Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH HASIL OBSERVASI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis yang diampu oleh
Achmad Kautsar, S.E., M.M.

Disusun Oleh :
KELOMPOK IV (KELOMPOK EMPAT)

Mayang Putri 19080574003 Erika Eka Putri 19080574065


Dwi Novia W. 19080574017 Hasnaning Monika A. 19080574078
Erlinda Indria S. 19080574008 Whindya Rahmadi M. 19080574103
Diyah Ayu P. 19080574031 Dian Ulya Putra 19080574143

Kelas :
MANAJEMEN 2019 A

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Hasil
Observasi UD/Firma.
     Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
     Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.   
     Akhir kata kami berharap semoga makalah usaha dagang ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 12 Maret 2020


Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
A. LATAR BELAKANG MASALAH...............................................................................
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................
C. TUJUAN.........................................................................................................................
D. METODE........................................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................


A. PENGERTIAN UD DAN FIRMA.................................................................................
B. KARAKTERISTIK DAN KEGIATAN UTAMA UD DAN FIRMA...........................
C. CIRI-CIRI USAHA DAGANG DAN FIRMA...............................................................
D. JENIS - JENIS USAHA DAGANG DAN FIRMA .......................................................
E. PERIZINAN USAHA DAGANG...................................................................................
F. DASAR HUKUM USAHA DAGANG DAN FIRMA...................................................
G. PROSEDUR PENDIRIAN USAHA DAGANG DAN FIRMA....................................
H. PERSYARATAN USAHA DAGANG DAN FIRMA...................................................

BAB III HASIL OBSERVASI...................................................................................................


A. IDENTITAS USAHA.....................................................................................................
B. OPERASIONAL PERUSAHAAN.................................................................................
C. PENGOLAHAN PERUSAHAAN.................................................................................
D. KENDALA DARI USAHA MEBEL.............................................................................
E. DOKUMENTASI USAHA.............................................................................................

BAB IV KESIMPULAN.............................................................................................................
A. KESIMPULAN...............................................................................................................
B. SARAN...........................................................................................................................
BAB  I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha merupakan setiap aktivitas yang dilakukan manusia untuk mendapatkan apa yang
diinginkan. Jika diartikan secara khusus, istilah usaha dapat diartikan ke dalam banyak makna
dan sangat bergantung dengan di mana istilah usaha ini digunakan. Di bidang bisnis misalnya,
usaha biasanya identik dengan aktivitas bisnis.
Dengan Banyak wirausahawan lebih suka langsung meluncurkan Usaha dan melihat apa
yang terjadi dari pada menginvestasikan waktu dan tenaganya untuk menentukan dan meneliti
target pasar, menentukan strategi dan merencanakan keuangannya.
Perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau
keduanya yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan pemaksaan. Pada masa awal
sebelum uang ditemukan, tukar menukar barang dinamakan barter yaitu menukar barang
dengan barang. Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan penukaran uang. Setiap
barang dinilai dengan sejumlah uang. Pembeli akan menukar barang atau jasa dengan sejumlah
uang yang diinginkan penjual. Dalam perdagangan ada orang yang membuat yang disebut
produsen. Kegiatannya bernama produksi.
Usaha dagang adalah kegiatan membeli dan menjual kembali barang atau jasa dengan
tujuan mencari keuntungan termasuk menjadi perantara dari kegiatan tersebut. Banyak macam-
macam usaha dagang yang tersedia, dimana bisa dipilih dengan modal kecil tapi bisa juga
memberikan keuntungan besar. Berdagang merupakan salah satu aktifitas bisnis yang
menjanjikan untung besar bila pandai menyusun strategi. Hanya dengan modal kecil anda pun
bisa membuka usaha dagang yang bisa ditempatkan diteras rumah. Tetapi untuk meraih laba
yang besar, kita harus tahu memasarkan dagangan dengan baik.
Kita juga tahu sekarang ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang menggunakan
bentuk Firma ini. Bahkan Firma bukanlah suatu istilah yang asing lagi untuk kita dengar dan
akan terus berkembang di masa sekarang ini. Firma itu sendiri telah dibuat hukum nya
(peraturannya) dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) oleh pemerintah. Oleh
sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam lagi apa itu Firma sehingga kita
dapat mempertimbangkan bentuk usaha apa yang ingin kita gunakan jika kita ingin membuka
suatu usaha.
Sebagai subjek observasi kami, UD. Berdikari adalah usaha dagang yang bergerak di
bidang industri penjualan produk dari kayu seperti meja, kursi, lemari, dan sebagaina. Usaha ini
berlokasi di Jl. Semarang No. 57B, Surabaya, Jawa Timur. Hasil produksinya berupa produk
kayu yang disulap menjadi barang-barang rumah tangga yang sangat bermanfaat. UD.
Berdikari masih tergolong perusahaan kecil namun sudah lama berdiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah apa saja
langkah-langkah yang dilakukan oleh UD. Berdikari untuk mendirikan usaha dagangnya.
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah pendirian usaha dagang
dan sistem kerja yang sesuai dengan KUHD.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi adalah observasi langsung
dan wawancara di UD. Berdikari, Jl. Semarang No. 57B
BAB  II
KAJIAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN UD DAN FIRMA


1. Usaha Dagang
Usaha dagang adalah adalah kegiatan membeli dan menjual kembali barang atau
jasa dengan tujuan mencari keuntungan termasuk menjadi perantara dari kegiatan
tersebut.
Di dalam hukum perusahaan yang merupakan bagian dari hukum dagang, maka
Usaha Dagang (UD) atau Perusahaan Dagang (PD) memang tidak disyaratkan harus
menjadi suatu Badan Hukum. Atau UD/PD bukanlah suatu Badan hukum namun
demikian bentuk perusahaan ini telah banyak diterima oleh dunia perdagangan di
Indonesia, bentuk badan ini tercipta dalam suasana hukum perdata untuk menjalankan
suatu usaha.
Bentuk UD/PD lahir atau dibentuk atas dasar kehendak (sendiri dari) seorang
pengusaha, yang mempunyai cukup modal untuk berusaha dalam bidang perdagangan,
dimana dia sudah merasa ahli atau berpengalaman.

2. Firma
Secara etimologi kata Firma berasal dari bahasa Belanda, yaitu Vennootschap Onder
Firma yang berati perserikatan dagang antara beberapa perusahaan. Istilah Firma
biasanya disingkat dengan Fa.
Firma suatu bentuk persekutuan badan usaha untuk menjalankan dan
mengembangkan usaha antara dua orang atau lebih dengan nama usaha bersama. Setiap
anggota pada badan usaha firma memiliki tanggung jawab penuh atas perusahaan
sehingga modal untuk mendirikan badan usaha firma juga berasal dari patungan para
anggotanya.
Baik keuntungan maupun kerugian yang dialami badan usaha firma menjadi
tanggungan setiap anggota yang tergabung dalam firma. Persekutuan firma bukan
merupakan badan hukum karena tidak memenuhi syarat untuk menjadi badan hukum.

B. KARAKTERISTIK DAN KEGIATAN UTAMA UD DAN FIRMA


1. Karateristik dan Kegiatan Usaha Dagang
Didalam usaha dagang ada 3 karateristik yaitu :
1. Kegiatan membeli barang, menyimpan, dan menjual kembali
2. Tidak ada proses produksi terhadap yang dijual
3. Keuntungan diperoleh dari penjualan-(pembelian + biaya Operasional)

2. Karateristik dan Kegiatan Firma


1. Didirikan oleh dua orang atau lebih dalam suatu perjanjian.
2. Menggunakan satu nama usaha bersama dalam menjalankan semua kegiatan usaha.
3. Para anggota secara aktif mengelola perusahaan dan memiliki tanggungjawab
bersama kepada pihak ketiga.
4. Keanggotaan firma sangat mengikat dan berlaku seumur hidup.
5. Para anggota firma memiliki hak untuk membubarkan firma.
6. Setiap anggota firma bisa melakukan suatu perjanjian dengan pihak lain.
7. Semua keuntungan dibagi secara proporsional kepada para anggota.
8. Biasanya dilakukan dengan akta notaris, tapi ini bukan persyaratan mutlak.

C. CIRI-CIRI USAHA DAGANG DAN FIRMA


1. Ciri – Ciri Usaha Dagang
a. Usaha yang dilakukan adalah usaha yang menjual dan membeli dan menjual
kembali barang dagang tanpa mengolah terlebih dahulu. 
b. Menggunakan akun persediaan barang mengelola terlebih dahulu. 
c. Memperhitungkan harga pokok penjualan (HPP). 
d. Laporan labar/rugi menggunakan bentuk single step maupun multiple step.

2. Ciri – Ciri Firma


a. Sekutu aktif dalam mengelola perusahaan
b. Tanggung jawab tanpa batas untuk semua risiko yang terjadi
c. Akan selesai jika satu anggota mengundurkan diri dari anggota atau meninggal.
d. Anggota perusahaan biasanya saling kenal dan saling percaya sebelumnya.
e. Perjanjian yang tegas dapat dibuat di hadapan notaris
f. Dalam suatu kegiatan bisnis selalu menggunakan nama bersama;
g. Setiap anggota dapat membuat perjanjian dengan pihak lain.
h. Ada tanggung jawab dalam risiko kerugian tak terbatas;
i. Jika ada hutang yang belum dibayar, setiap pemilik wajib melunasi dengan aset
pribadi;
j. Seorang anggota tidak memiliki hak untuk memasukkan anggota baru tanpa izin dari
anggota lainnya
k. Keanggotaan perusahaan sangat melekat dan berlaku seumur hidup;
l. Seorang anggota memiliki hak untuk membubarkan perusahaan; dan
m. Mudah mendapatkan kredit bisnis

D. JENIS - JENIS USAHA DAGANG DAN FIRMA


1. Jenis – Jenis Usaha Dagang
perusahaan dagang dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a) Jenis-Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Produk Yang Diperdayakan
1) Perusahaan Dagang Barang Produksi: perusahaan yang memperdagangkan produk
berupa bahan baku (raw material) sebagai bahan dasar pembuatan produk atau
alat-alat produksi untuk menghasilkan produk lain. Contoh: kayu gelondongan
dan mesin bubut.
2) Perusahaan Dagang Barang Jadi: perusahaan yang memperdagangkan produk
akhir dari barang yang siap dikonsumsi. Contoh: ransel, pakaian, kulkas.

b) Jenis-Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Macam Konsumen Yang Terlibat


1) Perusahaan Dagang Besar (Wholesaler): perusahaan yang secara langsung
membeli produk dari pabrik dalam jumlah besar dan dijual dalam volume yang
besar pula. Contoh: Pedagang grosir.
2) Perusahaan Dagang Perantara (Middleman): perusahaan yang membeli dalam
partai besar untuk dijual kembali ke pengecer dalam jumlah sedang. Contoh:
pedagang subgrosir.
3) Perusahaan Dagang Pengecer (Retailer): perusahaan yang langsung berhubungan
dengan konsumen. Konsumen dapat membeli secara eceran atau produk yang
ditawarkan. Retailer sering kita dapati di lingkungan kita. Contoh: warung, kios
dan swalayan.

2. Jenis – Jenis Firma


Firma dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Firma Non-Dagang, yaitu firma yang didirikan untuk menjalankan usaha di industri
jasa. Kegiatannya adalah menjual produk jasa. Berikut beberapa contoh firma Non-
dagang diantaranya:
1) Firma Hukum (konsultan hukum, kantor pengacara, dan lain-lain)
2) Firma Akuntansi (kantor akuntan publik)
3) Konsultan Bisnis
4) Dan lain-lain
b. Firma Umum (General Partnership), yaitu firma dimana para anggotanya
memiliki kekuasaan yang tak terbatas. Para anggota firma umum bertanggungjawab
atas berjalannya operasional perusahaan, baik itu kewajiban hutang dan piutang.
c. Firma Terbatas (Limited Partnership), yaitu firma dimana para anggotanya
memiliki kekuasaan terbatas atas perusahaan. Selain itu, tanggungjawab dan
kewajiban para anggota juga terbatas. Berikut beberapa contoh firma terbatas
diantaranya yaitu:
1) Firma Indo Eternity
2) Firma Multi Marketing
3) Firma Panghudi Luhur
4) Firma Sumber Rezeki

E. PERIZINAN USAHA DAGANG


Dalam melakukan kegiatan usaha perdagangan, salah satu langkah awal yang harus di
lakukan adalah mendaftarkan keberadaan kegiatan usaha tersebut dan mendapatkan izin
dalam menjalankan bisnis perdagangan. Izin untuk menjalan usaha perdagangan ini
dinamakan Surat Izin Usaha Perdagangan, atau disingkat SIUP. SIUP merupakan dokumen
yang diperlukan dan diwajibkan bagi orang perseorangan maupun badan usaha yang akan
mendirikan usaha perdagangan.
Meskipun hanyalah pedagang regional dalam skala kecil, maka Anda juga sebaiknya
memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP ini, karena pemegang SIUP tidak harus
selalu pedagang berskala besar yang lingkup perdagangannya hingga mencapai lintas
negara melainkan semua jenis pedagang. Sebelum masuk ke pembahasan tentang cara
pembuatan SIUP, perlu mengetahui dahulu jenis-jenisnya yaitu :
1. SIUP Besar: untuk perusahaan dengan modal di atas Rp500.000.000
2. SIUP Menengah: untuk perusahaan dengan modal berkisar antara Rp200.000.000 –
Rp500.000.000
3. SIUP Kecil: untuk perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih pemilik lebih
kecil atau sama dengan Rp200.000.000
Pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), seperti juga pengurusan pelbagai surat
izin usaha lainnya, dapat dilakukan di Kantor Dinas Perdagangan di tingkat kabupaten atau
kotamadya atau di Kantor Pelayanan Perizinan setempat (di beberapa daerah ada Kantor
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu atau BP2T).

F. DASAR HUKUM USAHA DAGANG DAN FIRMA


1. Dasar Hukum Usaha dagang
Di dalam hukum perusahaan yang merupakan bagian dari hukum dagang, maka
Usaha Dagang (UD) atau Perusahaan Dagang (PD) memang tidak disyaratkan harus
menjadi suatu Badan Hukum. Atau UD/PD bukanlah suatu Badan hukum namun
demikian bentuk perusahaan ini telah banyak diterima oleh dunia perdagangan di
Indonesia, bentuk badan ini tercipta dalam suasana hukum perdata untuk menjalankan
suatu usaha. Bentuk UD/PD lahir atau dibentuk atas dasar kehendak (sendiri dari)
seorang pengusaha, yang mempunyai cukup modal untuk berusaha dalam bidang
perdagangan, dimana dia sudah merasa ahli atau berpengalaman. Sebagai seorang
pengusaha UD/PD tidak bisa mengharapkan keahlian dari orang lain, sebab baik
pengusaha atau manajernya adalah dia sendiri. Kalau modalnya kecil, dia bekerja sendiri,
tetapi jika modalnya cukup besar dan kegiatan usahanya makin besar, dia akan
menggunakan beberapa orang buruh sebagai pembantunya. Keahlian, teknologi dan
manajemen dilakukan oleh pengusaha itu sendiri diri, begitu pula untung rugi,
sepenuhnya menjadi beban si pengusaha sendiri.
P.D. sebagai suatu lembaga di bidang perniagaan sudah lazim diterima dalam
masyarakat Indonesia. Karena peraturannya belum ada, maka prosedur mendirikan
perusahaan itu secara resmi belum ada. Walau demikian, dalam praktek prosedur ini bisa
diselidiki sebagaimana kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat perdagangan di
Indonesia. Umumnya bila orang ingin mendirikan P.D., maka orang tersebut akan :
A. mengajukan permohonan untuk meminta izin usaha kepada Kepala Kantor Wilayah
Departemen Perindustrian dan Perdagangan setempat;
B. mengajukan permohonan untuk meminta izin tempat usaha kepada Pemerintah
Daerah setempat.
Berdasarkan kedua surat izin tersebut seseorang sudah bisa mulai melakukan
usaha perdagangan yang dikehendaki. Kedua surat izin itu juga sudah merupakan
tanda bukti sah menurut hukum bagi UD/PD yang akan melakukan usahanya, karena
kedua instansi tersebut menurut hukum berwenang mengeluarkan surat izin
dimaksud

2. Dasar Hukum Firma


Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta
Pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta
pendirian harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara. Tetapi
karena Firma bukan merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak
memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.
Pendirian, pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang‐
Undang Hukum Dagang (KUHD) (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23.
Hukum mengenai Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD dengan judul “Perseroan
Firma Dan Perseroan Dengan Cara meminjamkan Uang Atau Disebut Perseroan
Komanditer” yang dimulai dari pasal 16 sampai 35.

G. PROSEDUR PENDIRIAN USAHA DAGANG DAN FIRMA


1. Prosedur Pendirian Usaha Dagang
Dalam mendirikan Usaha dagang haruslah membuat surat perizinan yang disebut
SIUP yang artinya Surat Izin Usaha Perdagangan, dan ini langkah langkah untuk
membuat SIUP :
a) Mengambil formulir pendaftaran/surat permohonan di Kantor Dinas
Perdagangan.
b) Formulir pendaftaran diisi dan ditandatangani
Formulir pendaftaran atau surat permohonan sudah disediakan oleh Kantor Dinas
Perdagangan.
c) Membayar tarif pembuatan SIUP
Tarif pembuatan SIUP ini berbeda-beda untuk setiap kotamadya/kabupaten, dan
diatur oleh Peraturan Daerah di masing-masing wilayah.
d) Pengambilan SIUP

2. Prosedur Pendirian Firma


a. Membuat Akta Pendirian
Untuk membuat akta tersebut, minimal harus ada 2 orang pendiri, yang akan
meminta bantuan notaris dalam mengurus pembuatan akta dalam Bahasa
Indonesia.Selain itu, diwajibkan juga untuk mempersiapkan hal-hal berikut saat
mengajukan pembuatan akta pendirian:
1) Fotokopi KTP para pendiri firma
2) Data anggaran dasar firma
b. Permintaan Surat Keterangan Domisili Perusahaan
Tahap kedua merupakan permintaan Surat Keterangan Domisili Perusahaan.
Permintaan ini diajukan kepada Kepala Kantor Kelurahan setempat sesuai dengan
alamat kantor perusahaan. Dalam pengajuan ini, dibutuhkan beberapa dokumen antara
lain:
1) Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha.
2) Surat keterangan dari pemilik gedung apabila berdomisili di gedung perkantoran
atau pertokoan.
3) Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir sesuai tempat usaha
untuk perusahaan yang berdomisili di Ruko/Rukan.
c. Permintaan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Selanjutnya Anda bisa langsung mengajukan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan domisili perusahaan. Beberapa
syarat dokumen yang diterapkan untuk mendapatkan kartu NPWP (Nomor Pokok
Wajib Pajak) serta surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak antara lain adalah:
1) Bukti PPN (Pajak Pertambahan Nilai) atas sewa gedung
2) Bukti pelunasan PBB (Pajak Bumi Bangunan)
3) Bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha
 
d. Permintaan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)
Pengajuan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak akan dilanjutkan setelah Anda
memperoleh NPWP, dimana Anda akan diminta untuk mengajukan permohonan Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP) sesuai dengan NWP yang telah
diperoleh sebelumnya. Adapun syarat pengajuannya serupa dengan pengajuan NPWP,
yaitu sebagai berikut:
1) Bukti PPN (Pajak Pertambahan Nilai) atas sewa gedung
2) Bukti pelunasan PBB (Pajak Bumi Bangunan)
3) Bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha
 
e. Mendaftarkan Akta Pendirian ke Pengadilan Tinggi
Setelah akta pendirian, surat keterangan domisili perusahaan, Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), serta Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)
diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah mendaftarkannya ke Kantor Pengadilan
Negeri setempat sesuai domisili perusahaan. Kelengkapan dari pendaftaran ini adalah
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan fotokopi akta pendirian yang telah diperoleh
terlebih dahulu.
f. Permintaan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Anda selanjutnya menyambangi bupati di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat untuk mengajukan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB). Adapun kelengkapan berkas yang harus disiapkan yaitu
sebagai berikut:
1) Fotokopi KTP
2) Fotokopi sertifikat tanah atau kepemilikan tanah lainnya yang dikuatkan oleh
Kepala Desa atau Camat terdekat
3) Gambar detail konstruksi bangunan
 
g. Mengurus Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Setelah akta pendirian terdaftar, kemudian Anda wajib mengurus izin tempat
usaha kepada bupati melalui Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu atau Dinas
Perindustrian dan Perdagangan setempat. Pengurusan izin tempat usaha umumnya
dilakukan dengan mempersiapkan beberapa persyaratan berikut ini:
1) Fotokopi KTP
2) Fotokopi sertifikat tanah
3) Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
4) Foto berwarna ukuran 3×4 (1 lembar) dan 4×6 (2 lembar)
h. Permintaan Surat Izin Gangguan (HO)
Langkah kedelapan yakni mengurus surat izin gangguan mengingat Anda akan
melakukan sebuah usaha. Pengajuan dapat dilakukan kepada bupati pada Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(DISPERINDAG) setempat. Pengajuan permohonan Surat Izin Gangguan (HO)
dilengkapi dengan berkas yang sama dengan persyaratan tahap ketujuh (Pengurusan
surat izin tempat usaha).
i. Permintaan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Langkah selanjutnya dalam mendirikan firma yaitu dengan memohon Surat Izin
Usaha Perdagangan atau SIUP kepada bupati pada Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat. Berkas yang diperlukan
sebagai kelengkapan syarat dalam permintaan SIUP antara lain adalah sebagai berikut:
1) Fotokopi KTP
2) Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau Surat Izin Gangguan (HO) untuk
jenis kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan adanya SITU berdasarkan
Undang-Undang Gangguan.
3) Foto direktur utama/pimpinan perusahaan (3×4) sebanyak 2 lembar
4) Neraca awal
j. Permintaan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Langkah terakhir dalam pendirian firma ditandai dengan Tanda Daftar
Perusahaan.Pengajuan dapat dilakukan kepada bupati pada Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat. Dengan
beberapa persyaratan sebagai berikut ini:
1) Fotokopi KTP
2) Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau Surat Izin Gangguan (HO)
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4) Meterai 2 lembar
5) Fotokopi sertifikat Penyuluhan (SP)

H. PERSYARATAN USAHA DAGANG DAN FIRMA


1. Persyaratan Usaha Dagang
Untuk mendirikan Usaha Dagang (UD), tidak disaratkan secara mutlak dibuat di
depan Notaris, namun jika berhubungan (dalam arti bekerja sama) dengan suatu
perusahaan besar atau instansi pemerintah, akta pendirian ini biasanya akan dijadikan
suatu prasyarat. Umumnya, untuk UD hanya perlu mengajukan perijinan berupa:
a) Izin Domisili Usaha dari Kantor Satlak PTSP Kelurahan setempat.
b) Mengajukan penerbitan NPWP atas nama diri sendiri.
c) Mengajukan permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan perseorangan
kepada Kantor Satlak PTSP Kecamatan setempat
d) Pendaftaran Tanda Daftar Perusahaan

2. Persyaratan Firma
a) Fotokopi KTP pendiri firma.
b) Fotokopi KTP pengurus (Direktur atau komisaris)
c) Fotokopi NPWP pngurus (Direktur atau Komisaris)
d) Pas photo direktur 3x4
e) Bukti kontrak atau surat perjanjian sewa tempat usaha atau kantor atau melampirkan
bukti kepemilikan tempat usaha.
BAB III
HASIL OBSERVASI

A. IDENTITAS USAHA
1. Pemilik Usaha dan Pengelola : Hj. Latifah
2. Nama Usaha : UD. Berdikari (Usaha Mebel)
3. Alamat Usaha : Jl. Semarang No. 57B, Surabaya
4. Visi dan Misi Usana : a. Mengembangkan keahlian dibidang mebel
b. Melayani pelanggan dengan baik
c. Memberikan kepuasan terhadap pelanggan
5. Usia Perusahaan : +40 tahun
6. Status Kepemilikan : Kepemilikan sendiri
B. OPERASIONAL PERUSAHAAN
Operasi Perusahaan : Jam 07.00-17.00 WIB
Status Perizinan : Sudah memiliki perizinan dari pemerintah, berupa akta pendirian usaha
Sasaran Usaha : Pelaku Rumah Tangga

C. PENGOLAHAN PERUSAHAAN
Langkah Mendirikan Usaha : Memulai dengan hal kecil, yang kemudian dikembang.
Sehingga memiliki banyak jenis mebel di toko Ibu Hj.
Latifah (UD. Berdikari)
Strategi Pengembangan : Bisa mengelola UD dengan baik. Dari segi financial
Usaha
maupun dari proses pengolahan mebel

Harga : Patokan Harga ditentukan oleh pasar


Keuntungan : 5 jt per bulan

D. KENDALA DARI USAHA MEBEL


Kurangnya karyawan. sehingga apabila banyak pembeli, pemilik UD akan kualahan
melayani pembeli. Sedangkan dari pihak pemilik UD, ingin memberikan pelayanan yang baik
untuk pembeli.
E. DOKUMENTASI USAHA

UD. Berdikari yang beralamat di Jl. Semarang No. 57B, Surabaya


BAB  IV
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
1 Hukum dagang adalah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yangturut
melakukan perdagangan untuk memperoleh keuntungan atau hukumyang
mengatur hubungan hukum antara manusia dan badan-badan hukumsatu sama
lainnya dalam lapangan perdagangan.
2 Berdasarkan Pasal 1 dan Pasal 15 KUHD dapat diketahui kedudukanKUHD
terhadap KUHPer. Pengertiannya, KUHD merupakan hukum yang khusus ( lex
specialis ), sedangkan KUHPer merupakan hukum yang bersifat umum (lex
generalis), sehingga berlaku suatu asas lex specialis derogat legi generali
3 , artinya hukum yang khusus dapat mengesampingkan hukum yang umum.
4 Sebelum tahun 1938, Hukum Dagang hanya mengikat kepada
para pedagang saja yang melakukan usaha dagang. Kemudian, sejak tahun1938
pengertian perbuatan dagang menjadi lebih luas dan dirubah menjadi
perbuatan perusahaan yang mengandung arti menjadi
5 Lebih luas sehingga berlaku bagi setiap pengusaha (perusahaan)
6 Bentuk-bentuk perusahaan secara garis besar dapat diklasifikasikan dan dilihat
dari jumlah pemiliknya, yaitu perusahaan perseorangan dan persekutuan
sedangkan jika dilihat dari status hukumnya, yaitu perusahaan berbadan hukum
dan bukan berbadan hukum.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca mengenai pembahasan makalah
yang kami susun di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Ajeng. (2020, Maret 13). Pengertian Dan Contoh Tentang Usaha Dagang (UD).
Diambil kembali dari Pinterpandai.com: https://www.pinterpandai.com/pengertian-
dan-contoh-tentang-usaha-dagang-ud/
cermati.com. (2020, Maret 13). Cara Membuat SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan).
Diambil kembali dari cermati.com: https://www.cermati.com/artikel/cara-membuat-
siup-surat-izin-usaha-perdagangan
CIRI – CIRI PERUSAHAAN DAGANG . (2020, Maret 13). Diambil kembali dari
kulpulan-materi.blogspot.com: http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/10/ciri-
ciri-perusahaan-dagang.html
Creative, R. (2020, Maret 13). Syarat Pendirian PT, CV, Firma. Diambil kembali dari
bimarasolusindo.co.id: http://www.bimarasolusindo.co.id/syarat-pendirian-pt-cv-
firma/
Fransiska Ardela, S. (2020, Maret 13). Calon Pebisnis Inilah Panduan Cara
Mendirikan Firma. Diambil kembali dari finansialku.com:
https://www.finansialku.com/calon-pebisnis-inilah-panduan-cara-mendirikan-firma/
Manis, S. (2020, Maret 13). Pengertian Firma, Karakteristik, Sifat, Jenis, Contoh,
Kelebihan dan Kekurangan Firma Lengkap. Diambil kembali dari pelajaran.co.id:
https://www.pelajaran.co.id/2019/20/pengertian-firma-karakteristik-sifat-jenis-
contoh-kelebihan-dan-kekurangan-firma.html
Mengenal Perusahaan Dagang (Ciri, Jenis, dan Karakteristik). (2020, Maret 13).
Diambil kembali dari blog.ruangguru.com: https://blog.ruangguru.com/mengenal-
perusahaan-dagang-ciri-jenis-dan-karakteristik
Pengertian Firma dan Contohnya, Jenis, serta Kelebihan dan Kekurangan. (2020,
Maret 13). Diambil kembali dari maxmanroe.com:
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-firma.html

Anda mungkin juga menyukai