Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA

“Organisasi Pendidikan Tinggi (Universitas)”

Dosen Pengampu:
Dr. Nur Azlina, S.E., M.Si., Ak., CA., CGAA., CertIPSAS

Disusun Oleh Kelompok 7 :


Nadia Kristina 2002110004
Otari Nur Islami 2002112702
Juliyeni Frizcha Pratiwi 2002110557
Hasbullah Zakky 2002113001

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Akuntansi Nirlaba di Universitas Riau.

Kami kelompok 7 mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Nur
Azlina, S.E., M.Si., Ak., CA., CGAA., CertIPSAS selaku dosen mata kuliah Akuntansi
Nirlaba. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Makalah ini di harapkan dapat bermanfaat dan berguna pada saat ini ataupun di
kemudian hari. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Wassalamualaikum Wr, Wb

Pekanbaru, 23 Oktober 2022

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
BAB I ............................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5
BAB II .......................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Organisasi Nirlaba : Universitas ....................................................... 6
2.2 Ciri-ciri Organisasi Nirlaba ................................................................................. 7
2.3 Pengetahuan SDM mengenai Pencatatan Nirlaba ............................................... 8
2.4 Kegiatan Organisasi Nirlaba di Pendidikan Tinggi ............................................. 9
2.5 Hasil Pengelolaan Pendidikan Tinggi ............................................................... 10
2.6 Investasi dalam Pendidikan Tinggi ................................................................... 15
2.7 Laporan Keuangan Konsolidasian Universitas Gadjah Mada 31 Desember 2021
................................................................................................................................. 18
BAB III ....................................................................................................................... 22
KESIMPULAN .......................................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 22
3.2 Saran .................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 24

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi Perguruan Tinggi merupakan salah satu yang termasuk kedalam


aktivitas nirlaba. Terdapat program dan juga pencatatan laporan keuangan yang
dilandasi oleh ISAK 35. Program yang di laksanakan di dalam perguruan tinggi juga
haruslah didasarkan oleh sifat nirlaba dan pada akhirnya program tersebut dapat
meningkatkan mutu mahasiwa. Peningkatan mutu pendidikan bukanlah hal yang
mudah, karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup
berbagai persoalan yang kompleks, baik yang berkaitan dengan perencanaan,
pendanaan, efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan sistem pendidikan. Untuk
mewujudkan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya pengelolaan secara
menyeluruh dan profesional terhadap sumber daya yang ada dalam perguruan tinggi.
Salah satu sumber daya yang perlu dikelola dengan baik dalam perguruan tinggi adalah
masalah keuangan. Dalam konteks ini, keuangan merupakan sumber dana yang sangat
diperlukan perguruan tinggi guna menjalankan kegiatan operasional seharihari. Sebuah
perguruan tinggi harus mampu menjamin ketersediaan dana guna menunjang
terlaksananya tri dharma dan peningkatan mutu perguruan tinggi tersebut secara
berkelanjutan. Upaya-upaya yang dilakukan perguruan tinggi dalam penggalangan
dana harus mengacu pada visi, misi, karakter perguruan tinggi sebagai lembaga
berbadan hukum yang tidak berorientasi pada laba/keuntungan serta tidak melanggar
ketentuan perundangundangan yang berlaku.
Perguruan tinggi swasta yang terancam bangkrut cukup banyak. Hal ini disebabkan
oleh berbagai hal, salah satunya adalah pengelolaan keuangan yang tidak transparan
dan akuntabel. Transparansi dan akuntabilitas harus selalu dijunjung dalam sistem
pengelolaan keuangan dengan tetap berprinsip pada kaidah-kaidah akuntansi termasuk

3
dalam pelaksanaan audit internal dan eksternal yang ditetapkan di perguruan tinggi
tersebut. Pengelolaan keuangan yang sehat, transparan dan akuntabel menjadi tujuan
utama perguruan tinggi. Namun prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan
menimbulkan kesulitan tersendiri bagi sebuah perguruan tinggi.
Reformasi keuangan negara saat ini pun menjadi polemik tersendiri. Hal ini terlihat
dari adanya pergeseran anggaran tradisional menuju anggaran berbasis kinerja, yang
sebenarnya juga sudah diterapkan di negara berkembang lainnya. Untuk sistem
pengelolaan tradisional, penjalanannya anggaran cenderung mengutamakan sistem dan
prosedur, birokratis yang tidak efisien, pemberian layanan yang lambat serta tidak
efektif. Sedangkan pada sistem pengeloaan berbasis kinerja lebih berorientasi pada
kinerja dan hasil.Perubahan ini dipengaruhi oleh sumber daya pemerintah yang
terbatas, sedangkan kebutuhan pendanaan semakin tinggi.
Pendekatan penganggaran berbasis kinerja sangat cocok bagi unit kerja yang
berfokus pada pelayanan publik. Salah satu alternatif untuk mendorong peningkatan
pelayanan publik adalah dengan mewiraswastakan pemerintah. Mewiraswastakan
pemerintah (enterprising the government) adalah paradigma yang memberi arah yang
tepat bagi sektor keuangan publik. Ketentuan tentang penganggaran tersebut telah
dituangkan dalam UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara. Berdasarkan
permasalahan-permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
bagaimana pengelolaan keuangan perguruan tinggi di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari organisasi nirlaba?


2. Apa saja ciri-ciri dari organisasi nirlaba?
3. Bagaimana pengetahun SDM dalam pencatatan laporan keuangan perguruan
tinggi?
4. Apa sajakah kegiatan nirlaba di perguruan tinggi?
5. Bagaimana hasil pengelolaan keuangan perguruan tinggi?

4
6. Bagaimana pelaksanaan galeri investasi pada perguruan tinggi?
7. Apa sajakah laporan keuangan di perguruan tinggi?

1.3 Tujuan

1. Apakah definisi dari organisasi nirlaba?


2. Apa saja ciri-ciri dari organisasi nirlaba?
3. Bagaimana pengetahun SDM dalam pencatatan laporan keuangan perguruan
tinggi?
4. Apa sajakah kegiatan nirlaba di perguruan tinggi?
5. Bagaimana hasil pengelolaan keuangan perguruan tinggi?
6. Bagaimana pelaksanaan galeri investasi pada perguruan tinggi?
7. Apa sajakah laporan keuangan di perguruan tinggi?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Organisasi Nirlaba : Universitas

Menurut Torang (2013), Organisasi merupakan sistem peran, aliran aktivitas dan
proses (pola hubungan kerja) serta keterlibatan beberapa orang sebagai pelaksana tugas
yang didesain dalam pencapaian tujuan bersama. Nonlaba merupakan istilah yang biasa
dipakai untuk entitas yang mempunyai tujuan sosial, kemasyarakatan atau yang tidak
semata-mata bertujuan mencari untung materi (uang).

Menurut PSAK 45, Organisasi Nirlaba merupakan organisasi yang tidak ada
kepemilikannya, kebutuhan modalnya berasal dari sumbangan, donatur, para anggota
sukarela yang digunakan untuk kegiatan operasinya dan tidak mengharapkan imbalan
apapun dari organisasi tersebut. Menurut ISAK 35, Entitas Nirlaba adalah entitas yang
tidak berorientasi pada laba namun tetap memiliki kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pemanfaatan sumber daya yang dikelolanya kepada
penyandang dana dan society.

Organisasi nirlaba/nonprofit merupakan organisasi yang tujuannya tidak komersil


tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang semata bersifat mencari laba. Organisasi
nirlaba sangat mengutamakan sumber daya sebagai asset yang berharga dan harus
dijaga karena semua kegiatan dilakukan oleh sumber daya tersebut dari operasinya.
Dana yang diperoleh oleh organisasi nirlaba berupa sumbangan dari anggota maupun
diluar anggota (donator) yang tidak mengharapkan imbalan apapun.

Universitas merupakan salah satu organisasi nonlaba dalam bidang pendidikan.


Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi,
Perguruan tinggi (universitas) adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi. Universitas adalah salah satu institusi pendidikan yang berbentuk

6
perguruan tinggi selain akademik, politeknik dan institut (Halim dan Kusufi, 2016).
Jenis universitas dan pelaksanaan akuntansinya dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Universitas yang dikelola pihak swasta (private university), pelaksanaan


akuntansinya berdasarkan standar akuntansi yang diatur oleh Financial
Accounting Standard Board- FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan)
dalam Statement of Financial Accounting Concepts nomor 4 (SFAC 4) tentang
tujuan laporan keuangan untuk organisasi nirlaba. Universitas yang dikelola
oleh pihak swasta ini merupakan universitas didirikan dan diselenggarakan oleh
masyarakat dengan membentuk badan penyelenggara berbadan hukum yang
memiliki prinsip nonlaba, semisal yayasan/ pondok pesantren (Bidik Jurusan
Indonesia, 2015).
b. Universitas yang dikelola pihak pemerintah (public university), pelaksanaan
akuntansinya berdasarkan standar akuntansi yang diatur oleh Govermental
Accounting Standard Board- GASB (Dewan Standar Akuntansi Pemerintah)
(Hastuti, 2015). Universitas yang dikelola pihak pemerintah atau yang disebut
Universitas negeri adalah universitas yang berada dalam kepemilikan negara
atau menerima dana publik yang signifikan melalui pemerintah nasional atau
subnasional.

2.2 Ciri-ciri Organisasi Nirlaba

Dalam ruang lingkup PSAK No 45 (2009: 45.2), dikatakan bahwa karakteristik


Organisasi Nirlaba:

a. Penyumbang dana tidak mengharapkan pembayaran atau manfaat ekonomi


sesuai dengan yang dikeluarkan
b. Bertujuan tidak untukmemupuk laba, kalaupun memperoleh laba tidak untuk
dibagikan kepada pendiri atau penyumbang dana
c. Tidak ada kepemilikan yang lazim seperti halnya organisasi profit. Dalam
artian organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali.

7
2.3 Pengetahuan SDM mengenai Pencatatan Nirlaba

Pelaporan Keuangan Universitas sedikit berbeda dengan laporan keuangan


perusahaan pada umumnya. Universitas, sebagai organisasi nirlaba, memiliki
karakteristik yang berbeda dengan organisasi bisnis. Hal ini yang menyebabkan
terdapat perbedaan perlakuan pencatatan keuangan dan pelaporan keuangan antara
organisasi bisnis dengan organisasi nirlaba. Meskipun tujuan utama organisasi nirlaba
bukanlah menghasilkan profit dari pengelolaan sumber daya, tetapi tetap memiliki
kewajiban untuk melakukan pertanggungjawaban kepada pemberi sumber daya dan
masyarakat, salah satunya berupa penyusunan laporan keuangan sebagai bahan
evaluasi kinerja keuangan.

Organisasi nirlaba menjadikan sumber daya manusia sebagai aset yang paling
berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh, dan
untuk manusia. Organisasi nirlaba sebagai wujud dari organisasi masyarakat yang
berangkat dari masyarakat dan kembali kepada masyarakat itu sendiri dituntut untuk
dapat menyajikan laporan keuangannya secara transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Kepentingan pengguna laporan adalah untuk menilai jasa
organisasi dan kemampuan going concern dan menilai cara manajer melaksanakan
tanggungjawab dan aspek kinerja manajer. Selain itu dengan adanya laporan keuangan
yang jelas dan transparan memberikan kemudahan manajer untuk membuat suatu
pertanggungjawaban kepada pengguna laporan.
Dalam organisasi nirlaba laporan keuangan yang disusun mesti memilki
kejelasan yang mana sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas bagi para pemberi
sumbangan/donatur. Serta laporan keuangan mesti disajikan setiap tahun dalam
periodenya, dengan sajian secara wajar mengenai posisi keuangan, kinerja atas
keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas. Laporan keuangan nirlaba terdiri atas
laporan posisi keuangan/neraca, laporan aktivitas, serta laporan arus kas. Laporan
keuangan dalam organisasi nirlaba pada dasarnya sebagai bentuk pertanggungjawaban
manajemen atas dana/sumbangan yang telah diterima oleh organisasi nirlaba. Disisi

8
lain bagi pihak internal mengharapkan dari tujuan laporan keuangan adalah untuk
mengetahui atas situasi keuangan dalam organisasi tersebut, sedangkan bagi pihak
luar/eksternal adalah mengetahui bagaimana dana yang telah diberikan dan dikelola
dengan baik serta dilampirkan dalam laporan keuangan organisasi nirlaba (Pandhu,
2022).

2.4 Kegiatan Organisasi Nirlaba di Perguruan Tinggi

Mengambil contoh kasus dari Universitas Gadjah Mada. Di universitas ini


mahasiswa mendapatkan kesempatan yang luas untuk mengembangkan kreativitas dan
inovasi di bidangnya masing masing dengan kegiatan perkuliahan yang didukung
dengan peralatan modern dan teknologi informasi. Center for Digital Society (CfDS)
berkolaborasi dengan Pusat Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran, Kesehatan
Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada. Dalam acara
bertajuk “Potensi dan Tantangan Healthtech untuk Program Nirlaba dan Kemanusiaan”
Seperti diketahui pemerintah bersama mitra pembangunannya juga memiliki sejumlah
program untuk digitalisasi dalam konteks kemanusiaan maupun program pemulihan
sektor kesehatan di era pandemi. Salah satunya kerja sama dengan UNDP yang tidak
hanya menjadi katalisator pemerintah, tetapi disertai dengan solusi secara teknis
operasional salah satunya untuk pelaporan informasi data logistik kesehatan melalui
website dan aplikasi SMILE. Sebagai universitas riset UGM memberikan perhatian
yang sangat besar terhadap kegiatan-kegiatan penelitian yang diwujudkan dengan
upaya mendorong dosen dan mahasiswa untuk melakukan dan mengembangkan
berbagai penelitian serta dengan mendirikan 25 pusat studi terkait beragam bidang
keilmuan.
Universitas Gadjah Mada (UGM) menginisiasi program pemberdayaan masyarakat
di sekitar kampus, yang diberi nama Komunitas Belajar dan Berdaya (KIBAR) UGM.
UGM. Program ini diluncurkan oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,
Sp.OG(K)., Ph.D pada 20 September 2022. KIBAR diinisiasi dalam rangka

9
membangun sinergi komunitas serta meningkatkan kepedulian kepada wilayah sekitar
kawasan kampus. Model pemberdayaan masyarakat ini dilakukan melalui aktivitas
Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) berbasis
aset dan potensi yang dimiliki masing-masing wilayah. Program ini didesain dengan
skema berkelanjutan dan melibatkan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan,
yaitu pemerintah daerah, swasta, organisasi non-profit, dan komunitas. Fokus utama
dari program ini adalah penguatan engagement antara komunitas akademik (kampus)
dengan pemerintah desa dan kelurahan untuk memberikan kontribusi nyata bagi
masyarakat sekitar.
Kegiatan lainnya adalah di wujudkan dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat baik dengan menerjunkan mahasiswa KKN keseluruh penjuru Indonesia
maupun melalui kegiatan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dalam penyelenggaraan
tri dharma perguruan tinggi UGM dimotori oleh 3608 dosen 4324 karyawan yang
berkomitmen untuk menjadikan UGM sebagai universitas tersebar yang menjadi
rujukan bangsa Indonesia. Dari kegiatan KKN ini dapat meningkatkan pengetahuan
mahasiswa di praktiknya kehidupan, tidak hanya di dalam kelas saja kita memperoleh
pembelajar.

2.5 Hasil Pengelolaan Perguruan Tinggi

Bergesernya sistem pengelolaan keuangan dari tradisional ke sistem pengelolaan


keuangan berbasis kinerja yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara. Pengeloaan keuangan berbasis kinerja ini
terdapat di dalam pasal 68 dan pasal 69 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, di mana
dalam pasal-pasal tersebut menjelaskan bahwa instansi pemerintah mempunyai tugas
pokok dan fungsi memberi pelayanan kepada masyarakat(seperti layanan kesehatan,
pendidikan, pengelolaan kawasan, dan lisensi). Dengan tugas pokok dan fungsi ini,
instansi pemerintah dapat mengelola keuangan secara fleksibel dengan
memprioritaskan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Instansi pemerintah yang
menjalankan ketentuan undang-undang di atas disebut Badan Layanan Umum (BLU).

10
Salah satu instansi pemerintah yang menjadi BLU iini adalah Perguruan Tinggi
Negeri (PTN). Sudah ada beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang sudah bisa
dikatakan mandiri, lambat laun bisa melepaskan ketergantungannya terhadap
pemerintah. Oleh sebab itu, muncul peraturan pemerintah tentang Badan Hukum Milik
Negara (BHMN), Badan Hukum Pendidikan Milik Negara (BHPMN), dan Badan
Layanan Umum (BLU). Aturan ini menjadi langkah awal bagi PTN untuk melakukan
perbaikan diri. Dengan aturan yang baru ini, otomatis pengelolaan keuangan akan
memunculkan sistem akuntansi yang baru. Penerapan sistem baru ini memunculkan
berbagai permasalahan, diantaranya :
1. Sulitnya beradaptasi terhadap sistem pengelolaan keuangan BLU, sehingga
perlu ada penyesuaian kembali terhadap sumbar daya yang ada;
2. Sumber daya yang mengelola tidak memenuhi persyaratan untuk menjalankan
sistem yang baru. Perlu banyak melakukan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan
lebih lanjut;
BLU pada dasarnya merupakan suatu alat agar bisa meningkatkan kinerja terhadap
pelayanan publik dengan menerapkan manajemen keuangan yang berbasis pada hasil,
profesionalitas, akuntabilitas dan transparansi. Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang dimaksud
Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Pasal 1 butir (2)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum menyatakan bahwa, Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut PPK-BLU, adalah pola pengelolaan
keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktekpraktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,

11
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya .
Ini menjadi hal yang sangat menarik, karena dengan penerapan sistem yang seperti
ini, maka intansi pemerintah akan lebih memfokuskan diri pada pelayanan kepada
masyarakat. Awal munculnya Badan Layanan Umum (BLU) ini karena adanya
pandangan bahwa instansi pemerintah, sebagai penyedia layanan masyarakat selama
ini tidak diberikan keleluasaan dalam melakukan pengelolaan keuangan ditambah lagi
dengan pelayanan instansi pemerintah yang masih kurang terhadap masyarakat.
Pengelolaan kekayaan negara melalui badan layanan umum diawali ketika negara
Indonesia mengadopsi pemikiran New Public Management (NPM). Pemikiran ini
merupakan wujud dari reformasi keuangan negara yang mulai bergulir sejak akhir
tahun 2003. Reformasi keuangan ini ditandai dengan dikeluarkannya tiga paket
peraturan keuangan negara yang baru, yaitu UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU
No.15 Tahun 2005 tentang Pemeriksaan Keuangan Negara.
Proses BLU ini dimulai dari seluruh pendapatan yang diterima oleh institusi harus
disetorkan terlebih dahulu ke kas negara sebagai PNBP (Penerimaan Negara Bukan
Pajak), kemudian instansi mengajukan rencana anggaran untuk dapat mencairkan dana
tersebut. Sesuai dengan pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, BLU bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.
Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus sebagai Badan Layanan Umum
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang lebih fleksibel. Perubahan sistem
akuntansi ini mencakup perubahan dari traditional budgeting menjadi performance
based budgeting dan dari cash basis menjadi accrual basis. Dengan demikian penilaian
kinerja terhadap lembaga atau organisasi tidak hanya berlaku pada lembaga atau

12
organisasi yang berorientasi profit saja, melainkan juga perlu dilakukan pada lembaga
atau organisasi non komersial. Pengukuran kinerja ini dimaksudkan untuk :
1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan
untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program
unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan publik.
2. Pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan.
3. Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi
kelembagaan.

Dengan penerapan pengelolaan keuangan berbasis kinerja ini, maka tri dharma
perguruan tinggi akan memfokuskan diri pada pelayanan kepada masyarakat. Hal ini
tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat nanti, perguruan tinggi akan bisa berdiri
sendiri layaknya sebuah perusahaan yang ujungnya dapat menyejahteraan seluruh
civitas academica yang ada di perguruan tinggi tersebut. PTN selama ini memperoleh
dana dari pemerintah dan masyarakat, oleh sebab itu perlu adanya perencanaan
anggaran yang jelas dan terarah yang disesuaikan dengan tujuan dari perguruan tinggi
tersebut. Jelas dalam artian disini adalah pemanfaatan dana yang kegiatannya dapat
dipertanggungjawabkan serta transparan bagi semua pihak. Tidak ada kecurigaan salah
satu pihak kepada manajemen atas pengelolaan dana tersebut. Meskipun
penyelenggaraan keuangan yang cenderung fleksibel dilakukan oleh perguruan tinggi,
namun itu semua mempunyai batas. Batasannya berupa kegiatan operasional perguruan
tinggi yang tidak boleh keluar dari jalur tri dharma perguruan tinggi. Sebagai contoh
perguruan tinggi negeri dapat mengadakan program Pusat Studi, dan Pendampingan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PSP-UMKM) dan kegiatan lainnya untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat. Hal ini selain berperan sebagai bagian dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi (Penelitian dan Pengabdian Masyarakat), hal ini juga
merupakan wujud dari pengembangan ekonomi masyarakat. Sehingga kewenangan
perguruan tinggi negeri dalam pengelolaan kekayaan negara melalui Badan Layanan

13
Umum dianggap mampu mengembangkan pendidikan dan ekonomi indonesia secara
konsekuen sesuai dengan tujuan nasional yaitu mewujudkan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

• Pengelolaan Keuangan Perguruan Tinggi Swasta

Perguruan tinggi swasta biasanya dikelola oleh yayasan. Sejak berlakunya UU No.
16 Tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 28 Tahun 2004 tentang
Yayasan, menjadikan eksistensi yayasan di Indonesia sebagai badan hukum semakin
kokoh. Undang-undang menegaskan bahwa yayasan adalah badan hukum yang
mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Undang-
undang tersebut adalah instrumen hukum bagi masyarakat untuk memahami dengan
benar mengenai yayasan, menjamin kepastian dan ketertiban hukumnya.Berikut adalah
pokok-pokok penting UU No. 16 Tahun 2001 jo UU No. 28 Tahun 2004 tentang
Yayasan ditinjau dari aspek keuangan, yaitu :

1. Yayasan wajib menyusun laporan tahunan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan


setelah berakhirnya tahun buku, yang memuat sekurang-kurangnya laporan
keadaan dan kegiatan serta hasil yang telah dicapai, dan laporan keuangan
terdiri dari (Pasal 49 UU No. 21 Tahun 2001):
a. Laporan posisi keuangan;
b. Laporan aktivitas;
c. Laporan arus kas;
d. Catatan atas laporan keuangan.
2. Ikhtisar lapotan tahunan yayasan diumumkan pada papan pengumuman di
kantor yayasan.
3. Apabila yayasan memperoleh bantuan negara, bantuan luar negeri atau pihak
lain sebesar Rp 500 juta atau lebih, atau kekayaan yayasan diluar wakaf
berjumlah Rp 20 miliar atau lebih, maka:
a. Ikhtisar laporan tahunan wajib diumumkan dalam surat kabar;

14
b. Laporan keuangan yayasan wajib diaudit oleh Akuntan Publik. Hasil audit
disampaikan kepada Pembina dan Menteri Hukum dan HAM;
c. Bentuk laporan tahunan yayasan disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.

Dengan transparansi ini, selayaknya pengurus yayasan melakukan pembenahan dalam


aspek keuangan, diantaranya:

1. Membenahi sistem administrasi keuangan dan sistem akuntansi agar seluruh


transaksi yayasan dapat dipertanggungjawabkan dan laporan keuangan dapat
diterbitkan tepat waktu;
2. Meningkatkan sistem pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran
dana serta kekayaan yayasan. Keterbukaan informasi tentang pengelolan dana
Perguruan tinggi swasta menjadi masalah terus berlarut-larut tanpa ada ujung
yang jelas. Dilain pihak mahasiswa terus menerus merong-rong dengan
berbagai cara agar tuntutan mereka tentang hal ini bisa terpenuhi.

Persoalan ini hingga tak ada ujung. dapat kita lihat dari beberapa aspek:

a. Keinginan pihak pengelola (PTS) Perguruan Tinggi Swasta yang tidak mau
transparan atau terbuka pada mahasiswa tentang pengelolaan dana kampus.
b. Pola gerakan mahasiswa yang menuntut transparansi pengelolaan dana kampus
masih frontal dan tak ada pendekatan persuasif dan perdekatan-pendekatan
regulasi dalam menuntut transparansi.

2.6 Investasi dalam Perguruan Tinggi

Hampir semua PTN yang ada di Indonesia sudah ter-akreditasi oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), baik akreditasi kampus ataupun
program studi, mulai dari akreditasi C hingga A. Akreditasi BAN-PT menjadi tolak
ukur pada setiap program suatu institusi pendidikan secara publik untuk melihat mutu,

15
kelayakan, kualitas, dan satuan pendidikan yang disajikan. Perguruan tinggi negeri
adalah lembaga nirlaba yang menerima uang dari pemerintah negara bagian mereka
setiap tahun, termasuk alokasi khusus untuk paket bantuan keuangan.

Dalam hal investasi perguruan tinggi membuat program yang bernama Galeri
Investasi. Tujuan Galeri Investasi BEI adalah untuk menarik para akademisi agar
tertarik terjun langsung bergabung untuk ikut berinvestasi. Bahkan Galeri Investasi
BEI sudah menyediakan semua informasi atau data - data lengkap mengenai pasar
modal termasuk peraturan dan undang - undang pasar modal demi memenuhi
kebutuhan pemahaman bagi mahasiswa di perguruan tinggi agar dapat dengan mudah
memahami materi perkuliahan serta dalam mempraktekan secara langsung bagaimana
cara berinvestasi. Berikut contoh penerapan galeri investasi :

1. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
PT. Danareksa Sekuritas meresmikan beroperasinya Galeri Investasi. Galeri
Investasi yang berada Gedung Pertamina Tower Lantai 4 FEB UGM
diharapkan menjadi fasilitas pembelajaran untuk mahasiswa dan masyarakat
sekitar Yogyakarta yang ingin mendalami pasar modal. Menurut Dekan FEB
UGM, Eko Suwardi, M. Sc., Ph.D., di tahun 2018 bahwa pasar modal di era
saat ini semakin memiliki peran penting karena sumber dana tidak hanya
berasal dari pinjaman tetapi juga dari pihak lain yang ingin menginvestasikan.
Untuk itu, Galeri Investasi yang didirikan bersama BEI dan PT. Danareksa
diharapkan menjadi tempat pendidikan pasar modal untuk masyarakat,
khususnya mahasiswa. Eko menuturkan pendirian Galeri Investasi merupakan
bagian dari tugas FEB UGM dalam melakukan engagements terhadap industri.
FEB UGM yang berada di kampus lebih banyak memiliki teori, namun apa
yang terjadi di pasar maka yang lebih tahu adalah mereka-mereka yang berada
di lapangan.

16
2. Pada Universitas Riau, galeri investasi merupakan kerjasama dari FEB UNR
dengan Philip Sekuritas, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Efek Indonesia (KSEI),
dengan tujuan: Sosialisasi Pasar Modal dan kegiatan ilmiah secara bersama-
sama dalam rangka pengembangan Pasar Modal Indonesia pada komunitas
perguruan tinggi pada khususnya dan lingkungan masyarakat pada umumnya.
Pengunjung dapat menggunakan faslitas komputer yang tersedia di ruang
Investment Gallery untuk belajar produk pasar modal, mempelajari berbagai
riset dari Danareksa tentang ekonomi, saham dan obligasi, serta melihat
informasi pergerakan harga saham dan berita-berita yang sedang menjadi
perhatian para investor di bursa saham.

17
2.7 Laporan Keuangan Konsolidasian Universitas Gadjah Mada 31 Desember

2021

• Laporan Posisi Keuangan

18
• Laporan Komprehensif

19
• Laporan Aset Neto

20
• Laporan Arus Kas

• Catatan Atas Laporan Keuangan

21
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Organisasi Nirlaba merupakan organisasi yang tidak ada kepemilikannya,


kebutuhan modalnya berasal dari sumbangan, donatur, para anggota sukarela yang
digunakan untuk kegiatan operasinya dan tidak mengharapkan imbalan apapun dari
organisasi tersebut. Menurut ISAK 35, Entitas Nirlaba adalah entitas yang tidak
berorientasi pada laba namun tetap memiliki kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pemanfaatan sumber daya yang dikelolanya kepada
penyandang dana dan society.

Dalam organisasi nirlaba laporan keuangan yang disusun mesti memilki kejelasan
yang mana sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas bagi para pemberi
sumbangan/donatur. Serta laporan keuangan mesti disajikan setiap tahun dalam
periodenya, dengan sajian secara wajar mengenai posisi keuangan, kinerja atas
keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas. Laporan keuangan nirlaba terdiri atas
laporan posisi keuangan/neraca, laporan komprehensif, laporan asset neto, laporan arus
kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan dalam organisasi nirlaba
pada dasarnya sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen atas dana/sumbangan
yang telah diterima oleh organisasi nirlaba.

Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus sebagai Badan Layanan Umum


menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang lebih fleksibel. Perubahan sistem
akuntansi ini mencakup perubahan dari traditional budgeting menjadi performance
based budgeting dan dari cash basis menjadi accrual basis Dalam hal investasi
perguruan tinggi membuat program yang bernama Galeri Investasi. Tujuan Galeri
Investasi BEI adalah untuk menarik para akademisi agar tertarik terjun langsung
bergabung untuk ikut berinvestasi.

22
3.2 Saran

Saran peulis yaitu diharapkan makalah mengenai tujuan organisasi perguruan


tinggu organisasi nirlaba berkembang dengan berjalannya waktu dan periode.
Disisi SDM di harapkan dapat berkembang untuk menyusun laporan keuangan
sesuai dengan standart yang berlaku pada periodenya seperti saat ini adalah ISAK
35. Dan juga program dari nirlaba di perguruan tinggi lainnya juga lebih
mengembangkan dan tersalurkan ke masyarakat luas.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. PSAK 45: Akuntansi Organisasi Nirlaba. Jakarta:
Ikatan Akuntan Indonesia

Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2018. Draf Eksposur ISAK 35 Penyajian


Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba. Ikatan Akuntan Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan


Tinggi.

Hastuti, E.W., 2015. Department of Management, Faculty of Economics and


Management, University of Darussalam Gontor. Al Tijarah: Vol. 1, No. 2,
Desember 2015.

https://bidikjurusanidn.wordpress.com /2015/01/30/perbedaan antara perguruan tinggi


negeri ptn perguruan tinggi swasta pts dan perguruan tinggi kedinasan ptk/

Pandhu, I. S. 2022. Penerapan PSAK NO. 45 Pada Laporan Keuangan Nirlaba (Studi
Kasus Pada Organisasi Nirlaba: Yayasan Pendidikan Diniyyah Putri
Lampung) (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).

Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2014. Teori, Konsep, dan Aplikasi
Akuntansi Sektor Publik dari Anggaran hingga Laporan Keuangan dari
Pemerintah Hingga Tempat Ibadah. Jakarta: Salemba Empat.

Torang Syamsir. 2013. Organisasi dan Manajemen. Bandung: Penerbit Alfabeta.

24

Anda mungkin juga menyukai