Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATA KULIAH

EKONOMI MIKRO LANJUTAN KELAS A


CONTOH KASUS MONOPOLI

Kelompok 3:
1. Komang Dea Ayu Maheswari (2007511098)
2. I Putu Junior Surya Ananda (2007511123)
3. Putu Sitha Satyadhara Surya (2007511185)

Kasus PT Carrefour Indonesia dan keputusan KPPU


Kasus PT Carrefour sebagai Pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999. Salah satu aksi perusahaan yang
cukup sering dilakukan adalah pengambil alihan atau akuisisi. Dalam UU No.40/2007 tentang
Perseroan terbatas disebutkan bahwa hanya saham yang dapat diambil alih. Jadi, asset dan yang
lainnya tidak dapat di akuisisi.

Akuisisi biasanya menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan.
Dalam mengakuisisi perusahaan yang akan mengambilalih harus memperhatikan kepentingan
dari pihak yang terkait yang disebutkan dalam UU. No. 40 tahun 2007, yaitu Perseroan,
pemegang saham minoritas, karyawan perseroan, kreditor , mitra usaha lainnya dari Perseroan;
masyarakat serta persaingan sehat dalam melakukan usaha.
PT Carrefour merupakan perusahaan yang menjadi monopoli karena menikmati skala ekonomi
yang membuat biaya rata-rata menjadi tingkat paling minimum. Hal ini akan menghambat
perusahaan lain masuk ke dalam industry, karena sangat sukar menyaingi keefisienan perusahaan
yang dapat mencapai skala ekonomi. Jika monopoli didasarkan pada pemaksimuman
keuntungan, maka akan menimbulkan kerugian yang besar kepada masyarakat. Mereka akan
membayar harga yang lebih tinggi untuk barang yang jumlah penawarannya lebih sedikit dari
jumlah barang yang dapat diproduksikan secara optimal.

PT Carrefour mungkin dapat menguasai pasar pemasok dan konsumen, karena itu, tidak terdapat
kemungkinan bagi perusahaan lain untuk memasuki industry ini, selain itu, PT Carrefour
mempunyai modal yang sangat besar.PT Carrefour merupakan penentu harga, sehingga dapat
menentukan harga pada tingkat yang dikehendakinya.Selain itu, promosi kurang diperlukan oleh
PT Carrefour, oleh sebab itu, PT Carrefour jika membuat iklan hanya untuk menjaga hubungan
baik dengan masyarakat.

PT Carrefour melakukan diskriminasi harga, ini terbukti dengan banyaknya Carrefour di seluruh
dunia, dan Carrefour juga merupakan perusahaan ritel terbesar kedua di dunia.
Salah satu cabang Carrefour ada di Indonesia, yaitu PT Carrefour Indonesia. Beberapa waktu
lalu, PT Carrefour Indonesia melakukan akuisisi terhadap PT. Alfa Retailindo. Setelah akuisisi
tersebut, banyak masalah yang terjadi antara PT Carrefour Indonesia dengan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha. Mennurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha, PT Carrefour Indonesia tidak
hanya menjual komoditi ke konsumen, tapi juga menjual servis ke pemasok berupa biaya awal
yang harus dibayar pemasok pada swalayan yang bersedia menjual produk pemasok atau
disebut juga listing fee, penyediaan tempat,promosi, dan sebagainya. Yang dibidik Komisi
Pengawas Persaingan Usaha sebenarnya segmen pasar dengan pemasok, sedangkan dari sisi
pangsa pasar ke konsumen, sampai saat ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha tidak melihat
ada masalah.
Dalam kasus ini, PT Carrefour Indonesia melakukan kegiatan yang dilihat Komisi Pengawas
Persaingan Usaha bermasalah. PT Carrefour Indonesia menurut Komisi Pengawas Persaingan
Usaha membebani para pemasok dan pedagang kecil dengan syarat perdagangan yang tinggi. Hal
ini diikuti dengan PT Carrefour Indonesia mendapat untung yang besar, tetapi para pemasok dan
para pelaku retail modern yang berhubungan dengan PT Carrefour Indonesia tidak ikut
menikmati keuntungan tersebut. Dengan aktivitas seperti itu, dikhawatirkan PT Carrefour
Indonesia akan menguasai seluruh pangsa pasar retail modern.

Secara faktual, produk PT Carrefour Indonesia beragam. PT Carrefour Indonesia menjual


elektronik, bersaing denganAgis, Best Denki, dan Electronic City. PT Carrefour Indonesia juga
menjual busana, bersaing denganMatahari dan Ramayana. Baru untuk produk pangan PT
Carrefour Indonesia bersaing denganHypermarket dan Giant. Sebenarnya, pesaing PT Carrefour
Indonesia tidak terbatas dari segmen hipermarket saja, tapi PT Carrefour Indonesia bersaing
dengan multiformat.

Akan tetapi, melihat banyaknya pesaing PT Carrefour Indonesia seperti diatas, dapat
menimbulkan kecurigaan tersendiri. Jika memang PT Carrefour Indonesia tidak melakukan
monopoli, maka seharusnya produk PT Carrefour Indonesia dan pesaing-pesaingnya homogen
dan tidak dapat menetapkan harga. Disini, PT Carrefour Indonesia jelas dapat mempermainkan
harga. Dengan modal yang besar, PT Carrefour Indonesia dapat menarik konsumen dengan
permainan harga yang PT Carrefour Indonesia lakukan.

Sedangkan dari hubungan PT Carrefour Indonesia dengan pemasok, Komisi Pengawas


Persaingan Usaha melihat masalah dengan konsep upstream dan downstream. Tapi, ketika
timbul pernyataan bahwa Komisi Pengawas Persaingan Usaha menemukan pangsa pasar ritel
moderen yang dikuasai perusahaan asal Perancis itu di sisi hulu (penguasaan terhadap
pemasok) sudah melampaui 60 persen sedangkan di sisi hilir (antara hipermarket dan
supermarket) melampaui 40 persen, PT Carrefour Indonesia mengaku hanya menguasai tujuh
persen pangsa pasar ritel di Indonesia.

Dari sudut akuisisi, dengan membeli PT. Alfa Retailindo, PT Carrefour Indonesia dituduh
membuat biaya tinggi kepada para pemasok. PT Carrefour Indonesia sepertinya mengakuisis
tidak sekadar mengganti logo,tapi system teknologi informasinya ditambah, dalamnya diubah,
dan jumlah barang yang dijual bertambah.Itu yang membuat biaya yang dibebankan lebih besar,
agar PT Carrefour Indonesia tidak mengalami kerugian. Akan tetapi, telah kita ketahui bersama
bahwa PT. Alfa Retailindo merupakan firma yang cukup besar, sehingga tidak menutup
kemungkinan mempunyai pemasok yang banyak. Pasca akuisisi, syarat perdagangan PT. Alfa
Retailindo mengikuti PT Carrefour Indonesia r dan dinilai memberatkan pemasok karena
semakin besar. Dengan demikian, dengan adanya syarat perdagangan itu, persaingan usaha
menjadi tidak sehat. Persaingan usaha yang sehat itu artinya memberi kesempatan yang sama,
jangan hanya pemilik modal yang menguasai segala-galanya, seperti PT Carrefour Indonesia
yang menekan pemasok dengan syarat perdagangan yang tinggi.

Masalah PT Carrefour Indonesia dengan pemasok agaknya terjadi karena PT Carrefour


Indonesia mempunyai modal yang besar. Setelah itu, PT Carrefour Indonesia mengakuisisi PT.
Alfa Retailindo dan menambah pengaruh mereka di pasar retail modern, karena PT. Alfa
Retailindo juga mempunyai pengaruh di pasar retail modern. Para pemasok yang berhubungan
dengan Alfamart, otomatis menjadi berhubungan dengan PT Carrefour Indonesia setelah
akuisisi tersebut. Pemasok sebelumya, tidak dapat memutuskan perja
njian karena ada kontrak dan juga di zaman sekarang, sangat susah mencari klien seperti PT
Carrefour Indonesia , walaupun PT Carrefour Indonesia sering memberatkan para pemasok,
mereka tidak akan lari dari memasok barang ke PT Carrefour Indonesia.

PT Carrefour Indonesia juga bisa berleha-leha karena jarang ada yang punya modal sebesar PT
Carrefour Indonesia . Dengan modal seperti itu, PT Carrefour Indonesia dapat mengontrol
pemasok dan malah membuat pemasok tergantung kepada PT Carrefour Indonesia .
Perusahaan lain tidak dapat menyaingi PT Carrefour Indonesia dengan modalnya, apalagi
dengan sejumlah besar pemasok-pemasok yang melakukan perjanjian dengan PT Carrefour
Indonesia sehingga menyebabkan perusahaan lain mempunyai hambatan untuk membuat
perjanjian dengan pemasok lain, karena para pemasok lain sudah te rikat dan bergantung kepada
PT Carrefour Indonesia .
PT Carrefour Indonesia juga dapat mempengaruhi harga produk mereka. Hal ini dikarenakan PT
Carrefour Indonesia menekan pemasok, dengan begitu, PT Carrefour Indonesia mendapat
produk dengan harga yang memadai dan kemudian menjualnya ke konsumen dengan harga
sesuai kehendak mereka Kelakuan PT Carrefour Indonesia yang menekan pemasok dapat
digunakan juga sebagai cara untuk memaksimumkan keuntungan PT Carrefour Indonesia.

Jika Komisi Pengawas Persaingan Usaha mendapatkan bukti baru dan mempermasalahkan
tentang penjualan produk PT Carrefour Indonesia kepada kosumen, Komisi Pengawas
Persaingan Usaha dapat membujuk pemerintaah dan pemerintah dapat menerapkan pajak lump-
sum dan pajak per unit kepada PT Carrefour Indonesia. Pajak lump-sum adalah pajak izin usaha
ataupun pajak pajak keuntungan yang dapat digunakan pemerintah untuk dapat mengurangi atau
bahkan menghilangkan keuntungan PT Carrefour Indonesia tanpa mepengaruhi harga komoditi.
Sedangkan pajak perunit adalah biaya variable yang dikenakan kepada monopolis, akan tetapi,
pajak per unit mempunyai kelemahan, yaitu monopolis dapat mengalihkan beban pajak perunit
kepada para konsumen, dalam bentuk harga yang lebih tinggi. Sebenarnya, konsumen akan lebih
untung jika monopolis yang mengendalikan harga. Konsumen dapat membeli output yang lebih
besar dan harga yang lebih rendah daripada dengan pemerintah mengendalikan monopolis
memakai pajak lump-sum dan pajak perunit.

Namun, Komisi Pengawas Persaingan Usaha menyoroti masalah PT Carrefour Indonesia dari
segi hubungan dengan pemasok dan proses akuisisi yang dilakukan PT Carrefour Indonesia
terhadap PT. Alfa Retailindo. Dalam proses akuisisi sebenarnya semuanya berjalan dengan baik
tanpa ada masalah yang cukup berarti. Namun ada beberapa hal menarik yang dapat ditelisik
lebih lanjut, yaitu :
1. Keharusan Tender Offer

Dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor 04/PM/2000 (Peraturan Nomor IX.H.1) tentang
Pengambilalihan Perusahaan Terbuka ditentukan adanya keharusan melakukan tender offer
dalam hal melakukan akuisisi saham dari perusahan terbuka, yang ditawarkan oleh pengendali
perusahaan terbuka yang baru terhadap seluruh sisa saham yang bersifat ekuitas dari perusahaan
yang tersebut, kecuali efek yang dimiliki oleh pemegang saham utama atau pihak pengendali
lain dari perusahaan terbuka tersebut, sesuai dengan syarat dan tata cara yang diatur dalam
peraturan pasar modal yang khusus mengatur tentang tender offer, yaitu Peraturan Nomor
IX.F.1 .
Sehubungan dengan Tender Offer, pengumuman rencana Tender Offer telah diumumkan oleh
PT. Carrefour Indonesia dalam dua surat kabar harian, yaitu Bisnis Indonesia dan Investor Daily
serta mengajukan Pernyataan Penawaran Tender kepada Ketua Badán Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (”BAPEPAM-LK”) sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
BAPEPAM No. IX.F.1. dan Peraturan BAPEPAM No. IX.F.2.

Anda mungkin juga menyukai