laju deforestasi pada setiap tahun selama
periode 2020-2024 hingga akhirnya diharapkan laju deforestasi menjadi nol deforestasi
Hasil akhir dari kegiatan pengukuhan adalah penetapan kawasan hutan yaitu penetapan
kawasan hutan temu gelang yang memuat letak, batas, luas, fungsi tertentu dan titik-titik
koordinat batas kawasan hutan yang dituangkan dalam bentuk peta kawasan hutan,
sehingga kawasan hutan tersebut mempunyai status hokum atau legitimasi yang kuat dan
diakui oleh para pihak. Data nasional dihimpun dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan,
dukungan seluruh stakeholder dan instansi Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait.
Ditjen PKTL bertanggung jawab terhadap pemenuhan kinerja khususnya dalam penyiapan
keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Penetapan Kawasan Hutan
Pengumpulan dan pengolahan data untuk sumber TORA dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut: (1) identifikasi Kawasan hutan yang akan dilepas sebagai sumber TORA,
(2) inventarisasi dan verifikasi lapangan penerima subjek TORA, (3) Pembuatan dan
penetapan Peta Indikatif Alokasi Kawasan Hutan untuk penyediaan sumber TORA, (4)
Penetapan Batas Areal pelepasan Kawasan hutan atau Perubahan Batas Kawasan Hutan
beserta peta lampirannya tentang Peta Indikatif Alokasi Kawasan Hutan untuk Penyediaan
Sumber TORA, dan (5) Penerbitan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan tentang Pelepasan Kawasan Hutan untuk program TORA. Ditjen PKTL
hutan untuk TORA dengan dukungan oleh Eselon I antara lain Ditjen PSKL dalam tim
inventarisasi dan verifikasi obyek TORA dalam kawasan hutan, Inspektorat Jenderal dalam
mengawasi upaya upaya pemenuhan kinerja dalam intervensi anggaran dan regulasi yang
dibangun, Sekretaris Jenderal dalam koordinasi pelaporan dan umpan balik peningkatan
Kerangka regulasi diperlukan untuk mencapai sasaran strategis lingkup Ditjen PKTL yang
mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan seluruh penyelenggara negara lingkup
Ditjen PKTL untuk mencapai tujuan bernegara. Selain itu, hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam rangka menyusun kerangka regulasi adalah: (1) regulasi yang dihasilkan telah
mempertimbangkan aspek manfaat dan biaya; (2) regulasi yang dibentuk juga
mendukung kebijakan dalam RPJMN 2020-2024, Renstra KLHK 2020-2024, RKP tahunan
selama periode 2020-2024, Renja KLHK serta arahan Presiden; (4) proses pembentukan
Kerangka regulasi dalam Renstra Ditjen PKTL Tahun 2020-2024 mengacu pada program
dari kerangka regulasi disesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi lingkup Ditjen PKTL
dan bersinergi dengan arah dari kerangka regulasi lingkup KLHK, serta ditujukan pada :
(1) Revisi/perubahan regulasi; (2) Pencabutan regulasi; (3) Pembentukan regulasi baru.
Kerangka regulasi dalam renstra Ditjen PKTL akan menyesuaikan dengan pelaksanaan
pertimbangan hal-hal tersebut, maka arah kerangka regulasi dan/atau kebutuhan regulasi
Ditjen PKTL yaitu: (1) Pembentukan regulasi baru dan revisi Peraturan Pemerintah; (2)
Pembentukan regulasi baru dan revisi Peraturan Menteri; dan (3) Serta untuk sementara
3 Peraturan Presiden -
3 Peraturan Presiden -
5 Peraturan Dirjen -
Jumlah I dan II 14
Pemanfaatan Kawasan Hutan pada periode tahun 2011 sampai dengan 2030
bertumpu pada satuan pulau dalam hal ini BPKH Wilayah V berada di pulau Kalimantan
tepatnya di Provinsi kalimantan Selatan. Dengan berpedoman pada enam arahan spasial,
yang meliputi:
Atas dasar kondisi tesebut, sampai dengan tahun 2030 luas kawasan hutan di hutan
lindung (HL) dan hutan produksi (HP) pada tiga arahan pemanfaatan (kawasan untuk
rehabilitasi, kawasan untuk pengusahaan skala besar dan kawasan untuk pengusahaan
skala kecil) diperkirakan secara efektif hanya dapat dimanfaatkan sekitar 80%.
Diskenariokan bahwa 20% kawasan hutan dari ketiga arahan pemanfaatan di dalam hutan
Skenario ini merupakan bagian dari resolusi konflik tenurial yang selama ini terjadi.
berdasarkan tugas dan fungsi harus menyusun dan menetapkan strategi aksi dalam
Tabel 5. Strategi dan aksi BPKH Wilayah V dalam melaksanakan program Planologi
terhadap RKTN 2011-2030
Tugas dan Fungsi BPKH
RKTN 2011-2030
Wilayah V
(sesuai dengan Permenhut nomor : Strategi dan aksi yang dilakukan oleh BPKH Wilayah V
P.13/Menhut-II/2011 tanggal 10 Maret
2011) dalam bidang Planologi Kehutanan
D. Landasan Pembangunan
ditetapkan .
hutan.
kehutanan melalui kegiatan tata batas kawasan hutan dan informasi sumber
daya hutan berbasis KPH secara detail dan sekaligus memberikan kontribusi
Target Realisasi
No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja
Tahunan TW Volume Uraian JUmlah %
1 Seluruh rencana
pembangunan
menerapkan
prinsip
pembangunan
berkelanjutan
Terwujudnya 2 Terlaksananya
Lingkungan seluruh
Hidup dan Hutan pencegahan
yang berkualitas dampak
serta tanggap lingkungan
terhadap terhadap usaha
perubahan Iklim dan kegiatan
harus menjadi bagian dari seluruh kegiatan teknis pada BPKH Wilayah V.
2024.
Pengarusutamaan
tentunya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan sektor dan
akhirnya bertujuan untuk memberikan akses pembangunan yang merata dan adil
dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tata kelola dan juga adaptabilitas
iklim, serta tata kelola pemerintahan yang baik. Peran Ditjen PKTL mendukung
Tujuan dari PUG adalah menjamin terciptanya akses, partisipasi, control, dan
gender, sehingga mampu menciptakan pembangunan yang lebih adil dan merata
bagi seluruh penduduk Indonesia, yang diupyakan dengan strategi yaitu: (1)
responsif gender; (4) penyediaan dan pemanfaatan data terpilah serta sarana
Kawasan Hutan serta dalam kegiatan inventarisasi sumber daya hutan di wilayah
BPKH dan telah ditanda (tagging) dalam aplikasi KRISNA. Pelaksanaan kegiatan
di BPKH.
pembangunan.
Tujuan Modal Sosial Budaya secara tidak langsung yang berkaitan dengan
Hutan digunakan sebagai dasar penyusunan tata hutan dan rencana pengelolaan
peranan teknologi digital dalam meningkatkan daya saing bangsa dan sebagai
(supply), pemanfaatan (demand), dan pengelolaan big data. Peran Ditjen PKTL
bertugas sebagai Unit Kliring JIG KLHK. Selain itu, dengan terbitnya Peraturan
Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta,
lingkup Kementerian LHK sesuai Surat Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata
Terbitnya Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia,
RKTN merupakan arahan makro indikatif sebagai acuan untuk penyusunan rencana
pembangunan, rencana investasi dan rencana kerja usaha dalam berbagai skala
geografis, jangka waktu dan fungsi-fungsi pokok kawasan hutan. Dengan RKTN ini
Pemanfaatan Kawasan Hutan pada periode tahun 2011 sampai dengan 2030
bertumpu pada satuan pulau dalam hal ini BPKH Wilayah V berada di pulau Kalimantan
yang meliputi:
Atas dasar kondisi tesebut, sampai dengan tahun 2030 luas kawasan hutan di hutan
lindung (HL) dan hutan produksi (HP) pada tiga arahan pemanfaatan (kawasan untuk
rehabilitasi, kawasan untuk pengusahaan skala besar dan kawasan untuk pengusahaan
skala kecil) diperkirakan secara efektif hanya dapat dimanfaatkan sekitar 80%.
Diskenariokan bahwa 20% kawasan hutan dari ketiga arahan pemanfaatan di dalam hutan
hutan rakyat, kepentingan sektor non kehutanan serta penyediaan lahan permukiman.
Skenario ini merupakan bagian dari resolusi konflik tenurial yang selama ini terjadi.
berdasarkan tugas dan fungsi harus menyusun dan menetapkan strategi aksi dalam
A. Peta Sasaran Program, Sasaran Kegiatan dan Komponen Kegiatan Unit Kerja
UPT (cascading)
Sesuai dengan tugas dan fungsi Balai Pemantapan Kawsan Hutan Wilayah V,
informasi sumber daya hutan berbasis KPH secara detail dan sekaligus
investasi dan usaha dengan mengelola dan memfaatkan sumber daya hutan
hutan 100% kumulatif 37 Juta ha); (2) Informasi dan dokumentasi pengukuhan
dan penatagunaan kawasan hutan (target kumulatif 5 judul); (3) Panjang Batas
Kawasan Hutan Yang Telah Diselesaikan Hak- Hak Pihak Ketiga (target kumulatif
kinerja kegiatan: (1) Kawasan hutan yang dilepaskan untuk TORA (target
kumulatif 2,53 juta ha); dan (2) Dokumen hasil inventarisasi, verifikasi dan BATB
obyek TORA dalam kawasan hutan di Wilayah Kerja BPKH (24 provinsi).
dan termutakhirkannya data dan informasi SDH Nasional dan KPH dengan
indicator kinerja kegiatan: (1) Data dan Peta Status Sumber Daya Hutan dan
Kawasan Hutan (target kumulatif 5 dokumen); (2) Data dan Informasi Sumber
Daya Hutan Hasil Inventarisasi Hutan Nasional di Wilayah Kerja BPKH (target
kumulatif 1.160 Klaster); dan (3) Data dan Informasi Pemantauan SDH (target
Hutan Kondisi yang ditargetkan sebagai sasaran kegiatan serta indikator kinerja
Hutan adalah:
kegiatan: Peta Revisi atas Penetapan KPH Provinsi dan Pemantauan Proses
(1) Layanan Permohonan Penggunaan Kawasan Hutan dan Data Informasi PNBP
Penggunaan Kawasan Hutan (target kumulatif 1.500 dokumen); dan (2) Hasil
kinerja kegiatan: Data Areal Perhutanan Sosial Wilayah Jawa (target kumulatif
20 dokumen);
BPKH dengan indikator kinerja kegiatan: Fasilitasi rancangan tata hutan dan
rancangan rencana pengelolaan hutan KPH (target kumulatif 100 unit KPH).
kinerja kegiatan: (1) Dokumen KLHS yang terjamin kualitasnya Dokumen (target
dan Peta Ekoregion Nasional yang tersusun, ditetapkan dan menjadi acuan
Hidup Tinggi terkait dengan Air (target 65 juta ha); dan (2) Dokumen Hasil
kegiatan pada kawasan dengan indeks jasa lingkungan tinggi dengan indicator
kinerja kegiatan: (1) Nilai SAKIP Ditjen PKTL (target 83 poin); (2) Level Maturitas
SPIP Ditjen PKTL (target level 4); dan (3) Laporan keuangan Ditjen PKTL yang
Tercapainya Optimalisasi
manfaat ekonomi Sumberdaya Optimalisasi Penatagunaan
Hutan dan Lingkungan sesuai Terkendalinya Kawasan Hutan mendukung
dengan Daya Dukung Daya Peningkatan Nilai Penggunaan Kawasan Ketahanan Pangan, Energi
Tampung Lingkungan PNBP sektor LHK Hutan dan Air
Tersedianya Perencanaan
Terjaganya keberadaan, Fungsi Kehutanan yang Perencanaan Kehutanan
dan Distribusi Hutan yang komprehensif, utuh dan yang komprehensif, utuh
berkeadilan dan berkelanjutan berkesinambungan dan berkesinambungan
Luas Kawasan
Hutan yang Terselesaikannya
dilepas untuk Pelepasan Kawasan Hutan Luas Kawasan Hutan yang
TORA untuk TORA dilepaskan untuk TORA
Sumber : Renstra Planologi Tahun 2020-2024
Tabel 10. Target Kinerja Dirjen PKTL dan Satker BPKH Wilayah V
Target
Arahan/Sasaran Program Indikator Kinerja Program Satuan
2020 2021 2022 2023 2024
1 Meningkatnya tata kelola 1 Layanan dukungan
pemerintahan yang baik manajemen Esselon I layanan 1 1 1 1 1
dilingkungan Ditjen PKTL 2 Layanan dukungan
sesuai kerangka Satker layanan 1 1 1 1 1
reformasi birokrasi untuk 3 Layanan sarana dan
menjamin kinerja yang prasarana internal
optimal : SAKIP dengan layanan 1 1 1 1 1
nilai 83,00 (A) ditahun 4 Layanan perkantoran
2024 layanan 1 1 1 1 1
2 Terselesaikannya 1 Kawasan hutan yang
penetapan kawasan telah diselesaikan
hutan hak-hak pihak ketiga km 350 350 300 300 200
2 Dokumen
pengendalian
pemantapan kawasan
hutan di wilayah
kerja BPKH dokumen 1 1 1 1 1
3 Terselesaikannya 1 Kawasan Hutan yang
pelepasan kawasan dilepas untuk TORA ha
hutan untuk TORA 2 Dokumen hasil Inver
dan BATB obyek
TORA di Wilayah
Kerja BPKH
dokumen 1 1 1 1 1
4 Terlayaninya 1 Verifikasi PNBP
permohonan penggunaan penggunaan
kawasan hutan dan Kawasan Hutan
tersedianya data
informasi PNBP
pengunaan kawasan
hutan lokasi 10 10 10 10 10
5 Tersedia dan 1 Data dan informasi
termutakhirnya data dan SDH hasil
informasi SDH Nasional inventarisasi hutan
dan KPH nasional diwilayah
BPKH klaster 6 6 6 6 6
6 Tersedianya data dan 1 Data dan informasi
informasi pemantauan SDH
SDH laporan 1 1 1 1 1
7 Terlaksananya 1 Dokumen verifikasi
Inventarisasi jasa geospasial kawasan
lingkungan tinggi dengan jasa
lingkungan hidup
tinggi terkait dengan
air laporan 1 1 1 1 1
Dalam mencapai tujuan dari tugas pokok tersebut, Direktorat Jenderal Planologi
Kehutanan dan Tata Lingkungan merumuskan suatu kerangka pendanaan dengan skema
sebagai berikut :
Pendanaan yang bersumber dari APBN menjadi prioritas dalam pelaksanaan program
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan. Kemitraan dengan lembaga donor, dunia
usaha, kelompok masyarakat serta pihak lainnya sebagai alternatif dari pendanaan
program kegiatan dalam rangka meningkatkan kinerja program dengan tetap berdasarkan
Dalam Renstra ini digambarkan secara garis besar arah dan kebijakan dalam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pengukuhan dan Tersedianya Berita Acara Tata 1.
Pembuatan Trayek Batas 1 Keg 8 Kab 4 Kab 4 Kab 4 Kab 56.221 224.884 224.884 224.884 224.884
Penatagunaan panjang batas yang Batas kawasan hutan 2.
Pemancangan Batas Sementara 100 Km 350 Km 350 Km 350 Km 350 Km 3.036.971 2.835.000 2.835.000 2.835.000 2.835.000
Kawasan Hutan telah diselesaikan yang telah dilakukan 3.
Pemancangan Batas Definitif 110 Km 350 Km 350 Km 350 Km 350 Km 578.611 1.841.000 1.841.000 1.841.000 1.841.000
hak-hak pihak pemancangan batas Konsultasi dan Koordinasi Pengukuhan Kawasan 1 Keg
4. 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 153.187 1.225.496 612.748 612.748 612.748
ketiga kawasan hutan Hutan
5. Laporan Dukungan Manajemen Penyelesaian 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 362.812 350.000 450.000 450.000 450000
Dokumen Pengukuhan Kawasan Hutan
pengendalian 6. Pengelolaan Dokumen Pengukuhan Kawasan 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 81.615 100.000 100.000 100.000 100.000
Pemantapan kawasan Hutan 1 e
hutan g
2 1
Inventarisasi dan Data dan informasi Tersedianya data dan 1. Enumerasi/Re-Enumerasi TSP/PSP 2 Kab 2 Kab 2 Kab 2 Kab 2 Kab 4.500 350.000 5.000 5.000 5.000
Pemantauan SDH Pemantauan SDH informasi SDH hasil 2. Groundcheck Hasil Penafsiran Pemantauan
Nasional di wilayah inventarisasi nasional tutupan hutan di luar kawasan hutan 5 Lok 5 Lok 5 Lok 5 Lok 5 Lok 4.500 5.000 5.000 5.000 5.000
kerja BPKH di BPHK Wilayah V 3. Verifikasi PNBP PKH 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 3 1 KKeg. 4.500 5.000 5.000 5.000 5.000
Banjarbaru e
g
1. Penyusunan LKj 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 800 800 800 800 800
Dukungan Layanan dukungan Terlayaninya 2. Penyusunan Laporan Tahunan 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 500 500 500 500 500
Manajemen dan Manajemen Satker dukungan manajemen 3. Penyusunan Rencana Kerja 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 800 800 800 800 800
Pelaksanaan dan satker 4. Penyusunan RKA/KL 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 500 500 500 500 500
Tugas Teknis 5. Penyusunan Buku Statistik BPKH Wilayah V 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Lainnya Ditjen Banjarbaru
Planologi 6. Penyelenggaraan SPIP 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 500 500 500 500 500
Kehutanan dan 7. Penyusunan Rencana Strategis BPKH Wilayah V 1 Keg. - - - - 1.000 - - - -
Tata Lingkungan 8. Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
9. Peningkatan SDM 15 OT 15 OT 15 OT 15 OT 15 OT 82.500 82.500 82.500 82.500 82.500
10. In House Trainning 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 1 Keg. 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
11. Koordinasi dan Konsultasi pelaksanaan Satker 100 OT 100 OT 100 OT 100 OT 100 OT 500.000 500.000 500.000 500.0000 500.000
12. Koordinasi dan Rapat Pembahasan 50 OT 50 OT 50 OT 50 OT 50 OT 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000
1. Pemeliharaan Gedung Halaman 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 114.976 114.976 114.976 114.976 114.976
Terlayani sarana dan 2. Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 87.136 87.136 87.136 87.136 87.136
prasarana 3. Memperlancar Kegiatan Perkantoran 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 112.812 112.812 112.812 112.812 112.812
4. Mempercepat Operasional Perkantoran 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 7.515 7.515 7.515 7.515 7.515
5. Gaji dan Tunjangan Pegawai 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 7.095.447 7.095.447 7.095.447 7.095.447 7.095.447
6. Langganan Daya dan Jasa 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 113.088 113.088 113.088 113.088 113.088
7. 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 1.264.377 1.264.377 1.264.377 1.264.377 1.264.377
Keperluan Perkantoran
2 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket 586.220 300.000 300.000 300.000 300.000
8. Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn - 410.000 200.000 200.000 200.000
9. Rehab Gedung/Bangunan
Indikator Kinerja
Kegiatan(IKK)
1 Panjang batas KH yg telah Penataan batas reguler 375 km 3.036.971.000 Provinsi Kalsel
diselesaikan hak-hak pihak ketiga
2 Inventarisasi dan Pemantaun Enumerasi TSP/PSP hutan mangrove 9 klaster 338.210.000 Provinsi Kalsel
Sumber Daya Hutan
3 Data dan Informasi Pemantauan Cek Lapangan Hasil Citra Satelit Resolusi 1 Kegiatan 174.905.000 Provinsi Kalsel
SDH sedang
Pengolahan data hasil cek lapangan 1 kegiatan 1.500.000 Provinsi Kalsel
4 Hasil verifikasi PNBP penggunaan Verifikasi PNBP 1 Kegiatan 1.063.696.000 Provinsi Kalsel
Kawasan Hutan
5 Layanan Sarana dan Prasarana Pengadaan Perangkat Pengolah data dan 1 paket 131.250.000 BPKH Wilayah V
Internal komunikasi
6 Layanan Dukungan Manajemen Penyusunan rencana program dan 12 bulan 452.900.000 BPKH Wilayah V
Satker penyusunan rencana anggaran
7 Layanan Perkantoran Satker BPKH Gaji dan tunjangan 12 bulan 7.095.477.000 BPKH Wilayah V
Operasional dan Pemeliharaan Kantor 12 bulan 1.763.237.000 BPKH Wilayah V