Kasus 1
Kenaikan harga daging
Sebagaimana kita ketahui bahwa beberapa minggu terakhir,kenaikan harga daging sapi melonjak
sekitar Rp 90.000,00/kg – Rp 100.000,00/kg terutama diwilayah Jakarta. Hal tersebut
menyebabkan para pedagang mogok berjualan. Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Bungaran
Saragih menilai fenomena kenaikan harga daging sapi yang terjadi beberapa waktu belakangan
ini merupakan dampak dari terbatasnya suplai daging. Menurut Bungaran, hal ini erat kaitannya
dengan pembatasan kuota impor daging sapi dan minimnya produksi dalam negeri. Sikap mogok
jualan ini diakui Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pedagang Daging Sapi Seluruh Indonesia
(Apdasi) Jawa Barat, Dadang Iskandar karena harga yang sulit untuk dijangkau. Selain itu,
pasokan daging sapi potong di rumah potong hewan (RPH) pun semakin menipis. Maka wajar
jika dibeberapa pasar tradisional, jarang ditemukan penjual daging sapi potong yang menjajakan
dagangannya. Sementara itu, pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Daging
Indonesia mencurigai ada yang memanfaatkan momentum dengan menaikkan harga daging sapi.
Kenaikan harga daging menjelang akhir tahun ini dinilai tidak wajar karena harga di beberapa
negara lain lebih murah daripada harga daging di Indonesia. Dari contoh kasus di atas, penjualan
daging termasuk dalam ciri-ciri pasar persaingan sempurna yaitu terdiri dari banyak penjual dan
banyak pembeli, bahkan penjual tergabung dalam Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI),
setiap perusahaan mudah keluar atau masuk pasar. Contohnya pedagang dapat memutuskan
untuk berhenti berjualan sampai kondisi pasar benar-benar stabil. 2. Menghasilkan barang
serupa,karena tidak ada perbedaan yang terlalu nampak.3. Terdapat banyak perusahaan di
pasar dalam hal ini peternak sapi yang menyalurkan daging sapi.4. Pembeli mempunyai
pengetahuan yang sempurna mengenai pasar. Dalam kasus ini pembeli sudah mengetahui
terjadinya kenaikan harga daging sapi melalui informasi dari media. Sehingga, mereka
cenderung mengurangi konsumsi daging sapi dan kurangnya permintaan pasar. Menyebabkan
keuntungan yang diperoleh oleh penjual menjadi berkurang dan pendapatan mereka relatif sama.
Pembahasan
Dari contoh kasus di atas, penjualan daging termasuk dalam ciri-ciri pasar persaingan
sempurna yaitu terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli, bahkan penjual tergabung dalam
Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), setiap perusahaan mudah keluar atau masuk pasar.
Contohnya pedagang dapat memutuskan untuk berhenti berjualan sampai kondisi pasar benar-
benar stabil. 2. Menghasilkan barang serupa,karena tidak ada perbedaan yang terlalu nampak.3.
Terdapat banyak perusahaan di pasar dalam hal ini peternak sapi yang menyalurkan daging
sapi.4. Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar. Dalam kasus ini
pembeli sudah mengetahui terjadinya kenaikan harga daging sapi melalui informasi dari media.
Sehingga, mereka cenderung mengurangi konsumsi daging sapi dan kurangnya permintaan
pasar. Menyebabkan keuntungan yang diperoleh oleh penjual menjadi berkurang dan pendapatan
mereka relatif sama.
Dalam kasus ini pembeli sudah mengetahui terjadinya kenaikan harga daging sapi melalui
informasi dari media. Sehingga, mereka cenderung mengurangi konsumsi daging sapi dan
kurangnya permintaan pasar. Menyebabkan keuntungan yang diperoleh oleh penjual menjadi
berkurang dan pendapatan mereka relatif sama
Untuk mengantisipasi kenaikan harga daging sapi, pemerintah harus melakukan berbagai
upaya untuk menstabilkan harga daging sapi. Salah satu langkah awal untuk mengetahui gejolak
harga daging sapi nasional adalah dengan membuat suatu analisis gejolak hargadaging
sapi dalam rangka konsolidasi dan koordinasi stabilisasi harga.
Kasus 2
Produsen tahu tempe dan kenaikan harga kedelai
Pusat Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Jateng mendesak pemerintah segera
merealisasikan pelimpahan kewenangan kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk
mengendalikan harga empat komoditas. Beras, gula, jagung, dan kedelai. Realisasi pelimpahan
itu sangat penting guna mengendalikan harga kedelai, salah satu komoditas yang saat ini
memicu isu hangat, agar tidak terus melonjak tinggi. "Kabarnya saat ini, keputusannya masih
menjadi evaluasi tim yang dibentuk pemerintah. Kami berharap agar secepatnya
direalisasikan," ujar Sekretaris Puskopti Jateng Rifai, Selasa (4/9). Dikatakan, prediksi Bank
Investasi Goldman Sachs tanggal 10 Aguistus lalu, harga komoditas kedelai masih akan
melambung tinggi. Diprediksi harga kedelai akan mencapai angka Rp 8.700 di tingkat pengecer,
dan Rp 8.400 di tingkat distributor. Harga normal di kisaran Rp 5.000 - Rp 6.000.Ketua Puskopti
Jateng Sutrisno Supriyantoro mengatakan, melambungnya harga kedelai akan menjadi salah
satu isu penting yang akan dibahas dalam rapat kerja Gabungan Koperasi Produsen Tempe
Tahu Indonesia (Gakoptindo) tahun ini.
Dari contoh kasus di atas, produsen tahu tempe termasuk dalam ciri-ciri pasar persaingan
sempurna yaitu terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli, bahkan penjual tergabung
dalam Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), setiap perusahaan
mudah keluar atau masuk pasar. Contohnya pedagang dapat memutuskan untuk berhenti
berjualan sampai kondisi pasar benar-benar stabil. 2. Menghasilkan barang serupa,karena tidak
ada perbedaan yang terlalu nampak.3. Terdapat banyak perusahaan di pasar dalam hal ini
produsen tahu tempe dan penjual kedelai .4. Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna
mengenai pasar. Dalam kasus ini pembeli sudah mengetahui terjadinya kenaikan harga kedelai
melalui informasi dari media dan meningkatnya harga tahu dan tempe. Sehingga, mereka
cenderung mengurangi konsumsi tahu dan tempe dan kurangnya permintaan pasar.
Menyebabkan keuntungan yang diperoleh oleh penjual menjadi berkurang dan pendapatan
mereka relatif sama.
Kasus 3
Monopoli Apple terhadap harga E-book
Pada Agustus 2011, gugatan class action ditujukan pada Apple dan sejumlah penerbit
karena dianggap mempermainkah harga ebook secara ilegal.. Yakni, CBS Corp., Lagardere
SCA, Hachette Book Group, Pearson Plc., Penguin Group, Macmillan, dan HarperCollins
Publishers Inc., anak perusahaan News Corp. Para penerbit ini mendistribusikan buku
elektroniknya (e-book) melalui jaringan Apple, yang dikelola iTune. Melalui kerja sama yang
terjadi sejak tahun 2010 ini, Apple langsung memangkas hasil penjualan sebesar 30
persen.Dan kini setelah beberapa bulan berselang, kasus tersebut masih berlanjut, yang artinya
Apple harus berhadapan dengan pihak pemerintah dengan tuduhan bekerjasama dengan
beberapa penerbit untuk menaikkan harga ebook populer yang tentu saja dianggap merugikan
konsumen. Pihak Apple dengan tegas tidak ingin berdamai pada kasus ini dan ingin
menyelesaikan melalui jalur hukum.
Dua dari lima penerbit tergugat, Macmillan dan Penguin Group, juga melakukan langkah
sama seperti yang dilakukan Apple pada saat sesi dengar pendapat di kantor divisi anti-
monopoli perdagangan Departemen Hukum Amerika.
Lembaga berwenang di Amerika dan Eropa sedang melakukan investigasi atas dugaan
praktek monopoli dan persaingan tidak sehat yang dilakukan Apple beserta mitranya itu.
Seorang sumber yang mengetahui kasus ini,seperti dikutip Reuters, menuturkan materi yang
diselidiki adalah dugaan penggunaan harga tetap (fixed price), menjegal pesaing, dan
merugikan konsumen. Sebelumnya pemerintah Amerika telah menentukan harga tetap untuk
ebook pada 2010 saat iPad 1 rilis. Harga ebook kemudian terus melonjak rata-rata $2 - $3 tiap
3 hari di awal 2010. Dalam kasus ini, sebenarnya dipicu oleh model penetapan harga semena-
mena oleh sejumlah penerbit. Apple sebagai 'distributor' ikut terseret.