Anda di halaman 1dari 5

BELAJARLOGI.MY.

ID
Home Akuntansi Perpajakan Manajemen SOP Karir Bisnis Investasi Teknologi Daftar isi About Me

Beranda Perpajakan Trending

Perlawanan Pajak Dan Sistem Pemungutan Pajak Di 1


Indonesia
elajari tentang perlawanan pajak dan sistem pemungutan pajak di Indonesia dan pahami cara
mengoptimalkan kepatuhan pajak

Farisi Suminar
Selasa, 07 Maret 2023

Keuntungan Google Sheet :


Kemudahan Akses dan Efisiensi
Konten [Tutup] Kerja
Apa yang dimaksud dengan Perlawanan Pajak?
Bagaimana konsep dan apa fungsi Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia?
2 Design Grafis: Persyaratan Utama
untuk Menjadi Desainer Grafis
Apa yang dimaksud dengan perlawanan Pajak Secara Pasif?
Apa yang dimaksud dengan perlawanan Pajak Secara Aktif? 3 Perpaduan Manajemen sebagai Ilmu,
Seni, dan Profesi

4 Kasir : Tugas, Persyaratan, Gaji, Karir,


dan Tantangan Profesi Kasir

5 Sales Admin: Pilihan Karir yang


Menjanjikan dan Menantang

6 Customer Service : Gaji, Persyaratan,


Jenjang Karir dan Tantangan

7 Cara Mendapatkan Uang dari


Adsense Blog dengan Strategi Efektif

8 Mengenal Lebih Dekat Fungsi dan


Jenis-Jenis Flange Pipa

9 Contoh SOP Pendokumentasian


Transaksi : Jelas Dan Terintegrasi
Apa yang dimaksud dengan Perlawanan Pajak?
Pajak adalah sumber pendapatan negara yang sangat penting untuk membiayai kegiatan 10 Bisnis Es Krim yang Menggiurkan:
pemerintah dan pembangunan. Oleh karena itu, pemungutan pajak harus didasarkan pada Modal dan Strategi Pemasaran
undang-undang dan melalui mekanisme yang transparan dan adil. 

Persetujuan dari masyarakat melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sangat diperlukan untuk memastikan bahwa
pemungutan pajak diterima dengan baik oleh masyarakat.

Meskipun demikian, dalam prakteknya, pemungutan pajak masih sering mengalami


hambatan. Hambatan tersebut dapat berupa perlawanan pajak secara pasif atau aktif. 

Perlawanan pajak secara pasif adalah ketidakpatuhan wajib pajak untuk membayar pajak
yang dikenakan kepadanya. 

Sementara itu, perlawanan pajak secara aktif adalah upaya wajib pajak untuk membatasi
jumlah pajak yang harus dibayar dengan cara mengatur keuangan atau bisnisnya
sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.
Untuk mengatasi hambatan pemungutan pajak, pemerintah harus berkoordinasi dengan
lembaga pemeriksa pajak dan wajib pajak. 

Pemerintah juga harus memastikan bahwa undang-undang pajak yang ada memiliki
cakupan yang luas dan mencakup seluruh sektor ekonomi, serta memastikan bahwa wajib
pajak memahami kewajibannya dan memiliki insentif untuk membayar pajak secara tepat
waktu.

Dengan demikian, pemahaman akan perlawanan pajak secara pasif dan aktif sangat
penting bagi pemerintah dan wajib pajak untuk memastikan pemungutan pajak yang
transparan dan adil.

Bagaimana konsep dan apa fungsi Sistem Pemungutan Pajak di


Indonesia?
Di Indonesia, terdapat tiga jenis sistem pemungutan pajak yaitu: Official Assessment
System, Self Assessment System, dan Withholding Assessment System. 

Konsep dari masing-masing sistem pemungutan pajak memiliki kelebihan dan kekurangan
yang berbeda-beda. Berikut ini adalah penjelasan lebih detail tentang ketiga sistem
pemungutan pajak tersebut:

1.Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada pemerintah (petugas pajak)
untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak. Namun, sistem ini
sudah tidak berlaku lagi setelah dilakukannya reformasi perpajakan pada tahun 1984. 

Ciri-ciri dari sistem pemungutan pajak ini adalah:

Pajak yang harus dibayar dihitung oleh petugas pajak

Wajib pajak bersifat pasif dan hanya menunggu surat ketetapan pajak yang
diterbitkan oleh petugas pajak

Hutang pajak baru timbul setelah petugas pajak menentukan besarnya pajak
terhutang melalui surat ketetapan pajak

2.Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk
menghitung, melaporkan, dan membayar pajak terhutang secara mandiri. 

Ciri-ciri dari sistem pemungutan pajak ini adalah:

Pajak yang harus dibayar dihitung oleh wajib pajak sendiri

Wajib pajak bersifat aktif dan harus melaporkan dan membayar pajak terhutang
secara mandiri

Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak secara terus-menerus


kecuali dalam kasus-kasus tertentu seperti keterlambatan pembayaran pajak oleh
wajib pajak atau terdapat pajak yang seharusnya dibayar tetapi tidak dibayar

3.Withholding Assessment System

Sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan
pemerintah maupun wajib pajak) untuk memotong dan memungut besarnya pajak
terhutang oleh wajib pajak.
Ciri-ciri dari sistem pemungutan pajak Withholding Assessment System ini adalah:

1 Pihak ketiga yang memotong dan memungut pajak terhutang. Dalam hal ini, pihak
ketiga akan memotong besarnya pajak yang terhutang dari jumlah upah atau gaji
yang diterima oleh wajib pajak, atau dari penjualan barang dan jasa oleh wajib pajak
kepada pembeli.

2 Wajib pajak tidak perlu menghitung dan melaporkan pajak terhutang secara mandiri.
Kewajiban ini diambil alih oleh pihak ketiga yang memotong dan memungut pajak.

3 Wajib pajak tidak perlu membayar pajak terhutang secara terpisah. Pajak yang
terhutang sudah dibayar secara otomatis melalui pemotongan yang dilakukan oleh
pihak ketiga.

Dengan demikian, sistem pemungutan pajak Withholding Assessment System


memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam hal menghitung, melaporkan, dan
membayar pajak terhutang. Namun, pihak ketiga harus bertanggung jawab atas
memotong dan memungut pajak dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Contoh dari sistem pemungutan pajak ini adalah pemotongan pajak penghasilan oleh
perusahaan tempat wajib pajak bekerja. Perusahaan akan memotong pajak penghasilan
dari gaji yang diterima oleh wajib pajak, sebelum membayarkan sisa gaji tersebut kepada
wajib pajak. 

Perusahaan juga bertanggung jawab atas melaporkan dan membayar pajak penghasilan
yang sudah dipotong kepada pemerintah.

Apa yang dimaksud dengan perlawanan Pajak Secara Pasif?


Perlawanan pajak secara pasif adalah hambatan yang terjadi karena faktor internal dan
eksternal dalam pemungutan pajak. 

Faktor internal meliputi struktur ekonomi, perkembangan intelektual dan moral


masyarakat, serta sistem pemungutan pajak yang tidak tepat. 

Sementara faktor eksternal adalah ketidakpahaman masyarakat tentang pajak, karena


minimnya penyuluhan dan konsolidasi pajak.

Perlawanan pajak secara pasif ini dapat mempersulit pemerintah dalam melakukan
pemungutan pajak. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat tidak melakukan perbuatan
nyata untuk menghambat pemungutan pajak. 

Namun, dampaknya justru dapat sangat besar bagi pemerintah.

Sebagai contoh, jika sistem pemungutan pajak tidak tepat, maka masyarakat akan merasa
tidak memahami bagaimana cara membayar pajak yang benar. Hal ini dapat
menyebabkan masyarakat enggan membayar pajak karena merasa tidak bertanggung
jawab terhadap negara. 

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk menyediakan sistem pemungutan pajak
yang transparan dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Dengan mengetahui hambatan pajak secara pasif, pemerintah dapat membuat strategi
untuk mengatasinya. 

Misalnya, dengan menyediakan informasi dan penyuluhan yang lebih baik mengenai pajak,
masyarakat akan lebih memahami dan bertanggung jawab dalam membayar pajak.
 Selain itu, pemerintah juga dapat memperbaiki sistem pemungutan pajak agar lebih
transparan dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Baca juga : Pajak Apa Saja Yang Harus Dibayar Perusahaan?


Apa yang dimaksud dengan perlawanan Pajak Secara Aktif?
Perlawanan pajak secara aktif adalah tindakan nyata untuk menghindari pembayaran
pajak yang dikenakan pemerintah. 

Ini dapat dilakukan dengan cara secara sadar mengurangi konsumsi barang-barang yang
dikenakan pajak atau memindahkan lokasi bisnis ke tempat yang memiliki tarif pajak
rendah. 

Meskipun hal ini tidak melanggar hukum, namun dapat menyebabkan pengurangan
permintaan terhadap barang yang dikenakan pajak dan meningkatnya tabungan.

Beberapa contoh dari usaha menghindari pajak secara aktif meliputi:

Menghindari pajak cukai tembakau dengan mengurangi konsumsi rokok atau


merokok jenis rokok yang memiliki tarif pajak atas cukai tembakau rendah

Menghindari pajak bensin dengan menggunakan transportasi umum atau


mengurangi penggunaan mobil pribadi

Menghindari pajak PPnBM dengan mengurangi pembelian barang-barang mewah

Menghindari pajak PPN dengan membeli produk-produk dalam negeri dan


menghindari pembelian luar negeri.

Ada juga beberapa strategi yang digunakan oleh perusahaan atau individu untuk
menghindari pajak, seperti pengalihan produk, pengalihan tempat, dan penghindaran
yuridis. 

Namun, perlu diingat bahwa meskipun tindakan-tindakan tersebut tidak melanggar hukum,
mereka dapat menyebabkan dampak negatif bagi pemerintah dan masyarakat. Oleh
karena itu, setiap orang harus mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka
sebelum melakukan usaha untuk menghindari pajak secara aktif.

Melalaikan pajak adalah penolakan untuk membayar pajak yang sudah ditentukan,
termasuk juga menolak memenuhi formalitas yang harus dilakukan sebagai wajib pajak.

 Biasanya, tindakan ini dilakukan dengan cara menghalangi penyitaan pajak melalui usaha-
usaha seperti perubahan status perusahaan menjadi perseroan, penjualan dan
pemindahan barang-barang yang akan disita, atau proses yang dilakukan melalui
Pengadilan Negeri.

Sebagai contoh, suatu perusahaan menjual produk dengan menaikkan harga. Keuntungan
yang didapatkan dari selisih harga tersebut dapat mencapai jumlah yang mendekati pajak
pendapatan atau perseroan yang harus dibayar oleh wajib pajak. Model bisnis seperti ini
tentunya memerlukan keahlian khusus dalam hal pembukuan.

Salah satu bentuk perlawanan pajak ini adalah melalui pengelakan pajak, dimana wajib
pajak menyembunyikan kondisi sebenarnya dan memalsukan dokumen.

Model pengelakan pajak ini bisa dilakukan oleh perusahaan yang memanfaatkan celah
dalam undang-undang atau memiliki hubungan khusus dengan fiskus. 

Namun, pengelakan pajak juga memiliki beberapa dampak negatif yang harus
diperhatikan, seperti pada bidang keuangan, ekonomi, dan psikologi.
1.Pada bidang keuangan, 

Pengelakan pajak mengakibatkan ketidakseimbangan anggaran dan konsekuensi lain


seperti kenaikan tarif pajak. Ini dapat menjadi masalah karena berkurangnya pos
penerimaan dalam APBN, khususnya pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi.

2.Pada bidang ekonomi, 

Pengelakan pajak mempengaruhi persaingan antar pengusaha dan mengakibatkan


stagnasi roda perekonomian. Wajib pajak yang mengelakkan pajak cenderung tidak
berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara legal, sehingga dapat
mempengaruhi modal dan berdampak pada perkembangan ekonomi.

3.Pada bidang psikologis, 

Pengelakan pajak dapat membuat wajib pajak merasa bebas untuk melanggar undang-
undang karena tindakan penggelapan pajak selalu berhasil dilakukan. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak negatif dari perlawanan pajak secara
aktif dan berusaha untuk menghindarinya demi kemajuan ekonomi dan pembangunan
yang berkelanjutan.

Tags: Perpajakan

YOU MIGHT ALSO LIKE:

Pajak Apa Saja Perlawanan Pajak Perbedaan Zakat


Yang Harus Dibayar dan Sistem dan Pajak: Mana
Perusahaan? Pemungutan Pajak yang Lebih Penting
···
di Indonesia

Lihat Komentar Post Sebelumnya

About Contact Sitemap Disclaimer Privacy Policy Terms and Conds

Copyright © 2018 - 2023 Template By Goinsan™

Anda mungkin juga menyukai