FASTER
BLENDING
MARKETING AND
ENTREPRENEURSHIP
TO SURVIVE
THE CRISIS
Pentingnya
Merek
Bangun
Emotional
Moment
Peluang
Baru
Pariwisata
di Masa
Pandemi
www.marketeers.com
www.marketeers.tv
I N T E R A C T I V E
E A S Y T O
N AV I G A T E
E A S Y T O
R E A D
D O W N L O A D A D O B E T M
A C R O B AT T M
F O R B E T T E R E X P E R I E N C E
Learn More
P R O L O G U E
H
ampir dua tahun ini,
pandemi COVID-19 telah
menguji dan membawa
seluruh dunia pada
ketidakpastian. Belum ada
angka pasti total kerugian
akibat pandemi ini. Nilai
kerugian ekonomi dan bisnis
mungkin bisa dihitung, namun tidak jika bicara tentang
jutaan orang yang meninggal akibat penyakit ini. Sudah
pasti, tidak akan bisa ternilai sama sekali.
Dunia bisnis di hampir seluruh dunia sedang berusaha
keras untuk tetap bertahan, beradaptasi, dan bila
memungkinkan tetap tumbuh. Memang, tidak semua bisa
mampu melewati proses ini. Ada yang terpaksa hilang,
sebagian bertahan mati-matian, dan hanya sedikit saja
yang mampu berkembang.
P R O L O G U E
Marketeers Magazine
EightyEight@Kasablanka 8th floor
Jl. Casablanca Raya Kav. 88
Jakarta 12870
Toll Free: 0 800 188 1111
A D V
Marketeers x Pelindo 1
S
ebagai salah satu operator jasa kepelabuhanan,
Pelindo 1 pada tahun 2021 menargetkan
arus bongkar muat petikemas sebesar 1,57
juta TEUs, tumbuh 10% dibandingkan tahun
2020. Sementara, bongkar muat kargo yang terdiri dari
curah cair, curah kering dan general cargo diproyeksikan
mencapai 30,2 juta ton, meningkat 22% dibanding
realisasi tahun sebelumnya sebesar 24,8 juta ton.
Target peningkatan ini salah satunya didorong melalui
pengembangan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate
(PIE).
Kuala Tanjung PIE memiliki potensi besar untuk tumbuh
cepat. Dengan lokasi di Pulau Sumatera dan di tengah
jalur utama Selat Malaka yang dilewati 25% komoditas
perdagangan dunia dan didukung hinterland di sepuluh
A D V
Marketeers x Pelindo 1
2 0 2 1 R O A D M A P
Prologue
Roadmap
Creativity
Innovation
Entrepreneurship
Compass
Semangat entrepreneurship
menjadi energi utama bagi
perusahaan bangkit kembali dari
keterpurukan akibat pandemi. Jeli
melihat peluang, berani mengambil
risiko, dan lincah berkolaborasi.
Ibarat petinju yang pernah jatuh
terpukul lawan, terkapar di atas
ring, namun dalam hitungan
singkat, ia bangkit kembali dan
melanjutkan permainan.
Leadership
Momentum
Update
Lifestyle
A D V
Marketeers x GDPS
2 0 2 1 C R E A T I V I T Y
Silvia Yohana
General Manager of Active Cosmetic Division
L’Oreal Indonesia
Tidak Ada Stop Button
C R E A T I V I T Y
MY BEST
Ada dua hal yang selalu saya tekankan selama menjalani
karier. Pertama, passion. Saya harus memiliki semangat
dalam melaksanakan tugas. Sebab itu, saya selalu
memosisikan diri sebagai konsumen dan seller. Dengan
C R E A T I V I T Y
QUOTES
“I can’t believe I got
paid for doing this. I feel
like this is a dream job
and I’m living it.”
MY WORST
Banyak asam garam yang saya dapat selama
menyelami dunia ritel. Tantangan terus hadir di tengah
perkembangan yang dinamis. Yang paling menantang
C R E A T I V I T Y
QUOTES
“But I am a firm believer that
you learn from your own
mistakes. Saya percaya ketika
tim mengalami kesulitan atau
melakukan kesalahan, kita
bisa belajar dari hal tersebut.
So, instead of being bitter, we
should think how to be better.“
C R E A T I V I T Y
P
ada tahun 2011, Dewan Hak Asasi Manusia
mengesahkan Prinsip-Prinsip Panduan PBB
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia (HAM)
atau United Nations Guiding Principle on
Business and Human Rights yang sering disebut secara
singkat UNGPs. Pembahasan tentang HAM ini sebetulnya
sudah dimulai sejak abad ke-15. Berlanjut sampai sekarang
dengan terbentuknya Dewan Hak Asasi Manusia PBB serta
berbagai forum internasional lain.
Dampak Perang Dunia ke-2 membuat negara-negara
sadar bahwa perang hanya akan membawa bencana bagi
manusia. Kolonialisme atau penjajahan adalah tindakan
yang bertentangan dengan nilai-nilai HAM.
PBB merupakan wadah kerja sama serta koordinasi
negara-negara, baik di bidang keamanan, ekonomi, politik,
hukum, kesehatan, pendidikan, sosial dan budaya, dan Hak
Asasi Manusia (HAM). HAM menjadi hak kodrati yang milik
manusia. HAM melekat pada diri manusia sejak dilahirkan,
bahkan ketika masih dalam kandungan, secara universal
tidak peduli terlahir dengan warna kulit putih, latar
belakang, agama, suku, ras, dan kewarganegaraan yang
berbeda-beda.
Lalu, apa hubungannya bisnis dan HAM? Apa latar
belakangnya sampai PBB mencetuskan UNGPs?
Sebagaimana dinyatakan dalam piagam PBB, salah
satu tujuannya adalah memajukan dan mendorong
penghormatan terhadap HAM dan kebebasan dasar bagi
semua orang tanpa membedakan ras, jenis kelamin,
bahasa atau agama. Penghormatan ini tidak hanya oleh
negara, tetapi termasuk dunia bisnis.
Bisnis bertujuan mendapatkan keuntungan, bertumbuh,
C R E A T I V I T Y
Pelaksanaan UNGPs
Secara umum, banyak negara meluncurkan berbagai
kebijakan dan perangkat untuk penerapan UNGPs.
Beberapa negara merampungkan Rencana Aksi Nasional
(RAN), banyak negara juga dalam proses penyusunan. Ini
memberikan dampak yang positif serta harapan untuk
merealisasikan pemenuhan HAM secara menyeluruh dan
inklusif. Tentunya berbagai hambatan dan tantangan tetap
ada, namun tidak menyurutkan pergerakan multipihak
dalam mengarus-utamakan isu-isu bisnis dan HAM di
berbagai lini masyarakat.
Di tingkat global, UNGPs telah banyak mendorong
terjadinya kesepakatan bersama terkait pemenuhan dan
penghormatan HAM. Di antaranya, Bangladesh Accord
untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan
sehat di industri pakaian siap pakai. Lalu, Dutch Banking
Sector Agreement on Human Rights untuk memastikan
tanggung jawab perusahaan perbankan untuk
menghormati HAM.
Selain itu, ada berbagai pembuatan tolok ukur, antara
lain Know the Chain Benchmarks untuk mengidentifikasi
celah pemenuhan HAM di berbagai sektor industri.
Ada juga Corporate Human Rights Benchmark untuk
mengidentifikasi dampak negatif pelanggaran HAM di
lima sektor industri yang memiliki risiko tinggi, dan masih
banyak lagi berbagai inisiatif yang telah dikembangkan
dan diluncurkan.
Oleh
Ignasius Untung
Praktisi Marketing & Behavioral Science
C R E A T I V I T Y
M
enjadi diingat itu sangat penting, baik
itu dalam dunia bisnis hingga kehidupan
sehari-hari, baik pribadi maupun
profesional. Ketika kita diingat, akan ada
lebih banyak peluang yang terbuka. Bagaimana mau
punya kesempatan kalau diingat saja tidak.
Meski demikian, diingat juga tidak menjamin kita
akan mendapat kesempatan. Tidak heran jika banyak
pelaku bisnis yang mengejar kesempatan untuk memiliki
exposure yang luas dan kemudian jadi diingat. Tidak heran
pula jika setiap kali kita membicarakan merek, kata yang
paling sering menyertai adalah awareness.
Kata awareness memang seolah-olah jadi “jodoh” merek
karena sebagian besar pembicaraan mengenai merek
selalu didominasi oleh perihal awareness. Dalam berbagai
kesempatan wawancara yang saya lakukan pada kandidat
yang melamar untuk bekerja dengan saya, respons
kandidat ketika ditanya mengenai upaya membangun
merek selalu dijawab dengan awareness. Lalu, tentang
menguasai kanal dan dikenal konsumen.
Awareness memang bisa membantu. Kita cenderung
memilih opsi yang familier ketika dihadapkan pada
beberapa opsi, mere exposure effect. Kita merasa
aman jika kita sadar terhadap sesuatu tentang apa pun
yang kita baru temui. Bahkan, ketika dihadapkan pada
pilihan merek yang sama-sama kita tidak sadar, pilihan
yang memberikan kita awareness pada level tertentu,
walaupun tidak secara langsung pada mereknya, akan
sangat membantu.
Misalnya, ketika kita tidak tahu tentang salah satu merek
yang ada di hadapan kita, namun mengetahui dari tenaga
C R E A T I V I T Y
2 0 2 1 I N N O V A T I O N
PELUANG
TINGKATKAN
PARIWISATA
KUALITAS
SELAMA
PENDIDIKAN
PANDEMI
I N N O V A T I O N
Oleh
David Soong
CEO & Co Founder of SweetEscape
I N N O V A T I O N
B
erbagai negara sudah memulai program
vaksinasi untuk meningkatkan imunitas
warganya. Tentunya, vaksin memberikan
harapan besar bagi industri travel dan
pariwisata pada tahun ini. Namun, setelah mendapat
vaksin bukan berarti orang bisa bebas melakukan apa
saja. Destinasi pariwisata masih menerapkan berbagai
protokol kesehatan yang harus ditaati seperti menjaga
jarak, mengenakan masker, hingga menunjukkan hasil tes
nonreaktif COVID 19 sebagai syarat perjalanan.
Potensi industri pariwisata di seluruh dunia perlahan
mulai meningkat. Kepercayaan publik untuk kembali
berwisata sangat tergantung pada kesiapan para pelaku
industri pariwisata dalam menerapkan protokol kesehatan.
Tidak diragukan lagi industri travel dan pariwisata sedang
mengalami seismic shift. Itulah mengapa sangat penting
bagi para pelaku industri untuk segera beradaptasi dengan
perubahan selama pandemi. Pendapatan dari model
bisnis pariwisata mungkin tidak akan segera pulih seperti
era sebelum pandemi. Tetapi, bagi mereka yang dapat
beradaptasi dengan cepat, peluang dan kesempatan
sangat besar.
Semakin banyak negara yang perlahan membuka
perbatasan untuk pariwisata internasional. Berikut
beberapa tren global yang berpotensi untuk menjadi
peluang bagi industri travel di tahun 2021.
QUOTES
“Pertumbuhan industri travel secara global di
masa pandemi tahun 2021 diprediksi akan tumbuh
perlahan sejalan dengan distribusi vaksin yang
menyeluruh.”
David Soong
CEO & Co Founder of SweetEscape
I N N O V A T I O N
CoLearn
Tingkatkan Kualitas Pendidikan
P
erkembangan dunia education technology
(edtech) di Indonesia begitu pesat beberapa
tahun terakhir. Saat ini, semakin banyak
startup edtech asal Indonesia yang menjadi
incaran para investor, baik lokal maupun luar Indonesia.
I N N O V A T I O N
Satukan Mindset
Abhay menilai, sejak dulu Indonesia selalu tertinggal
dari negara-negara tetangga di wilayah Asia dalam bidang
investasi dan inovasi pendidikan. Sebelum pandemi
COVID-19, murid di Indonesia tidak memiliki banyak opsi
bimbingan belajar.
Hal ini terjadi karena tidak banyak pilihan bimbel online
tersedia di Indonesia. Namun, dengan peningkatan akses
I N N O V A T I O N
QUOTES
“Semangat memotivasi murid dan memastikan
mereka bisa sukses di dunia yang kian global
menjadi penggerak kami di CoLearn.”
Abhay Saboo
Co-Founder dan CEO CoLearn
Semarak
Nusantara
Host
Bianca
Astira
2 Agustus 2021 9 Agustus 2021 16 Agustus 2021 23 Agustus 2021 30 Agustus 2021
Hanya di
Subscribe
0 8
2 0 2 1 E N T R E P R E N E U R S H I P
KEMERDEKAAN
BERKAT
WOMEN-
PENGALAMAN
PRENEUR
PERSONAL
INDONESIA
E N T R E P R E N E U R S H I P
Peek.Me Naturals
Berkat Pengalaman Personal
P
ada umumnya, seseorang yang menderita
asma akan diberi inhaler yang berguna
membantu pernapasan apabila sedang
kambuh. Namun, kebanyakan inhaler
menggunakan bahan dasar yang mengandung steroid
yang tidak baik untuk perkembangan dan dapat
mengakibatkan ketergantungan.
E N T R E P R E N E U R S H I P
QUOTES
Arlin Chondro
Founder Peek.Me Natural
E N T R E P R E N E U R S H I P
Oleh
Diah Yusuf
Sekjen Indonesia Council for Small Business
I
nternational Council for Small Business (ICSB)
Global yang berpusat di Washington DC, Amerika
Serikat menyebutkan womenpreneur sebagai
sebuah evolusi di dunia kewirausahaan atau The
Evolution of Womenpreneurs menjadi tren nomor
satu. Womenpreneur merupakan sebuah istilah
penggabungan dari dua kata, yakni women (perempuan)
dan entrepreneur (wirausaha) yang berarti perempuan
wirausaha atau pengusaha perempuan.
Perempuan secara konsisten menghadapi
tantangan dengan pemikiran kreatif dan cepat serta
memprioritaskan solusi berbasis komunitas yang
E N T R E P R E N E U R S H I P
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0
Japan
India
Taiwan
China
Republic of Korea
Indonesia
Thailand
Italy
Cyprus
Germany
Slovenia
Greece
Russian Federation
Sweden
Poland
Switzerland
France
United Kingdom
Bulgaria
spain
Crotia
Ireland
Austria
Netherlands
Turkey
Luxemborg
Slovak Republic
United States
Canada
Argentina
Puerto Rico
Uruguay
Panama
Brazil
Colombia
Peru
Chile
Guetemala
Morocco
Egypt
Iran
Qatar
Saudi Arabia
United Arab Emirates
Sudan
Lebanon
Madagascar
Angola
East and South Asia Europe and North America Latin America Middle East and Africa
and the Caribbean
QUOTES
Diah Yusuf
Sekjen Indonesia Council for Small Business
2 0 2 1 C O M P A S S
Marketing X Entrepreneurship:
Indonesia to The World!
Saling Melengkapi
Mengatasi Tantangan
Recover Faster
Butuh Kejelian
Marketing X Entrepreneurship
Indonesia to The World!
营销 X 创业
印度尼西亚走向世界!
By Hermawan Kartajaya
Founder and Chairman, MarkPlus, Inc.
Co-Founder and Chairman, Indonesia Council for Small Business
Founder and Chairman, Asia Council for Small Business
Incoming Chair, International Council for Small Business
By 陈就学
MarkPlus, Inc. 创始人兼董事长
印度尼西亚小企业联合会创始人兼主席
亚洲小企业联合会创始人兼主席
国际小企业联合会新任主席
PRE:
WHEN MARKETEERS MET ENTREPRENEURS
Perhatian saya secara lebih serius terhadap dunia
entrepreneurship dan small business dimulai tahun
2014. Itu adalah momen saat saya diangkat oleh Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) saat itu,
A.A.G.N. Puspayoga, menjadi staf khusus beliau. Saya
diangkat sebagai staf khusus bersama dengan perancang
busana ternama, Samuel Watimena, dan mantan Ketua
Dewan Pakar Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN),
Teguh Boediyana.
International Council for Small Business (ICSB) World
Conference yang diadakan di Dubai tanggal 6-9 Juni 2015
adalah salah satu momen penting lain yang membuat
C O M P A S S
Figure 1.
Hermawan Kartajaya met Prof. Ayman El Tarabishy and Prof. Kim Ki-Chan in Dubai (June 2015)
WHY:
MARKETEERS NEED REAL ENTREPRENEURSHIP
Keterlibatan saya dalam kegiatan-kegiatan ICSB—baik
di tingkat nasional maupun internasional—membuat saya
sadar tentang pentingnya entrepreneurship. Di era yang
penuh dengan ketidakpastian ini, marketing tidak cukup
lagi. Sebagai pelaku bisnis, Anda juga harus memiliki
mindset layaknya seorang entrepreneur. Anda harus jeli
melihat peluang, berani mengambil risiko serta mau
berkolaborasi.
Karakter semacam itu harusnya ada di dalam diri para
pelaku usaha kecil dan menengah. Itulah kapabilitas yang
dibutuhkan oleh pelaku bisnis untuk memulai usaha
dan mengembangkannya. Namun kenyataannya, tidak
semua pelaku UKM di Indonesia, Asia dan bahkan dunia
memilikinya. Saya sudah berkeliling ke berbagai kota
dan negara di dunia, dan ternyata tidak sedikit pelaku
UKM yang masih mengandalkan bantuan dari pihak
C O M P A S S
Figure 2.
Marketeers’ New Tagline
C O M P A S S
WHAT:
SINERGIZING MARKETING AND ENTREPRENEURSHIP
ORGANIZATIONS
Saya benar-benar serius untuk menggabungkan
marketing dan entrepreneurship. Karena itu saya
berinisiatif untuk mengaktifkan ICSB di Indonesia—
sebagai organisasi yang bergerak di bidang
entrepreneurship—agar bisa “dikawinkan” dengan
Indonesia Marketing Association (IMA), organisasi profesi
di bidang marketing yang sudah lebih dahulu ada.
Tidak hanya di tingkat nasional, saya juga berusaha
untuk menyinergikan entrepreneurship serta marketing
di tingkat regional Asia. Karena itulah saya secara resmi
tercatat sebagai pendiri dari Asia Marketing Federation
(AMF) dan Asia Council for Small Business (ACSB). Melalui
dua organisasi ini saya telah menyelenggarakan berbagai
konferensi seputar marketing dan entrepreneurship di
tingkat Asia.
Sekarang saya sedang mengambil langkah baru untuk
mempertemukan marketing dan entrepreneurship
di tingkat internasional. Dahulu memang ada World
Marketing Association, organisasi global di bidang
marketing, di mana saya pernah menjadi Presidennya.
Namun organisasi tersebut sudah lama vakum. Karena
itulah tahun 2021 ini saya mengadakan World Marketing
Forum (WMF) untuk pertama kalinya pada tanggal 21-
22 Oktober 2021 di Kamakura, Jepang. Semoga ini bisa
menjadi embrio lahirnya asosiasi marketing di tingkat
dunia. (Figure 3.)
Sedangkan untuk entrepreneurship sudah ada
organisasi globalnya, yaitu International Council for Small
C O M P A S S
Figure 3.
World Marketing Forum 2021
Figure 4.
ICSB Board of Directors (2021-2022)
Source: icsb.org
C O M P A S S
HOW:
BLENDING MARKETING AND ENTREPRENEURSHIP
CONCEPTS
Tentu saja marketing dan entrepreneurship juga perlu
disinergikan di tataran konseptual. Ada beberapa inisiatif
yang dilakukan oleh MarkPlus terkait hal tersebut.
Figure 5.
MoU signing between MarkPlus Institute and Padjadjaran University Bandung
POST:
ROAD TO ICSB WORLD CONGRESS 2023
Saat tahun depan resmi diangkat sebagai Chair ICSB,
maka tugas besar berikutnya adalah menyelenggarakan
ICSB World Congress di Indonesia. Acara global ini
dilakukan setiap tahun dengan mengambil lokasi di
negara-negara yang berbeda. Tahun ini, ICSB World
C O M P A S S
Figure 6.
ICSB World Congress 2021 in Paris
Source: icsb.org
C O M P A S S
PRE:
WHEN MARKETEERS MET ENTREPRENEURS
My attention more seriously to the world of entrepreneurship
and small business started in 2014. It was a moment when I was
appointed by the Minister of Cooperatives and Small and Medium
Enterprises (SMEs) at the time, A.A.G.N. Puspayoga, became his
special staff. I was appointed as special staff along with renowned
fashion designer, Samuel Watimena, and former Chairman of
the Indonesian Cooperative Council (DEKOPIN) Expert Council,
Teguh Boediyana.
The International Council for Small Business (ICSB) World
Conference which was held in Dubai on 6-9 June 2015 was
another important moment that made me more interested in the
world of entrepreneurship. In this international forum, I had the
opportunity to deliver a presentation on entrepreneurship and
small businesses in Indonesia. (Figure 1.)
Figure 1.
Hermawan Kartajaya met Prof. Ayman El Tarabishy and Prof. Kim Ki-Chan in Dubai (June 2015)
WHY:
MARKETEERS NEED REAL ENTREPRENEURSHIP
My involvement in ICSB activities—both at the national
and international level—made me realize the importance of
entrepreneurship. In this era filled with uncertainty, marketing is
not enough anymore. As a business person, you also have to have
a mindset like an entrepreneur. You must be observant to see
opportunities, dare to take risks, and be willing to collaborate.
Such characters should exist in small and medium business
actors. That is the capability needed by business people to start a
business and develop it. But in reality, not all SMEs in Indonesia,
Asia, and even the world have them. I have traveled to various
C O M P A S S
cities and countries in the world, and it turns out that not a few
SMEs still rely on assistance from other parties, especially the
government. In other words, there are still many business people
who do not have entrepreneurship.
Therefore, it is not surprising that the success rate of
businesspeople in Indonesia is still relatively low. Research
conducted by Global Entrepreneurship Monitoring (GEM) in
Indonesia several years ago revealed that most of those who
aspired to start their own business did not realize it. Only 4% of
the new entrepreneurs are able to realize their wishes and survive
as business actors for at least 3 months.
But only with the spirit of entrepreneurship is not enough.
Business people must be equipped with marketing strategies and
tactics so that their steps are more targeted. Don’t rely solely on
motivation, you should also have vision.
That’s why in recent years I have been very excited to integrate
marketing and entrepreneurship. I direct the content in all
Marketeers media (magazines, websites, social media, and TV
Marketeers) to focus on these two things. I even changed the
Marketeers tagline to become: Marketing X Entrepreneurship.
(Figure 2.)
Figure 2.
Marketeers’ New Tagline
WHAT:
SYNERGIZING MARKETING AND
ENTREPRENEURSHIP ORGANIZATIONS
C O M P A S S
Figure 3.
World Marketing Forum 2021
Figure 4.
ICSB Board of Directors (2021-2022)
Source: icsb.org
HOW:
BLENDING MARKETING AND ENTREPRENEURSHIP
CONCEPTS
Of course, marketing and entrepreneurship also need to be
synergized at the conceptual level. There are several initiatives
carried out by MarkPlus in this regard.
Leadership).
As our next big project, we are currently preparing an
international edition of Entrepreneurial Marketing to be published
by Wiley Publishers from America. The plan, this book will
be launched in 2022 during the implementation of the World
Marketing Forum in Bali next year.
Figure 5.
MoU signing between MarkPlus Institute and Padjadjaran University Bandung
C O M P A S S
POST:
ROAD TO ICSB WORLD CONGRESS 2023
When officially appointed as Chair ICSB next year, the next big
task is ICSB World Congress held in Indonesia. This global event
is held annually by taking place in different countries. This year,
the ICSB World Congress was held in a hybrid manner in Paris,
France. Due to the current pandemic situation, I can only attend
the conference virtually. (Figure 6.)
Next year’s Congress (2022) is scheduled to be held in
Washington D.C. Indonesia itself will have a turn as the host in
2023. I chose Bali as the location for the congress.
This 2 year preparation time certainly should not be wasted.
Over the past two weeks, I have been consolidating with the
Indonesia Council for Small Business and Asia Council for Small
Business teams to get their input and support. I hope the 2023
World Congress event will be a great success. Hopefully, the
positive impact can be felt by all small business actors in Indonesia
who are currently struggling through the crisis.
Figure 6.
ICSB World Congress 2021 in Paris
Source: icsb.org
C O M P A S S
前言:
当营销人员遇到企业家
我对创业和中小企业世界的关注始于 2014 年。那是我被当时的
合作社和中小企业 (SME) 部长 A.A.G.N. Puspayoga任命成为他的
特别顾问。同时被任命的还有著名时装设计师 Samuel Watimena
和印度尼西亚合作委员会 (DEKOPIN) 专家委员会前主席 Teguh
Boediyana 。
2015 年 6 月 6 日至 9 日在迪拜举行的国际小企业联合会(ICSB)世
界会议是另一个重要时刻,让我对创业世界更加感兴趣。
在这个国际
论坛上,我有机会就印度尼西亚的创业和小企业发表演讲。(Figure
1)
Figure 1.
Hermawan Kartajaya met Prof. Ayman El Tarabishy and Prof. Kim Ki-Chan in Dubai (June 2015)
虽然我经常在国际论坛上发表演讲,但迪拜的活动有自己的特色。
在这里,我认识了国际小企业联合会(ICSB),它是一个自1955年以
来一直活跃的世界非营利组织。
不仅如此,在迪拜,我还有机会与两
位知名人士会面并进行深入讨论,美国乔治华盛顿大学的Ayman El
Tarabishy教授和韩国的Kim Ki-Chan教授。
那次会议标志着我们下
一次合作和友谊的开始。
同年,我和 Puspayoga 部长开始率先重建印度尼西亚小企业联合会
C O M P A S S
(ICSB Indonesia)。
这个组织实际上是在印度尼西亚成立的,但已经
中断了很长时间。
没过多久,靠着这个组织的旗子,各种活动立刻就火
了起来。
2016年,我与亚洲同事合作,在印度尼西亚雅加达举办了第
一届亚洲中小企业大会。
同年,我和Puspayoga部长还出席了在纽约联合国总部举行的
ICSB活动。
这是一个非常特别的活动,因为印度尼西亚被列为签署国
际 MSME 日宣言的七个国家之一,该宣言将于每年 6 月 27 日举行。
WHY:
营销人员需要真正的创业精神
我参与 ICSB 的国内和国际活动让我意识到创业的重要性。
在这个
充满不确定性的时代,营销已经远远不够了。
作为一个商人,你也必须
有一个企业家的心态。
一定要善于观察机会,敢于冒险,乐于合作。
这种性格应该存在于中小型企业行为者身上。
这就是商人创业和发
展所需要的能力。
但实际上,并非印尼、亚洲乃至全世界的所有中小企
业都拥有它们。
我走遍了世界各个城市和国家,结果发现不少中小企
业仍然依赖其他方面的帮助,尤其是政府的帮助。
也就是说,还有很多
没有创业精神的商人。
因此,印尼商人的成功率还比较低也就不足为奇了。Global
Entrepreneurship Monitoring (GEM) 几年前在印度尼西亚进行的
研究表明,大多数渴望自己创业的人并没有意识到这一点。
只有 4%
的人设法实现了他们的愿望并作为商业参与者生存了至少 3 个月。
但仅仅具有创业精神是不够的。
业务人员必须配备营销策略和策
略,以便他们的步骤更有针对性。
不要激动,但运动是盲目的。
这就是为什么近年来我非常兴奋地将营销和创业结合起来。
我指导
所有营销人员媒体(杂志、网站、社交媒体和电视营销人员)中的内容
专注于这两件事。
我甚至将《Marketeers》的标语改为:营销 X 创业。
(Figure 2)
Figure 2.
Marketeers’ New Tagline
C O M P A S S
WHAT:
协同营销和创业组织
我很认真地将营销和创业相结合。
这就是为什么我主动在印度尼西
亚启动ICSB——作为一个从事创业的组织——以便它可以与已经存
在的营销领域专业组织印度尼西亚营销协会(IMA)
“联姻”。
不仅在国家层面,我还尝试在亚洲区域层面协同创业和营销。
这就
是为什么我被正式列为亚洲营销联合会 (AMF) 和亚洲小型企业联合
会 (ACSB) 的创始人。
通过这两个组织,我在亚洲举办了各种关于营
销和创业的会议。
现在,我正在迈出新的一步,将国际市场营销和创业精神结合起来。
曾经有一个世界营销协会,一个营销领域的全球性组织,我曾经是其
中的成员。
然而,该组织长期以来一直处于空缺状态。
这就是为什么我
在 2021 年第一次于 2021 年 10 月 21 日至 22 日在日本镰仓举办了
世界营销论坛 (WMF)。
希望这可以成为世界级营销伙伴诞生的胚胎。
(Figure 3)
Figure 3.
World Marketing Forum 2021
C O M P A S S
至于创业,已经有一个全球性组织,即我在上面讨论过的国际小企
业联合会(ICSB)。
这就是我继续参与其中的原因,没有必要再创建一
个新组织了。
实际上,在全球范围内,有几个组织对创业感兴趣。
但我觉得这个
ICSB 很特别。ICSB 拥有由各种具有高信誉度的全球组织组成的网
络,包括联合国 (UN)、联合国贸易和发展会议 (UNCTAD)、经济合作
与发展组织 (OECD) 和国际劳工组织(UNCTAD)。
这就是为什么从一开始我就专注于 ICSB。
似乎我的认真得到了老
管理层的积极回应。2021 年 7 月 17 日,我被正式任命了国际小企业
理事会的新任主席。
这意味着明年我将自动成为主席。
这个新任主席的职位就像是明年我领导这个全球组织之前的“热
身”。
因此,我想用这1年时间,通过ICSB为中介,让印尼的名字在世界
范围内广为人知。(Figure 4)
Figure 4.
ICSB Board of Directors (2021-2022)
Source: icsb.org
C O M P A S S
HOW:
整合营销和创业概念
当然,营销和创业也需要在概念层面进行协同。MarkPlus 在这方
面采取了多项举措。
• 创业营销理念的发展
将营销和创业相结合的概念在过去几年得到了认真的发展。
至少有
3 本书与这个概念相关,包括《Entrepreneurial Marketing:Canvas
and Compass》、
《Planet OMNI》和《CI-EL(Creativity、Innovation、
Entrepreneurship 和 Leadership)》。
作为我们的下一个大项目,我们目前正在准备由美国 Wiley
Publishers 出版的国际版《企业家精神营销(Entrepreneurial
Marketing)》。
计划,这本书将于明年在巴厘岛举行的世界营销论坛
实施期间于2022年推出。
• 与凯洛格管理学院(Kellogg)和 巴布森(Babson)合作
上面的两个名字代表了各自领域中最好的校园。
菲利普·科特勒教
授任教的教育机构凯洛格管理学院被誉为全球第一的营销校园。
同
时,巴布森也以第一创业校园而闻名。
最初的合作是以 MarkPlus Institute 作为两个校区的官方合作伙
伴参与执行高管教育计划的形式进行的。MarkPlus Institute 被信任
将印度尼西亚的专业人士包括在两个校区举办的选定课程中。
希望这种最初的合作可以在未来以更深入的合作形式继续下去。
• 与印度尼西亚大学的合作
今年,我被任命为高等教育委员会成员,任期长达 4 年。
我利用这种
势头将创业营销精神传播到大学,包括学术和职业校园。
我相信学生
需要这种精神,以便在未来成为经济驱动者。
现在每周六早上我都会邀请大学校长和职业学校的校长分享他们
在校园中营造创业精神的经验。
我将这个名为 Marketeers Goes to
Campus 的虚拟课程甚至有 Nizam 教授(高等教育总监)和 Wikan
C O M P A S S
Sakarinto 博士(职业研究总监)参加。
不仅如此,MarkPlus Institute 还与印度尼西亚的各种公共和私
人校园进行了各种合作。
合作始于为学生提供的认证计划,以合作
开发新的学习计划。
我们率先与 SBM ITB、Padjadjaran 大学、ITS
Surabaya、泗水大学和 Unika Atma Jaya Jakarta 开展了这种“高
层”合作。(Figure 5)
Figure 5.
MoU signing between MarkPlus Institute and Padjadjaran University Bandung
后记:
通往 2023 年 ICSB 世界大会之路
明年正式被任命为 ICSB 主席后,下一个重大任务是在印度尼西亚
举行的 ICSB 世界大会。这一全球性活动每年在不同国家举行。今
年,ICSB世界大会在法国巴黎以混合线上线下的方式举行。由于当前
的大流行情况,我只能线上参加。(Figure 6)
C O M P A S S
明年的大会(2022年)定于华盛顿举行,2023年将轮到印度尼西亚
本身作为东道主。
我选择巴厘岛作为大会的地点。
这2年的准备时间当然不应该浪费。
过去的两周里,我一直在与印尼
小企业联合会和亚洲小企业联合会的团队合作,以获得他们的意见和
支持。我希望 2023 年世界大会活动取得圆满成功。
希望目前正在努
力度过危机的印度尼西亚所有小企业参与者都能感受到积极的影响。
Figure 6.
ICSB World Congress 2021 in Paris
Source: icsb.org
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
Saling Melengkapi
Oleh Marthani
Industry Head Resources, Infrastructure & Utilities
MarkPlus, Inc.
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
C
IEL (Creativity, Innovation, Entrepreneurship,
Leadership) merupakan sebuah konsep
yang digagas oleh MarkPlus, Inc. untuk
menggabungkan konsep hard skill dan soft
skill seorang pemasar. Hakikatnya hard skill dan soft
skill tidak dapat dipisahkan karena akan melengkapi
kompetensi seorang pemasar. Sejatinya pula, seorang
entrepreneur tidaklah cukup hanya memiliki motivasi
tinggi,
Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus,
Inc. pernah mengatakan, “Entrepreneur tanpa marketing
itu ibarat sopir kendaraan yang melintas di jalanan
tanpa surat izin mengemudi (SIM). Sedangkan pemasar
tanpa jiwa entrepreneurship itu ibarat pengemudi yang
memiliki surat-surat lengkap tapi tidak berani dan lincah
mengemudi di jalanan berkelok dan semerawut.”
Bagaimana implementasinya? Creativity merupakan
kumpulan ide-ide yang berbeda dari cara business as
usual. Bagi seorang pemasar hendaklah selalu melakukan
analisis lanskap bisnis dengan menggunakan 4C Diamond,
yakni change, customer, competitor, dan company.
Tujuannya untuk melihat perubahan yang sedang
terjadi. Misalnya, apa anxiety & desires konsumen, apa yang
sedang kompetitor lakukan, apa yang kompetitor miliki
namun kita tidak miliki, dan sebaliknya. Terakhir, apa yang
harus kita lakukan sebagai pemasar menghadapi semua
hasil analisis tersebut?
Berbekal analisis inilah, ide-ide kreatif akan muncul.
Apabila dikaitkan dengan prinsip entrepreneurship, hal ini
akan memampukan pemasar melakukan prinsip pertama,
yaitu melihat peluang.
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
(High)
Transfer AVOID
(PINDAH) (HINDARI)
(Kemungkinan Terjadi)
PROBABILITY
RETAIN CONTROL
(TAHAN) (KONTROL)
(Low) (High)
IMPACT
(Dampak yang Dihasilkan)
P
Q
PHYSICALITY
I
INTELLECTUALITY Q
E
SOCIABILITY EMOTIONALITY Q
S
PERSONABILITY MORAL ABILITY Q
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
D
unia akan selalu dipenuhi oleh
ketidakpastian dan tentunya selalu ada
risiko yang terus menyertainya. Untuk
sebagian besar orang, istilah risiko seringkali
dikonotasikan sebagai hal negatif. Padahal, dalam arti luas,
risiko merupakan dampak dari suatu kejadian yang tidak
pasti dan bisa berdampak negatif maupun positif.
Lalu mengapa risiko sering dipersepsikan negatif?
Hal ini tentu tidak lepas dari bias kognitif manusia yang
memiliki kecenderungan menghindari kerugian. Daniel
Kahneman, peraih penghargaan Nobel bidang ekonomi,
mengemukakan teori loss aversion yang membuktikan
bahwa manusia cenderung untuk menghindari kerugian
ketimbang mendapatkan keuntungan.
Kahneman menulis, “Bagi sebagian besar orang,
ketakutan terhadap kehilangan US$ 100 lebih intensif
ketimbang hasrat untuk mendapatkan US$ 150.” Tingkat
stres seseorang dalam mendapati kerugian akan lebih
besar dua kali lipat daripada tingkat kepuasan dalam
mendapatkan keuntungan.
Pada tingkat individual, adanya loss aversion akan
menyebabkan seseorang akan sulit untuk mau
mengambil risiko dan akan mendorong seseorang
tersebut nyaman dalam status quo meskipun
pengambilan risiko diperlukan untuk mencapai suatu
perubahan. Pada tingkat organisasi, banyaknya individu
yang memiliki tendensi ini akan secara eksponensial
berdampak pada organisasi menjadi risk-averse dan
cenderung susah melakukan perubahan transformatif.
Kecenderugan risk-averse makin diperparah
ketika dalam organisasi terdapat konformitas yang
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
• Frequent: sangat
Frequent (5)
memungkinkan untuk
sering terjadi.
• Certain: Diekspetasikan Certain (4)
Probability
Risk Response
Impact
Avoid Exploit
• Very Low: Memberikan dampak minimal dan dalam jangka waktu lama.
• Low: Memungkinkan untuk memberikan dampak kecil secara keseluruhan
Transfer Share • Moderate: Memungkinkan untuk memberikan dampak cukup
• High: Memberikan dampak signifikan
Mitigate Enhance • Very High: Memberikan dampak secara luas dalam jangka waktu lama.
Accept Accept
K
olaborasi antarmerek dalam berbagai produk
jamak mewarnai pasar. Hal ini mendorong
konsumen penasaran dan mencoba berbagai
produk kolaborasi tersebut. Selain rasa
penasaran, konsumen juga ingin mendapat pengalaman
baru.
Contohnya, Mizzu menggandeng Khong Guan untuk
produk perona pipi dan Dear Me Beauty X Yupi untuk
lipstik. Dengan produk dan warna yang hadir terbatas,
kolaborasi ini sukses menimbulkan word of mouth di
kalangan pecinta make up. Selain dilakukan merek, para
profesional di industri kreatif juga kerap berkolaborasi
untuk menciptakan konten menarik.
Apakah kolaborasi hanya dilakukan oleh bisnis startup,
swasta, dan industri kreatif? Tidak juga. Ada bentuk
kolaborasi antara swasta dan pemerintah, seperti layanan
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan atau pajak daerah
dari e-commerce.
Dulu, pembayaran pajak dan lain-lain bisa dilakukan di
kantor-kantor administrasi pemerintah. Lambat laun, bisa
melakukan pembayaran di ATM bank-bank nasional, lalu
kini bisa lewat e-commerce. Adanya perluasan layanan
pembayaran ini menjadi salah satu contoh bagaimana
pihak pelayan publik bisa memberikan nilai tambah
dengan membuka kolaborasi dengan e-commerce untuk
memudahkan orang-orang mengakses dan menjalankan
kewajibannya.
Kolaborasi bisa hadir dalam bentuk yang tidak terbatas,
tergantung ide-ide kreatif yang muncul untuk menjawab
berbagai tantangan pada masanya. Di tengah cepatnya
perubahan dan berbagai ancaman bisnis untuk bertahan,
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
B
erbagai tantangan harus dihadapi oleh kita
semua setiap saat, terlebih sejak pandemi
COVID-19. Tidak ada kepastian dan kejelasan
kapan pandemi akan berakhir. Namun,
sebagai entrepreneur, kita harus memikirkan ide kreatif
dan cara taktis mempertahankan bisnis di masa sulit.
Memang, kepanikan akibat meroketnya kasus
positif COVID -19 membuat masyarakat mengalami
kebingungan. Bahkan, banyak yang menunda
pengambilan keputusan terkait berbagai hal, termasuk
dalam pembelian maupun konsumsi produk dan jasa.
Dalam setiap krisis atau masa sulit, selalu ada
perubahan dan pergerakan besar. Seperti pada krisis
ekonomi tahun 1998, ada beberapa perusahaan besar
yang terpaksa gulung tikar. Namun, pada saat yang
sama muncul pula pengusaha dan perusahaan baru
yang mampu beradaptasi dan bergerak cepat secara
berkesinambungan. Siapa pun yang berhasil bertahan dan
melewati masa sulit akan keluar sebagai pemenang di
kemudian hari.
Lantas, bagaimana cara mempertahankan bisnis kita di
tengah badai pandemi ini? Seorang entrepreneur harus
memiliki kemampuan memahami situasi dan kondisi
pasar. Lalu, menyusun langkah taktis untuk menggarap
peluang yang menguntungkan.
Berpikir out of the box. Membuka setiap kemungkinan
untuk menggarap lini bisnis yang selama ini belum
pernah dikerjakan. Bisa juga melakukan transformasi jika
bisnis existing tidak relevan dengan kondisi pandemi.
Artikel ini akan mengulas upaya menyikapi gejolak yang
ada dan mengatasinya menggunakan kanvas strategi
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
ELIMINATE: RAISE:
Faktor-faktor yang kita terima Faktor-faktor yang harus
begitu saja yang sebenarnya harus ditingkatkan dari standar
dihilangkan persaingan
ELIMINATE: RAISE:
Faktor-faktor yang harus
Faktor-faktor yang harus
diciptakan yang tidak pernah
dikurangi dari standar persaingan
ditawarkan dalam persaingan
dengan daerah lain
sebelumnya
Recover Faster
H
ampir dua tahun pandemi COVID-19
melanda Indonesia. Banyak pelaku industri
terpukul lantaran pandemi tersebut. Mereka
harus memangkas ongkos operasional,
menutup fungsi- fungsi perusahaan yang tidak relevan,
merumahkan karyawannya, dan bahkan sebagian
terpaksa menutup bisnisnya.
Tahun 2021, setahun setelah pandemi mewabah, diklaim
oleh banyak pihak sebagai tahun pemulihan. Setahun
ini pula, kita melihat pandemi menjadi semacam proses
seleksi alam. Yang kuat akan bertahan dan yang lemah
akan hilang. Boleh dikatakan masa pandemi dengan
segala gejolaknya ini menjadi momentum sekaligus batu
uji bagi perusahaan untuk membuktikan dirinya tangguh
menghadapi badai atau tidak.
Pada masa ini, kapasitas perusahaan untuk kreatif dan
inovatif diuji. Meski demikian, di situasi ekstrem di mana
wabah COVID-19 menyerang tanpa membeda-bedakan
kelas dan latar belakang ini, tidak gampang bagi mereka
untuk tumbuh – mengingat mampu bertahan saja sudah
merupakan hal bagus bagi perusahaan. Bagi mereka yang
optimistis, selalu akan ada jalan keluar dari krisis ini.
Hadirnya vaksin dan distribusi massal vaksin yang
diyakini sebagai the game changer dari pandemi ini telah
mengembuskan angin optimisme di semua kalangan.
Tahun pertama pandemi adalah tahun adaptasi dengan
situasi baru. Tahun kedua yang ditandai oleh semakin
gencarnya vaksinasi merupakan momentum untuk
pemulihan.
Di edisi yang sedang Anda baca ini, Marketeers
mengupas strategi perusahaan melakukan pemulihan.
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
Sumber: KPMG 2020 CEO Outlook COVID-19 Special Edition, KPMG International
MTV ADS APR 21.pdf 1 25/03/21 19.34
CI-EL CORNER tampil dengan lebih fresh, Membuka dapur para KOL, influencer, dan
youth, and vibrant. Dikemas dengan konsep entrepreneur untuk mengulik resep kesuk-
chit-chat bersama para pembicara, sesan mereka dalam berbagai bidang.
program ini membahas mengenai
konsep-konsep CI-EL dan implementasinya
bagi para pebisnis.
LIKE, COMMENT,
SUBSCRIBE
ON YOUTUBE
Subscribe
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
Opportunity Seeking
Butuh Kejelian
S
elalu mencari peluang baru menjadi kunci
bagi setiap pebisnis dan perusahaan untuk bisa
bertahan di segala situasi. Bahkan, kemampuan
menggarap peluang baru ini membuat
perusahaan tumbuh ketika lanskap bisnis sedang berada
dalam ketidakpastian seperti saat pandemi ini.
Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi dan bisnis di hampir
semua industri mengalami penurunan. Setelah tahun
berganti, muncul harapan untuk bisa melakukan perbaikan
dan tumbuh lagi. Namun, dengan ketatnya persaingan dan
kondisi pasar yang belum pulih sempurna, bisa jadi tidak
semua perusahaan bisa meraih pertumbuhan. Sekali lagi,
pertumbuhan hanya mungkin terjadi pada mereka yang
bisa melihat peluang dan berani mengambil risiko untuk
menggarapnya.
Selain itu, harus ada optimisme bahwa krisis ini bisa
menjadi peluang untuk tumbuh. Semangat ini penting
untuk mendorong perusahaan tidak lelah menggali
kesempatan mengembangkan bisnis. Penelitian
McKinsey bertajuk, Innovation Through Crisis Survey 2020,
menyebutkan bahwa para eksekutif di berbagai industri
mengamini bahwa krisis ini tetap bisa memberi mereka
peluang besar untuk tumbuh.
Beberapa industri terbilang paling optimistis dalam
melihat peluang, seperti industri teknologi, farmasi,
keuangan, dan consumer goods. Secara umum tingkat
optimisme ini cukup tinggi di berbagai industri, di atas 70%
Sudah tentu, di semua industri ada segelintir pemain
yang punya kemampuan untuk melihat peluang. Di industri
otomotif, salah satunya adalah Astra Daihatsu Motor (ADM).
Memang, seperti pemain lain di industri otomotif, kinerja
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
Nearly three of four executives agree that changes brought about by COVID-19
will be a big opportunity for growth, with variation across industries.
Share of executives who expect th COVID-19 crisis to be 1 of the biggest opportunities for growth
in their industry , %
85
Overall 70 79
70 71 71 73 73
50
38
Industrial Basic Communication Healthcare Retail Financial Pharma and Consumer Technology
materials services systems and services medical supplies packaged
services goods
QUOTES
“ADM selalu melakukan survei terhadap
market demand dan bekerja sama dengan R&D
Center untuk mengembangkan best fit product
untuk pasar Indonesia. Hal ini terbukti dengan
peluncuran Daihatsu Rocky yang diterima oleh
pasar.”
Amelia Tjandra
Marketing Director dan Corporate Planning & Communication
Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
Risk Taking
Tak Sekadar Berani
M
asih ingat bagaimana perjuangan Gojek
mendapat izin beroperasi? Tidak mudah,
Kementerian Perhubungan bahkan
sempat melarang model transportasi
berbasis online. Pada akhirya pelarangan itu dicabut atas
perintah langsung dari Presiden Joko Widodo dan ride
hailing bisa beroperasi di Indonesia.
Tapi, tantangan berikutnya datang dari sebagian
masyarakat. Saat itu, penolakan datang dari para ojek
pangkalan dan sopir taksi. Setelah itu tuntas, tantangan
Gojek justru berasal dari mitra pengemudi yang
melakukan unjuk rasa akibat pengurangan bonus.
Penolakan-penolakan dan tantangan tersebut ini
merupakan risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan
atau pun pengusaha. Apa jadinya bila saat itu Gojek
menyerah dan tidak melanjutkan bisnis mereka? Mungkin
Gojek tidak akan mencapai mimpi mereka menjadi
perusahaan rintisan dengan status Decacorn SuperApp.
Saat ini, pencapaian Gojek ini justru menjadi kebanggaan
Indonesia di mata internasional.
Tentu, semua ini berjalan berkat adanya kultur
perusahaan yang kuat pula. Lincah bertransformasi
menjadi salah satu budaya yang harus bisa ditanamkan
ke seluruh elemen. Terdengar mudah, meski begitu,
transformasi budaya menjadi tantangan yang cukup
sering dialami oleh perusahaan.
Menurut survei McKinsey bertajuk Practical Lessons
on Building an Agile Culture, sekitar 76% perusahaan
yang mereka teliti mengalami kesulitan dalam
mengartikulasikan budaya agile dan baru di dalam
perusahaan. Padahal, riset Boston Consulting Group (BCG)
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
model baru.
Risiko Ekspansi
Tidak hanya contoh dari pemain di pasar dalam
negeri, ada pula keberanian mengambil risiko masuk
ke pasar asing dan berhasil. Kesuksesan ini ditunjukkan
oleh PT Pertamina Lubricants. Produsen pelumas ini
merupakan pemimpin pasar di dalam negeri. Tapi,
Pertamina Lubricants tidak mau menjadi jago kandang
saja, sehingga pada tahun 2007 melebarkan sayap bisnis
ke negara lain. Tentu, ekspansi ke pasar luar negeri ini
mengandung banyak risiko.
“Risiko ini kami kelola berdasarkan dengan pola market
entry yang kami lakukan di setiap negara, mulai dari
partnership dengan pengusaha lokal, distributorship, lalu
masuk pembangunan kantor perwakilan di negara tujuan.
Pendekatan ini menjadi upaya mitigasi risiko yang kami
lakukan,” papar M. Taufiq Setyawan, Vice President Sales
Overseas PT Pertamina Lubricants.
Ia menambahkan, Pertamina Lubricants memainkan
bisnis dengan skala yang besar, baik di segmen retail
maupun business-to-business (B2B). Sebelum memasuki
pasar di suatu negara, mereka melakukan market
mapping sebelum menentukan model bisnis dan segmen
mana yang dibidik. Tujuannya, untuk menekan risiko.
“Kami akan menghadapi risiko yang besar bila langsung
melakukan foreign direct investment (FDI),” ujar Taufiq.
Bila potensi pasar di suatu negara besar, Pertamina
Lubricants akan melakukan proses kajian investasi.
Apakah model ekspansi akan ditingkatkan, seperti akusisi,
partnership, joint venture, atau bentuk lainnya. Tercatat,
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
17% 90%
Neglected Culture Focused on Culture
that focused on
culture
were 5x more likely to
achieve breakthrough
performance
than companies
Achieve breakthrough Achieve breakthrough
that neglected culture. performance performance
Insufficient resources 28
Overcoming technological
bottlenecks
28
Average = 33
QUOTES
“Dalam menghadirkan inisiatif atau inovasi baru
perusahaan, ada banyak faktor risiko yang harus
dipertimbangkan dan dikendalikan dampaknya
oleh perusahaan. Tujuannya, inisiatif baru
tersebut memiliki nilai keberlangsungan yang
stabil dan berkelanjutan.”
Denny Abidin
Vice President Corporate Communications Telkomsel.
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
Network Collaborating
Bersama Lebih Kuat
K
olaborasi menjadi salah satu strategi merek
mengembangkan pasar. Ini merupakan
langkah merek menjangkau konsumen
dengan cross marketing. Selain itu,
strategi ini juga dilakukan untuk menciptakan nilai
tambah dengan mengembangkan produk baru atau
meningkatkan kualitas suatu produk.
Di masa sulit akibat pandemi, kolaborasi menjadi
jalan keluar bagi merek atau perusahaan dari kesulitan.
Gambaran ringkasnya adalah daripada menghadapi
beban pandemi sendirian, perusahaan menggandeng
mitra dari perusahaan lain untuk bersama menggarap
pasar di masa sulit tersebut. Perusahaan-perusahaan yang
berkolaborasi memadukan kapabilitas masing-masing
menjadi kekuatan baru. Kapabilitas satu melengkapi
kapabilitas lainnya.
Untuk bangkit, perusahaan tidak harus bergerak atau
berusaha sendirian. Merek bisa bekerja sama dengan
merek lain untuk menghadapi kesulitan. Sehingga, kedua
pihak bisa bertahan, bangkit, bahkan maju di situasi apa
pun.
Salah satu perusahaan atau merek yang aktif melakukan
kolaborasi di situasi pandemi adalah PT Sasa Inti (Sasa).
Pada pertengahan Juni 2021, Sasa memperkenalkan
kolaborasi unik bersama Chatime Indonesia. Kolaborasi
ini melahirkan dua minuman dengan cita rasa Indonesia,
yaitu choco-conut dan flamin’ hot milk tea.
Pada menu choco-conut, Sasa dan Chatime meyajikan
cita rasa gurih dari santan yang dipadu dengan manisnya
coklat. Sedangkan, flamin’ hot milk tea merupakan opsi
unik karena menggabungkan Chatime Brown Sugar Milk
C O M P A S S
Recover Faster:
Blending Marketing and Entrepreneurship to Survive the Crisis
79%
Overall positive
awareness
Cu
st
om
er
as
Co
br
-c
re
an
Cu
d
sto
at
m
io
er
n
e
ng
Cu
sto
ag
m
em
e
en
ri
t
ns
igh
ts
Increased measures to protect the health Provided free access to their products
and wellness of its employees and services
44% 22%
QUOTES
“Kami percaya, kolaborasi kuat mendorong
hadirnya lebih banyak lagi inisiatif serta
inovasi produk dan layanan terbaru. Ini dapat
memperkuat komitmen Telkomsel memperluas
portofolio bisnis perusahaan.”
Denny Abidin
Vice President Corporate Communications Telkomsel
Learn More
0 8
2 0 2 1 L E A D E R S H I P
Alissa Wahid
Director of Gusdurian Network
Indonesia
MISSION
To Promote the Strategic Role of
Marketing in Indonesia
VISION
JAKARTA CHIEF MARKETING OFFICER CLUB To become the premiere community for
The Jakarta CMO Club was officiated by the Philip Kotler Marketing Executives who have strong
Center for ASEAN Marketing (PK-CAM) and was established as passion for Marketing in Indonesia
a platform to empower marketing to a higher level beyond
function. Only highly regarded business and marketing leaders TRI-FOUNDERS OF PKCAM
will be invited for its membership. The Jakarta CMO Club was Philip Kotler, Hermawan Kartajaya,
launched on February 25, 2008 Hooi Den Huan
Alissa Wahid
Director of Gusdurian Network Indonesia
Balance the Roles of Indonesian
and Global Citizens
L E A D E R S H I P
QUOTES
“Leadership is the ability to influence others to
do something together. And, keep in mind that
leadership is not the same as power. Because
people who have power may not necessarily be a
leader.”
Alissa Wahid
Director of Gusdurian Network Indonesia
0 8
2 0 2 1 M O M E N T U M
JAKARTA CMO
CLUB HK WEBINAR
SERIES RUN 21 HERMAWAN
MENGENALI RUN KARTAJAYA
DAN PIMPIN ICSB
MENGATASI ADAPTIF SAJA GLOBAL
RISIKO TIDAK CUKUP
INDONESIA
DIPLOMAT
ISLAMIC
SUCCESS
MARKETING
CHALLENGE 12
MENCONTOH FESTIVAL 2021
ETOS KERJA
KONSISTEN
CINA MOMENTUM
MENCETAK
MENINGKAT-
ENTREPRE-
KAN KUALITAS
NEUR
LAYANAN
M O M E N T U M
B
erbagai industri di Indonesia terkena
dampak pandemi COVID-19, termasuk sektor
pariwisata. Lanskap dunia bisnis memang tak
bisa lagi kembali seperti sedia kala. Sebab itu,
penting untuk menyesuaikan dan beradaptasi dengan
berbagai perubahan yang ada.
Dalam acara Jakarta CMO Club bulan lalu bertajuk
Responsible Tourism and the Travel Industry Recovery,
Liz Ortiguera selaku CEO Pacific Asia Travel Association
M O M E N T U M
Personality
Story
Sumber: Pacific Asia Travel Association, 2020
M O M E N T U M
Ability of a system
to withstand
adversity and
bounce forward
from crisis and
disasters
RESILIENCE
Ability of a system
to be sustained
for future
generations, to
Process of designing strategies, endure in the long run
Process of identifying, Process of assessing policies and institutional
mitigating and preparing evaluating and treating frameworks (ex. Regenerative,
for risks risks Vaccine Equity) that contribute
to the adaption to changes
QUOTES
“Proses pemulihan ini masih panjang. Namun,
semakin banyak dukungan dan semakin luas
vaksin didistribusikan, situasi akan cepat pulih.”
Liz Ortiguera
CEO Pacific Asia Travel Association (PATA)
M O M E N T U M
UNIFYING
THE CORPORATION
T
ahun lalu, ketika pandemi melanda, para pelaku
usaha segera melakukan adaptasi perubahan
lanskap bisnis. Tahun 2021 menjadi masa
pemulihan bagi berabagai sektor yang terkena
dampak pandemi. Namun, adaptif saja tidaklah cukup,
perusahaan harus tangkas melakukan transformasi bisnis
dan organisasinya.
Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus,
Inc. dalam HK Webinar Series Run 21 Run Episode 2
bertajuk Unifying The Corporation bulan lalu, mengajak
perusahaan segera melakukan transformasi. Menurutnya,
transformasi yang dilakukan adalah menjadi omni
organisasi. Suatu organisasi yang punya sifat omni harus
mampu memadukan humanity dan digital.
“Perusahaan mapan biasanya mengedepankan
PI-PM atau productivity, improvement,
professionalism, dan management. Namun, di era yang
sarat teknologi, perusahaan perlu mengadopsi semangat
para startup yang mengedepankan CI-EL atau creativity,
innovation, entrepreneurship, dan leadership. Idealnya,
perusahaan mampu mengintegrasikan keduanya,” ujar
Hermawan.
Untuk menjadi organisasi omni, perusahaan memang
perlu melakukan digitalisasi sistem yang ada di
perusahaan. Tak cukup hanya itu, perusahaan perlu juga
meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia (SDM)
agar lebih melek digital.
“Mereka harus naik kelas dengan memiliki skill
baru. Omni tidak hanya soal teknologi, tapi juga
unsur humanity yang naik kelas,” ujar Hermawan.
Sebagai contoh, meski sedang work from home (WFH)
M O M E N T U M
Transformasi Efektif
Praktisi HR Koeshartanto yang juga menjadi pembicara
pada webinar tersebut membagikan kunci bagi
perusahaan agar transformasi yang dilakukan dapat
berjalan efektif. Menurutnya, ada lima modal dasar yang
harus dimiliki dan diperhatikan perusahaan agar proses
transformasi mereka berhasil.
Pertama, learning agility. Untuk bergerak dari satu
ide ke ide lain, kelincahan menjadi fondasi yang esensial
untuk melakukan transformasi.
Kedua, resilient leader. Tentu, sebuah organisasi
membutuhkan nilai leadership dari sosok para pemimpi.
Para pemimpin ini dituntut agar mampu membalikkan
situasi krisis menjadi sebuah peluang secara cepat.
Sehingga, dibutuhkan pemimpin yang berpikir dan
mengobarkan semangat untuk go advance dan go
beyond.
Ketiga, entrepreneurial. Entrepreneurial ini berbicara
soal pengelolaan peluang meski harus mengorbankan
pakem-pakem yang telah tertanam puluhan tahun
di dalam sistem perusahaan. Dalam situasi ini,
para pemimpin dituntut untuk bisa menciptakan
keseimbangan.
Keempat, good health & charming. Terakhir, decisive but
caring. Elemen keempat dan kelima ini ditujukan untuk
para pemimpin perusahaan. Untuk menyukseskan proses
transformasi di tengah kondisi genting seperti pandemi.
M O M E N T U M
QUOTES
"Perusahaan mapan biasanya mengedepankan
PI-PM atau Productivity, Improvement,
Profesionalism, dan Management. Namun, di
era yang sarat teknologi, perusahaan perlu
bersemangat startup yang mengedepankan CI-
EL atau Creativity, Innovation, Entrepreneurship,
dan Leadership. Idealnya, perusahaan mampu
mengintegrasikan keduanya.”
Hermawan Kartajaya
Founder & Chairman, MarkPlus, Inc.
M O M E N T U M
M O M E N T U M
H
ermawan Kartajaya terpilih sebagai Incoming
Chair dari The International Council for
Small Business (ICSB) Global menggantikan
Winslow Sargeant untuk periode tahun 2021-
2022. Hermawan maju sebagai orang Indonesia pertama
yang terpilih menjadi Incoming Chair ICSB Global.
Saat ini, ia aktif di ICSB Global sebagai Board Member. Ia
juga Co-Founder ICSB Indonesia bersama dengan A.A.G.N.
Puspayoga, sekaligus Chairman pada organisasi nonprofit
tersebut. Selain itu, juga menjabat sebagai Founder &
Chairman Asia Council for Small Business (ACSB).
International Council for Small Business (ICSB)
adalah organisasi global nonprofit dengan jaringan di
berbagai negara dengan misi untuk mempromosikan
pertumbuhan dan perkembangan usaha kecil di seluruh
dunia. Organisasi ini merupakan organisasi payung
terbesar dalam pembinaan UKM di dunia yang telah
berdiri sejak tahun 1955. ICSB Indonesia bergabung
secara aktif dengan jaringan ICSB Global sejak tahun 2015
atas prakarsa dari A.A.G.N. Puspayoga dan Hermawan
Kartajaya.
Dalam kesiapannya untuk mengemban tugas baru,
Hermawan memberikan kiat-kiat khusus bagi para
pelaku UKM di Indonesia dalam menghadapi gelombang
kedua pandemi saat ini. Pertama, menjaga semangat
kewirausahaan (entrepreneurship) penting untuk
dilakukan agar tidak patah semangat di tengah jalan.
Kemudian, membekali diri dengan ilmu-ilmu pemasaran,
sehingga strategi yang diambil di masa sulit ini bisa lebih
tepat sasaran.
M O M E N T U M
M
asa pandemi yang berkepanjangan saat
ini membuat perekonomian mengalami
pasang surut. Para pelaku usaha juga
menghadapi tantangan yang semakin
M O M E N T U M
QUOTES
“Ajang ini terbuka bagi semua kategori bisnis
tanpa terkecuali. Selama ide bisnis yang dimiliki
dapat menjadi solusi atas permasalahan yang
ada, kami siap memberi dukungan nyata bagi
rencana tersebut.”
Edric Chandra
Program Initiator DSC
M O M E N T U M
C
ina memiliki kekuatan manusia luar biasa.
Tidak hanya jumlahnya yang sangat besar, tapi
juga etos hidup luar biasa. Etos kerja ini sarat
dengan nilai kerja keras dan kedisiplinan. Tidak
heran jika negara ini banyak dicontoh, terutama dalam
upaya memajukan peradaban.
Kekuatan manusia ini terlihat dari upaya Cina
membangun negaranya berlandaskan kerja keras dan
kedisiplinan. Sehingga, Cina dengan cepat berkembang
menjadi negara maju. Kini, Negeri Tirai Bambu bersaing
ketat dengan Amerika Serikat di berbagai aspek.
“Reformasi perekonomian Cina yang dimulai pada
tahun 1978 seolah-olah tanpa henti meninggalkan kisah-
kisah keajaiban. Terbaru, data pertumbuhan ekonomi
Cina di kuartal pertama tahun 2021 yang meningkat. Ini
terjadi setahun setelah dunia dilanda pandemi COVID-19,
yang episentrumnya berasal dari kota Wuhan di Provinsi
Hubei,” ujar H. Taufik, Deputy Chairman MarkPlus, Inc.
ketika membuka webinar, Cross Cultural Dialogue Series:
Understanding Chinese Culture in Business.
Taufik melanjutkan, pertumbuhan ekonomi Cina
pada kuartal pertama tahun 2021 yang mencapai 18,3%
merupakan hal luar biasa. Apalagi, untuk sebuah negara
dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, masih bisa
mencapai pertumbuhan ekonomi double digit. Lebih luar
biasa lagi ketika angka double digit-nya adalah tertinggi
sejak tahun 1978.
Saat ini, perusahaan-perusahaan Cina telah berhasil
melakukan inovasi dalam melahirkan produk yang inovatif
dan berkualitas tinggi. Sejumlah merek milik perusahaan-
perusahaan Cina kini menjadi salah satu yang terbaik
M O M E N T U M
QUOTES
“Memiliki ketentraman, ketenangan, dan
kestabilan negara dalam jangka panjang
merupakan hal yang sangat penting di Tiongkok.
Sikap adaptasi dan saling menghormati budaya
sangat penting bagi mereka. Dan nantinya, hal ini
berpengaruh untuk perkembangan ekonomi,”
Dahlan Iskan
Menteri BUMN 2011-2014
M O M E N T U M
Dyandramitha Alessandrina
M O M E N T U M
M
emasuki tahun kedua, pandemi COVID-19
belum juga melandai dan masih terus
menjadi penghambat perjalanan ibadah
haji dan umrah. Bila tidak ada pandemi,
jumlah orang yang berangkat haji tahun mencapai 221
ribu. Sedangkan orang Indonesia yang melakukan umroh
sekitar dua juta jamaah umrah.
Seiring berjalannya waktu, perjalanan haji dan umrah
bukan lagi sekadar ibadah. Namun memberikan dampak
pada aspek politik, sosial, dan ekonomi. Peluang dari
berbagai aspek turut mengalir. Perputaran uang pada
musim haji bisa mencapai Rp 15 triliun.
“Peluang ini harus bisa dioptimalkan baik dari sisi
politik, ekonomi maupun sosial. Pemerintah, terutama
Kementerian Agama, sebatas melakukan pengawasan
dan memberi perizinan seluas-luasnya peluang pada
pelaku usaha penyelenggara haji dan umrah sebagaimana
yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2019,” ujar H. Khoirizi, Dirjen Penyelenggara Haji dan
Umrah Kementerian Agama pada acara Indonesia Islamic
Marketing Festival secara virtual bertajuk Menjawab
Tantangan Pandemi COVID-19: Meningkatkan Kualitas
Layanan Haji, Umrah dan Wisata Alami, bulan lalu.
Pada tahun 2030, Arab Saudi menargetkan 30 juta
jamaah haji. Kementerian Agama terus melakukan
berbagai upaya yang disesuaikan dengan kebijakan Arab
Saudi. “Kami terus melakukan diplomasi dan koordinasi
dengan pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan
fasilitas layanan di sana. Apalagi, jamaah haji Indonesia
didominasi oleh masyarakat yang berusia lanjut, jika ada
penambahan jumlah kuota,” ungkap Khoirizi.
M O M E N T U M
Destinasi Islami
Indonesia memiliki potensi besar sebagai destinasi
wisata islami. Merujuk hasil Pew Research Center Report,
saat ini tercatat jumlah populasi penganut agama Islam
di Indonesia sebanyak 219.960.000 atau 12,6% dari populasi
Islam di seluruh dunia. Sementara, pada tahun 2060,
Indonesia akan memiliki 253.450.000 pemeluk Islam,
tetapi secara persentase hanya 8,5% dari jumlah penganut
Islam di dunia.
M O M E N T U M
QUOTES
“Peluang menjadi destinasi wisata islami luar
biasa. Apalagi produk dan layanan halalan
thayyiban merupakan tren wisata islami yang ke
depannya akan menjadi wisata umum.”
Benny Witjaksono
Anggota Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji
Learn More
0 8
2 0 2 1 I N D U S T R Y U P D A T E
Properti
Belum Bisa Tumbuh
P
enyebaran COVID-19 memicu penurunan
performa industri properti di Tanah Air.
Menurut data Colliers International Indonesia,
pada kuartal kedua tahun ini kinerja properti
baik perkantoran, apartemen, ritel, maupun hotel
mengalami penurunan.
“Kondisi saat ini memang cukup berat. Padahal,
proyeksi sebelumnya mengatakan akan ada pemulihan
pada awal tahun 2022. Namun jika ekonomi belum
stabil, kemungkinan bisa mundur,” kata Senior Associate
Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto.
Sebelumnya, Colliers melihat secercah harapan kinerja
properti pada tahun 2021 mulai bangkit. Sayangnya, kasus
pandemi kembali meningkat dan mobilitas masyarakat
dibatasi dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat. Sehingga,
kemungkinan besar proyeksi pertumbuhan properti akan
direvisi kembali.
Pandangan ini menyusul setelah banyak proyek
properti baik perkantoran, apartemen, dan ritel yang
I N D U S T R Y U P D A T E
7,000,000 300,000
6,000,000 250,000
84%
82%
80%
78%
76%
74%
72%
2016 2017 2018 2019 2020 Q1 Q2 2021P
2021 2021
Rp350,000 Rp70,000,000
Rp300,000 Rp60,000,000
Rp250,000 Rp50,000,000
Rp200,000 Rp40,000,000
Rp150,000 Rp30,000,000
Tarif sewa di Jakarta turun sekitar 20%
Rp100,000 dari 2016 – Q2 2021 Rp20,000,000
Rp50,000 Rp10,000,000
Rp0 Rp0
2016 2017 2018 2019 2020 Q1 2021 Q2 2021 2021P 2016 2017 2018 2019 2020 Q1 Q2 2021P
2021 2021
7,654
250,000 12,723
8,113
3,672
2,698
9,769
17,524
200,000 8,115
10,271
13,862
10,701
Unit
150,000
100,000
50,000
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021F 2022F 2023F 2024F
7,000
5,898
6,000
4,682
5,000
4,000
3,000
1,927
2,000
1,000 575
-
2016 2017 2018 2019 2020 2021 YTD
5,000,000 150,000
Rerata
4,000,000 120,000 proyeksi
tambahan
3,000,000 90,000 BoDeTaBek
Hotel Q2 2021
Pasok Jakarta
25,000
20,000
Jakarta 15,000
10,000
5,000
0
2016 2017 2018 2019 2020 Q1 2021 Q2 2021 2021E
80%
60%
40%
20%
0%
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec
QUOTES
“Saat ini, cukup sulit memprediksi kapan
pengembang akan memulai pembangunan
gedung-gedung baru. Di sisi lain, permintaan
ruang perkantoran dinamis, tetapi pengurangan
luas ruangan kantor juga terus terjadi dan
berdampak pada turunnya tingkat hunian.”
Ferry Salanto
Senior Associate Director
Colliers International Indonesia
I N D U S T R Y U P D A T E
Ritel
Memaksimalkan Omnichannel
I
ndustri ritel menghadapi disrupsi yang luar biasa
karena pandemi COVID-19. Namun, keinginan
berbelanja konsumen tampaknya tidak banyak
berubah. Sebab itu, konsumen mengharapkan
para pemain di industri ini bisa memberikan mereka
kemudahan dalam berbelanja di tengah keterbatasan.
Studi tahunan Zebra bertajuk Global Shopper Study
menemukan bahwa pembeli menginginkan pengalaman
yang seamless ketika berbelanja. Uniknya, pengalaman
tersebut tidak hanya mereka harapkan saat berbelanja
online, tetapi juga ketika mereka berkunjung ke toko
secara langsung.
Dengan digitalisasi yang terus digenjot, konsumen
semakin cerdas dan fleksibel. Saat mereka tidak bisa
menemukan barang yang diinginkan ketika berkunjung
ke toko, mereka akan beralih ke kanal online. Demikian
pula sebaliknya. Secara keseluruhan, ada tiga faktor
utama yang memengaruhi kebiasaan konsumen ini, yaitu
kesiapan stok barang, pilihan produk, dan perbandingan
harga.
I N D U S T R Y U P D A T E
In-store Online
Product availability
54% 56%
Product selection
46% 48%
Price Comparison
37% 42%
Top three reasons shoppers
leave a store without making
a purchase
Desired item is out of stock
1
41% 2pp YoY
63%
agree self-checkout solutions improve
the customer experience
QUOTES
“Persentase kepuasan konsumen terhadap bisnis
ritel justru menurun jika dibandingkan dari tahun
sebelumnya.”
Tracy Yeo
Country Lead Zebra Technologies Asia Pasific untuk Indonesia.
I N D U S T R Y U P D A T E
K
antar Indonesia melalui Brand Footprint
Indonesia 2021 mengumumkan peta
persaingan di industri fast-moving
consumer goods (FMCG) di Tanah Air. Brand
Footprint adalah studi tahunan Kantar yang mengukur
merek mana yang paling dipilih oleh konsumen.
Riset ini mencakup lima sektor FMCG, yakni makanan,
minuman, produk susu, perawatan rumah, dan perawatan
tubuh. Peringkat Brand Footprint Indonesia tahun ini
mencakup 97% dari total rumah tangga baik di kota besar,
kota kecil, dan daerah lainnya yang merepresentasikan 68
juta rumah tangga.
“Banyak industri yang harus melewati jalan yang terjal
untuk bertahan dan bertumbuh terlepas dari adanya
tantangan pandemi. Industri FMCG mampu melewati
berbagai tantangan dengan cara menerapkan strategi-
strategi yang berfokus pada kebutuhan konsumen yang
I N D U S T R Y U P D A T E
Tingkat Pertumbuhan
Adisti pun memberikan beberapa kiat yang bisa
diadopsi oleh para merek untuk bertahan menghadapi
kondisi sulit akibat pandemi COVID-19. “Kami merangkum
strategi ini ke dalam five levers for growth. Strategi ini bisa
diaplikasikan oleh merek untuk terus tumbuh,” ungkap
Adisti.
Pertama, more targets. Cara pertama yang bisa
dilakukan oleh merek untuk menjaga pertumbuhan
bisnisnya adalah memperluas jangkauan konsumen
agar bisa memperkuat posisi mereka di pasar. Untuk
memperluas target pasar, merek bisa mengeluarkan
inovasi baru atau mengomunikasikan produk yang relevan
ke pasar.
Seperti yang dilakukan oleh Sasa melalui kampanye
“We are MSG”. MSG merupakan singkatan dari Micin Swag
Generation. Kampanye ini membidik para konsumen
muda. Upaya Sasa dalam mengomunikasikan mereknya
ini membuat mereka lebih dikenal di kalangan generasi
muda. Tak tanggung-tanggung. Market leader dalam
kategori penyedap masakan ini mencoba melakukan
pendekatan baru. Pendekatan ini melalui aktivasi konser
musik yang menyasar kalangan Gen Y dan Gen Z yang
kerap diejek sebagai “generasi micin”.
Bertajuk “Konser Micin Social Gang”, konser ini menjadi
cara Sasa untuk menangkal stigma negatif dari micin.
“Konser Micin Social Gang merupakan wadah bagi para
kaum milenial untuk menyalurkan energi mereka atas
I N D U S T R Y U P D A T E
Food
Rank Change Brand CRPs (M) CRP % Penetration Penetration
2019 2020
Frequency
2019
Frequency
2020
in Rank change
1 0 Indomie 2190 0 95,3 96,2 34,3 33,4
2 0 Mie Sedaap 1799 4 92,4 94,6 27,7 27,9
3 0 Royco 1243 3 81,2 81,4 22,1 22,4
4 0 Roma 1209 6 91,6 92,4 18,5 19,2
5 0 Masako 955 0 69,1 68,7 20,6 20,4
6 0 Indofood 772 2 76 76,8 14,6 14,7
7 0 Energen (PT Mayora Indah) 700 -5 81,1 82,1 13,5 12,5
8 0 Bango 613 -1 72,2 72,5 12,8 12,4
9 0 Sasa 610 12 66,3 69,4 12,2 12,8
10 0 Gery 438 -16 76,5 72,7 9,9 8,7
11 4 Abc Heinz 436 12 68,7 72,1 8,4 8,7
12 1 Sajiku 435 6 64,8 67,2 9,4 9,5
13 3 Sun Kara 416 12 57,4 60,4 9,6 10,1
14 -3 Sarimi 409 -11 71,9 69,7 9,5 8,6
15 2 Ladaku 381 7 61,7 64,9 8,6 8,6
16 -4 Richoco 349 -16 70 66,2 8,8 7,7
17 3 Sedaap 342 16 54,6 59,5 8 8,4
18 0 Fortune-Pt. Sinar Alam 326 10 56 61,3 7,9 7,8
19 -5 Richeese 324 -20 70,2 66 8,6 7,2
20 1 Tango (Britvic) 277 9 71 71,2 5,3 5,7
Health Beauty
Rank Change Brand CRPs (M) CRP % Penetration Penetration
2019 2020
Frequency
2019
Frequency
2020
in Rank change
1 0 Lifebuoy 925 -2 91,2 91,6 15 14,5
2 0 Pepsodent 817 -1 95,6 95,6 12,8 12,4
3 1 Giv 394 9 55,8 57,8 9,6 10
4 -1 Pantene 340 -8 61,2 57,5 8,8 8,5
5 1 Nuvo 340 19 54,9 61,7 7,7 8,1
6 -1 Mamy Poko 272 -9 24,2 23,2 18,1 17,1
7 0 Rexona 267 0 55,2 53 7,2 7,4
8 0 Shinzui 252 -4 48,2 46,5 8,1 7,9
9 0 Sunsilk|Sedal|Seda 233 -1 46,7 44,2 7,5 7,7
10 0 Zinc 224 3 39,6 39,6 8,2 8,3
11 0 Clear 201 -5 45 43,4 7 6,8
12 0 Sweety 189 -7 21,8 20,8 13,8 13,2
13 1 Ciptadent 159 1 50,5 49,6 4,6 4,6
14 3 Dettol 152 10 38,4 42,4 5,4 5,3
15 0 Charm 150 -3 42,7 42,4 5,4 5,2
16 0 Lux 131 -11 46,5 41,8 4,7 4,6
17 -4 Citra 126 -20 50,8 45,1 4,6 4,1
18 7 Head & Shoulders 120 23 27,5 29,5 5,3 6
19 -1 Dove 120 0 32,7 29,4 5,3 5,8
20 1 My Baby 111 9 38,3 38,9 3,9 4,1
Dairy
Rank Change Brand CRPs (M) CRP % Penetration Penetration
2019 2020
Frequency
2019
Frequency
2020
in Rank change
1 0 Frisian Flag 897 3 81,2 81,5 15,8 16
2 0 Indomilk 445 1 64,2 65,9 10,1 9,8
3 0 Dancow 316 3 49,1 52,7 9,2 8,8
4 0 Aice 249 6 45,9 45,1 7,6 8,1
5 1 Ultra Milk 210 13 42,6 45,4 6,5 6,8
6 -1 Wall's 195 3 45,5 44,8 6,2 6,4
7 1 Bear Brand 159 20 41,9 45,7 4,7 5,1
8 1 Yakult 145 15 32,9 34,2 5,7 6,2
9 -2 Sgm 130 -10 15,7 13 13,8 14,6
10 0 Enaak 102 2 22,3 23,4 6,7 6,4
11 3 Anget Sari 56 16 14,6 17,5 4,9 4,7
12 1 Blue Band 55 7 28,2 29,8 2,7 2,7
13 -1 Glico Wings 53 1 14,7 15,5 5,3 5
14 -3 Real Good 51 -14 21,9 19,5 4 3,8
15 0 Clevo 46 12 14,8 14 4,1 4,8
16 2 Campina 42 5 18,3 17,4 3,2 3,5
17 3 Cimory 41 15 19,3 21,1 2,7 2,9
18 -1 Tiga Sapi 41 3 9,2 10 6,4 6
19 0 Anlene 39 3 12,4 10,9 4,5 5,2
20 -4 Zee 33 -18 12,4 12 4,7 4
Home Care
Rank Change Brand CRPs (M) CRP % Penetration Penetration
2019 2020
Frequency
2019
Frequency
2020
in Rank change
1 0 So Klin 1867 1 94,5 94,9 27,3 27,3
2 1 Sunlight 826 -4 89,8 88,4 14,3 13,7
3 -1 Downy 718 -17 81,3 78,6 15,9 13,4
4 0 Daia 712 -9 77,9 75,1 15 13,9
5 1 Molto 656 6 77,4 77,5 11,9 12,4
6 -1 Rinso 613 -7 74,4 73,1 13,1 12,3
7 0 Ekonomi 601 8 58,1 62,9 14,2 14
8 0 Mama 464 12 64,8 66,1 9,5 10,4
9 0 Attack 362 -3 51,6 51,1 10,8 10,4
10 0 Vape 200 5 24,9 23,6 11,3 12,4
11 1 Soffell 175 2 25 23,8 10,2 10,8
12 1 Kispray 162 -5 39 37,8 6,5 6,3
13 -2 Boom 161 -7 32,2 27,2 7,9 8,7
14 0 Kingkong 135 19 11,1 12,3 15,2 16,1
15 0 Rapika 120 6 29,5 28,8 5,7 6,1
16 1 Hit 106 5 29,3 30,4 5,1 5,1
17 -1 Nomos 104 0 12,5 12,5 12,4 12,2
18 4 Wipol 89 51 23 33,4 3,8 3,9
19 -1 Proclin 83 -2 21,4 22,3 5,9 5,4
20 -1 Baygon 75 -3 26,1 25,1 4,4 4,4
Beverages
Rank Change Brand CRPs (M) CRP % Penetration Penetration
2019 2020
Frequency
2019
Frequency
2020
in Rank change
1 0 Kapal Api 1098 -2 70,8 69,4 23,6 23,2
2 1 Luwak 558 -6 69,7 69,9 12,7 11,7
3 -1 Good Day 545 -12 57,6 57,5 15,9 13,9
4 0 Abc Santos 426 -17 55,2 49,2 13,9 12,7
5 0 Aqua 421 0 49,4 46,4 12,7 13,3
6 0 Top - Wings Food 399 1 48,4 49,2 12,1 11,9
7 0 Sariwangi 359 -1 74,1 74,2 7,3 7,1
8 0 Tora Bika 348 -2 59,1 60 8,9 8,5
9 1 Milo 252 9 53,4 55,9 6,4 6,6
10 -1 Indocafe 245 -4 38,1 36,6 9,9 9,8
11 0 Teh Pucuk Harum 204 1 49,3 49,9 6,1 6
12 1 Nutrisari 163 12 37,4 40,4 5,8 5,9
13 -1 Teh Gelas-Orang Tua 128 -21 36,9 32,4 6,5 5,8
14 0 Sari Murni-Unilever 118 -7 28,2 27,1 6,7 6,4
15 0 Ale-Ale 104 -11 28 24,2 6,2 6,3
16 2 Chocolatos 94 4 37,4 40,5 3,6 3,4
17 0 Sprite 88 -4 41,4 39,1 3,3 3,3
18 -2 Jas Jus 86 -9 25,6 24,4 5,5 5,2
19 0 Teh Bendera 82 1 16,9 16,1 7,2 7,5
20 1 Sosro 74 3 29,7 31,1 3,6 3,5
FMCG
Rank Change Brand CRPs (M) CRP % Penetration Penetration
2019 2020
Frequency
2019
Frequency
2020
in Rank change
1 0 Indomie 2190 0 95,3 96,2 34,3 33,4
2 0 So Klin 1867 1 94,5 94,9 27,3 27,3
3 0 Mie Sedaap 1799 4 92,4 94,6 27,7 27,9
4 0 Royco 1243 3 81,2 81,4 22,1 22,4
5 0 Roma 1209 6 91,6 92,4 18,5 19,2
6 0 Kapal Api 1101 -2 71,4 70,1 23,5 23
7 0 Masako 955 0 69,1 68,7 20,6 20,4
8 0 Lifebuoy 925 -2 91,2 91,6 15 14,5
9 1 Frisian Flag 897 3 81,2 81,5 15,8 16
10 1 Sunlight 826 -4 89,8 88,4 14,3 13,7
11 1 Pepsodent 817 -1 95,6 95,6 12,8 12,4
12 2 Indofood 772 2 76 76,8 14,6 14,7
13 -4 Downy 718 -17 81,3 78,6 15,9 13,4
14 -1 Daia 712 -9 77,9 75,1 15 13,9
15 0 Energen (PT Mayora Indah) 700 -5 81,1 82,1 13,5 12,5
16 2 Molto 656 6 77,4 77,5 11,9 12,4
17 0 Bango 613 -1 72,2 72,5 12,8 12,4
18 -2 Rinso 613 -7 74,4 73,1 13,1 12,3
19 3 Sasa 610 12 66,3 69,4 12,2 12,8
20 1 Ekonomi 601 8 58,1 62,9 14,2 14
21 -1 Luwak 558 -6 69,7 69,9 12,7 11,7
22 -3 Good Day 545 -12 57,6 57,6 15,9 13,9
23 4 Abc Heinz 479 11 74,9 77,1 8,5 8,9
24 6 Mama 464 12 64,8 66,1 9,5 10,4
25 1 Indomilk 446 1 64,6 66,1 10,1 9,8
26 -3 Gery 438 -16 76,5 72,7 9,9 8,7
27 4 Sajiku 435 6 64,8 67,2 9,4 9,5
28 -4 Abc Santos 426 -17 55,2 49,2 13,9 12,7
29 -1 Aqua 421 0 49,4 46,4 12,7 13,3
30 5 Sun Kara 416 12 57,4 60,4 9,6 10,1
31 -6 Sarimi 409 -11 71,9 69,7 9,5 8,6
32 1 Top - Wings Food 399 1 48,4 49,2 12,1 11,9
33 5 Giv 394 9 55,8 57,8 9,6 10
34 5 Ladaku 381 7 61,7 64,9 8,6 8,6
35 -1 Attack 362 -3 51,6 51,1 10,8 10,4
36 1 Sariwangi 359 -1 74,1 74,2 7,3 7,1
37 -8 Richoco 350 -17 70,2 66,3 8,8 7,7
38 2 Tora Bika 348 -2 59,1 60 8,9 8,5
39 6 Sedaap 342 16 54,6 59,5 8 8,4
40 -4 Pantene 340 -8 61,2 57,5 8,8 8,5
41 5 Nuvo 340 19 54,9 61,7 7,7 8,1
42 0 Fortune-Pt. Sinar Alam 326 10 56 61,3 7,9 7,8
43 -11 Richeese 324 -20 70,2 66 8,6 7,2
44 -3 Dancow 316 3 49,1 52,7 9,2 8,8
45 4 Tango (Britvic) 282 11 71,2 71,9 5,3 5,8
46 -3 Mamy Poko 272 -9 24,2 23,2 18,1 17,1
47 7 Migelas 269 18 53 56,4 6,4 7
48 -1 Rexona 267 0 55,2 53 7,2 7,4
49 -5 Garuda 261 -12 62,2 58,3 7,1 6,6
50 2 Milo 258 10 54,3 56,7 6,5 6,7
Global
Rank Change Brand CRPs (M) CRP % Penetration Penetration
2019 2020
Frequency
2019
Frequency
2020
in Rank change
1 0 Coca-Cola 6509 4 42,2 43 12,4 12,3
2 0 Colgate 4311 -2 59,8 58,5 6,1 6
3 2 Lifebuoy 3014 15 25,5 27,7 8,6 8,9
4 -1 Maggi 3004 -4 32 33,9 8,1 7,2
5 -1 Lay's 2768 4 30,4 31,2 7,3 7,2
6 0 Pepsi 2354 6 22,7 23,3 8,1 8,2
7 0 Indomie 2221 0 6 6,1 30,9 29,5
8 1 Dove 2033 1 37 37,1 4,5 4,5
9 -1 Sunsilk|Sedal|Seda 1943 -4 23,5 23,4 7,2 6,8
10 0 Nescafé 1814 -3 22,7 23,2 6,9 6,4
11 4 Vim 1735 22 17,4 19,3 6,8 7,3
12 -1 Knorr 1674 1 25,3 25,8 5,5 5,3
13 3 Nestlé 1458 5 25,8 26,3 4,5 4,5
14 -1 Lux 1434 -5 29,4 28,1 4,3 4,2
15 -1 Sunlight 1419 -3 10,7 10,5 11,4 11
16 11 Dettol 1366 39 20,6 25,9 3,9 4,3
17 -5 Downy 1356 -11 14,7 14,9 8,7 7,5
18 -1 Heinz 1273 12 20,1 21,4 4,7 4,9
19 0 Brooke Bond 1203 8 11,3 11,8 8,2 8,4
20 2 Oreo 1188 11 25,7 27,2 3,5 3,6
21 0 Kinder 1173 7 15,2 15,6 6 6,1
22 -4 Head & Shoulders 1092 -2 23 22,5 4 4
23 -3 Sprite 1083 -2 25,2 24 3,6 3,7
24 -1 Pepsodent 1078 1 11,1 11,2 8 7,9
25 5 Kraft 1037 9 13,6 13,5 5,8 6,3
26 -1 Danone 1003 -2 14 14,1 6 5,8
27 -1 Palmolive 987 -1 15,8 16,7 5,2 4,8
28 -4 Nivea 980 -4 24,8 24,1 3,4 3,3
29 0 Rexona 969 1 19,6 20 4 4
30 3 Cheetos 963 7 14,6 15,2 5,1 5,2
31 0 Bimbo 930 2 7,4 8,2 10,2 9,3
32 6 Close-Up 915 10 17,8 18,2 3,9 4,1
33 -5 Pantene 907 -7 19,4 18,4 4,2 4
34 2 Quaker 893 5 15,2 15,4 4,7 4,7
35 2 Doritos 892 6 12,8 13,2 5,4 5,5
36 3 Dr. Oetker 866 10 12 12,2 5,5 5,8
37 4 Barilla 847 11 14,2 15 4,5 4,6
38 2 Mc Cormick 847 8 13,1 13,5 5 5,1
39 -7 Ajinomoto 841 -8 6,6 6,6 11,4 10,4
40 -5 Tide 829 -3 18,3 17,5 3,9 3,9
41 -7 Fanta 826 -6 20 19,1 3,6 3,5
42 3 Hershey's 716 0 12 11,7 5 5
43 0 Activia 697 -5 10,5 10,2 5,8 5,6
44 -2 Milo 694 -9 7,8 7,8 8,1 7,2
45 4 Milka 686 7 11,3 10,6 4,7 5,3
46 0 Safeguard | Escudo 674 1 11,7 12,4 4,7 4,4
47 4 Comfort 672 7 11,8 12,5 4,4 4,4
48 2 Pond's 661 4 16,4 16 3,2 3,4
49 12 Campbell's 659 15 8 8,2 5,9 6,5
50 -6 Ariel 657 -10 15 13,9 4 3,9
1 Indomie 2.190
2 So Klin 1.867
3 Mie Sedaap 1.799
4 Royco 1.243
5 Roma 1.209
6 Kapal Api 1.101
7 Masako 955
8 Lifebuoy 925
9 Frisian Flag 897
10 Sunlight 826
11 Pepsodent 817
12 Indofood 772
13 Downy 718
14 Daia 712
15 Energen 700
16 Molto 656
17 Bango 613
18 Rinso 613
19 Sasa 610
20 Ekonomi 601
Senin - Jumat
Pasca pandemi global 2020, setiap 23 – 27 Agustus 2021
perusahaan didorong untuk bisa 09.00 – 17.00 WIB
menemukan langkah baru dalam berbisnis.
Perusahaan pun perlu menyusun taktik
pemasaran yang sesuai dengan dinamika
saat ini.
scan disini
Philip Kotler *syarat dan ketentuan berlaku
Live Webinar Seat
Theater Seat
Rp 12.000.000 Rp 5.000.000
BOOK NOW
markplusinstitute.com | Anggun 0812-1233-6502
Learn More
0 8
2 0 2 1 L I F E S T Y L E
CUCA BALI
Cuca Bali
Cita Rasa Spanyol Berbahan Lokal
B
erawal dari mimpi yang sama, Chef Kevin
Cherkas bersama dengan istrinya Virginia
Entizne memutuskan untuk membuka
bisnis resto di Jimbaran, Bali, pada tahun
2013. Resto besutan pasangan asal Spanyol dan Kanada
itu mengusung nama Cuca dan menyajikan masakan
Spanyol yang diracik dengan bahan baku lokal.
L I F E S T Y L E
Food
CUCA BALI
Jalan Yoga Perkanthi, Jimbaran
Bali - Indonesia
HOURS
Wednesday & Thursday: 16:00-22:00
Friday, Saturday, Sunday: 12:00-22:00
AVG COST
Rp 500.000++ for two people (approx.)
L I F E S T Y L E
Product
Hyundai Palisade
2 Harmonisasi Gagah dan Nyaman
Garmin Forerunner 55
3 Mengejar Performa
L I F E S T Y L E
Product
dan satu garis bonnet putih di sisi kiri kap mesin memiliki
tanda tangan pemenang “Monte” 1964. Ditambah, mobil
ini eksklusif dengan kehadiran garis pintu dengan LED
bertuliskan nama “Paddy Hopkirk”.
Mini Paddy menggendong mesin bensin empat silinder
1.998 cc dengan Mini Twin Power Turbo Technology.
Dengan mesin tersebut, Mini Paddy diklaim dapat melaju
0 – 100 km dalam waktu 6,8 detik, dengan kecepatan
maksimum mencapai 235 km/jam. Mobil yang dibanderol
dengan harga Rp 835 juta ini hanya hadir sebanyak
sepuluh unit di Indonesia.
Candyman
Legenda
Pembunuh
dari Chicago
Candyman
menjadi salah
satu film
yang ditunggu-tunggu di tahun ini. Sempat tertunda
penayangannya Juni lalu, film bergenre supernatural
slasher ini dijadwalkan tayang pada 27 Agustus 2021.
Candyman dibintangi Yahya Abdul-Mateen II sebagai
Anthony McCoy dan Teyonah Parris sebagai kekasihnya,
Brianna Cartwright.
Berkisah tentang legenda tragis tentang sosok
pembunuh dengan kail di tangannya. Candyman
menjanjikan cerita horor blockbuster dengan sentuhan
khas sutradara Us, Jordan Peele. Peraih Oscar lewat film
Get Out itu tercatat sebagai salah satu produser dan
penulis dari sekuel film dengan judul yang sama pada
tahun 1992, 1995, 1999, dan 2010.
L I F E S T Y L E
Movie & Music
CODA
Ikatan
Keluarga
Penuh Haru
Child of Deaf
Adults (CODA),
merupakan
remake dari
drama asal
Prancis bertajuk La famille Bélier yang tayang tahun
2014. Menceritakan sosok Ruby, remaja berusia 17 tahun
yang lahir dalam keluarga tunarungu. Ruby (Emilia Jones)
menjadi satu-satunya anggota keluarga yang dapat
mendengar dan ia pun berperan sebagai penerjemah bagi
keluarganya.
Terlepas dari kesehariannya, Ruby memiliki bakat
bernyanyi dan bakat itu pun ditemukan oleh choirmaster
yang diperankan Eugenio Derbez. Dari sini, Ruby
dihadapkan dengan pilihan untuk mengejar mimpinya
dan masuk ke sekolah musik atau menjaga keluarganya.
Karya dari sutradara Siana Heder ini dapat disaksikan pada
13 Agustus 2021.
L I F E S T Y L E
Movie & Music
OneRepublic
Human
Oleh Bianca Astira
Chvrches
Screen Violence
Oleh Bianca Astira
Jungle
Love In Stereo
Oleh Bianca Astira
Jake Bugg
Saturday Night, Sunday Morning
Oleh Bianca Astira
STRATEGIC
MARKETING
BATCH 5
KEUNGGULAN PROGRAM
FACULTY MEMBERS FACULTY MEMBERS
FACILITATORS TEAM FACILITATORS TEAM
TOP ACADEMICIANS OF TOP ACADEMICIANS
EXPERIENCED OF OF
CONSULTANTS EXPERIENCED CONSULTANTS OF
SBM-ITB SBM-ITB INC.
MARKPLUS, MARKPLUS, INC.
Merupakan satu-satunya program eksekutif di Dibawakan dalam Bahasa Indonesia oleh tim
Indonesia dalam ranah strategic marketing yang fasilitator yang merupakan paduan antara
aplikatif praktisi dan akademisi berpengalaman
Setiap sesi terdiri dari pemaparan konsep,
Membantu peserta
FACULTYPROF.
MEMBERS untuk memahamiFACILITATORSesensi TEAM FACULTY dan
MEMBERS
pemasaran stratejik pembicaraDR.(H.C.)
tamu,HERMAWAN
sesi diskusi studi kasus, sesi
OF dalam waktu relatif singkat
KUNTORO MANGKUSUBROTO PROF. KUNTORO
DR.(H.C.) MANGKUSUBROTO
HERMAWAN KARTAJAYA KARTAJAYA
TOP ACADEMICIANS EXPERIENCED CONSULTANTS OF TOP ACADEMICIANS OF
Founder andand
Chairman of Founder and Chairman
SBM ITB pembahasan case study Inc.
Founder and Chairman of Founder Chairman SBM-ITB
SBM-ITB MARKPLUS, INC.
School Advisory Council
School Advisory Council SBM ITB of MarkPlus, Inc. of MarkPlus,
Biaya sangat terjangkau dan tidak mengganggu Setiap peserta akan memperoleh sertifikat dari
jam kerja peserta SBM-ITB/MarkPlus Institute (syarat & ketentuan
berlaku)
FACILITATORS TEAM
PROF. KUNTORO MANGKUSUBROTO DR. AGUNG WICAKSONO DR. JACKY MUSSRY PROF. KUNTORO MANGKUSUBROTO
DR. AGUNG WICAKSONO DR.(H.C.) HERMAWAN DR. JACKY
KARTAJAYA MUSSRY
EXPERIENCED CONSULTANTS OF Academic Committee Founder and Chairman of
COO, MarkPlus, Inc.
BEBERAPA FACULTY MEMBER
MARKPLUS, INC.
Founder and Chairman of
Academic Committee Founder and Chairman
COO, MarkPlus, Inc.
School Advisory Council
SBMSBM ITB
ITB Jakarta Campus of MarkPlus,SBM
Inc. ITB MarkPlus
Dean, Jakarta Campus
Institute Dean, MarkPlus Institute School Advisory Council SBM ITB
Selain yang disebutkan di atas, program ini juga melibatkan banyak faculty members lainnya yang pakar dalam bidangnya masing-masing.
IWAN SETIAWAN,PRIYANTONO
MBA RUDITO, PH.D WIBOWO, MBA
SATYA ADITYA SATYA ADITYA WIBOWO, MBA PRIYANTONO RUDITO, PH.D
BIAYA PARTISIPASI
C-Level Marketer Marketing
and ONLINE REGISTRATION:
Practitioner Marketing Practitioner INFORMATION: C-Level Marketer and
RP15.000.000
MarkPlus, Inc. Academia Academia
Learn More
Learn More
Marketing 50_21x27,5.pdf 1 01/03/21 22.03
MARKETING 5.0
Technology for
Humanity
IDR 420.000*
bit.ly/POmarketing50
Information
*Exclude Shipping
Order Now
Learn More
Learn More