Anda di halaman 1dari 46

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia merupakan suatu faktor yang sangat penting

bagi kemajuan suatu organisasi, Sumber Daya Manusia juga sangat penting

karena menjadi kunci berkembangnya suatu organisasi. Pada hakikatnya Sumber

daya Manusia merupakan manusia yang dipekerjakan oleh suatu organisasi yang

berperan sebagai penggerak, pemikir. dan perencana untuk mencapai tujuan

organisasi tersebut . SDM merupakan suatu aset atau modal bagi suatu organisasi

karena Sumber Daya Manusia sangat berperan penting bagi kemajuan suatu

organisasi. Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting di

pemerintahan desa karena desa bisa maju dan tidak nya itu pada sumber daya

manusianya, jika SDM nya berkualitas maka pemerintahan desa bisa maju dan

mencapai tujuan nya dengan cara efektif dan efisien. Untuk menjadikan SDM

nya menjadi berkualitas yaitu dengan cara pengelolaan sumber daya manusia

atau Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). MSDM adalah suatu ilmu

atau seni untuk mengatur manusia agar bisa bekerja secara efektif dan efisien

dengan tujuan untuk mencapai tujuan dari pemerintahan desa.

Desa merupakan suatu organisasi pemerintah yang secara politis memiliki

kewenangan tertentu untuk mengurus dan mengatur warga atau kelompoknya.

Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 desa diartikan sebagai kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

1
2

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia.

Posisi desa memiliki peranan penting dalam menunjang kesuksesan pemerintah

nasional secara luas, bahkan desa merupakan garda terdepan dalam menggapai

keberhasilan dari segala urusan dan program dari pemerintah. Desa sebagai unit

organisasi pemerintah yang berhadapan langsung dengan masyarakat dengan

segala latar belakang kepentingan dan kebutuhannya mempunyai peranan yang

sangat strategis, khususnya dalam pelaksanaan tugas dibidang pelayanan publik.

Dalam pelaksanakan tugas pemerintahan desa dibantu oleh perangkat

desa sebagai penyelenggara pemerintah desa. Perangkat desa adalah sekumpulan

sumber daya manusia yang bertugas melayani masayrakat, perangkat desa

bertugas melakukan monitoring dan evaluasi program pemerintahan yang ada di

desa seperti menyusun perencanaan pembangunan jangka menengah desa

( RPJMDesa), rencana kerja pemerintahan desa dan menyusun laporan kegiatan

desa

Menurut wawancara yang penulis lakuan dengan petugas kecamatan

ciawi bahwa tingkat produktivitas perangkat desa di kecamatan ciawi cukup

baik ini bisa dilihat dari table sebagai berikut.


3

Tabel 1.1

tingkat produktivitas desa se kecamatan Ciawi

No Nama desa Tingkat produktivitas

1 Bugel 80 %

2 Ciawi 75%

3 Citamba 80%

4 Gombong 75%

5 Kertamukti 65%

6 Kurnia bakti 80%

7 Margasari 85%

8 Pakemitan 90%

9 Pasiruni 88%

10 Sukamantri 70%

11 Pakemitankidul 50%

Dari table diatas dapat ditarik kesimpulan bawa tingkat produktivitas di

desa pakemitan memiliki tingkat yang produktivitas yang tingi dan desa

pakemitan kidul memiliki tingkat produktivitas yang rendah, dengan adanya

fenomena ini maka penulis ingin meneliti apa yang membedakan tingkat

produktivitas perangkat desa di desa pakemitan kidul begitu rendah.

Produktivitas kerja Perangkat desa pakemitan sangat tinggi itu

disebabkan karna tingkat kedisiplinan perangkat desa pakemitan sangat tingi


4

sehingga bisa berdampak baik dalam melayani masyarakat dan perangkat desa di

desa pakemitan memiliki sumber daya manusia yang baik dan handal agar dapat

dapat mengerjakan tugasnya dengan sesuai dengan kemampuannya.tingkat

produktivitas yang tinggi di desa pakemitan tidak lepas dari sumber daya

manusia nya yang sadar dengan kewajiban nya dalam mengerjakan pekerjaannya

dengan tepat waktu dan juga taat kepada aturan yang dibuat oleh pemerintah desa

pakemitan, hal ini bisa dilihat dari data absensi Perangkat desa pakemitan

Tabel 1.2
Data Kehadiran Perangkat desa Desa Pakemitan
Jumlah
Jumlah
Tahun Keterangan Perangkat
Laporan
desa
Tanpa Keterangan 15 20 Hari
Maret 2020-Maret 2021 Ijin 15 2 Hari
Sakit 15 2 Hari
Cuti 15 0 Hari

Desa pakemitan kidul memiliki wilayah seluas 216.91 Ha dengan

penduduk mencapai 6.123.45 orang ,desa pakemitan kidul memiliki 5

kapunduhan yaitu Gunung banjar,Peru,panyusuhan ,Cihanjaro,Sanghiangteureup

dan kudang. Desa pakemitan kidul memiliki perangkat desa sebanyak 63 ( 19

orang Petugas desa 39 orang RT ,9 orang RW ), dengan di kepala desa oleh I.

suherman dan sekertaris desa Solihin Sp .Desa pakemitan kidul merupakan

sebuah intansi Pemerintahan yang tentunya selalu ingin berusaha meningkatkan

tingkat kualitas pelayanan kepada masyarakat, salah satunya dengan

meningkatkan produktifitas perangkat desa. Untuk itu, disiplin kerja

perangkat desa menjadi fakor utama yang harus di perhatikan oleh Kepala desa,
5

Desa pakemitan kidul karena tingkat disiplin Perangkat desa pakemitan kidul

sangat rendah disbanding desa se kecamatan ciawi selama masa pandemi tingkat

kedisiplinan dan kesadaran Perangkat desa sangat rendah sehingga tinggakat

produktivitas kerja sangat rendah di desa pakemitan kidull.hal ini bisa dilihat dari

data kehadiran Perangkat desa pakemitan kidul .

Tabel 1.3
Data Kehadiran Perangkat desa Desa Pakemitan kidul
Jumlah
Jumlah
Tahun Keterangan Perangkat
Laporan
desa
Tanpa Keterangan 15 69 Hari
Maret 2020-Maret 2021 Ijin 15 29 Hari
Sakit 15 33 Hari
Cuti 15 1 bulan

Virus covid-19 pertama kali muncul di negeri Cina yang bertepatan pada

tanggal 19 Desember 2019, yang dimana WHO melaporkan bahwa kasus

pneumonia yang diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Humbel

Cina.Yang kemudian pada Tanggal 7 januari 2020 Cina mengidentifikasi bahwa

penemuan pneumonia yang tidak di ketahui etimologinya sebagai jenis baru

corona virus (Novel Coronavirus). Pada tahun 2020 NCV mulai menjadi

pandemi global yang menjadi maslaha kesehatana dibeberapa negara diluar RRC.

Pada tahun 2020 tepatnya pada tanggal 2 maret ada virus yang sangat

mematikan yang bernama virus covid 19 masuk ke Indonesia. Presiden Joko

Widodo mengumumkan bahwa ada dua orang Indonesia yang positif terjangkit

virus Corona yaitu seorang wanita yang berusia 31 tahun dan seorang berusia 64

tahun. Kasus pertama tersebut diduga berawal dari pertemuan wanita yang
6

berusia 31 tahun dengan WNA Jepang yang masuk ke wilayah Indonesia

Hingga saat ini penyebaran covid 19 di Indonesia bukan hanya ada di

kota besar saja, namun sudah merambah hingga ke desa-desa yang

mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia dan puluhan ribu terinfeksi .Selain

masalah kesehatan dampak lain yang di timbulkan adalah permasalahan ekonomi

dan sosial dimana-mana. Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi

pemerintahan dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan keadaan saat ini. Suatu

organisasi harus bisa memanfaatkan sarana prasarana yang ada untuk bisa

mencapai tujuan organisasi yang telah di sepakati. Salah satu hal yang sangat

penting untuk mencapainya tujuan organisasi adalah faktor Sumber Daya

manusia (SDM).

Tabel 1.4
Data perbandingan Desa Pekemitan Kidul dengan Desa Pakemitan Dari
Segi Absensi per Maret 2020 s/d Maret 2021
No Desa Pakemitan kidul Desa Pakemitan
Tanpa Keterangan 69 Hari 20 Hari
Ijin 29 Hari 2 Hari
Sakit 33 Hari 2 Hari
Cuti 30 Hari 0 Hari

Dari data perbandingan di atas bisa di simpulkan bahwa desa pakemitan

kidul masih ketertingalan dari desa yang lain baik dari segi ketaatan perangkat

desa dalam hal kehadiran ,kedisisplinan perangkat desa dan teknologi yang

kurag moderen, ini mengakibatkan produktivitas kerja perangkat desa desa

pakemitan kidul menjadi kurang baik , karana hal ini penulis sebagai penulis
7

inginn melakukan penelitian di desa pakemitan kidul., Dan berdasarkan uraian

Table 1.1 penulis dapat menyimpulkan bahwa tingkat prokduktivitas Perangkat

desa pakemitan kidul memiliki tingkat produtivitas paling rendah diantara

semua desa yang ada di kecamatan ciawi oleh karna itu maka penulis memilih

lokasi penelitian di desa pakemitan kidul karena ingin mengetahui penyebab

rendahnya tingkat produktivitas Perangkat desa pakemitan kidul. Dan penulis

mengambil perbandingan dengan desa pakemitan karena desa pakemitan

merupakan desa yang tingkat produktivitas tertinggi dibanding desa yang lain .

.Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa

produktivitas kerja Perangkat desa pakemitan kidul belum baik karna belum

menerapkan kedisiplinan yang baik Hal inilah yang melatar belakangi peneliti

untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja

Terhadap Produktifitas Kerja Perangkat Desa Pakemitan Kidul di masa

pandemik Covid 19

1.2. Rumusan masalah

1. Bagaimana Disiplin keja di Pakemitan Kidul?

2. Bagaimana Produktivitas Kerja Perangkat desa Pakemitan kidul di masa

pandemi covid 19?

3. Bagaimana pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas kerja

PerangkatDesa Pakemitan kidul di Masa pandemi Covid 19?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah di kemukakan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.


8

1. Untuk mengetahui Disiplin Kerja Perangkat desa Di Masa Pandemi Covid

19 Di Desa Pakemitan Kidul

2. Untuk mengetahui Produktifitas kerja Perangkat desa Di Masa Pandemik

Covid 19 Di Desa Pakemitan Kidul

3. Untuk mengetahui Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Produktifitas Kerja


Perangkat desa Di Masa Pandemi Covid 19 Di Desa Pakemitan Kidul
1.4. Manfaat penelitian

1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan.pengalaman baru
dan wawancara dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia terutama
mengenai disiplin kerja serta pengaruhnya terhadap produktivitas kerja
2. Bagi Desa Pakemitan Kidul
Dapat dijadikan sumber informasi bagi Desa Pakemitan Kidul
kecamatan Ciawi dalam upaya meningkatkan produktifitas kerja perangkat
desa
3. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah Suryalaya
Dapat di jadikan sebagai tambahan referensi di perpustakaan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah Suryalaya dalam pengembangan
Sumber Daya Manusia
4. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan bahan
penelitian dalam masalah yang sama.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
N Nama Judul Penelitian Variabel Alat Hasil Penelitian
O Penelitian yang Diteliti Analisis
dan Tahun
Penelitian
1 Kiki Pengaruh disiplin Variabel Kualitatif Diperoleh nilai p
Ernawati kerja terhadap dependen deskriptif value ≥ ɑ atau
Tahun prduktivitas kerja ( X ) disiplin analisis 0,039 ≥ 0,05 dari
2017 karyawan non aperatur regresi uji statistik.
medis di rumah Variabel linier Sehingga
sakit siti aisyah indefendent sederhana diketahui bahwa
(Y) Ho ditolak dan Ha
produktivita diterima yang
s aperatur berarti terdapat
pengaruh
signifikan disiplin
kerja terhadap
produktivitas
kerja perangkat
desa non medis
Rumah Sakit
Islam Siti Aisyah
Madiun.
2 Fitri afriani Pengaruh Disiplin Variabel Kualitatif Diketahui bahwa
Lena kerja Terhadap dependen deskriptif pengaruh disiplin
Farida produktivitas kerja ( X ) disiplin analisis kerja terhadap
2016 Karyawan bagian aperatur regresi produktivitas
produksi Kelapa Variabel linier perangkat desa
sawit PT indefendent sederhana Bagian Produksi
Perkebunan (Y) Pabrik Kelapa
nusantara V SEI produktivita Sawit PT
Kec Pangaran s aperatur Perkenunan
Tapah Darusalam nusantara V SEI
Kab.rokan Hulu Kec Pangaran
Tapah Darusalam
Kab.rokan

9
10

3 Hendris Pengaruh disiplin Variabel Kualitatif Persamaan regresi


Tahun kerja terhadap dependen deskriptif linear sederhana
2016 produktivitas ( X ) disiplin analisis adalah Y= 0,750
kerjakaryawan pad aperatur regresi + 0,750 X ini
apt juah wang Variabel linier berarti bahwa,
Indonesia di indefendent sederhana apabila X=0,
samarinda (Y) maka tingkat atau
produktivita besarnya variabel
s aperatur produktivitas (Y)
akan sebesar 75%
berarti ada
penambahan rata-
rata terhadap
produktivitas (Y)
sebesar 0,750
untuk setiap
perubahan satu
satuan dalam
variabel disiplin
kerja (X) dan
konstanta
dianggap tetap.
4 Hasan Pengaruh Disiplin Variabel Kualitatif Di ketahui
Sanusi Kerja Terhadap dependen deskriptif produktivitas
Tahun Produktivitas Kerja ( X ) disiplin analisis seorang perangkat
2016 karyawan Pada PT. aperatur regresi desa berubah
Food Station Variabel linier disebabkan karena
Tjipinang Jaya indefendent sederhana setiap satuan
(Y) disiplin dilakukan
produktivita perangkat desa
s aperatur tersebut
mengalami
perubahan,
disiplin
mempengaruhi
nilai produktivitas
perangkat
desa.dapat
memberi arti
bahwa setiap
adanya perubahan
pada tingkat
disiplin kerja
perangkat desa
11

(variabel X) maka
akan memberi
dampak pada
tingkat
produktivitas
kerja (variabel Y)
seorang perangkat
desa PT. Food
Station Tjipinang
Jaya.

2.2 Desa

2.2 .1 Pengertia desa

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, serta hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara

kesatuan Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2016). Adapun

pengertian secara umum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desa adalah

kesatuanwilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem

pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa) atau desa merupakan

kelompok rumah diluar kota yang merupakan kesatuan. Jadi kesimpulan nya desa

merupakan suatu wilayah kesatuan masyarakat yang dihuni sejumlah keluarga

yang memiliki sistem pemerintah sendiri dan diakui dalam sistem pemerintah

negara kesatuan Republik Indonesia.


12

2.2.2 Pemerintahan desa

Pemerintahan desa adalah penyelenggara urusan pemerintah dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (Permen no 113 tahun 2014). Pemerintah Desa

adalah Kepala Desa dubantu oleh Perangkat Desa sebagai unsur

penyelenggara pemerintah desa. Pemerintah desa merupakan lembaga

perpanjangan pemerintah pusat yang memiliki peran strategis untuk mengatur

masyarakat yang ada dipedesaan demi mewujudkan pembangunan

pemerintah. Berdasarkan peran tersebut, maka diterbitkanlah peraturan

peraturan atau undangundang yang berkaitan dengan pemerintah desa yang

mengatur tentang pemerinta desa, sehingga roda pemerintah berjalan dengan

optima

Tabel 2.2

data perangkat desa pakemitan kidul.

No Nama Jabatan

1 i.suherman Kepala desa

2 Solihin SP Sekertaris

3 Devi aprianti Kasi Pemerintahan

4 Cevi arfin Kasi kesejahteraan

5 Sri nur ending Kasi pelayanan

6 M hermawati Kaur keuangan

7 Arie ridwan gafar Kaur perencanaan


13

8 fitriyani Kaur tata usaha umum

9 Heni hikmawati Kawil karang asem

10 Hendra komara Kawil kudang

11 Ilham priadi oriatna Kawil sanghiang terep

12 Rina herlina Kawil gunung banjar

13 Intan Amelia pandini Kawil perum

14 Tedi supriadi Kawilcihanjaro

15 Dedi nurholis nurdin Oprator desa

2.3 Disiplin kerja

2.3.1 Pengertian disiplin kerja

Disiplin berasal dari kata “disciple” yang artinya belajar. Disiplin

adalah arahan untuk membentuk dan melatih seseorang dalam melakukan

sesuatu hal yang lebih baik. Disiplin juga bisa diartikan sebagai proses

yang bisa menumbuhkan perasaan seseorang untuk meningkatkan dan

mempertahankan tujuan institusi atau organisasi secara objectif melalui

kepatuhannya dalam menjalankan peraturan organisasi. Disiplin

merupakan fungsi operatif yang paling terpenting dari Manajemen

Sumber Daya Manusia (MSDM). Pasalnya, semakin baik disiplin

perangkat desa maka semakin tinggi prestasi kinerja yang dicapainya.

Disiplin kerja merupakan salah satu faktor penting dalam

meningkatkan produktifitas kerja perangkat desa Disipin kerja sendiri


14

adalah kesadaran seseorang menaati segala peraruran suatu intansi

pemerintahan dan norma-norma yang berlaku di dalamnya. Ketika seorag

perangkat desa melakukan sesuatu pekerjaannya dengan penuh

kedisiplinan maka produktivitas akan meningkat. Menurut Hasibuan

(20017:193) “Kedisiplinan kerja adalah kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma sosial yang

berlaku di dalamnya.

Kesadaran disini maksudnya perangkat desa merasa mempunyai

tanggungjawab dalam menaati segala peraturan di desa dan secara

sukarela meaati peraturn yang ada di desa pakemitan kidul,Menurut

Hasibuan (2017;193 ) “Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara

sekarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugasnya dan tanggung

jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap tingkah laku perbuatan seseorang

yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik tertulis maupun tidak

tertulis..

2.3.2 Macam macam disiplin kerja

Disiplin kerja memiliki beberapa jenis disiplin kerja yang dimana

displin kerja tersebut sebagai salah satu faktor untuk membentuk seorang

perangkat desa untuk bisa mematuhi peraturan yang ada di suatu

organisasi dan memberi pemahaman apa yang harus perangkat desa taati

selama bekerja di suatu organisasi, agar perangkat desa bisa bekerja

dengan efektif da efisien.


15

Disiplin kerja memiliki dua bentuk yauitu disiplin preventiv dan

korelatif. Menurut Magkunegara ( 2017;129 ) ada 2 bentuk disiplin kerja

yaitu :

1. “‘Disiplim peeventif adalah suatu usaha untuk menggerakan


perangkat desa mengikuti dan mematuhi pedoman kerja , aturan
aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya
adalah untuk menggerakan perangkat desa untuk berdisiplin diri
dengan cara frefertif perangkat desa dapat memelihara dirinya
terhadap peraturan peraturan perusahaanatau Intansi pemerintahaan.
kepala desa harus mempunyai tnnggungjawab dalam membangun
iklim organisasi dengan disiplin prventif. Begitu pula perangkat desa
harus dan wajib mematuhu memahami semua pedoman kerja serta
peraturan peraturan yang ada dalam organisasi. Disiplin prevertif
merupakan suatu system yang berhubungan dengan kebutuhan kerja
untuk semua bagian system yang ada dalam organisasi jika system
organisasi baik maka diharapkan akan lebih mudah menegakan
disiplin kerja, di desa.
2. Disiplin korelatif adalah suatu upaya menggerakan perangkat desa
dalam menyatukan suatu peraturan dan mengerahkan untuk tetap
mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada
perusahaan atau intansi pemerintahan.Pada disiplin korelatif ini jika
ada perangkat desa yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi
untuk memperbaiki perangkat desa yang melanggar, memelihara
peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada perangkat
desa yang melanggar.”

2.2.3 Indikator – Indikator Kedisiplinan

Kedisiplinan mempunyai beberapa indikator untuk membuat perangkat

desa nyaman selama bekerrja di suatu organisasi sehigga menimbulkan tingkat

disiplin keerja yang bagus maka dapat dipastikan produktivitas dalam bekerja

menjadi lebih baik sehingga menimbulkan akibat tercapainya tujuan organisasi

menjadi lebih mudah. Maka indikator indikator ini perlu diperhatikan oleh kepala
16

desa agar terciptanya perangkat desa yang nyaman bekerja seingga minimbulkan

tingkat kedisiplinan yang tinggi.

Menurut Hasibuan dalam (Irawan, 2017:194) indikator kedisiplinan sebagai

berikut;

1. “Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan kemampuan seseorang ikut


mempengaruhi tingkat kedisiplinan perangkat desa. Tujuan yang akan
dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi
kemampuan perangkat desa. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang
dibebankan kepada seseorang harus sesuai dengan kemampuan perangkat
desa yang bersangkutan, agar dia bekerja sungguh – sungguh dan disiplin
dalam
2. Teladan Pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan
kedisiplinan perangkat desa karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan
oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik,
berdisiplin, baik, jujur, adil, serta kata dengan perbuatan
3. Balas Jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi
kedisiplinan perangkat desa, karena balas jasa akan memberikan kepuasan
dan kecintaan perangkat desa terhadap organisasinya/pekerjaannya. Jika
kecintaan perangkat desa semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan
mereka akan semakin baik pula.
4. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan perangkat
desa. Karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan
selalu ingin diperlakukan sama dengan manusia lainnya.
5. Wakat Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling
efektif dalam mewujudkan kedisiplinan perangkat desa. Dengan sanksi
hukuman yang semakin berat, perangkat desa akan semakin takut
melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner
perangkat desa akan berkurang.
6. Sanksi Hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara
kedisiplinan perangkat desa. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat,
perangkat desa akan semakin takut untuk melanggar peraturan – peraturan
perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner perangkat desa akan berkurang.
7. Ketegasan Ketegasan pemimpin dalam melakukan tindakan akan
mempengaruhi kedisiplinan perangkat desa. Pimpinan harus berani dan
tegas, bertindak untuk menghukum setiap perangkat desa yang
indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
8. Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis
diantaranya sesama perangkat desa ikut menciptakan kedisiplinan yang
baik pada suatu perusahaan”
17

2.2.4 Jenis jenis Saksi disiplin kerja

Dalam setiap peraturan yang dibuat pasti ada salah satu perangkat desa

yang melanggar karena balik lagi pada haikat manusia yang selalu ingin

melanggar setiap peraturan yang dibuat oleh manusia .Oleh karena itu maka

sebagai kepala desa wajib memberikan sanksi kepada perangkat desa untuk

membuat perangkat desa merasa jerah dalam melakukan hal hal yang melanggar

peraturan organisasi sehingga menjadi contoh kepada perangkat desa lain agar

tidak mengulangi hal-hal yang melanggar pearturan organisasi jenis jenis sanksi

yang harus di perhatian oleh kepala desa antara lain :

Menurut Sastrohadiwiryo (2017 ;108 ) mengungkapkan bahwa tujuan


utama pengadaan sanksi atau hukuman disiplin kerja untuk para perangkat desa
yang telah melanggar norma-norma organisasi ialah memperbaiki dan mendidik
para perangkat desa yang melakukan tindakan disipliner. Pelanggaran disiplin
atau sanksi yang dijatuhkan harus sesuai dengan pelanggaran disiplin yang telah
dilakukan sehingga secara adil bisa diterima. Secara umum, sebagai pengangan
para manajer ada jenis-jenis sanksi disiplin kerja sesuai dengan tingkatan
masing-masing pelanggaran disiplin yakni sanksi disiplin ringan, sedang dan
berat.

a. Sanksi disiplin ringan

1. Teguran lisan

2. Teguran tertulis kepada perangkat desa yang bersagkutan

3. Pernyataan tidapuas secara tertulis

b. Sanksi disiplin sedang

1. Penurunan upah yang biasanya diberikan mingguan atau bulanan

2. Penundaan pemberian bonus atau kompensasi.


18

3. Penundaan pemberian promosi bagi perangkat desa yang bersangkutan

untuk kenaikan jabatan yang lebih tinggi

c. Sanksi disiplin berat

1. Pemutusan hubungan kontrak kerja secara hormat atas permintaan


pengunduran diri sendiri.
2. Pemutusan hubungan kontrak kerja secara tidak hormat sebagai tenaga
kerja di organisasi.
3. Pembebasan dari pekerjaan atau jabatan untuk dijadikan tenaga kerja
biasa bagi yang memegang jabatan tertentu.
4. Demosi jabatan yang tingkatannya lebih rendah dari pekerjaan atau
jabatan yang telah diberikan sebelumnya.

2.4 Produktivitas

2.4.1 Pengertian Produktivitas

Prooduktivitas merupakan suatu kegiaatan yang dimana hari ini

harus lebih baik daripada hari kemarin , produktiviifitas bisa kita bagi

kepada dua bagian yaitu quantitatif dan kualitatif , qualitatif merupakan

proses dari produtivitas yang menyangkut sikap yang bisa mendukung

seseorang menjadi lebih baik lagi, seperti rajin, isiplin kreatif dan

inovatif .Kualitatif merupakan tujuan dari produktivitas mencari hasil dari

produktivitas yaitu dengan cara menmbagi hasil ( output ) dengan input (

meliputi man, machine, material, meshod, money )

Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil

yang dicapai (output ) dan keseluruhan sumber daya digunakan (input).

Mangkunegara (2017 :156 ) menjelaskan bahwa produktivitas merupakan

rasio antara hasil kegiatan (output) dan segala pengorbanan ,biaya untuk

menghasilkan (input). Dimana produktivitas akan meningkatkan


19

pendapatan perangkat desa yang akan menambah daya beli

masyarakat .Dalam artian ini produktivitas merupakan komsep rasio yaitu

konsep rasio autput terhadap input menjadi lebih besar dengan demikian

nilai rasio output dibuat menjadi besar melalui salah satu output pada

tingkatan input yang konstan mengurangi pengurangan input atau

kombinasi keduanya dalam hal ini semakin banyak produk yang dihasilkan

dalam waktu semakin singkat dapat dikatakan bahwa tingkat roduksinya

mempunyai nilai yang semakin tinggi begitupun sebaliknya

(Mangkunegara 2019 157 ) produktivitas adalah bagaiman menghasilkan

atau meningkatkan barang dan jasa setinggi mungkin dengan

memanfaatkan sumber daya yang efisien . Oleh karena itu produktivitas

sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan

waktu tertentu .Dengan katalain dapat diartikan bahwa pengertian

produktivitas memiliki dua dimensi , yakni efektifitas dan efesiensi .

Dimana pertama berkaitan dengan pencapaian untuk kerja yang maksimal .

dalam artian pencapaian target berkaitan dengan kualitas dan

waktu .Sedangkan dimensi kedua berkaitan dengan upaya

membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya atau

bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Efesiensi merupakan suatu

ukuran dalam dalam membandingkan penggunaan masukan (input )

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi produktivitas

Dalam upaya ,menimgkatkan produktivitas kerja perangkat desa di desa

pakemitan kidul perlu memperhatikan faktor faktor yang mempengaruhi


20

peroduktivitas kerja perangkat desa tersebut. Banyak faktor yang dapat

mempengaruhi produktivitas kerja perangkat desa baik yang berhubungan

dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor faktor yang berhubungan dengan

lingkungan organisasi dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan . Untuk itu,

organisasi wajib memperhatikan dan mengetahui faktor-faktor yang bisa

mempengaruhi produktivitas kerja perangkat desa agar upaya peningkatan

produktivitas kerja perangkat desa bisa berjalan sesuai target. Perincian

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas kerja

dijelasakan oleh Sedarmayanti ( 2017: 71 )

a. Motivasi kerja

Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan seseorang

kearah pencapaian tujua tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang

dimiliki untuk mencapainya. Perangkat desa sebagai manusia (individu) sudah

barang tentu memiliki identifikasi tersendiri antara lain sebagai berikut:

1. Tabiat/watak;

2. Sikap/tingkah laku/penampilan;

3. Kebutuhan;

4. Keinginan;

5. Cita-cita/kepentingan-kepentingan lainnya;

6. Kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk oleh keadaan aslinya;

7. Keadaan lingkungan dan pengalaman perangkat desa itu sendiri.

Setiap perangkat desa mempunyai identifikasi yang berlainan sebagai

akibat dari latar belakang pendidikan, lingkungan masyarakat dan pengalaman


21

yang beraneka ragam, maka dari itu akan terbawa juga dalam hubungan kerjanya

sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku perangkat desa tersebut

dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian, pimpinan juga memiliki

latar belakang budaya dan juga pandangan falsafah serta pengalaman dalam

menjalankan pekerjaan yang berlainan sehingga berpengaruh di dalam

melaksanakan pola hubungan kerja dengan perangkat desa.

Pada hakikatnya motivasi perangkat desa dan pimpinan berbeda karena

adanya perbedaan kepentingan maka perlu diciptaka motivasi yang searah untuk

mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan

ketenagakerjaan sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita-cita kedua belah

pihak dapat diwujudkan. Dengan demikian perangkat desa akan mengetahui

fungsi, peranan dan tanggung jawab dilingkungan kerjanya dan dilain pihak

pimpinan perlu menumbuhkan iklim kerja yang sehat dimana hak dan kewajiban

perangkat desa diatur sedemikian rupa selaras dengan fungsi peranan dan

tanggung jawab perangkat desa.

b. Kedisiplinan

Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah

laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan

terhadap peraturan.yang berlaku. Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang

atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi

segala peraturan yang telah ditentukan kedisiplinan dapat dilakukan dengan

latihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya akan

memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas kerja perangkat desa. Untuk


22

meningkatkan kedisiplinan tentunya memerlukan pengorbanan baik itu perasaan

waktu yang sengggang, kenikmatan hidup dan lain sebagainya , kedisiplinan

merupakan sarana untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Karena manusia yang

sukses adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang

menyangkut pengaturan cara hidup dan cara kerja.

c. Etos kerja

Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas kerja. karean

etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan

suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam

setiap pekerjaan yang kita lakukan. Usaha untuk mengembangkan etos kerja

yang produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas kerja.

Untuk itu dapat ditempuh sebagai langkah seperti:

1. Peningkatan produktivitas kerja melalui penumbuhan etos kerja, dapat

dilakukan lewat pendidikan terarah. Pendidikan harus mengarah kepada

pembentukan sikap mental pembanguan, sikap atau watak positif sebagai

mausia pembangunan bercirikan inisiatif, kreatif, berani mengambil resko,

sistematis dan skeptis.

2. Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan yag

memerlukan berbagai keahlian dan keterampilan serta sekaligus dapat

meningkatkan kreativitas, produktivitas, kualitas dan efisiensi kerja

3. Menumbuhkan motivasi kerja, dari sudut pandang pekerja, kerja berarti

pengorbanan baik untuk pengorbaan waktu senggang dan kenikmatan hidup


23

lainnya, sementara itu upah/gaji merupakan ganti rugi dari segala

pengorbanannya itu

d. Keterampilan

Faktor keterampilan baik keterampilan teknis maupun manajerial sangat

menentukan tingkat pencapaian produktivitas kerja. Dengan demikian setiap

individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) terutama dalam perubahan teknologi mutakir. Seseorang

dinyatakan terampil dan produktif apabila yang bersangkutan dalam satuan

waktu tertentu dapat menyelesaikan sejumlah hasil tertentu. Dengan demikian

menjadi faktor penentu suatu keberhasilan dan produktivitas kerja, karena dari

waktu itulah dapat dimunculkan kecepatan dan percepatan yang akan sangat

besar pengaruhya terhadap keberhasilan kehidupan.

e. Pendidikan

Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik melalui jalur

pendidikan formal maupun informal. Karena setiap penggunaan teknologi hanya

akan dapat kita kuasai dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang

handal. Faktor alat, cara dan lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap

produktivitas yang tingi,

f. Lingkunagan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong perangkat desa

agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan

pekerjaan dengan lebih baik Iklim kerja yang sehat dapat mendorong sikap

ketrbukaan baik dari pihak perangkat desa maupun dari pihak pimpinan
24

sehingga sehingga mampu menumbuhkan motivasi kerja yang searah antara

perangkat desa dan pimpinan dalam rangka menciptakan ketentuan kerja dan

peningkatan produktivitas kerja. Produktivitas berkaitan denga hasil kerja yang

dicapai oleh perangkat desa. Hasil kerja perangkat desa tersebut merupakan

produktivitas kerja sebagai target yang didapat melalui kualitas kerjanya dengan

melaksanakan tugas yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh

organisasi.

2.4.3 Indikator produktivitas kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai

agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk

melakukan pekerjaan dengan lebih baik Iklim kerja yang sehat dapat

mendorong sikap ketrbukaan baik dari pihak pegawai maupun dari pihak

pimpinan sehingga sehingga mampu menumbuhkan motivasi kerja yang

searah antara pegawai dan pimpinan dalam rangka menciptakan

ketentuan kerja dan peningkatan produktivitas kerja. Produktivitas

berkaitan denga hasil kerja yang dicapai oleh karyawan. Hasil kerja

pegawai tersebut merupakan produktivitas kerja sebagai target yang

didapat melalui kualitas kerjanya dengan melaksanakan tugas yang

sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh organisasi.

Produktivitas erat terkait dengan hasil kerja karyawan. Hasil kerja

karyawan tersebut merupakan produktifitas kerja sebagai target yang

didapat melalui kualitas kerjanya dengan melaksanakan tugas yang

sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kemudian


25

dalam hal ini dikemukakan dengan beberapa faktor sebagaimana yang

dinyatakan (Agus Dharma, 2013) sebagai indikator dari produktifitas

kerja, meliputi:

a. .Kualitas Pekerjaan

Kualitas pekerjaan menyangkut mutu yang dihasilkan. Seorang pegawai

dituntut untuk mengutamakan kualitas dalam pelaksanaan tugas-

tugasnya. kualitas bagi hampir semua orang tampaknya berarti kualitas

tinggi. Kualitas semakin tinggi berarti semakin baik. Seorang karyawan

sebagai sumber daya yang menjalankan dan melaksanakan manajemen di

suatu organisasi harus memiliki kehidupan kerja yang berkualitas.

b. Kuantitas Pekerjaan

Kuantitas pekerjaan menyangkut pencapaian target, hasil kerja yang

sesuai dengan rencana organisasi. Rasio kuantitas pegawai harus

seimbang dengan kuantitas pekerjaan sehingga dengan perimbangan

tersebut dapat menjadi tenaga kerja yang produktif untuk meningkatkan

produktivitas kerja di dalam organisasi tersebut.

c. Ketetapan Waktu

Penilaian waktu dari setiap orang berbeda-beda. Misalnya budaya barat

menganggap waktu sebagai suatu sumber daya yang langka, “waktu

adalah uang” dan harus digunakan secara efisien. Beberapa budaya lain

mengambil suatu pendekatan yang lain lagi terhadap waktu. Mereka

memfokuskan pada masa lalu misalnya mengikuti tradisi mereka dan

berusaha melestarikan praktek-praktek historisnya. Pengetahuan akan


26

orientasi waktu yang berlainan dari budaya-budaya tersebut dapat

memberikan wawasan ke dalam pentingnya tenggang waktu, apakah

perencanaan jangka panjang dan dipraktekkan secara meluas, pentingnya

pengawasan kerja dan apakah yang menyebabkan

keterlambatan-keterlambatan. Berangkat dari hal diatas, seorang pegawai

harus memiliki paham tersebut yang memadang waktu sebagai sumber

daya yang harus benar-benar dipergunakan dengan tepat dan

mempraktekkan pada tugas-tugasnya yaitu menyelesaikan tugas-tugas

yang diberikan orang tepat pada waktu yang ditentukan serta

mengutamakan prinsip efisien. Disini peran pimpinan melakukan

pengawasan dan mengkoordinasi pegawainya ketika dalam

melaksanakan tugas serta harus peka terhadap penyebab kendala-kendala

jika pegawainya melaksanakan tugas tidak tepat pada waktu yang telah

ditentukan (Agus Dharma, 2013).

d. Semangat Kerja

Semangat kerja menggambarkan perasaan berhubungan dengan jiwa,

semangat kelompok, kegembiraan dan kegiatan (Moekijat, 1997:31).

Apabila pekerja tampak merasa senang, optimis mengenai kegiatan dan

tugas, serta ramah satu sama lain, maka pegawai itu dikatakan

mempunyai semangat yang tinggi. Sebaliknya, apabila pegawai tampak

tidak puas, lekas marah, sering sakit, suka membantah, gelisah, dan

pesimis, maka reaksi ini dikatakan sebagai bukti semangat yang rendah.
27

2.4.4 Pengukuran produktivitas kerja perangkat desa

Pengukuran produktivitas kerja adalah salah satu cara yang tepat untuk

meningkatkan produktivitas, dimana hasil pengukuran tersebut digunakan

sebagai acuan untuk melihat seberap besar produktivitas kerja pada waktu yang

lalu dengan melihat beberapa kekurangan-kekurangan yang ada untuk diperbaiki

dimasa mendatang, sehingga produktivitas kerja pada waktu mendatang bisa

meningkat. pemilihan cara pengukuran produktivitas tergantung pada jenis

faktor-faktor masukan dan keluaran dari organisasi yang bersangkutan.

Menurut Hasibuan (2016), mengemukakan bahwa cara pengukuran

produktivitas kerja perangkat desa ialah sebagai berikut:

Output O
Produktivitas kerja = Poduktivitas Kerja
input N×H

O = output atau hasil

N = jam/Hari kerja yata

H + Jumlah tenaga kerja

2.4.5 Hubungan Dusuplin kerja dengan produktivitas kerja

Disiplin kerja para perangkat desa memang sangat penting. Disiplin kerja

ialah hal yang seharusnya tertanam dalam diri tiap-tiap perangkat desa, karena

hal ini akan menyangkut tanggung jawab moral perangkat desa tersebut terhadap

tugas dan kewajibannya. Dengan disiplin yang baik maka pencapaian tujuan

organisasi akan segera tercapai, tetapi jika disiplin kerja yang merosot akan
28

menjadi penghalang dan akan memperlambat pencapaian tujuan organisasi.

Sulistiyani (2017) menyatakan bahwa displin kerja bisa mendorong

produktivitas kerja perangkat desa, karena disiplin kerja merupakan sarana

penting untuk mencapai produktivitas kerja perangkat desa dalam birokrasi.Jadi

Hubungan disiplin kerja perangkat desa yang tinggi akan mendorong perangkat

desa untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik mungkin. Disiplin kerja yang

tinggi akan meningkatkan produktivitas kerja perangkat desa semakin bagus

dengan begitu pelayana kepada masyarakat akan semakin baik ,Karena

perangkat desa yang mempunyai kedisiplinan yang tinggi untuk bekerja maka

akan menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik.Dengan demikian disiplin kerja

merupakan salah satu faktor kunci perangkat desa untuk mencapai produktivitas

yang tinggi. Oleh karena itu maka kedisiplinan dalam peraturan dan tatatertib

desa akan merangsang sejauh mana komitmen seseorang atau perangkat desa

terhadap pekerjaan nya dalam rangka mencapai tujuan desa .

2.5 Kerangka pemikiran

Disiplin kerja ( X) Produktivitas kerja ( Y)

2.6 Konsep hipotesis

Dalam penelitian ini penulis dapat memutuskan hipotesis sebagai berikut

H.0 : Disiplin kerja tida berpegaruh secar signifikan terhadap produktivitas

kerja perangkat desa desa pakemitan kidul

Ha : Disiplin kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja


29

perangkat desa pakemitan kidul


30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis

penelitian kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah metode survai.

Survai yaitu dengan yaitu mengumpulkan data data yang didapat dari narasumber

atau informasi untuk malakuakn pengamatan dan wawancara agar data yang

didapat sesuai dengan fakta yang ada . Menurut sugiono (2019 : 9) Metode

kuantitatif ini berdasarkan pada filsafat fositivism untuk meneliti pada populasi

dan sampel tertentu pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian

analisis data bersifat statistik atau mekanik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah di putuskan Teknik yang digunakan untuk pengambilan data

yaitu dengan angket (kuisioner) yang di isi oleh responden menggunakan analisis

deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik

satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan variabel lain.

3.2 Sifat penelitian

Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersit reflika

penelitian rflika yaitu penelitian pengulangan dari peneliti terdahulu yang serupa

namun dengan objek dan variable yang berbeda beda perbedaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya terletak pada preode waktu dalam melakukan

penelitian.
31

3.3 Lokasi penelitian dan periode penelitian

3.3.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Desa pakemitan kidul

kecamatan ciawi Kabupaten Tasikmalaya di Jl motoran No 13 Kp Motoran Rt 01

Rw 01 Desa Pakemitan Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.

3.3.2 Preode penelitian

Adapun metode penelitian dilakukan dengan beberapa kurun waktu

secara berkala yang akan dijelaskan oleh tabel sebagai berikut:

Bulan
Februari Maret april Mei
No Kegiatan Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Survey
pendahuluan
2 Pengajuan
Tempat
penelitian
3 Perizinan

4 Bimbingan
Usulan
penelitian
5 Seminar UP.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi
32

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempumyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan nya Sugiono

(2019 :80). Dalam penelitian ini yang diambil sebagai populasi adalah

perangkat desa Pakemitan Kidul sebanyak 63 orang.

3.4.2 Teknik Penentuan Besar sampel

Menurut sugiono (2019 :81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Sampel merupakan bagian

dari jumlah populasi yang terdiri angota anggota populasi dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penentuan ukuran sampel dalam

penelitian ini dengan menggunakan rumus solvin sebagai berikut:

N
2
1+ n . e

Keterangan

N = Jumlah sampel

N = populasi

E + Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel sebesar 10% =0.1

63
N=
1=63 ¿ ¿

63
N=
1.63

N = 38

Berdasarkan sampel di atas maka diperoleh sampel sebanyak 38.

3.4.3 Teknik sampling


33

Teknik sampeling merupakan teknik pengambilan sampel.Teknik

pengumpulan sampel menggunakan Jenuh. Menurut sugiono (2019.850)

bahwa; “ Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi di jadikan sampel. Hal ini karena jumlah populasi relatif

kecil dan juga kami sebagai peneliti ingin membuat generalisasi dengan

kesalahan yang sangat kecil dimana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel (responden)”

3.5 Sumber data

Data adalah catatan catatan yang di dapatkan berdasarkan fakta dari

narasumber dengan menggunakan metode analisis data. Dengan memahami data

peneliti akan dapat menentukan dengan lebih jelas kemungkinan kesalahan

dalam penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data yaitu data

primer dan data sekunder.

a. Data primer

Menurut sugiono (2019: 296) bahwa: “Data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpulan data”. Terdapat berbagai

macam data primer yang didapatkan dalam penelitian ini seperti observasi

lapangan ,wawancara dan penyebaran kuisioner.

b. Data sekunder

Menurut sugiono (2019: 296) bahwa ; “ Data sekunder adalah data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Pengumpulan data ini

mengambil dokumentasi sebagai data sekundernya.


34

3.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode

pengumpulan data, antara lain:

3.6.1 Observasi lapangan

Observasi adalah metode pengumpulan data yang berkaitan

dengan masalah pengambilan data penelitian melalui proses pengamatan

langsung dilapangan. Metode ini merupakan metode yang sangat tepat

dalam proses pengumpulan dan pengambilan data saat penelitian karena

sesuai dengan pengalaman objek yang diwawancarai.

3.6.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengambilan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal–hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit kecil. Sugiono ( 2019 ;137 ) Menyebutkan bahwa :

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengambilan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit kecil”.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan selama masa penelitian

dengan sumber informasi yakni kepala Desa Pakemitan Kidul instrumen

wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat perekam suara
35

(recorder) yang berguna untuk menangkap informasi-informasi agar tidak

hilang.

Melalui metode ini peneliti mengambil data informasi dan

kerangka pemikiran dari objek penelitian. Teknik wawancara yang

dilakukan adalah struktur interview yang artinya wawancara di lakukan

dengan memberikan pertanyaan yang sama kepada responden dan

pengumpul data mencatatnya.

3.6.3 Kuisioner (Metode Angket )

Menurut sugiono (2019: 142) menyatakan bahwa: “Kuisioner

(Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

“Ukuran dan skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ordinal skala likert, yaitu skala yang berarti lima pilihan jawaban.

Sugiono (2019:93 ) menyatakan bahwa“ Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang

tentang fenomena sosial.” Instrumen penelitian yang menggunakan skala

likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ( √ ) pada setiap pertanyaan

dalam instrument disediakan lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju,

setuju, Ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Untuk keperluan analisis

kuantitatif maka jawaban responden diberikan skor sebagai berikut.

Skor 1: Jika jawaban sangat tidak setuju (STS)

Skor 2: Jika jawaban tidak setuju (TS)


36

Skor 3: Jika jawaban Ragu (R)

Skor 4: Jika jawaban setuju (S)

Skor 5: Jika jawaban Sangat setuju (SS)

Perhitungan hasil kuesioner dengan persentase dan skoring

menggunakan rumus sebagai berikut.

f
X= ×100 %
N

Dimana

X = Jumlah Persentase Jawaban

F = Jumlah Jawaban Atas Frekuensi

n = Jumlah responden

Setelah diketahui jumlah nilai dari keseluruhan sub variabel, maka

dapat ditemukan intervalnya, yaitu sebagai berikut: perangkat desa Desa

Pakemitan Kidul merasa melayani masyarakat dengan baik. Kuisioner

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner jenis personally-

administred quistioner yaitu kuesioner yang diberikan oleh sipeneliti

sendiri dan di isi secara pribadi oleh responden. Keunggulan jenis

kuisioner ini yakni waktu yang singkat dan tidak lama untuk

mendapatkan jawaban dari responden, sedangkan kelemahannya yaitu

jangkauan geografis dari responden yang terliput sangat terbatas.

3.6.4 Dokumentasi
37

Sugiono (2017 : 240) menyebutkan bahwa : “Dokumentasi

merupakan catatan yang sudah terjadi”, Dokumentasi yang dilakukan

dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dari dokumen yang

sudah ada di desa sehingga penulis dapat memperoleh data yang tidak

didapatkan dari metode lainnya.

3.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Operasional atau sering ditemukan juga sebagai operasional variabel

adalah kegiatan atau proses yang dilakukan penulis untuk mengurangi tingkat

abstraksi konsep sehingga konsep tersebut dapat diukur. Abstraksi menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyaringan terhadap gejala atau

peristiwa. Artinya operasional variabel dalam penelitian ini sangat penting

karena jika tidak dilakukan maka peristiwa yang ada tidak dapat diukur dengan

baik. Sugiono (2017: 39) menyatakan bahwa : “Variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau niali dari orang”, objek atau kegiatan yang mempunyai

versi tertentu yang diterapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian di

Tarik kesimpulannya. Untuk memudahkan dalam menganalisis data dalam

penelitian ini, maka variabel yang ada dioperasionalkan sebagai berikut:

a. Variabel Dependen

Sugiono (2019:38) Menyatakan bahwa: “variabel dependen sering

disebut dengan sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, atau variabel

terkait.Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini penulis

mengambil variabel dependen ialah Produktivitas kerja (Y)


38

b. Variabel Independen

Sugiono (2019 38) Variabel ini sering disebut dengan Variabel

stimulus (variabel bebas). Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya perubahannya atau timbulnya

variabael dependen. Dalam penelitian ini penulis mengambil variabel

independen disiplin kerja (X)

Table3.1

oprasional variable perangkat desa

Variabel Devinisi Indikator item Skalal

Menurut Tujuan dan Pekerjaan


Hasibuan kemampuan yang
(20017:193) diberikan
“Kedisiplinan harus sesuai
kerja adalah dengan
kesadaran dan kemampuan
kesediaan Teladan Disiplin
seseorang pimpinan baik,jujur
menaati semua adil,
peraturan Balas jasa Gaji dan
perusahaan dan kesejahteraan
Disiplin norma sosial Keadilan Diperlakukan Ordinal
yang berlaku di sama
( X) dalamnya. Waskat Peraturan ,san
( pengawas ksi
an melekat)
ketegasan Sanksi
Hubungan Terjalin
manusia komunikasi
yang baik
Produktivitas Yuda pratama Kualitas Melaksanakan
2017) erat terkait pekerjaan tugas tugas
(y) dengan hasil kerja Kuantitas Hasil kerja
perangkat desa. pekerjaan
Hasil kerja Ketepatan Waktu di
perangkat desa waktu gunakan
39

tersebut secara efisien


merupakan Semangat Nyaman di
produktifitas kerja kerja pekerjaan
sebagai target
yang didapat
melalui kualitas
kerjanya dengan Ordinal
melaksanakan
tugas yang sesuai
dengan peraturan
yang telah
ditetapkan oleh
organisasi

3.8 Metode analisis data

3.8.1 Metode analisis

Dalam penelitian ini peneliliti mengambil penelitian kuantitatif

yang dimana analisis dilakukan dengan cara mengelompokan data

berdasarkan variabel dan jenis responden, membuat tabulasi data dari

setiap responden menyajikan data dari variabel yang diteliliti melakukan

peritungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan. Analisis

kuantitatif juga bisa diartikan sebagai analisis yang digunakan untuk

mengolah data yang diperoleh melalui pernyataan dan memerlukan

pengukuran.Jika data telah terkumpul selanjutnya dibuat analisis data

dengan cara tabulasi yangtermasuk dalam kegiatan ini diantara lain

memberikan skor (scoring) terhadap jawaban respondend menurut kaidah

yang tepat kemudian menyajikan data tersebut dalam table menurut

kategori jawaban serta menghitung frequensi dari masing masing


40

kategori. Selain itu juga dilakukan uji statistic terhadap data yang

diperoleh. UJi stastistik tersebut meliputi hal sebagai berikutx.

1. Uji Validitas.

Menurut Sugiono (2019: 183) “Untuk mengetahui valid atau

tidanya kuisoner yang digunakan dalam penelitian ini, maka

dilakukan uji validitas dengan menggunakan korelasi program

productmoment dengan cara mengorelasikan skor setiap item

pertanyaan dengan skor totalnya.”

r xy n ∑ x i y i−¿¿ ¿ ¿¿

Keterangan:

r xy = Koefisien Korelasi

∑ x = Jumlah skor item


∑ y =Jumlah skor total (seluruh item)
N = Jumlah

Rumus tersebut akan di olah menggunakan sofware SPSS

24.9 Dengan kreteria sebagai berikut

Jika Thitug ¿ Ttael erarti vakid

Jika Thitug ¿ Ttael berarti tidak valid


41

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertiam bahwa suatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Arikunanto

(2014.239). Uji realibilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat

pengumpulan data pada dasarnya menunjukan tinggal ketepatan.

Kesetabilan atai konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan

gejala gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan

pada waktu yang berbeda. Uji realibilitas dilakukan terhadap

pertanyaan yang telah valid.

Pada pemelitian ini, mencari realibilitas instrument

menggunakan rumus Alpha Cromboch sebagai berikut.

2r xy
r 11 =
1+r xy

Dimana :

r II = Realibilitas internal seluruh instrument

r xy = Korelasi product moment antara belaan pertamadan kedua

Pada penelitian ini untuk mencari realibilitas instrument

fengan kriteria pengujian.

3. MSI ( Metode Succesive Iterval)

Mentransformasi data ordinal menjadi data interval gunanya

untuk memgetahui seagai syarat analisis parametrik yang maa data

setidak tidaknya ersekala interval.Teknlk transpormasi yang paling


42

sederhana dengan menggunakan MSI (Metode Seccesiccesive

Interval ). Dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

x1− x
T 1 = 50=10
s

Dimana

T 1 =nilai hasil trasformasi

X x 1 = skor data ordilalke 1

X = rata rata ( men )

S = simpang bahku

4. Nilai jenjang interval (NJI)

Setelah diketahui hasilkuesoner presentase dan skor maka

dapat ditentukan intervanya dengan menggunakan rumus sebagai

berikut.

Nilai tertingi−nilai terendah


NJI =
Jumlah kreteria pertanyaan

Keterangan :

NJI =Nilai jenjang interval yaitu interval untuk menentukan

sangat baik, baik, kurang baik ,buruk dan sangat buruk.

3.8.2 Analisis dan uji hipotesis

Adapun alat analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.8.2.1 Uji normalitas data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan

bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi


43

normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam

menguji normalitas data antara lain. Uji chi kuadrat uji liliefors

dan uji Kolmogorov-smirnov>Uji nomalitas dipenuhi jika hasil uji

tidak signifikan untuk suatu taraf signifikasi (a _ 0,05 ) atau 0,01)

sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka normalitas tidak

dipenuhi.

3.8.3 Regresi sederhana

Analisis regresi sedehana yang meneliti seberapa besar pengaruh

disiplin kerja terhadap produktivitaskerja perangkat desa di Desa

pakemitan kidul maka analisis regresi sederhana dengan persamaan

sebagai berikut ;

(Ridwan dan Akdont 2013: 133 )

Y =a+ bX

n . ∑ XY −∑ X . ∑ Y
B=
n . ∑ X −∑ ( X ).
2 2

A=
∑ Y −b . ∑ X
n

Dimana

Y + varabelterikat

X = variabelbebas

a = nilai konstanta Y ika X +0

b= nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan

niali peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variable Y


44

3.8.4 Analisis korelasi

Analisis yang digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya

pengaruh displin kerja terhadap produktivitas kerja perangkat desa

menggunakan rumus korelasi prson product moment:

r xy =n . ∑ XY −¿ ¿ ¿

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi

yang ditentukan tersebut besar atau kecil maka dapat berpedoman pada

ketntuan sebagai berikut.

Tabel
Pedoman Untuk Memberikan Interprensi
Terhadap koefisien korelasi
IntervalKoefsien Tingkat hubungan

0,00-0,199 Sangat rndah

0,20 -0.399 Rendah

0,40-0,599 Cukup kuat

0.60 -.0799 Kuat

0,80 – 1.000 Sangat kuat

Sumber; sugiono

3.8.5 Analisis Determinas

Untuk mengetahui benarnya sumbangan varabel disiplin krja (X)

terhadap peningkatan atau penurunan Variabel produktivitas perangkat


45

desa (Y) dapat ditenntukan dengan rumus koefisien determinassebagai

berikut.:

KD = r 2 ×100 %

Sumber akdon dan ridwan

Dmana

Kd = Koefisien determinasi
2
r = koefisien korelasi dikuadratkan

3.9 Uji Hipotesis

Ha = Disipli kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivts kerja perangkat

desa desa pakitan kidul

Ho = Disiplin kerja tida berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja

perangkat desa desa pakitan kidul

Perhitungan thitung megnakan rumus sebagai berikut.

r √n−2
Thitung =
r √1−r 2

Ridwan dan akdon

Keterangan ; thitung = nia t

R = Nlai koefisen korelasi

N = Jumlaj sampel

Untuk menguji hipotesis daapenelitian ini adigunakan alat uji satistik t

melalui menggunakan sofwere SPSS (Statistical Product and Service Sohation)

versi 16.0 Kaidah keputusa

- Jika thitung ≤ t table berarti signifikan ( Ha ditolak dan Ho ditolak)


46

- jika thitung ≥ t table berarti signifikan ( Ha diterima dan Ho ditolak )

Anda mungkin juga menyukai