Anda di halaman 1dari 13

BUKU PANDUAN

KETERAMPILAN
STABILISASI NEONATUS

Diberikan pada Mahasiswa Semester V


Tahun Akademik 2021-2022

Tim Penyusun
Dr. dr. Ema Alasiry, SpA(K)
dr. A. Dwi Bahagia, Ph.D, SpA(K)
dr. Adhariana HK, M.Kes, Sp.A(K)

SISTEM REPRODUKSI
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2022
KETERAMPILAN
STABILISASI NEONATUS
Stabilisasi adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi bayi baru
lahir (usia 0-28 hari) yang sakit pasca resusitasi dan pra transportasi tetap dalam
kondisi stabil. Upaya tersebut harus senantiasa dilakukan baik sebelum maupun saat
proses transportasi. Untuk mempermudah seorang penolong mengingat hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam proses stabilisasi tersebut, kita mengenal adanya singkatan
STABLE, yaitu :
- Sugar and Safe Care (kadar gula darah dan perawatan yang aman)
- Temperature (suhu tubuh)
- Airway (jalan napas)
- Blood Pressure (tekanan darah)
- Lab Work (pemeriksaan laboratorium)
- Emotional Support (dukungan emosi)

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan manajemen awal stabilisasi neonatus pra rujukan
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan penilaian kadar gula darah dan perawatan yang aman, suhu, jalan
napas, tekanan darah, hasil laboratorium dan dukungan emosional kepada
orang tua pada neonatus sebelum melakukan rujukan
2. Melakukan manajemen awal stabilisasi pada neonatus yang mengalami
gangguan kadar gula darah, suhu, jalan napas, tekanan darah dan hasil
laboratorium
3. Memberikan penjelasan kepada orang tua bayi dalam memberikan dukungan
emosional.

Media dan alat bantu pembelajaran:


1. Buku panduan peserta skill lab sistem Reproduksi
2. Boneka manekin bayi

2
3. Alat untuk stabilisasi gula darah :
- Glukometer dan strip
- Dekstrosa 10%
- Infus set
- Abbocath no 24 dan 26
- Spuit 3 dan 5 mL
4. Alat untuk stabilisasi suhu
- Termometer aksila
- Plastik
- Selimut 2 buah
- Topi
- Kain PMK
- Inkubator transpor (jika tersedia)
5. Alat untuk stabilisasi airway
- Pengganjal bahu
- Keteter pengisap/balon pengisap lendir
- T-piece resuscitator (Mixsave®)
- Tabung oksigen
- Selang oksigen
- Nasal kanul bayi
- Pipa endotrakeal no 2-4
- Gunting
- Plester (hipoalergenik)
- Tali/benang godam
6. Alat untuk stabilisasi blood pressure
- Alat pengukur waktu (jam dengan detik)
- NaCl 0,9%
- Infus set
- Spuit 50 mL
- Abbocath no 24 dan 26

Indikasi :
Dilakukan pada bayi baru lahir sakit pasca resusitasi dan pra transportasi

3
Metode Pembelajaran :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar

Deskripsi kegiatan stabilisasi pra rujukan


Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk
mahasiswa
2. Penjelasan singkat tentang prosedur
kerja, peran masing-masing mahasiswa
dan alokasi waktu.
2. Demonstrasi 10 menit 1. Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi
singkat tentang cara stabilisasi oleh Instruktur dengan
cara stabilisasi menggunakan alat pada model
2. Diskusi singkat bila ada yang kurang
neonatus
dimengerti.
(STABLE) oleh
instruktur.
3. Praktek cara 15 menit 1. Satu orang mahasiswa mempraktekkan
stabilisasi cara stabilisasi neonatus. Mahasiswa
neonatus lainnya menyimak dan mengoreksi bila ada
yang kurang.
(STABLE)
2. Instruktur memerhatikan dan memberikan
bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
melakukan praktek.
3. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa
dan melakukan supervisi
4. Instruktur membacakan soal kasus tentang
perhitungan GIR (glucose infusion rate)
kemudian mahasiswa mengerjakan soal dan
salah satu dari mahasiswa
mempresentasikan jawaban dari soal kasus
tersebut
4. Diskusi 10 menit 1. Diskusi tentang materi stabilisasi neonatus
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
dalam
2. Diskusi tentang kesan mahasiswa terhadap
praktek cara stabilisasi neonatus: apa yang
dirasa mudah, apa yang sulit.
3. Mahasiswa memberikan saran atau koreksi
tentang jalannya praktek hari itu. Instruktur
mendengar dan memberikan jawaban.
4. Instruktur mejelaskan penilaian umum
tentang jalannya praktek resusitasi bayi dan
anak : apakah secara umum berjalan baik,
apakah ada sebagaian mahasiswa yang
masih kurang. Bila perlu mengumumkan

4
hasil masing-masing mahasiswa.
Total waktu 40 menit

5
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN STABILISASI NEONATUS
Langkah-langkah/Kegiatan Ket
Persiapan awal
Periksa semua kelengkapan alat
Sugar and Safe Care (Kadar gula darah dan perawatan yang aman)
- Pemeriksaan kadar gula darah pada bayi sakit atau bayi dengan risiko
hipoglikemia dalam 30-60 menit setelah lahir dan jika bayi
menunjukkan tanda-tanda hipoglikemia antara lain jitteriness,
iritabilitas, hipotonia, letargi, menangis lemah atau melengking,
hipotermia, refleks hisap buruk, takipnea, sianosis, apnea, atau kejang.
Target gula darah 50-110 mg/dL.
- Pemeriksaan kadar gula darah dapat dilakukan dengan menggunakan
strip gula darah atau melalui pemeriksaan laboratorium.
- Apabila bayi sakit yang dipuasakan memiliki kadar gula darah <50
mg/dL maka bayi diterapi dengan cairan glukosa intravena dengan
langkah sebagai berikut:
- Berikan bolus dekstrosa 10% sebanyak 2 mL/kg dengan kecepatan 1
mL/menit. Hindari pemberian bolus dekstrosa 40% karena dapat
menyebabkan hiperglikemia.
- Untuk maintenance berikan infus dekstrosa 10% sebanyak 60-80
mL/kg/ hari (GIR 4.2-5.5 mg/kg/menit).
- Periksa kembali kadar gula darah 30 menit setelah pemberian bolus
dekstrosa.
- Apabila kadar gula darah tetap < 50 mg/dL, ulangi bolus dekstrosa
10% 2 mL/kg.
- Periksa kembali kadar gula darah 30 menit setelah pemberian bolus
dekstrosa 10%.
- Apabila kadar gula darah tetap < 50 mg/dL setelah 2 kali bolus
dextrosa 10%, ulangi bolus dan tingkatkan volume dekstrosa 10%
intravena hingga 100 mL/kg/hari atau tingkatkan konsentrasi dekstrosa
intravena menjadi dekstrosa 12,5%.
- Evaluasi kadar gula darah setiap 30-60 menit hingga kadar gula darah
mencapai > 50 mg/dL minimal 2 kali pemeriksaan dengan jarak 2-4
jam.
- Cara menghitung GIR (mg/kg/menit) =
Kecepatan cairan (mL/jam) x konsentrasi dekstrosa (%)
6 x berat badan (kg)

6
Tabel 1. Kebutuhan cairan per hari :

Usia kronologis Kebutuhan cairan


(hari) (mL/kg)
Berat lahir 1500 - ≥ 2500 gram atau usia
gestasi 33-42 minggu
0 60
1 80
2 100
3 120
4 140
5 150
Berat lahir 1000-1499 gram atau usia
gestasi 28-32 minggu
0 80
1 100
2 120
3 140
4 150
5 150

Temperature (suhu tubuh)


1. Ukur suhu axilla, pertahankan suhu tubuh 36,5-37,5° C
2. Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat
3. Mengenakan topi pada kepala bayi.
4. Ganti kain jika basah
5. Bayi < 1.500 gram atau usia gestasi < 32 minggu, bungkus dengan
plastik
6. Letakkan pada radiant warmer atau incubator. Bila tidak tersedia
gunakan lampu penghangat 60 watt dengan jarak 60 cm.
7. Gunakan inkubator transpor yang telah dihangatkan atau dengan PMK
(Perawatan Metode Kanguru) jika tidak tersedia inkubator transport
saat merujuk bayi.
8. Capai suhu normal dengan memperhatikan target rewarming 0,5-1°
C/jam untuk menghindari komplikasi.

7
Gambar 1. Menjaga suhu bayi
prematur dengan plastik dan Gambar 2. Menjaga suhu
topi bayi dibawah infant warmer

Gambar 3. Inkubator Gambar 4. Transpor


transpor bayi dengan PMK

Airway (Jalan Napas)


Evaluasi distres napas selama periode stabilisasi meliputi :
1. Nilai laju napas. Laju napas normal pada bayi berkisar antara 40-60
kali per menit.
2. Nilai usaha napas, meliputi penilaian air entry, retraksi, merintih,
napas cuping hidung, dan apnea. Untuk menentukan derajat keparahan
dapat menggunakan skor Downe.

8
1-3 : sesak napas ringan  Oksigen / CPAP
4-6 : sesak napas sedang  CPAP
≥ 7 : sesak napas berat  pertimbangkan intubasi

Tabel 2. Penilaian skor Downe

3. Jika skor Downe menunjukkan indikasi CPAP, maka dapat diberikan


PEEP dengan menggunakan T-piece resuscitator.

Cara mengatur PEEP pada Mixsave®


a. Sambungkan kabel ke sumber listrik, kemudian nyalakan mesin
dengan menekan tombol ON untuk mengaktifkan kompresor yang ada
di dalam alat.
b. Sambungkan tabung oksigen dengan oksigen inlet port yang ada di
belakang. Atur total flow O2 dan medical air di flowmeter masing-
masing berdasarkan konsentrasi (FiO2) yang diinginkan
Contoh: bila konsentrasi O2 yang diinginkan 21%, maka flowmeter O2
diatur menjadi 0 liter per menit, dan flowmeter medical air diatur
menjadi 8 L/menit.
c. Tutup ujung sirkuit pasien dan atur PEEP yang diinginkan (7-8
cmH2O) sesuai dengan klinis distres napas bayi
d. Sambungkan sirkuit pasien dengan sungkup atau nasofaringeal tube

9
Keterangan :
1. Tombol indikator baterai
2. Tombol ON/OFF
3. Indikator PIP dan PEEP
4. Kontrol PIP
5. Kontro FiO2
6. Kontrol medical air
7. Kontrol tekanan maksimum
8. Outlet port
9. Sirkuit pasien
10. Kontrol PEEP
11. Inlet port

Gambar 5. Komponen T-piece resuscitator Mixsave®

Tabel 7. Pengaturan fraksi oksigen dengan menggunakan tabel rumus 8

10
4. Nilai kebutuhan oksigen yang disesuaikan dengan kondisi klinis bayi
dan saturasi oksigen. Titrasi oksigen untuk memertahankan target
saturasi oksigen antara 90-95%.
5. Pengukuran saturasi oksigen dilakukan pada pre-duktal (pergelangan
tangan kanan) dan post-duktal (salah satu kaki) dengan menggunakan
pulse oxymetri. Perbedaan saturasi preduktal dan postduktal lebih dari
10% menandakan adanya pirau.
6. Pertahankan jalan napas tetap terbuka dengan mengganjal bahu
dengan kain. Bayi juga dapat diposisikan telentang dengan sedikit
tengadah (semi ekstensi) untuk memosisikan faring, laring dan trakea
dalam satu garis lurus, sehingga udara dapat masuk dengan mudah.
7. Jika bayi membutuhkan CPAP, pastikan sudah dipasang nasofaringeal
tube dan difiksasi kemudian dihubungkan dengan T-piece resuscitator
(mixsave®) ketika akan dilakukan transportasi
Cara memasang nasofaringeal tube (modifikasi):
- Pilih ukuran ETT (endotrakeal tube) berdasarkan BB bayi
- Gunting ETT dari ujung ETT ke arah pangkal sepanjang 6 cm, setelah
itu cabut kontor ETT dari pangkal dan pindahkan ke potongan tadi
(potongan 6 cm)
- Masukkan ETT hingga terasa hambatan (nasofaring) melalui salah
satu lubang hidung
- Fikasasi dengan tali godam, kemudian fiksasi dengan plester (lihat
gambar 6)
- Lalu hubungkan dengan T-piece resuscitator

Gambar 6. Cara memasang nasofaringeal tube

Blood pressure (Tekanan Darah)


Nilai tanda syok pada bayi, yaitu :
1. Peningkatan usaha napas, apnea, atau napas megap-megap.
2. Pulsasi perifer lemah
3. Perfusi perifer yang buruk, ditandai pemanjangan pengisian kapiler
(capillary refill time / CRT > 3 detik)

11
Gambar 7. Cara penilaian CRT

4. Kulit dingin, kulit tampak mottled


5. Sianosis atau pucat
6. Takikardia atau bradikardia.
7. Tekanan darah dapat normal atau rendah. Tekanan darah yang rendah
merupakan tanda lanjut dari dekompensasi jantung
8. Tekanan nadi dapat menyempit atau melebar.
9. Oliguria.

Tata laksana syok :


1. Pada syok hipovolemik, berikan cairan salin normal (NaCl 0,9%),
sebanyak 10 mL/kg/kali secara intravena atau kateter umbilical selama
15-30 menit.
2. Hati-hati pemberian bolus pada bayi prematur sebaiknya diberikan
lebih dari 30 menit.
3. Jika penyebabnya adalah kehilangan darah akut, maka diberikan
NaCL 0,9% 10 mL/kgBB sambil menunggu produk darah. Dalam
keadaan darurat yang tidak memungkinkan cross match darah bayi,
transfusi produk darah golongan O-Rhesus positif dapat diberikan
(untuk orang Indonesia).

Lab Work (Pemeriksaan Laboratorium)


Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan untuk diperiksa sebelum bayi
ditranspor disingkat dengan 4B yang meliputi:
- Blood count
Darah lengkap termasuk hitung jenis leukosit.(sesuai indikasi risiko
infeksi)
- Blood culture
Darah diambil sebelum pemberian antibiotic (sesuai indikasi risiko
infeksi)
- Blood glucose
Kadar gula darah diperiksa dini dan pantau dengan ketat sesuai indikasi.
- Blood gas
Pemeriksaan analisis gas darah (AGD) dilakukan pada bayi dengan
distres napas atau dengan riwayat syok.

12
Bila bayi dicurigai mengalami infeksi, antibiotik sebaiknya diberikan sebelum
bayi dirujuk.

Emotional Support (Dukungan Emosional)


- Mengizinkan ibu untuk melihat bayi.
- Mengucapkan selamat atas kelahiran bayi dan memanggil bayi dengan
nama yang sudah dipersiapkan oleh keluarga.
- Mengambil foto dan jejak kaki bayi. Menawarkan dukungan dari
pihak lain seperti kerabat atau pemuka agama.
- Memberikan penjelasan secara sederhana namun akurat kepada
orangtua mengenai keadaan bayi dan rencana tatalaksana.
- Memberikan kesempatan kepada orangtua untuk bertanya mengenai
keadaan bayi.
- Melibatkan orangtua dalam perawatan bayi serta dalam pengambilan
keputusan terkait tatalaksana.

Soal

Seorang bayi laki-laki, usia 3 hari, usia gestasi 35 minggu, BB lahir 2000 gram. Lahir

secara pervaginan dari ibu G1P0A0 dengan preeklampsia. Bayi tampak letargi dan

malas menyusu. Dilakukan pemeriksaan gula darah menunjukkan hasil 40 mg/dL.

Diberikan terapi bolus cairan dekstrosa 10% sebanyak 2 mL/kgBB dan dilanjutkan

cairan maintenance dengan dekstrosa 10%. Hitung berapa GIR berdasarkan kebutuhan

cairan maintenance pada bayi tersebut.

13

Anda mungkin juga menyukai