Anda di halaman 1dari 6

Pada bahan apa Kitab Suci yang asli ditulis?

Terdapat dua bahan material yang digunakan untuk menuliskan teks Kitab Suci: Yang
pertama adalah papyrus, yaitu semacam batang rumput ilalang Mesir, yang diratakan dan
gabungkan dengan coating, menjadi asal usul pembuatan kertas. Material ini lebih murah,
namun lebih tidak tahan lama. Yang kedua adalah bahan dari kulit binatang, yang sering
dikenal dengan sebutan parchment/vellum. Bahan ini lebih tahan lama. Awalnya baik
papyrus maupun vellum digabungkan menjadi gulungan (disebut scroll), namun kemudian
berkembang penulisan pada lembaran vellum yang disatukan menjadi bentuk buku, dan ini
disebut codex. Penyusunan menjadi codex ini sudah dimulai di abad kedua sebelum Masehi,
namun kemudian menjadi populer di zaman umat Kristen.

Manuskrip Kitab Suci


Mengingat sifat bahan manuskrip yang relatif tidak tahan lama, tidaklah mengherankan jika
manuskrip asli kitab-kitab Suci telah punah. Hal ini juga terjadi pada manuskrip kitab-kitab
non-religius di zaman itu, seperti Homer dan Pindar. Yang kita ketahui tentang kitab-kitab itu
hanyalah salinannya. Namun demikian ada kekhususan dari manuskrip Kitab Suci, jika
dibandingkan dengan karya-karya tulis lain sezamannya. Jika kita membicarakan teks-teks
kuno, kita mau tidak mau harus memahami fakta yang terjadi sebelum ditemukannya mesin
pencetak. Teks-teks tersebut akan diturunkan ke generasi berikutnya dengan salinan-salinan.
Karena disalin secara manual maka memang terdapat bahaya adanya masalah akurasi dalam
proses penyalinan. Hal ini berlaku pada penyalinan karya-karya sastra zaman kuno secara
umum. Mungkin tak banyak orang yang mengetahui bahwa dalam penulisan karya-karya
sastra klasik yang besar, terdapat interval/ selang waktu yang cukup besar antara saat karya
tersebut disusun oleh pengarangnya dan saat ditemukannya salinan manuskrip yang pertama.
Umumnya selang waktu itu mencapai seribu-an tahun. Hal ini juga membuktikan suatu fakta
bahwa karya-karya sastra tersebut merupakan suatu warisan lisan yang telah hidup dan
berakar dalam masyarakat tertentu selama berabad-abad, sebelum kemudian menjadi suatu
karya tulis yang diturunkan. Demikianlah yang terjadi pada karya-karya yang ditulis oleh
pengarang Yunani, seperti Sophocles (abad ke-5 SM), dan juga Aeshylus,
Aristophanes,Thucydides, dan Plato, di mana manuskrip pertama yang diketahui berjarak
1100-1400 tahun dari saat penyusunan karya tersebut oleh pengarang-nya.

Demikian juga untuk kitab-kitab suci Ibrani. Teks tertua yang ditemukan, nampaknya adalah
teks yang ditemukan di sinagoga di Karasubazar di Crimea, yang kurang lebih berasal dari
abad 7 sampai 10. Di awal abad pertengahan para rabbi yang dikenal dengan sebutan
Masorete memberikan perhatian terhadap tugas memperbaiki teks dan pelafalannya, dengan
memberikan tambahan huruf hidup kepada teks Ibrani kuno. Teks ini kemudian dikenal
dengan sebutan Massora. Konsekuensinya, memang terdapat perbedaan di sana sini antara
teks Masoretik ini dengan sejumlah salinan teks lainnya, juga dari teks yang umurnya lebih
tua, seperti manuskrip Septuaginta. Kitab Septuaginta adalah terjemahan Yunani (di abad ke-
3-2 SM) dari kitab-kitab Perjanjian Lama Ibrani yang digunakan di Mesir dan Israel, yang
kemudian kerap dikutip dalam Kitab-kitab Perjanjian Baru. Namun demikian, secara umum,
penemuan the Dead Sea Scroll di sekitar 1947, menunjukkan bahwa tingkat akurasi
penyalinan kitab-kitab Perjanjian Lama tersebut sangatlah baik. The Dead Sea Scroll adalah
naskah-naskah kuno -yang mengandung teks-teks Kitab Suci Perjanjian Lama- yang
diperkirakan disembunyikan di gua-gua Qumran sekitar tahun 66-70, sebelum Jewish War.
Teks-teks itu diperkirakan sudah eksis di abad-abad sebelumnya, yaitu diperkirakan sejak
abad ke-2 atau bahkan ke- 4 sebelum Masehi. Salinan lengkap kitab Yesaya dan sebagian
kitab Kejadian, Ulangan dan Keluaran- menunjukkan salinan yang sangatlah mirip atau
hampir identik dengan teks yang kita kenal sekarang.

Bagaimana sekarang dengan teks dalam kitab Perjanjian Baru? Fakta menunjukkan Kitab
Suci Perjanjian Baru menunjukkan bukti keotentikan yang jauh melebihi karya-karya tulis
sezamannya. Sebagaimana telah disinggung di atas, keotentikan suatu tulisan bersejarah,
pertama-tama dilihat dari jangka waktu antara ketika karya itu dituliskan sampai ketika
manuskrip pertama ditemukan. Semakin pendek jangka waktunya, maka semakin sedikit
kemungkinan kesalahan dan korupsi dari kisah kejadian yang sesungguhnya oleh kesalahan
penulisan. Yang kedua, kita dapat melihat tingkat otentisitas manuskrip dari berapa banyak
manuskrip otentik yang ada. Semakin banyak manuskrip yang ada tentang kisah kejadian
yang sama, terutama jika dilakukan pada waktu yang sama, tetapi pada lokasi yang berbeda,
maka akan menambah nilai integritas dan keotentikan dokumen.

Sekarang mari kita lihat melihat fakta karya tulis yang penting dalam literatur sejarah, jika
dibandingkan dengan teks Injil dan kitab-kitab Perjanjian Baru:

Karya tulis Kapan ditulis Copy pertama Jangka waktu Jumlah copy
Herodotus 488-428 BC 900 AD 1,300-1400 8
Thucydides 100 AD 1100 1,000 20
Caesar’s Gallic War 58-50 BC 900 AD 950 9-10
Roman History 59 BC-17 AD 900 AD 900 20
Homer (Iliad) 900 BC 400 BC 500 643
5000 ++ Yunani,
Injil dan PB 38-100 AD 130 AD 30-50 10,000 Latin,
9,300 bhs lain

Maka kita melihat bahwa dokumen tentang sejarah Romawi ditemukan sekitar 900 tahun atau
hampir 1 millenium setelah kejadian terjadi, dan hanya ada 20 copy yang masih eksis.
Sedangkan, penemuan arkeologis membuktikan bahwa manuskrip Injil ditemukan sekitar 30
tahun setelah kejadian, dan bahwa terdapat lebih dari 5500 manuskrip asli ((Robert Stewart.
ed, The Reliability of the New Testament: Bart Ehrman and Daniel Wallace in Dialogue,
(Minneapolis: Fortress Press, 2011), p.17.)) dalam bahasa Yunani (dan sekitar 20,000 non-
Yunani) yang eksis. Kitab Injil dan Perjanjian Baru yang asli seluruhnya dituliskan dalam
bahasa Yunani, karena bahasa Yunani pada saat itu merupakan bahasa yang umum dipakai,
bahkan oleh kaum Yahudi. Banyaknya manuskrip Yunani yang asli tersebut dapat membantu
mengidentifikasi adanya kelainan teks dan dengan demikian dapat diketahui teks aslinya.
Banyaknya teks asli Perjanjian Baru juga tidak mendukung perkiraan bahwa teks tersebut
dipalsukan. Sebab seseorang yang mau memalsukan harus juga mengubah beribu manuskrip
yang sudah ada dan beredar di tempat-tempat yang berbeda.

Dengan melihat tabel di atas, secara obyektif kita melihat bahwa karya tulis sejarah Romawi
bahkan terlihat sangat ‘minim’ jika dibandingkan dengan Injil, dari segi ke-otentikannya,
akurasi dan integritasnya. Padahal orang zaman sekarang tidak mempunyai kesulitan untuk
menerima sejarah Romawi tersebut sebagai kebenaran. Suatu permenungan adalah
bagaimana Injil yang secara obyektif lebih ‘meyakinkan’ keasliannya dibandingkan sejarah
Romawi malah mengundang perdebatan. Keaslian Injil juga kita ketahui dari tulisan Bapa
Gereja, seperti St. Klemens (95) sudah mengutip ayat-ayat Injil, berarti pada saat itu Injil
sudah dituliskan, demikian pula Kisah para rasul, Roma, 1 Korintus, Efesus, Titus, Ibrani dan
1 Petrus. Juga di awal abad ke-2, St. Ignatius (115) telah mengutip ayat Injil Matius,
Yohanes, Roma, 1dan 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, 1 & 2 Timotius dan Titus.

Dari banyaknya manuskrip asli tersebut, memang banyak orang menyangka bahwa akan
terdapat banyak perbedaan-perbedaan teks. Namun ternyata, fakta menunjukkan tidak
demikian. Tingkat kesesuaian manuskrip Perjanjian Baru adalah 99.5 % (dibandingkan
dengan Homer/ Iliad 95%). Kebanyakan perbedaan adalah dari segi ejaan dan urutan kata.
Tidak ada perbedaan yang menyangkut doktrin yang penting yang dapat mengubah doktrin
Kristiani.

Memang untuk teks Perjanjian Baru, kita mengenal salinan-salinan dari zaman yang berbeda,
sehingga teks dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu dengan istilah minuscule, uncials
dan papyri. Minuscules adalah salinan yang diperoleh setelah abad ke-9; pada saat ini, ialah
ada semacam standar penulisan teks, dan ini disebut ‘received text‘. Uncials adalah
manuskrip yang ditemukan antara abad ke-4 sampai abad ke-9. Teks abad ke-4 yang terkenal
adalah Codex Vaticanus (yang tersimpan di Vatikan), Codex Sinaiticus (yang ditemukan di
biara Sinai, dan dibawa ke Rusia dan dijual ke British Museum). Codex Bezae di Cambridge
adalah dari abad ke-5. Codex itu sampai ke tangan seorang murid Calvin yang bernama
Theodore Beza, dan diberikan kepada Universitas di Cambridge tahun 1581. (Selanjutnya
tentang banyaknya ragam codex, silakan membaca di link ini, silakan klik). Sedangkan untuk
papyri, yang terkenal adalah Egerton papyrus yang disimpan di British Museum; The Chester
Beatty papyri, yang kemudian disimpan di universitas Michigan. Fragmen papyri yang
terbesar, mencakup hampir keseluruhan surat-surat Rasul Paulus. Namun papyrus yang
paling berharga adalah Ryland papyrus yang disimpan di Manchester, yaitu papyrus yang
mengandung tulisan Injil Yohanes bab 18, yang berasal dari tahun 130, yang hampir
bersamaan dengan teks aslinya yang berasal dari tahun 96-98.

Kesimpulan: Kaitan tak terpisahkan antara Tradisi Suci,


Kitab Suci dan Magisterium Gereja
Pemahaman akan asal usul terbentuknya Kitab Suci harusnya semakin membantu kita untuk
mengakui bahwa sesungguhnya Kitab Suci (yaitu ajaran Kristus dan para Rasul yang
dituliskan), tidak terpisahkan dari Tradisi Suci (ajaran lisan dari Kristus dan para Rasul).
Sebab Kitab Suci berasal dari ajaran lisan dari Kristus dan para Rasul, yang kemudian
dituliskan, atas dasar kemampuan memori dari para penulisnya, dan juga pertama-tama atas
dorongan Roh Kudus. Dengan kata lain, Kitab Suci mengambil sumbernya dari Tradisi Suci
yang telah hidup dan berakar dalam jemaat perdana. Maka, tidak menjadi masalah, jika
faktanya teks Kitab Suci yang asli/ original kemungkinan sudah punah di abad kedua, sebab
ajaran yang terkandung di dalam Kitab Suci sudah ada, tetap hidup dan dilestarikan dalam
kehidupan Gereja. Hal ini terlihat dari banyaknya teks Kitab Suci yang dikutip dalam tulisan
para Bapa Gereja yang hidup di abad-abad awal tersebut. Inilah yang menyebabkan Kitab
Suci dapat terus diturunkan dan dituliskan dengan tingkat akurasi yang tinggi, walaupun
salinannya baru dapat ditemukan di abad berikutnya (sejumlah salinan teks ditemukan di
tahun 130, atau mayoritas teks ditemukan dalam codices yang umumnya berasal dari abad ke-
4).
Selanjutnya terbentuknya Kitab Suci juga tidak dapat dipisahkan dari proses penentuan
kanonnya. Sebab tidak semua dari karya tulis di abad-abad pertama dapat dikatakan sebagai
karya yang diinspirasikan oleh Roh Kudus. Magisterium Gerejalah – pertama kali oleh Paus
Damasus I- yang pada tahun 382 menentukan kitab-kitab mana yang diinspirasikan oleh Roh
Kudus, sehingga termasuk dalam kanon Kitab Suci. Maka Kitab Suci yang kita ketahui
sekarang, berasal dari Magisterium Gereja Katolik.

Tentang sejarah kanon Kitab Suci, sudah pernah dibahas di artikel ini, silakan klik.

Lampiran:
Tabel Kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, pengarang dan
perkiraan tahun penyusunannya

 Pengarang
No  Nama Kitab  Perkiraan tahun penyusunan
Kitab
PERJANJIAN LAMA:
A Kitab-kitab Hukum Musa
1 Kejadian Musa \  dikarang oleh Musa stl Exodus
2 Keluaran Musa  |   1600/ 1200 SM
3 Imamat Musa  | ditulis dalam beberapa tahapan
4 Bilangan Musa  |   850,750,650,450 SM
5 Ulangan Musa /
B Kitab-kitab Historis
6 Yosua NN/ Yosua sekitar 1200 SM
7 Hakim-hakim NN sekitar 1200- 970 SM
1000-700 SM atau sebelum abad
8 Ruth NN
ke-6 SM
9 1 Samuel NN/ Samuel sekitar abad ke-6 SM
10 2 Samuel NN/ Samuel sekitar abad ke-6 SM
11 1 Raja-raja Yeremia 587 s/d sebelum 538 SM
12 2 Raja-raja Yeremia 587 s/d sebelum 538 SM
setelah 538 SM- abad 4 SM atau
13 1 Tawarikh Ezra
250 SM
setelah 538 SM- abad 4 SM atau
14 2 Tawarikh Ezra
250 SM
15Ezra Ezra 458 SM
16Nehemia Nehemia 445 SM
17Tobit Tobit dan Tobias 350-170 SM
18Yudit NN sekitar abad ke-2 SM
19Ester Mordekhai setelah 480/465 SM
20Ayub NN/ Musa sekitar 600- 400 SM
Kitab-kitab Puitis dan
C
Kebijaksanaan
Daud, Musa,
Salomo, Asaph,
21 Mazmur bani Korah, sekitar abad ke-8 SM
Eman,
Ethan, NN
800 SM/sebelum abad ke-6 SM
22 Amsal Salomo
s/d abad  ke-5 SM
NN/ Pseudo
23 Pengkhotbah abad ke-3 SM
Salomo
24 Kidung Agung Salomo setelah abad ke-8 SM
NN/ Pseudo
25 Kebijaksanaan 200-150 SM
Salomo
Yeshua bin
26 Sirakh 190-180 SM
Sirakh
Kitab-kitab Nubuat
D
para Nabi
742-701 SM, >539 SM, <520-473
27 Yesaya Yesaya
SM
28 Yeremia Yeremia 627- <587 SM
29 Ratapan Yeremia sekitar abad ke-6 SM
30 Barukh Barukh/NN sekitar abad ke-6- 5 SM
31 Yehezkiel Yehezkiel sekitar abad ke-6 SM (592-570 SM)
sekitar abad ke-6 SM/ abad ke-2
32 Daniel Daniel
SM
33 Hosea Hosea sekitar abad ke-8 SM (750-725 SM)
sekitar abad ke-8 SM/ abad ke-4
34 Yoel Yoel
SM
35 Amos Amos 791-753 SM
sekitar abad ke-9 SM/ ke-6 SM/
36 Obadiah Obadiah
<500 SM
37 Yunus Yunus/ NN sekitar abad ke-8 SM/ ke-7 SM
38 Mikha Mikha 740-695 SM
39 Nahum Nahum 663-612 SM
40 Habakkuk Habakkuk 610-600 SM
41 Zefanya Zefanya 640-609 SM
42 Hagai Hagai 520 SM (586-445 SM)
43 Zakaria Zakaria 520-518 SM
44 Maleakhi Maleakhi >460 SM
45 1 Makabe NN 134 SM
46 2 Makabe NN 124 SM
PERJANJIAN BARU:
47 Matius Matius 50 an
48 Markus Markus 55-62
49 Lukas Lukas 62
50 Yohanes Yohanes 90-100
51 Kisah Para Rasul Lukas 63
52 Roma Paulus 57/58
53 1 Korintus Paulus 54-57
54 2 Korintus Paulus 57
55 Galatia Paulus 57/58
56 Efesus Paulus 61-63
57 Filipi Paulus 54-57
58 Kolose Paulus 61-63
59 1 Tesalonika Paulus 50-52
60 2 Tesalonika Paulus 50-52
61 1 Timotius Paulus 65
62 2 Timotius Paulus 66-67
63 Titus Paulus 65
64 Filemon Paulus 61-63
65 Ibrani Paulus 64-67
66 Yakobus Yakobus sebelum 62
67 1 Petrus Petrus sebelum 67
68 2 Petrus Petrus sebelum 67
69 1 Yohanes Yohanes 90-100
70 2 Yohanes Yohanes 90-100
71 3 Yohanes Yohanes 90-100
72 Yudas Yudas 50-70
73 Wahyu Yohanes 60-70

Anda mungkin juga menyukai