Anda di halaman 1dari 9

 

                                         

MORE A HUMAN BEING


 

Laporan Probasi
A). Pekerjaan

Pada Kesempatan belajar di Probasi Dalam ini aku mendapatkan kesempatan untuk belajar
mengecat kusen di Kampus Romeo. Ada 10 bagian yang mesti diamplas, kemudian
dibersihkan lalu ku warnai kembali dengan cat kayu Seiv Paint warna putih. 

B). Tahapan Bekerja

1). Aku dan kedua temanku yang lain memfokuskan diri pada bagian luar kusen atau di atas
genteng . Sebab, kami mempertimbangkan keadaan cuaca yang saat itu cerah. Ketika di
bagian luar di rasa telah cukup, kemudian kami melanjutkan di bagian dalam kampus. 

2). Langkah Pertama, aku memeriksa terlebih dahulu keamanan jalur yang akan kami lewati
untuk mengecat bagian luar dengan cara aku yang paling ringan badannya berjalan terlebih
dahulu diatas besi-besi yang sudah disediakan disana. 

3). Langkah Kedua, aku bersama teman-teman yang lain memasang Pasok (kayu pijak) untuk
kami yang akan bekerja supaya lebih aman dan nyaman. Pasok itu aku pasang dengan cara
mengaitkannya di sebuah besi pijak dengan 2 ikat kawat yang dililitkan dengan besi-besi
pijak disana.

4). Langkah Ketiga, kami mengelap terlebih dahulu jendela atau kusen yang akan di amplas.
Tujuannya, supaya dapat mempermudah dalam proses penghalusan (ini saran dari Yapin)
yang kuterima dengan baik). 

5). Langkah Keempat, kemudian langkah selanjutnya adalah proses penghalusan dengan
amplas. Lalu kami lanjutkan dengan mengelapnya kembali, agar terhindar dari debu yang
dapat mengganggu dalam proses mewarnai kembali. 

6). Langkah Kelima, langkah selanjutnya ini adalah kami mengisolasikan di bagian-bagian
selain kusen yang akan diwarnai yang kemungkinan besar dapat terkena cat, seperti jendela
dan tembok-tembok dekat kusen. Tujuannya agar dapat terlihat rapi saat proses mewarnai
kembali telah selesai. 

7). Langkah Keenam, disini kami mulai mempersiapkan cat yang akan digunakan dengan
cara meraciknya terlebih dahulu, tahapan-tahapannya sebagai berikut;

a). 1 Kaleng cat Seiv Paint warna putih 180 M

b). ½ Kaleng cat Seiv Paint yang berisi Thinner

c). Keduanya disatukan, lalu diaduk hingga merata 

8). Langkah Ketujuh, setelah cat siap lalu lanjut ke tahap mewarnai caranya, kuas dicelupkan
sedikit di kaleng sebuah car. lalu tunggu tetesan-tetesan car berhenti mengalir. Setelah itu, car
siap digunakan. Ketika mengecat juga perlu diperhatikan dengan baik, agar tidak ada
gumpalan-gumpalan ( dari tetesan) yang menempel pada kusen. Sebab, dapat membuat kusen
terlihat kurang rapi. 
9). Langkah Kedelapan, Pengulangan pada proses pewarnaan yang bertujuan untuk menebali
kembali kusen yang kurang warnanya. 

10). Langkah Kesepuluh, pada langkah yang terakhir ini adalah kami melepaskan isolatip-
isolatip yang tertempel sebelumnya. 

C). Tempat Bekerja

Pada Probasi Dalam ini kami mendapatkan kesempatan di Kampus Romeo untuk merapikan
kusen-kusen dengan warna yang baru. Kebetulan di kampus itu ada 6 kamar dengan 23 kusen
dan ditambah 9 kusen yang lain yang perlu kami amplas dan warnai kembali.

D). Pembagian Kerja

Kebetulan dalam Probasi kali ini kami sebagai satu tim tidak ada pembagian kerja yang
secara jelas hanya target pencapaian dengan berpaku pada deadline di perencanaan kami
yang kami kejar. Jadi, kami betul-betul fleksibel atau dalam arti lain adalah kesadaran dari
setiap pribadi dalam hal kerja sama. Lalu apakah berhasil sesuai rencana? Bahkan menurutku
yang telah kami selesaikan ini lebih baik dari yang kami rencanakan sebelumnya. 

E). Tanggung Jawab

Kami sebagai satu tim memiliki tanggung jawab bersama. Namun, bukan secara khusus.
Tanggung jawab itu adalah kami dapat bekerja sama dengan baik agar pekerjaan ini dapat
selesai dengan baik pula dan sesuai deadline. 

F). Teknis Pekerjaan

Teknis pekerjaan kami sebagai berikut; 

1). Kami mempersiapkan cat yang akan digunakan dengan cara meraciknya terlebih
dahulu, tahapan-tahapannya sebagai berikut;

a). 1 Kaleng cat Seiv Paint warna putih 180 M

b). ½ Kaleng cat Seiv Paint yang berisi Thinner

c). Keduanya disatukan, lalu diaduk hingga merata 

2). Setelah melakukan cat pada tahap pertama, berikutnya adalah  pengulangan pada
proses pewarnaan yang bertujuan untuk menebali kembali kusen yang kurang
warnanya. 

3). Kami perlu mempersiapkan beberapa lembar koran yang sudah terbuka lebar
tergeletak di atas lantai yang kemungkinan dapat terkena tetesan cat.

4). Kusen yang akan di cat sudah di amplas dan di usap dengan kain bersih supaya
terhindar dari debu, sehingga memudahkan dalam proses pengecatan.
5). Kuas yang telah dipakai lebih baik direndam di tiner yang bertujuan agar kuas
tidak menjadi keras.

6). Kaleng cat yang masih berisi, sebaiknya setelah digunakan harus ditutup kembali,
agar tidak menjadi kering dan cat tersebut dapat digunakan kembali pada lain waktu.

G). Pribadi-pribadi yang terlibat;

a). Lino

         Dalam kesempatan Probasi kali ini ada beberapa harapan yang berhasil kudapatkan.
Pertama tentunya adalah Keluar dari Zona Nyaman, selama di Probasi ini aku sudah berhasil
untuk lepas dari zona nyamanku yaitu menjauhkan diri dari resiko yang berbahaya. Misalnya,
mengecat di atas genteng yang cukup berbahaya. Kedua adalah pencarian jati diri sebagai
calon imam. Jati diri sebagai calon imam yang kutemui selama di Probasi ini adalah seperti
seorang calon imam perlu kesabaran dalam bekerja, meskipun banyak orang yang menghina.
Seorang calon imam juga perlu memiliki kesetiaan dalam bekerja karena dengan kesetiaan itu
lah muncul buah sukacita atas hasil yang telah didapatkan. Seorang calon imam juga perlu
tetap semangat meskipun dalam keadaan yang cukup melelahkan. Dan yang terakhir, seorang
calon imam juga perlu memiliki kepekaan dalam membantu teman atau orang lain yang
membutuhkan pertolongan.

b). Dion

Dion yang kulihat dan ku kenali ketika dalam masa Probasi ini adalah Dion yang cukup
serius dalam bekerja. Dia betul-betul serius dalam bekerja. Namun, ketika pekerjaan itu
cukup lama memakan waktu akan terlihat dirinya yang mudah bosan akan sesuatu. Meskipun
begitu temanku yang satu ini sungguh enak diajak kerjasama.

c). Mas Andre

Mas Andre yang kukenali selama di Probasi ini adalah seorang pria yang dewasa. Ia betul-
betul fokus dalam bekerja dan penuh kehati-hatian juga dalam bekerja. Ada semangat Magis
yang kulihat dalam pekerjaannya, hal itu terbukti dari dia yang ikut juga membantuku untuk
menebali kembali kusen-kusen yang sekiranya kurang tebal dengan warna cat. Dan Mas
Andre juga enak di ajak kerja sama.

Catatan Tambahan:

Pernah membantu teman-teman yang Probasi di Tempat Sampah

Refleksi Probasi
 

Dua minggu lamanya aku bersama teman-teman belajar bersama di Probasi Dalam. Dua
minggu itu dimulai dari tanggal 11-25 Oktober 2022. Banyak hal yang kutemukan disana,
seperti belajar bagaiamana mengecat dengan baik dan benar, belajar membuat campuran cat
yang tentunya memiliki takarannya tersendiri, belajar berelasi dengan orang sekitar atau
teman sekerja dalam konteks ini adalah para tukang, belajar sabar dan setia dalam satu
pekerjaan, belajar barhati-hati dalam melakukan sesuatu dan masih banyak lagi yang tentunya
semua hal itu dapat membuat diriku menjadi pribadi yang lebih dewasa dalam hal seperasaan
dengan mereka kaum-kaum pekerja. 

Probasi Dalam kali ini kebetulan aku mendapatkan tugas untuk mewarnai kembali kusen-
kusen yang terdapat di Kampus Romeo. Banyak kusen yang sudah mulai pudar dengan warna
gadingnya. Bahkan banyak bercak-bercak hitam yang menempel pada kusen itu, entah bercak
ap aitu pun aku takt ahu yang jelas kali ini aku mendapatkan kesempatan untuk mewarnainya
kembali. Dan aku dibantu oleh kedua temanku yang lain. Mereka adalah Mas Andre dan
Dion. Kedua temanku ini aku akui adalah orang-orang yang enak diajak kerjasama. Mereka
betul-betul dapat saling menerima pendapat satu sama lain, bahkan dapat saling
mengingatkan ketika jam istirahat telah tiba. Selain itu, mereka adalah pribadi yang saling
pengertian satu sama lain. Ketika yang seorang sedang kelelahan dan butuh istirahat, maka
yang lain memberikan izin bahkan mewajibkannya untuk istirahat sejenak. Sebab yang paling
utama dalam penugasan ini menurut kami adalah keselamatan dari setiap pribadi. 

Pada awalnya ketika Probasi ini belum dimulai. Hal yang kurasakan pada hari itu betul-betul
datar atau hampa; tak ada rasa semangat, tak ada rasa takut, tak ada rasa penasaran, apa lagi
stress pun tak ada. Hanya satu hal yang kupikirkan saat itu yaitu Probasi adalah tahapan yang
bersifat wajib untuk dilalui oleh para TOR sebagai wadah bagi mereka khususnya aku pribadi
yang mau untuk belajar bersama dalam menghayati kehidupan para pekerja di luar sana yang
tentunya bekerja selama 8 jam sehari banting tulang demi sesuap nasi. Beda dengan teman-
teman ku yang lain. Mereka ada yang betul-betul bersemangat, ada yang betul-betul
penasaran, ada yang betul-betul kaget. Maka dari itu, melalui momen ini harapan awal ku
adalah aku dapat menjalankan beberapa misi yang ku bawa selama di Probasi ini, seperti diri
ku yang belajar mencoba untuk keluar dari zona nyaman, diri ku yang ingin mencoba
menemukan jati diri sebagai seorang calon imam itu yang seperti apa, diri ku yang ingin
bekerja secara penuh semangat dan daya magis serta diri ku yang tentunya juga ingin belajar
seperasaan dengan mereka yang di luar sana yang bekerja 8 jam sehari dalam hal ini seperti
tukang.

Perasaan yang pada awalnya kosong ini, kini telah diperkaya oleh-Nya melalui segala
pengalaman kasih bersama dengan-Nya hingga membuahkan sebuah perasaan sukacita pada
diriku saat ini. 

Tanggal 11 Oktober 2022 adalah momen dimana diriku dengan sekuat tenaga dan konsentrasi
bekerja di atas genteng yang dekat dengan ketinggian kurang-lebih 3,5 meter . Di saat angin
kencang menghempaskan ke tubuhku, disitu lah angin itu yang telah membuatku  hampir 5X
terjatuh. Uniknya adalah secara tiba-tiba muncul sebuah antifon dari mazmur 129 (130) di
dalam pikiranku yang berbunyi, “Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu ya
Tuhan”. Seketika juga aku tertarik untuk menyanyikan secara perlahan mazmur itu sambil
mencoba untuk tetap berpegang teguh pada Tuhan yang selalu hadir didalam kehidupanku.
Momen itu lah yang menjadi penguji keimananku kepada-Nya. Mengapa begitu? Karena
terkadang aku betul-betul khawatir akan diriku yang sewaktu-waktu dapat terjatuh dari
tempat itu. Bahkan terkadang saat aku berada di ketinggian tersebut aku mempertanyakan
tentang kehadiran Tuhan yang apakah betul ada atau tidak? Namun, kembali lagi tentang
beriman itu sendiri yang aku pahami bahwa beriman itu tidak butuh bukti agar diriku mulai
beriman tetapi hanya kerelaan hati yang dibutuhkan dari diriku, sehingga akan memunculkan
sebuah bukti mengenai kehadiran-Nya.

Meskipun aku dapat memanjat pohon, Jujur aku begitu takut berada di tempat itu.
Kekhawatiran yang begitu kuat justru membuatku menjadi tidak tenang dalam bekerja, makin
tidak tenang ketika melihat Dion yang lebih takut dariku pesimis berada di tempat itu. Maka
dari itu dalam doa kubawa segala kekhawatiranku ini kepada-Nya, agar Ia tahu anak-Nya ini
betul-betul butuh pertolongan-Nya. 

Tanggal 12 Oktober 2022 adalah momen dimana diriku mulai percaya diri dan yakin akan
Tuhan yang selalu mendampingiku, sehingga dalam berjalannya waktu Probasi aku dapat
lebih tenang dalam bekerja. Tuhan betul-betul membantuku untuk tetap fokus dalam bekerja
dan Dia yang selalu membantuku meletakan kaki ini secara tepat di atas genteng yang kuat
untuk ku pijak. Jujur, aku pribadi tidak tahu dan sulit melihat genteng mana yang tepat
dengan kerangka atapnya, sehingga dapat lebih aman ku pijak. Hanya bermodalkan
kepercayaan akan Tuhan dalam doa sebelum Probasi yang selalu kupanjatkan terlebih dahulu
agar hati ini lebih tenang dalam bekerja. Sehingga aku lebih yakin dalam bekerja Tidak
terbayang betapa ngerinya pekerjaan para tukang di luar sana, seperti Mas Ome dan Kawo
yang tentunya sudah lebih lama bertukang dan mungkin jauh lebih tinggi dan lebih
mengerikan medan yang harus dihadapi. Belum lagi adanya tuntutan dari mandor atau
bahkan dari klien-klien yang butuh segera diselesaikan dan rapi. Tentu jika aku yang menjadi
tukangnya akan membuatku menjadi overthinking,  efeknya justru dapat menimbulkan
bencana pada si tukang. Misalnya, tukangnya jatuh karena tidak fokus. Tapi, semoga mereka
yang diluar sana baik-baik selalu dalam perlindungan Tuhan.

Tak hanya itu saja pengalaman yang kurasakan selama menjadi tukang. Pengalaman
direndahkan pun turut kurasakan selama bekerja menjadi tukang. Mungkin dengan baju yang
cukup kotor dengan cat dan bau keringat di tubuh hal itu yang membuat dia (orang luar)
mungkin merendahkanku. Ada sikap diskriminasi yang kutemui saat aku membeli barang-
barang di material. Sikapnya yang begitu judes membuatku seketika berpikir negatif tentang
dirinya. Namun, kembali ku coba tuk lebih tenang dalam menanggapinya dan mencoba
melihat sisi lain yang positif darinya. Sikapnya yang mendiskriminasi terlihat jelas ketika
beberapa hari kemudian aku membeli kembali disana dan ia akhirnya mengetahui tentang
diriku yang merupakan seorang calon imam dan tentunya dia melayani diriku sebagai
pembeli dengan sangat baik dan jauh dari sebelumnya yang super judes. Maka dari itu tidak
dapat dibayangkan kalau yang beli itu para tukang yang mungkin jauh lebih kotor dan lebih
bau badannya dari pada diri ku yang saat ini. Semoga harapannya dia dapat berlaku adil
kepada siapa pun. Begitu lah secuplik pengalaman-pengalaman terburuk yang telah kulalui
ketika menjadi tukang dan dapat hal itu menjadi pelajaran baru dalam hidupku.

Kembali lagi ke perasaan sukacitaku. Ada banyak hal yang telah membuatku bersukacita di
antaranya, seperti buah dari ketekunan dan kesabaran adalah kesuksesan. Bukannya aku
mudah bangga atau puas. Namun aku betul-betul bersyukur dan bahagia dapat melihat Mas
Andre yang begitu senang melihat hasil dari usaha kami. Begitu pun dengan Dion yang
merasa senang dan bersemangat kembali ketika melihat semua pekerjaan telah selesai dengan
bersih dan rapi. Tentu itu semua adalah berkat kerja keras dan kerja sama dalam kelompok.
Ketika di Probasi kami betul-betul berusaha untuk tetap bekerja sama agar semua pekerjaan
dapat selesai sesuai dengan perencanaan kami sebelumnya. Dalam kehati-hatian kami
bekerja, agar hasil yang ditampilkan pun pada kusen dapat terlihat rapi dan indah. Maka dari
itu wajar saja jika kami bekerja cukup memakan banyak waktu. Sebab, 1 kusen saja dapat
memakan waktu kurang-lebih 3 jam baru selesai. Tetapi hasilnya pun juga sepadan dengan
usaha kami.

Hal lain yang membuatku semakin bersukacita adalah ketika aku menemukan sebuah
kebahagian dalam kelompok yang lain. Kebetulan kelompok ku sudah selesai, maka aku
membantu kelompok lain . Hal  yang melatarbelakangi ku untuk membantu mereka adalah
aku merasa tidak enak hati ketika melihat teman-temanku yang di bawah sana masih berjuang
bekerja dibawah teriknya matahari Jakarta Timur. Sehingga secara tiba-tiba muncul sebuah
dorongan batin untuk membantu mereka. Selain itu, memang dari diriku sendiri yang
berkeinginan agar teman-temanku yang dibawah sana juga merasakan tentang apa yang
kurasakan ketika melihat proyeknya telah selesai dengan rapi. Dengan pengalaman ini justru
aku menemukan sebuah kebahagiaan tersendiri dalam hidupku yang membuatku semakin
bersukacita. Pertama-tama aku menemukan keajaiban Tuhan yang ,menjawab doa-doaku
secara langsung dan ini akan menjadi kisah pribadi dalam hidupku yang tak akan kutuliskan
hanya ku simpan saja dengan baik dalam hati. Hal lain yang  menyebabkan ku bersukacita
adalah aku melihat teman-temanku  yang sangat senang dan bersemangat ketika aku
membantu mereka bahkan mereka juga menyemangatiku. Meskipun pekerjaan ini cukup
berat, melelahkan dan cukup menguras keringat. Namun, masih ada rasa kegembiraan yang
kulihat di tengah-tengah kami. Terlihat dari bagaimana teman-teman  yang saling bercanda
tawa bersama sambil melepaskan penat yang di Pundak mereka bercanda tanpa
memperdulikan betapa cukup beratnya bekerjaan mereka. Begitu lah perasaan ini muncul.
Karena pengalaman sukacita ini lah aku mencoba untuk menemukan hal baru apa yang betul-
betul dominan sehingga dapat membuat ku semangat dalam bekerja. Hal baru itu adalah
Magis. Melalui Magis dalam bekerja, aku menemukan Tuhan yang membuatku bersukacita
dan melalui Magis-lah  juga aku juga diajak untuk tidak saling iri satu sama lain dengan
teman-temanku yang mungkin bersantai-santai dalam bekerja. Dan berkat Magis lah caraku
yang dapat memuliakan nama Tuhan yang lebih besar. 

Lain-lain

Bagian ini adalah refleksi lain yang ingin kubagikan. Pada bagian refleksi ini aku lebih
mensharingkan tentang bagaimana aku mengolah segala kelemahan-kelemahanku yang
sebelumnya Romo Andy sudah meminta kami untuk menemukan kelemahan dalam diriku
dan dapat diperbaiki ketika di Probasi. Selain itu aku juga akan membagikan hal apa yang ada
dalam diriku dan ingin kukembangkan selama di Probasi ini.

Kelemahan ku yang pertama adalah aku lebih mengutamakan atau memperhatikan orang lain
dari pada diri sendiri. Aku betul-betul menyadari sikap ku yang begitu baik kepada orang lain
khususnya kepada mereka yang membutuhkan. Dan aku menemukannya ketika aku
membagikan makanan-makanan sisa kepada orang lain di luar Puruhita. Kegiatan itu
namanya BOLT atau Bikin Orang Lain Tersenyum. Kenapa ku mengatakan ini adalah
kelemahanku? Sebab, dalam peristiwa itu semestinya aku menggunakan waktu itu (waktu
yang digunakan untuk membagi makan) dengan menjadikan waktu itu kesempatan bagiku
untuk menuliskan refleksi setiap hari dan mengerjakan tugas dari Rm.Hardijantan, Pr.
Padahal, aku bisa saja meminta orang lain untuk membagikannya. Tapi, entah mengapa aku
betul-betul semangat membagikannya bersama Eman yang kebetulan menemaniku. Ternyata
tidak selalu semua itu baik adanya, sebab ada kekurangan yang mungkin kurang aku sadari.
Dan melalui Probasi ini aku betul-betul melatih kelemahan ini agar lebih baik dan terlihat
lebih bijak lagi dalam bertindak. Peristiwa yang melatihku untuk mengatasi kelemahan ini
adalah ketika aku dipertemukan dengan keadaan teman-temanku yang dibawah sana yang
masih berjuang bekerja. Sedangkan saat itu aku sudah selesai. Aku bisa saja saat itu tidak
peduli kepada mereka. Namun, kembali lagi dengan diriku yang betul-betul peduli terhadap
orang lain. Sehingga ada tekad kuat untuk membantu mereka. Kebetulan aku ingat dengan
salah satu point dalam kelemahanku. Maka dari itu, melalui peristiwa ini aku betul-betul
mempertimbangkannya baik-baik tentang apakah aku perlu membantu mereka? Apakah aku
sanggup membantu mereka? Dan apakah aku masih memiliki tenaga untuk membantu
mereka? Setelah direnungkan baik-baik akhirnya aku memutuskan untuk membantu mereka.

Kelemahan ku yang kedua adalah keluar dari zona nyaman-ku. Kesempatan dalam ber-
Probasi ini aku betul-betul melatihnya dengan cara bekerja keras dan berani untuk bekerja di
medan-medan yang cukup mengerikan. Memang medan di bagian tempatku Probasi cukup
melatih mental. Dan saat itu lah menjadi kesempatan bagi ku untuk coba berani keluar dari
zona nyaman-ku dan mencoba untuk seperasaan dengan para tukang yang pastinya mereka
sudah menghadapi berbagai medan yang lebih mengerikan. Hingga pada akhirnya aku pun
berhasil merasakannya. Betapa mengerikannya bekerja di medan seperti itu yang kadang kala
aku terkejut akan ketinggian yang telah dicapai. Makin mengerikannya lagi ketika melihat
beberapa genteng yang bolong atau pun retak. Namun, berkat bantuan dari Tuhan akhirnya
aku dapat melewati itu semua dengan selamat dan sukacita.

Kemudian hal lain yang ingin kukembangkan selama di Probasi dan sudah kucoba saat
Probasi adalah Kerja Sama. Jujur, aku akui diriku adalah pribadi yang tidak terlalu
mengharapkan adanya kerja sama. Sebab, terkadang aku berpikiran bahwa semuanya dapat
ku lakukan sendiri sehingga tidak enak rasanya kalau minta bantuan orang lain yang dapat
membuat mereka direpotkan dengan kesibukanku. Tetapi, berkat Probasi ini lah aku kembali
belajar untuk bekerja sama dengan teman-teman yang lain, khususnya teman-teman dalam
satu tim. Hal itu nampak terlihat ketika kami berdiskusi terlebih dahulu sebelum bekerja
dengan membuat sebuah perencanaan tentang bagian mana yang perlu dikerjakan terlebih
dahulu dan deadline kira-kira selesainya tugas kami. Tidak hanya itu saja di hari pertama
sampai hari ketiga kami mencoba untuk kumpul bersama kembali dengan saling
mengevaluasi tentang bagaimana kerja hari itu. Tentu tujuannya selain melatih kerja sama
kami juga saling memberi masukan tentang proses yang akan kami lalui selanjutnya agar
dapat sesuai dengan deadline yang telah diharapkan oleh kami. Dan pada akhirnya pun kami
dapat menyelesaikan tugas itu lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

Masa di Probasi Dalam ini aku akui amat baik untuk melatih diri ku menjadi pribadi yang
lebih baik. Sebab melalui momen ini lah aku menemukan jati diri sebagai calon imam itu
seperti seorang calon imam itu harusnya setia dalam pekerjaan kecil, tekun dan penuh
semangat dalam bekerja. Selain itu, bekerja dalam keadaan sukacita itu amat penting. Sebab,
dengan bersukacita lah aku tidak merasakan lelah dan bahkan bosan pun tidak ada. Sehingga
segala pekerjaan dapat dijalani tanpa beban.

Demikian lah sharing sederhana mengenai misi-ku ketika Probasi dan kelemahan-kelemahan
yang dilatih ketika di Probasi. Semoga Probasi Dalam tahun ini dapat menjadi berkat bagi
perkembangan diriku. Amin.

Anda mungkin juga menyukai