Anda di halaman 1dari 13

Laporan Sementara

Praktikum Kimia Dasar

(JUDUL MODUL PRAKTIKUM)

Disusun Oleh:
Kelompok B3

NAMA :Syah Reza Saragih NPM :2204108010057


NAMA :Qais Al-Saqafi Tarida NPM :2204108010054
NAMA :T.Sultan Abdillah NPM :2204108010055
NAMA :Parhan Sururi Pulungan NPM :2204108010056
NAMA :Afkary Maulana NPM : 2204108010058

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN/GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2023
BAB I
DATA PENGAMATAN

Berdasarkan praktikum reaksi kimia yang telah dilakukan, diperoleh data pengamatan
sebagai berikut,

Tabel 1.1 Pengamatan reaksi kimia yang terjadi melalui penentuan pH


menggunakan kertas pH pada larutan di bawah ini :
Tabung Larutan pH Jenis larutan
14 BASA
A NaOH

B HCL 0 ASAM

C H₂SO₄ 1 ASAM
D KOH 13 BASA
E NaHCO3 10 BASA

Tabel 1.2 Pengamatan reaksi kimia yang terjadi melalui penentuan pH dengan
menggunakan indicator dan pH meter pada larutan di bawah ini :
Larutan Konsentrasi NaOH (ml) pH
0 ml 6,46

HCL 3ml 3,67

6ml 4,15

9ml 11,23
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Analisis Data


Berdasarkan hasil analisis data pengamatan praktikum yang telah dilakukan,
diperoleh beberapa hal sebagai berikut,

Tabel 2.1 Analisis reaksi kimia yang terjadi melalui menggunakan kertas pH pada
larutan di bawah ini :
Tabung Larutan Keterangan
 Hasil dari larutan NaOH adalah 14
A NaOH sesuai dengan ketentuan
larutannya(BASA)
 Hasil dari larutan HCL adalah 0
B HCL sesuai dengan ketentuan
larutannya(ASAM)
 Hasil dari larutan H₂SO₄ adalah 1
C H₂SO₄ sesuai dengan ketentuan
larutannya(ASAM)
 Hasil dari larutan KOH adalah 13
D KOH sesuai dengan ketentuan
larutannya(BASA)
 Hasil dari larutan NaHCO3 adalah
E NaHCO3 10 sesuai dengan ketentuan
larutannya(BASA)

Tabel 2.2 Analisis reaksi kimia yang terjadi melalui penentuan pH dengan
menggunakan indicator dan pH meter pada larutan di bawah ini :
Laruta Konsentrasi NaOH
Perubahan yang terjadi
n (ml)
 Tidak terjadi perubahan PH, yang
0 ml ditandai dengan tidak ada larutan yang
diberikan
 Terjadi perubahan PH, yang ditandai
HCL 3ml setelah di berikan 3 ml larutan NaOH
dan tidak terjadinya perubahan warna
 Terjadi perubahan PH, yang ditandai
6ml setelah di berikan 6 ml larutan NaOH
dan tidak terjadinya perubahan warna
 Terjadi perubahan PH, yang ditandai
9ml setelah di berikan 9 ml larutan NaOH
dan terjadinya perubahan warna

Grafik 2.3 Pengamatan reaksi kimia yang terjadi melalui penentuan pH dengan
menggunakan indicator dan pH meter pada larutan di bawah ini :

Gr afi k Indik ator dan pH meter


12 11.23

10

8
6.46
6
pH

4.15
3.67
4

0
0 ml 3ml 6ml 9ml
konsentrasi NaOH per ml

2.4. Pembahasan
2.4.1. Istilah asam berasal dari kata Latin acidus (asam), yang berkaitan
dengan kata acer (tajam) dan acetum (cuka). Cuka adalah larutan air dari asam asetat.
Sedangkan istilah alkali (basa) berasal dari bahasa Arab al-qali, yaitu abu dari suatu
tanaman yang berkaitan dengan daerah rawa garam dan padang pasir. Basa memiliki
rasa pahit dan licin, sifat dasar basa banyak ditemukan pada sabun dan zat pembersih
peralatan rumah tangga lainnya. Baik asam maupun basa memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi warna dari unsur pokok tanaman tertentu. Misal, lakmus yang berasal
dari sebangsa tumbuhan lumut, berwarna merah dalam larutan asam, tetapi biru
dalam larutan basa. Beberapa teori yang mencoba menjelaskan tentang asam basa
diantaranya Antoine Lavoisier (1777) yang mengemukakan bahwa semua asam
mengandung oksigen. Pada tahun 1810, Humphry Davy mengemukakan bahwa unsur
dalam asam bukan oksigen tetapi hidrogen, yang ditunjukkan oleh asam hidroklorik
yang mengandung hanya atom H dan Cl tanpa ada O (Budiawati, 2019)
sifat-sifat asam dan basa juga dapat ditentukan dengan melihat pengaruhnya
terhadap indikator. Indikator asam basa merupakan suatu hal yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat keasamaan atau kebasaan suatu zat. Indikator dibagi menjadi
dua, yaitu indikator tunggal dan indikator universal. Indikator tunggal hanya dapat
membedakan larutan bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menentukan harga pH
dan pOH. Indikator universal dapat digunakan untuk membedakan larutan asam atau
basa dengan mengetahui harga pH atau pOH dari larutan (Harjadi, 1990).
Dalam praktikum kali ini menggunakan kertas ph dalam menentukan warna
yang di hasilkan oleh kosentrasi larutan yang sudah di sediakan yg dimana setiap
larutan menghasilkan warna yang berbeda beda.
Konsep asam basa menurut beberapa ahli diantaranya teori Arrhenius, teori
Bronsted-Lowry, dan teori Lewis. Teori asam basa Arrhenius menjelaskan bahwa
asam adalah senyawa yang di dalam air dapat melepaskan ion H+ sedangkan basa
adalah senyawa yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Teori ini hanya
terbatas untuk larutan dengan pelarut berupa air. Teori asam basa Bronsted-Lowry
menjelaskan bahwa asam adalah spesi yang memberikan proton (donor H+ )
sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton (aseptor H+ ). Teori ini dapat
menjelaskan sifat asam basa suatu larutan meskipun pelarutnya bukan air. Teori asam
basa Lewis menjelaskan bahwa asam adalah spesi penerima pasangan elektron,
sedangkan basa adalah spesi yang memberikan pasangan elektron (Keron, 2020).
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara
pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar primer dan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang
dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi. Larutan standar sekunder
adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu
zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga kondan cepat, konsentrasi
diketahui dari 3 hasil standarisasi (Simanjuntak, 2018).
Larutan standar dapat dibuat dengan cara melarutkan sejumlah senyawa baku
tertentu yang sebelumnya senyawa tersebut ditimbang secara tepat dalam volume
larutan yang diukur dengan tepat (Astutik, 2017).
2.4.2.pengaruh larutan campuran terhadap nilai pH
Pada campuran NaOH dan HCl didapatkan pH yang menunjukkan campuran
tersebut tergolong kedalam basa. Dimana seharusnya campuran kedua menghasilkan
netral.Karena akan menghasilkan NaCl bersifat netral. Dikarenakan NaCl merupakan
reaksi antara asam kuat dan basa kuat. Jadi, NaCl tidak dapat mengalami reaksi
hidrolisis (Harjanti, 2008).
Pada praktikum diketahui campuran HCL dan NaOH menghasilkan larutan
basa yang dimana diberikan juga indicator berupa fenolftalein sebagai larutan untuk
mengubah larutan HCL menjadi basah di dalam percobaan yang di dapat tidak
sepenuhnya tidak sesuai dengan teori di karenakan indikaor tertentu.
2.4.3.larutan yang dihasilkan dari pencampuran larutan HCL dan NaOH.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,
asam adalah suatu zat yang dapat member proton (ion H+ ) kepada zat lain (yang
disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Ciri-ciri
asam diantaranya rasanya asam, dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi
merah, mempunyai pH (derajat keasaman) kurang dari 7, dapat menghantarkan listrik
(termasuk larutan elektrolit), dengan logam tertentu dapat mengahasilkan gas
hidrogen dan bersifat korosif atau merusak bahan-bahan benda-benda yang
dikenainya (Santoso, 2017).

Adapun hal yg menyebabkan kesalahan pencampuran larutan terlalu lama di


diami sehingga larutan mengalami penguapan dan trjadinya kesalahan di proses
penghitnagan larutan di karenakan human error dan factor alat yang tidak sesuai
dengan prosedur praktikum.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan penentuan pH dengan menggunakan kertas pH,


indicator dan pH meter yang telah dilakukan, maka dapat di simpulkan sebagai
berikut:

1. Setiap larutan memiliki warna dan hasil pH yang berbeda-beda


2. Semakin tinggi konsentrasi larutan asam,maka semakin tinggi tingkat
keasaman pada larutan asam dan semakin rendah nilai pH yang di dapat.
3. Semakin tinggi konsentrasi larutan basa,maka semakin tinggi nilai pH yang di
dapat.
Pada larutan campuran pH didapat >7,maka larutan tersebut bersifat
basa.Dikarenakan NaOH lebih dominan dalam larutan.
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Budiawati, Rini. (2019). Kimia Dasar. Bandung: Itenas.

Harjadi. (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Santoso, Risdho Bagus. (2017). Citra Digital Deteksi pH Larutan Berdasarkan Warna
Kertas Indikator Universal Menggunakan Metode Euclidean Distance. Tugas Akhir.
Program Studi Teknik Informatika, Universitas 17 Agustus 1945. Surabaya.

Keron, Rosalia K. (2020). Larutan Asam dan Basa Kimia Kelas XI. Timor Tengah
Selatan: SMA Negeri 1 Amanuban Tengah.

Simanjuntak, Rosmidah. (2018). Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun
Mandi Cair Merek “Lx” Dengan Metode Titrasi Asidimetri. Jurnal Ilmiah Kohesi,
2(4): 59-70.

Astutik, Widia. (2017). Keefektifan Pembelajaran Di Laboratorium Berbasis Hands


On Teknik Challenge Exploration Activity Terhadap Pemahaman Konsep Dan
Keterampilan Siswa. Skripsi. Jurusan Kimia, Universitas Negeri Semarang.
Semarang.

Harjanti, (2008), Pemungutan Kurkumin Dari Kunyit (Curcuma Domestica Val) Dan
Pemakaiannya Sebagai Indikator Analisis Volumetri, Jurnal Rekayasa Proses, Vol 2.
No 2.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Cara Membuat Larutan NaOH 1 N (1 M) sebanyak 1000 ml

Untuk NaOH 1 N setara dengan 1 M


Diketahui Mr NaOH = 40 gr/mol
Rumus untuk membuat NaOH 1 N sebanyak 1000 ml.

N = (massa x n)/ (Mr x Vol)


1  = (massa x 1)/(40 x 1L), ( ingat volume dalam Liter !!!)
1  = massa/40
massa = 40 gram

Jadi NaOH yang perlu ditimbang sebanyak 40 gram.


LAMPIRAN GAMBAR

A B D E
C

Gambar percobaan table 1.1 (A). Naoh (B). HCL (C). H₂SO₄ (D).KOH (E).
NaHCO3
Gambar percobaan table 1.2 NaOH dalam 0 ml

Gambar percobaan table 1.2 NaOH dalam 3 ml


Gambar percobaan table 1.2 NaOH dalam 6 ml

Gambar percobaan table 1.2 NaOH dalam 9 ml

Anda mungkin juga menyukai