Anda di halaman 1dari 39

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN LXXII

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI KUALITAS SAMPEL YANG BAIK SEBAGAI BAHAN


PEMERIKSAAN TCM TB (TES CEPAT MOLEKULAR DETEKSI
TUBERCULOSIS) MELALUI MEDIA PAMFLET
DI UPT PUSKESMAS CILEDUG KOTA TANGERANG

Disusun Oleh:

Nama : Shalma Alifia Rizky


NIP : 199903172022032006
Unit Kerja : UPT Puskesmas Ciledug
Kelompok : III (Tiga)
Coach : Nazarudin, S.Pd
Mentor : dr. Hj. Siti Nikmah, MKM

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI BANTEN
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI KUALITAS SAMPEL YANG BAIK SEBAGAI BAHAN


PEMERIKSAAN TCM TB (TES CEPAT MOLEKULAR DETEKSI
TUBERCULOSIS) MELALUI MEDIA PAMFLET
DI UPT PUSKESMAS CILEDUG KOTA TANGERANG
Disusun Oleh:

Shalma Alifia Rizky, A.Md.Kes


NIP. 19990317 202203 2 006

Telah disetujui untuk diseminarkan berdasarkan masukan dari Coach dan Mentor pada Rancangan
Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
Angkatan LXXII Tahun 2022

Kota Tangerang, 00 xxxx 2022


Menyetujui,

Coach, Mentor,

Nazarudin, S.Pd dr. Hj. Siti Nikmah, MKM


NIP. NIP.

i
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI KUALITAS SAMPEL YANG BAIK SEBAGAI BAHAN


PEMERIKSAAN TCM TB (TES CEPAT MOLEKULAR DETEKSI
TUBERCULOSIS) MELALUI MEDIA PAMFLET
DI UPT PUSKESMAS CILEDUG KOTA TANGERANG
Disusun Oleh:

Shalma Alifia Rizky, A.Md.Kes


NIP. 19990317 202203 2 006

Telah disetujui untuk diseminarkan berdasarkan masukan dari Coach dan Mentor pada
Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
Angkatan LXXIV Tahun 2022

Kota Tangerang, 00 xxxx 2022


Menyetujui,

Coach, Mentor,

Nazarudin, S.Pd dr. Hj. Siti Nikmah, MKM


NIP. NIP.
Penguji,

Xxxxxxxxxxxxxxxx
NIP. 000000 000000 0 000

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi “Optimalisasi Kualitas Sampel
Yang Baik Sebagai Bahan Pemeriksaan Tcm Tb (Tes Cepat Molekular Deteksi Tuberculos is )
Melalui Media Pamflet Di UPT Puskesmas Ciledug Kota Tangerang” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh surat keterangan lulus Pelatihan Dasar CPNS. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Nazarudin, S.Pd selaku coach yang telah memberikan bimbingan, wawasan, arahan,
motivasi, dan telah meluangkan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusuna n
rancangan aktualisasi ini.
2. Ibu dr. Hj. Siti Nikmah, MKM selaku Kepala UPT Puskesmas Ciledug sekaligus mentor
yang telah memfasilitasi sekaligus memberikan bimbingan, informasi dan motivas i
sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan.
3. Bapak/Ibu selaku penguji pada seminar Rancangan Aktualisasi ini.
4. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmu nilai-nilai dasar ASN selama kegiatan
Pelatihan Dasar sehingga dapat bermanfaat untuk pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan
habituasi di unit kerja.
5. Seluruh Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Tahun 2022 Kota
Tangerang yang telah mengsuskeskan pelatihan dasar ini.
6. Seluruh rekan-rekan peserta pelatihan dasar CPNS golongan II tahun 2022 angkata n
LXXII, khususnya kelompok 4 atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya.

7. Seluruh rekan sejawat dan staf di UPT Puskesmas Ciledug yang telah memberika n
dukungan dalam menyusun rancangan aktualisasi ini.
8. Orang tua, adik serta Rizky dan keluarga yang telah memberikan doa, perhatian, kasih
sayang, fasilitas, dan dukungan dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini.
Dalam penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi ini, penulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dan kesalahan. Penulis dengan senang hati menrima segala masukan, kritik,
dan saran yang membangun. Penulis berharap rancangan kegiatan aktualisasi ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan tambahan bagi pembacanya, khususnya bagi penulis sendiri.

Tangerang, 17 Agustus 2022

Penulis,

Shalma Alifia Rizky, A.Md.Kes

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................................ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Tujuan .........................................................................................................3

1.3 Manfaat .......................................................................................................3

1.4 Sasaran ........................................................................................................3

1.5 Konsep Nilai- nilai Dasar ASN BerAKHLAK ............................................3

1.5.1 BerorientasiPelayanan......................................................................3

1.5.2 Akuntabel .........................................................................................5

1.5.3 Kompoten.........................................................................................5

1.5.4 Harmonis ..........................................................................................6

1.5.5 Loyal ................................................................................................6

1.5.6 Adaptif .............................................................................................7

1.5.7 Kolaboratif .......................................................................................8

1.6 Profil Organisasi Perangkat Daerah atau Unit Kerja ..................................9

1.6.1 Visi, Misi, dan Tata Nilai...............................................................11

1.6.2 Struktur Organisasi ........................................................................12

1.6.3 Tugas Pokok Organisasi Perangkat Daerah ...................................13

1.7 Rincian Tugas Peserta ...............................................................................13

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI ..................................................................15

2.1 Identifikasi Isu ...........................................................................................15

2.1.1 Penetapan Isu Utama dengan Metode APKL .................................16

2.1.2 Penentuan penyebab Isu Utama dengan Diagram FishBone ......... 17

2.1.3 Penentuan Akar Penyebab Utama dengan Metode USG ............... 18

2.2 Gagasan Pemecahan Isu ............................................................................ 19

iv
2.3 Prediksi Kendala dan Strategi Mengatasi Kendala.................................... 20

2.4 Matriks Rancangan Aktualisasi ................................................................. 22

2.5 Jadwal Kegiatan ......................................................................................... 28

2.6 Rencana Tindak Lanjut .............................................................................. 29

BAB III PENUTUP..................................................................................................... 30

3.1 Tekad ......................................................................................................... 30

3.2 Harapan ...................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................31


LAMPIRAN ..................................................................................................................L

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya untuk mendapatkan hasil laboratorium yang andal dalam tahap analitik, harus
diiringi dengan tahap pra analitik dan pasca analitik yang benar. Prosedur yang tepat pada
tahap pra analitik dan pasca analitik sama pentingnya, tahap dimana persiapan, pengambila n
dan pengolahan spesimen (pra analitik) dan tahap setelah spesimen dianalisis di laboratorium
(pasca analitik) memberikan kontribusi yang besar untuk keandalan hasil laboratorium
(Usman, 2015). Pada setiap tahap selalu ada peluang untuk terjadinya kesalahan, baik
kesalahan yang tidak dapat dihindari maupun kesalahan yang sulit untuk diatasi. Kesalahan
yang terjadi pada tahap pra analitik adalah yang terbesar, yaitu dapat mencapai 68%,
sedangkan kesalahan pada tahap analitik sekitar 13%, dan pada tahap pasca analitik
kesalahannya sekitar 19%. Pada tahap pra analitik kesalahan yang terjadi berhubunga n
dengan ketatausahaan, persiapan pasien, pengambilan dan penampungan spesimen, dan
penanganan spesimen. (Usman, 2015). Prosedur yang tepat pada tahap pra analitik sangat
penting untuk mendapatkan spesimen yang sesuai untuk pemeriksaan. Laboratorium
merupakan mitra klinisi dalam mencapai upaya kesembuhan dan kesehatan pasien sehingga
keandalan dan kualitas hasil pengujiannya merupakan fokus yang utama. Alur kerja di
laboratorium adalah suatu proses yang saling berhubungan satu fase dengan berikutnya,
sehingga baik secara langsung atau tidak langsung adanya kesalahan mulai tahap pra analitik
hingga tahap terakhir akan sangat berpengaruh (Usman, 2015).
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu ancaman kesehatan yang mematikan dan
masih memiliki kelemahan dalam metode deteksi yang efektif. Hal tersebut berkontribus i
terhadap masalah TB di seluruh dunia, karena pasien TB yang tidak mendapat pengobatan
tepat dapat menjadi sumber infeksi di komunitas. Kasus TB yang tidak diobati juga
meningkatkan mortalitas, khususnya pada penderita HIV. WHO memperkirakan ada 23.000
kasus MDR/RR di Indonesia. Pada tahun 2017 kasus TB yang tercatat di program ada
sejumlah 442.000 kasus yang mana dari kasus tersebut diperkirakan ada 8.600-15.000
MDR/RR TB, (perkiraan 2,4% dari kasus baru dan 13% dari pasien TB yang diobati
sebelumnya), tetapi cakupan yang diobati baru sekitar 27,36% (tbindonesia.or. id ).
Penggunaan pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) dengan Xpert MTB/RIF yang cepat
dan dapat mengidentifikasi keberadaan MTB dan resistansi terhadap rifampisin secara
simultan, sehingga inisiasi dini terapi yang akurat dapat diberikan dan dapat mengura ngi
1 skala besar menunjukkan bahwa pemeriksaan
insiden TB secara umum. Hasil penelitian
TCM dengan Xpert MTB/RIF memiliki sensitivitas dan spesifisitas untuk diagnosis TB yang
jauh lebih baik dibandingkan pemeriksaan mikroskopis serta mendekati kualitas diagnosis
dengan pemeriksaan biakan. Sehingga dibutuhkan sampel yang memenuhi kriteria baik
untuk dapat menjadi penujang keakuratan hasil deteksi Tuberkulosis, (Kemenkes RI, 2017).
Dalam pelaksanaannya, peserta akan membuat media informasi pamflet sebagai sarana
dalam penyampaian informasi serta dapat dilihat langsung oleh pasien sehingga pasien akan
lebih mudah memahami tahapan pra-analitik (pengambilan sampel) yang baik dalam
pemeriksaan laboratorium. Pemanfaatan media informasi untuk edukasi dan penyuluha n,
salah satunya dapat dilakukan melalui pembuatan media informasi berbentuk pamflet.
Sekarang ini, bentuk media informasi yang dapat kita publikasikan tidak hanya dapat diakses
diakses dengan menggunakan browser di desktop, namun juga di akses di tablet ataupun
smartphone. Selain aksesnya yang mudah, media informasi lewat media sosial juga dapat
ditambahkan berbagai fitur desain yang menarik. Pembuatan desain pamflet saat ini juga
dapat dilakukan dengan mudah karena ada beberapa website atau aplikasi yang memberika n
template desain gratis untuk para pemula. Beberapa kelebihan ini, menjadi alasan peserta
untuk memilih membuat desain pamflet dalam rangka mengoptimalkan pemahaman tenaga
kesehatan serta pasien laboratorium yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Ciledug,
Kota Tangerang.

2
1.2 Tujuan

a. Umum

Tersusunnya laporan aktualisasi nilai- nilai dasar Aparatur Sipil Negara sebagai pedoman
untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (Berakhlak) dalam pelaksanaan tugas dan
jabatannya.
b. Khusus

Terlaksananya kegiatan aktualisasi di instansi tempat bekerja sehingga dapat membantu


mengoptimalkan pelayanan promotif dan preventif bagian laboratorium di UPT
Puskesmas Ciledug.

1.3 Manfaat

a. Peserta mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam


menyelesaikan permasalahan atau isu-isu aktual

b. Melalui sosialisasi edukasi dan media informasi pamflet, tenaga kesehatan serta
masyarakat dapat memperoleh informasi tentang pentingnya tahapan pra-analitik
laboratorium untuk mendapatkan jaminan mutu hasil laboratorium yang tepat dan akurat
dalam pengobatan pasien.

1.4 Sasaran

Sasaran kegiatan aktualisasi secara umum adalah masyarakat di wilayah kerja


Puskesmas Ciledug, khususnya pasien laboratorium.

3
1.5 Konsep Nilai-nilai Dasar ASN berAKHLAK

1.5.1 Berorientasi Pelayanan

Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik


adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelengga ra
pelayanan publik. Pasal 34 UU Pelayanan Publik juga secara jelas mengatur mengena i
bagaimana perilaku pelaksana pelayanan publik, termasuk ASN, dalam
menyelenggarakan pelayanan publik, yaitu:
a. adil dan tidak diskriminatif;

b. cermat;

c. santun dan ramah;

d. tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut;

e. profesional;

f. tidak mempersulit;

g. patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;

h. menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara;

i. tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai


dengan peraturan perundang-undangan;
j. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan
kepentingan;
k. tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik;

l. tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi


permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat;
m. tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki;

n. sesuai dengan kepantasan; dan

o. tidak menyimpang dari prosedur.

4
Panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman
bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
1) mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;

2) menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

3) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan

4) menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan

Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
1) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;

2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program


pemerintah; dan
3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
1) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan

2) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

3) berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

1.5.2 Akuntabel

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang
ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core
Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegrita s tinggi

5
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu pertama, untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); kedua, untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); ketiga, untuk meningkatkan efisie ns i
dan efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
akuntabilitas vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal
accountability). Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan
akuntabilitas stakeholder.
1.5.3 Kompeten

Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang


diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38 Tahun
2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesiona l
dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan
mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN
harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh
ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek
primodial lainnya yang bersifat subyektif. Sekurangnya terdapat 8 (delapan)
karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan
saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalis me,
profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurship. Kedelapan karakteristik ini disebut sebagai smart ASN. Perwujudan
kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20
Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;

b. Membantu orang lain belajar;

c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

1.5.4 Harmonis

Pola Harmonis merupakan sebuah usaha untuk mempertemukan berbagai


pertentangan dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada hubungan-hubungan sosial
ekonomi untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang paling
sempurna hanya dapat tercapai dengan meningkatkan permusyawaratan antara anggota
masyarakat. Pola ini juga disebut sebagai pola integrasi. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi
yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningka tka n
produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan. Panduan perilaku harmonis :
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;

b. Suka mendorong orang lain;

c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

6
1.5.5 Loyal

Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,
paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core
Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamaka n
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta

c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan


perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau
hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
2) Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga
berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dandiperlukan adanya
sebuah keyakinan yang teguh.
3) Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang diberikan
dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja,
profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk
mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.
4) Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangka n
keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu
sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan
yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud
persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5) Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun
tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu
ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

7
1.5.6 Adaptif

Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup
dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan
demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak dapat
mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga
kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya keberlangsunga n
kehidupan.
Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan
organisasi dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal ini organisasi maupun individ u
menghadapi permasalahan yang sama, yaitu perubahan lingkungan yang konstan,
sehingga karakteristik adaptif dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif
maupun individual.

Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang


ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Kreativitas dapat
dipandang sebagai sebuah kemampuan untuk berimajinasi atau menemukan sesuatu yang
baru. Ini artinya kreativitas sudah mengalami pergeseran makna dari pengertia n
”menciptakan” menjadi ”menemukan”. Jadi bukan kemampuan menciptakan sesuatu dari
yang tidak ada (creativity is not the ability to create out of nothing), tetapi kemampua n
memunculkan ide dengan cara mengkombinasikan, merubah atau memanfaatkan kembali
ide. Dari sini kemudian irisan antara keativitas dan inovasi menjadi membesar.
Karakteristik kreativitas menjadi lebih melekat dengan keinovativan. Kreativitas yang
terbangun akan mendorong pada kemampuan pegawai yang adaptif terhadap perubahan.
Tanpa kreativitas, maka kemampuan beradaptasi dari pegawai akan sangat terbatas.
Kreativitas bukan hanya berbicara tentang kemampuan kreatif, tetapi juga bagian dari
mentalitas yang harus dibangun, sehingga kapasitas adaptasinya menjadi lebih baik lagi.
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon
perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibe l.
Budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga
efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan
dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Panduan perilaku adaptif, antara lain:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;

b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;

c. Bertindak proaktif.

8
1.5.7 Kolaboratif

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatuka n


upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingk up
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan
formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari dkk (2019) menunjukkan bahwa ada beberapa
faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah. Penelitian tersebut
merupakan studi kasus kolaborasi antar organisasi pemerintah dalam penertiban moda
transportasi di Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi
mengalami beberapa hambatan yaitu: ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan
pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi.
Ansen dan gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang harus dilalui
dalam menjalin kolaborasi yaitu:
1) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi

2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh- sungguh;
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing
ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
5) Menetapkan outcome antara. Adapun
panduan perilaku kolaboratif, yaitu:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;

b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah;

c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

9
1.6 Profil Organisai Perangkat Daerah atau Unit Kerja
UPT Puskesmas Ciledug merupakan Puskesmas Perkotaan Non Rawar Inap
berdasarkan keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu pintu
Nomor : 445/Kep.05/PKM/DPMPTSP/2018, masa berlaku izin tersebut adalah sampai 10
Januari 2023. Dengan layanan Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam berdasarkan Peraturan
Wali Kota Tangerang nomor 26 tahun 2017 tentang “Penetapan pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas) dengan layanan unit gawat darurat (UGD) 24 jam dan persalinan di wilayah
Kota Tangerang”.

Gambar 1.1 Bangunan UPT. Puskesmas Ciledug

UPT Puskesmas Ciledug terletak di JL Raden Fatah No 125 Kelurahan Sudimara barat
Kecamatan Ciledug Kota Tangerang, dengan luas wilayah kerja 387,76 Ha, sebagian
merupakan dataran rendah yang rawan akan banjir. Di bangun pada tahun 1975 dan
dioperasionalkan pada tanggal 1 Juli 1975 di atas tanah fasos fasum seluas 1400 m2 , pada tahun
2001 telah mengalami rehab total, dengan luas bangunan Puskesmas berlantai dua 673 m2 . Pada
tahun 2016 Puskesmas Ciledug kembali mendapat tambahan gedung baru seluas 192 m2 , total
bangunan menjadi 865 m2 , tahun 2019 Puskesmas Ciledug kembali direnovasi pada gedung
utama. Puskesmas Ciledug terdiri dari dua lantai. Lantai 1 terdiri dari: Ruang BP, Ruang TB
Paru, BPG, Loket, Apotik, Laboratorium, Ruang Pelayanan Rujukan dan Ruang KIA-KB.
Lantai 2 terdiri dari: Ruang Kepala Puskesmas dan ruang Tata Usaha, Ruang Bendahara,
Gudang Obat, Gudang Barang dan Aula.
Batas wilayah kerja UPT Puskesmas Ciledug yaitu:
1. Sebelah Utara : Kelurahan Karang Tengah
2. Sebelah Selatan : Kelurahan peninggilan utara
3. Sebelah Timur : Kelurahan Larangan
4. Sebelah Barat : Kelurahan Tajur

NO KELURAHAN LUAS WILAYAH JUMLAH RW JUMLAH RT


1 Sudimara Barat 97,33 Ha 15 58
2 Sudimara Jaya 78,70 Ha 12 56
3 Sudimara Selatan 109,63 Ha 12 34
PUSKESMAS 285,63 Ha 39 148
Tabel 1.1 Wilayah kerja UPT Puskesmas Ciledug
10
Gambar 1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ciledug

Pelayanan yang terdapat di UPT Puskesmas Ciledug meliputi Upaya Kesehatan


Masyarakat (KIA&KB,Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, P2P, PTM), Upaya
Kesehatan Pengembangan ( Kesehatan olahraga, Kesehatan Kerja, Kesehatan gigi dan
mulut, kesehatan usia lanjut, kesehatan remaja dan sekolah), dan Upaya Kesehatan
Perorangan (Pelayanan umum, pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan
kefarmasian, dan pelayanan laboratorium).

1.6.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Organisasi


Visi Puskesmas Ciledug

Visi Puskesmas Ciledug adalah “Terwujudnya Wilayah Kerja Puskesmas Ciledug


yang Sehat dan Mandiri” Makna dari visi tersebut adalah bahwa dalam memberika n
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Puskesmas Ciledug diharapkan mampu
memberikan pelayanan prima dan berkualitas sesuai dengan tupoksi dan
kewenangannya di bidang kesehatan, dengan fungsi utama menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan kuratif dan rehabilitatif, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
sebagai bentuk tindak lanjut dalam mengatasi permasalahan kesehatan di wilaya h
kerjanya serta sebagai bentuk partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat
menciptakan masyarakat yang sehat dan mandiri.

Misi Puskesmas Ciledug

Misi Puskesmas Ciledug dirumuskan sebagai berikut:

a. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan

Mendorong masyarakat untuk melaksanakan pembangunan yang memenuhi


syarat kesehatan

b. Memberdayakan seluruh komponen pendukung pembangunan kesehatan

Memberdayakan dan mendorong seluruh masyarakat di wilayah Puskesmas


Ciledug untuk melakukan gerakan masyarakat hidup sehat

c. Menggalang kemitraan dengan lintas sektoral terkait dan jejaring di wilaya h

11
Puskesmas Ciledug

Melakukan komitmen bersama dengan lintas sektoral dan jejaring dalam


melaksanakan setiap kebijakan pemerintah pusat dan daerah

Motto dan Tata Nilai Puskesmas Ciledug

UPT Puskesmas Ciledug memiliki Motto yang bisa diimplementasikan sesuai dengan
karakter puskesmas ini yaitu “ Prima Dalam Pelayanan”. Dan juga memiliki tata nila i
yang akan dijadikan panutan bagi semua pegawai di lingkungan Puskesmas Ciledug
sebagai berikut:

a. Profesional; Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan


kesehatan yang terbaik

b. Disiplin; Patuh terhadap peraturan yang berlaku

c. Kerjasama; Melakukan upaya untuk mencapai visi misi Puskesmas Ciledug secara
bersama-sama dengan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik

d. Tangung jawab; Memberikan pelayanan kesehatan sesuai SOP (Standar Operasional


Prosedur), mengerjakan tugas sampai selesai

e. Terpadu; Memberikan pelayanan kesehatan dengan lintas program

12
1.6.1 Struktur Organisasi

Gambar 1. 3 Struktur Organisasi Puskesmas Ciledug

1.7 Tugas Pokok Peserta

Berdasarkan jabatan penulis yaitu sebagai Pranata Laboratorium Kesehatan


Pelaksana di UPT Puskesmas Ciledug Kota Tangerang. Adapun menurut Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/08/m.pan/3/2006 tentang
Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan dan Angka Kreditnya disebutkan
bahwa tugas pokok Perawat adalah melaksanakan tugas pelayanan laboratorium
kesehatan meliputi bidang hematologic, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserolo gi,
toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi (histopatologi, sitopatologi, histokimia,
imunopatologi, patologi molecular) biologi dan fisika. Uraian kegiatan tugas jabatan
fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana sesuai jenjang jabatan,
ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana,
meliputi:

1) Menyusun rencana kegiatan

2) Mempersiapkan pasien secara sederhana;

3) Mempersiapkan peralatan dan bahan penunjang untuk pengambila n


spesimenlsampel di lapangan;

4) Menerima spesimen/sampel;

5) Mengambil spesimen/sampel dengan tindakan sederhana;

6) Mengambil spesimen/sampel di lapangan secara sederhana;

7) Mempersiapkan pengiriman spesimen/sampel rujukan;

8) Mempersiapkan peralatan untuk pemeriksaan spesimen/sampel secara sederhana;

9) Mempersiapkan bahan penunjang untuk pemeriksaan spesimenjsampel secara


khusus;
13
10) Membuat sediaan;

11) Mewamai sediaan;

12) Mempersiapkan spesimen/sampel secara sederhana;

13) Melakukan penanganan dan pengolahan spesimen/sampel secara khusus;

14) Melakukan ekstraksi untuk pemeriksaan toksikolcgi dan kimia lingkunga n


secara manual;

15) Melakukan ekstraksi untuk pemeriksaan toksikologi dan kimia lingkungan secara
elektrik;

16) Melakukan pemurnian untuk pemeriksaan toksikologi dan kimia lingkungan;

17) Melakukan pemeriksaan secara makroskopik atau organoleptik

18) Melakukan pemeriksaan secara elektrometri/setara;

19) Melakukan pemeriksaan sediaan sederhana secara mikroskopik;

20) Melakukan pemeriksaan spesimenlsampel dengan metode cepat;

21) Melakukan pemeriksaan secara titrasilsetara;

22) Melakukan pemeriksaan secara aglutinasi kualitatif/setara;

23) Melakukan pemeriksaan secara gravimetrifsetara;

24) Melakukan pemeriksaan dengan fotometrilsetara secara manual;

25) Menghiiung hasil pemeriksaan manual;

26) Melakukan pemeriksaan hitung kolonilsetara;

27) Melakukan perneriksaan EIA/setara;

28) Melakukan pemeriksaan dengan TLCIsetara;

29) Melakukan pemeriksaan di lapangan secara sederhana;

30) Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan umum;

31) Melakukan perbaikan peralatan laboratorium sederhana;

32) Memusnahkan sisa spesimen/sampel dan bahan penunjang;

33) Membuat reagenibahan biologis secara sederhana;

34) Membuat media untuk pembiakan kuman secara sederhana;

35) Memelihara organisme untuk pengolahan air limbah.

1.8. Role Model Berprofesi sebagai ASN

14
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Identifikasi Isu/Masalah

Tabel 2.1 Identifikasi Isu di UPT Puskesmas Ciledug

No. ISU DATA / FAKTA AKIBAT PENYEBAB

1. Masih adanya sampel Buku Petunjuk Teknis Berkurangnya jaminan Kurangnya pengetahuan
sputum (dahak) sebagai Pemeriksaan TB mutu hasil pemeriksaan pasien terkait pentingnya

bahan pemeriksaan Menggunakan laboratorium kesesuaian sampel yang


metode Test Cepat metodeTes Cepat digunakan dalam
Molekular deteksi Molekular, Kemenkes pemeriksaan
Tuberculosis dengan RI 2017 dibutuhkan laboratorium juga
kondisi sampel yang sampel dahak dengan kurangnya kesadaran
kurang sesuai. kriteria dahak sebagai pasien terkait bahayanya
berikut: penyakit tuberculosis
- Berwararna kuning
kehijau-hijauan
(mukopurulen) dan
kental
- Hindari specimen
dahak yang
mengandung sisa
makanan atau
partikel padat
lainnya.
Fakta di Lapangan:
masih adanya sampel
dahak yang berbentuk
air liur dan tercampur
partikel makanan
2. Kurang terkontrolnya Keluar masuknya Terjadinya selisih Adanya kelalaian tenaga
pencatatan dan pelaporan reagen yang tidak jumlah reagen kesehatan yang
penggunaan reagen atau terdokumentasi oleh terpakai dari data E- melakukan pemeriksaan di
BHP Laboratorium petugas laboratorium Puskesmas dengan luar laboratorium
maupun pihak terkait sisa stock (kebutuhan program kerja)
yang menggunakan perhitungan akhir yang belum melakukan
reagen pada program barang di penginputan hasil pasien
kerja diluar laboratorium pada aplikasi E-
laboratorium. Puskesmas.

15
3. Pasien yang berpuasa Menurut PMK no.43 th Adanya bias pada hasil Kurangnya pemahaman
terlampau waktu atau 2013 adanya anjuran pemeriksaan pasien, pasien terkait pentingnya

kurang waktu ketika hendak untuk berpuasa 10-12 sehingga mempengaruhi keakuratan hasil
mutu kualitas hasil pemeriksaan laboratorium.
melakukan pemeriksaan jam sebelum
laboratorium
laboratorium. melakukan
pengambilan spesimen
pemeriksaan yaitu:
Glukosa Darah Puasa,
Profil Lipid;
Cholesterol Total,
HDL, LDL
Trigliserida. Fakta di
lapangan masih adanya
pasien yang datang
untuk melakukan
pengambilan specimen
telah terlampau waktu

16
2.1.1 Penetapan Isu Utama Dengan Metode APKL

Dari beberapa isu di atas, dapat dilakukan penapisan isu untuk menentukan Core
Issue yang akan diangkat untuk menjadi isu utama dengan menggunakan teknik
tapisan Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan (APKL). Metode APKL
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu
untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan aktualisasi. Metode APKL ini menggunaka n
teknik scoring dalam penetapan prioritas isu. Aktual, artinya isu atau pokok persoalan
sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.
Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab. Analisa APKL menggunakan rentang nilai berupa
matriks skor yaitu 1 – 5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu
tersebut bersifat mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya.
Scoring isu metode APKL dilakukan dengan melibatkan mentor dan rekan sejawat
menggunakan survei Google form yang diisi oleh peserta sebanyak 30 orang melalui
link:

No. Isu/Masalah A P K L Total Nilai Ranking


Masih adanya sampel sputum (dahak)
sebagai bahan pemeriksaan metode Test
1. Cepat Molekular deteksi Tuberculos is 20 22 21 21 84 I
dengan kondisi sampel yang kurang
sesuai.
Kurang terkontrolnya pelaporan jumlah
pemakaian reagen diluar laboratorium
2. 15 15 17 17 64 III
sehingga menyebabkan selisih pada
perhitungan stock akhir
Pasien yang berpuasa terlampau atau
3. kurang waktu sehingga menyebabkan 18 22 17 23 80 II
adanya bias pada hasil pemeriksaan

Tabel 2.2 Penetapan Isu dengan Metode APKL

Berdasarkan penetapan isu dengan metode APKL, didapatkan isu utamanya


adalah “’Masih adanya sampel sputum (dahak) sebagai bahan pemeriksaan metode Test
Cepat Molekular deteksi Tuberculosis dengan kondisi sampel yang kurang sesuai”.
Langkah selanjutnya adalah mencari penyebab masalah dengan membuat diagram
Fishbone.

17
2.1.2 Penentuan Penyebab Isu Utama dengan Diagram fishbone
Analisis penyebab masalah dilakukan menggunakan metode fishbone dengan
kategori 6M.

Cara pengambilan Alat PCR yang Kurangnya pengetahuan dan kesadaran


spesimen yang belum sensitif dalam pasien dan tenaga penunjang tantang
memenuhi SOP penggunaan kriteria dahak yang baik sebagai bahan
pemeriksaan

Method Machine Man

“Masih adanya
sampel sputum
(dahak) dengan
kondisi yang
kurang baik untuk
pemeriksaan Tes
Cepat Molekular
sehingga
mempengaruhi
hasil deteksi
Measurement Mileau Material Tuberculosis”
Terbatasnya pengukuran Kurangnya media Sampel Sputum (Dahak)
dengan alat sehingga edukasi pasien terkait yang tidak memenuhi syarat
perlu dipastikan sampel tata cara pengambilan pemeriksaan
sesuai persyaratan yang sesuai

2.1.3 Penentuan Akar Penyebab Utama dengan Metode USG

Berdasarkan diagram fishbone di atas, terdapat beberapa penyebab n yang


diduga menjadi penyebab tingginya kekurang pahaman terkait kriteria sampel yang
baik sebagai bahan pemeriksaan laboratorium oleh tenaga kesehatan dan pasien di
UPT Puskesmas Ciledug. Selanjutnya, akar penyebab masalah pada fishbone akan
dianalisis dengan metode USG untuk menemukan penyebab utama masalah. Penila ia n
secara USG (Urgency, Seriousness, Growth) dilakukan dengan menggunakan nila i
dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5. Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu
tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani. Urgency, artinya
seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness,
artinya seberapa serius isu itu haruis dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan. Growth, artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
19

Tabel 2.3 Penentuan Akar Penyebab Utama dengan Metode USG

Krite
No. Penyebab ria Total Peringkat

U S G
1. Cara pengambilan spesimen 4 3 3 10 4
yang belum memenuhi SOP
2. Alat PCR yang sensitif dalam 3 2 2 7 6
penggunaan
3. Kurangnya pengetahuan
dan kesadaran pasien dan 5 5 4 14 1
tenaga penunjang tantang
kriteria dahak yang baik
sebagai bahan pemeriksaan
laboratorium.
4. Terbatasnya pengukura n 3 4 2 9 5
dengan alat sehingga perlu
dipastikan sampel sesuai
persyaratan
5. Kurangnya media edukasi 4 5 4 13 2
pasien terkait tata cara
pengambilan yang sesuai
6. Sampel Sputum (Dahak) yang
tidak memenuhi syarat 3 4 4 11 3
pemeriksaan

Berdasarkan hasil analisa USG diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab


utama isu adalah Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasien dan tenaga
penunjang tantang kriteria dahak yang baik sebagai bahan pemeriksaan
laboratorium di wilayah kerja UPT Puskesmas Ciledug.

20
19
2.2 Gagasan Pemecahan Isu/Masalah

Berdasarkan penyebab masalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya


kriteria pengumpulan dahak yang baik sebagai tahapan pra-analitik laboratorium, peserta
memiliki gagasan pembuatan media informasi pamflet pada pasien serta sosialisasi
kepada laboratorium perujuk sampel Tes Cepat Molekular di wilayah kerja UPT
Puskesmas Ciledug sebagai solusi permasalahan tersebut. Dengan adanya sosialisas i
diharapkan sebagai pengingat dan penekanan kepada seluruh pasien khususnya pasien poli
TB dan tenaga kesehatan yang berhubungan dengan pengiriman sampel pasien yang sesuai
untuk bahan pemeriksaan laboratorium, sehingga tenaga kesehatan dan pasien tersebut akan
ingat dan memahami mengenai pentingnya kesesuaian sampel pemeriksaan laboratorium
dalam menjaga mutu dan kualitas hasil pemeriksaan pasien. Media informasi berbentuk
pamflet yang akan berperan sebagai media dan sarana edukasi, pasien dapat memperole h
informasi tentang bagaimana persiapan tahapan pengambilan sampel yang baik dan benar
sebagai tahapan pra-analitik laboratorium yang mudah dipahami sehingga pengetahuan akan
bertambah. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, peserta akan melakukan rangkaian
kegiatan berupa:
1) Mengajukan gagasan pemecahan masalah kepada atasan
Pada kegiatan ini, peserta akan melakukan diskusi dengan atasan selaku mentor untuk
meminta saran dan masukan dalam menjalankan kegiatan ini.

2) Membuat media informasi


Kegiatan membuat media informsi dengan membuat desain pamflet. Peserta akan
memilih desain pamflet yang tersedia pada aplikasi yang menyediakan banyak template
gratis untuk pemula. Setelah didapatkan desain, peserta akan memilih materi yang akan
dimasukkan kedalam pamflet. Kemudian pamflet akan diletakkan di ruang poli TB, untuk
kemudian dibagikan kepada pasien yang membutuhkan.

3) Membuat kegiatan sosialisasi


Sebelum membuat kegiatan sosialisasi, pertama-tama peserta akan mencari tahu terlebih
dahulu mengenai infromasi mengenai apa saja tahapan yang perlu disosialisasikan kepada
pasien dan tenaga kesehatan mengenai tahapan pengeluaran dan penampungan sampel
yang baik. Sumber informasi berasal dari Peraturan atau Keputusan Menteri Kesehatan
dan juga jurnal-jurnal penelitian. Selanjutnya, peserta akan melakukan sosialisasi kepada
pasien dan tenaga kesehatan khususnya yang ada pada pelayanan poli TB.

4) Melakukan evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan dengan menyebarkan kuesioner kepada
pasien untuk dianalisis apakah kegiatan ini efektif untuk dijalankan dan bahkan
dilanjutkan untuk kedepannya.

20
2.3 Prediksi Kendala dan Strategi Mengatasi Kendala

2.3.1 Prediksi Kendala

1) Keterbatasan waktu dalam pembuatan media informasi

2) Keterbatasan penjadwalan kegiatan sosialisasi


2.3.2 Strategi Mengatasi Kendala

1) Membuat jadwal yang terencana agar pembuatan media informasi sesuai


waktu
2) Mengkoordinasikan rekan tenaga kesehatan untuk mengikuti kegiatan sosialisasi

21
2.4 Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 2.4 Matriks Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan


No Kegia Tahapan Output /
Mata Pelatihan Terhadap Visi-Misi Nilai
tan Kegiatan Hasil
Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Mengajukan 1.1 Output: Berkaitan dengan nilai Kegiatan ini Kegiatan ini
isu dan Menghubungi Komunikasi BerAKHLAK: berkontribusi dalam memberikan
gagasan mentor dengan 1.1.1 Akuntabel: mewujudkan penguatan
pemecahan mentor kegiatan ini wilayah Kerja pada nilai
masalah menunjukkan puskesmas ciledug profesional
Bukti fisik: bahwa peserta yang sehat dan dan
Screenshot melakukan mandiri kerjasama
whatsapp tanggung jawabnya
dengan memberi
laporan kepada
atasan
1.2 Berdiskusi Output: Berkaitan dengan nilai
dengan Terlaksananya BerAKHLAK:
mentor diskusi dengan 1.2.1 Kolaboratif:
dan rekan mentor Kegiatan ini
sejawat menunjukkan
Bukti fisik:
bahwa peserta
Foto
22
menerapkan nilai
kegiatan
kerja sama dalam
Diskusi
melakukan diskusi
dengan atasan dan
rekan sejawat
2. Membuat 2.1 Mencari Output: Berkaitan dengan nilai Kegiatan ini Kegiatan ini
Rancangan referensi Contoh desain BerAKHLAK: berkontribusi dalam memberikan
desain desain poster sebagai 2.1.1 Loyal: Kegiatan ini mendorong penguatan
pamflet pamflet media menunjukkan masyarakat untuk pada nilai
dan informasi bahwa peserta melaksanakan professional
materi berdedikasi dalam pembangunan dan terpadu
Bukti fisik: mengerjakan tugas yang memenuhi
Foto berbagai yang diberikan syarat kesehatan
desain pamflet
2.2 Menentu Output: Berkaitan dengan nilai
kan Draft desain BerAKHLAK:
desain 2.2.1 Adaptif:
Bukti fisik:
media Kegiatan ini
Foto contoh
informasi menunjukkan
bentuk media
peserta mampu
informasi
bersikap kreatif
poster
dalam merancang
desain media
informasi
2.3 Menentu Output: Berkaitan dengan nilai
kan Materi BerAKHLAK:
materi Pamflet/poster 2.3.1 Akuntabel:
media digital Kegiatan ini
informasi menunjukkan
Bukti fisik:
bahwa peserta
 Foto kegiatan
mampu menyajikan
 Dokumen
informasi konten
regulasi
edukasi yang
bertanggung jawab
3. Membuat 3.1 Membuat Output: Berkaitan dengan nilai Kegiatan ini Kegiatan ini
media desain Media BerAKHLAK: berkontribusi dalam memberikan
informasi media Informasi 3.1.1 Kompeten: mendorong penguatan
pamflet informasi pamflet sebagai Kegiatan ini masyarakat untuk pada nilai
pamflet sarana edukasi menunjukkan melaksanakan profesional,
pasien bahwa peserta 23
pembangunan kerjasama
mampu yang memenuhi dan
Bukti fisik: mempelajari hal syarat kesehatan. tanggung
Media baru dalam rangka jawab
informasi menyelesaikan
pamflet tugas yang
diberikan
4. Sosialisasi 4.1 Output: Berkaitan dengan nilai Kegiatan ini Kegiatan ini
media Berkonsultasi Komunikasi BerAKHLAK: berkontribusi memperkuat
informasi dengan mentor jadwal 4.1.1 Harmonis: dalam nilai
pamflet untuk sosialisasi Kegiatan ini memberikan profesional,
kepada melakukan dengan mentor menunjukkan bahwa pelayanan kerjasama,
pasien dan sosialisasi peserta mampu kesehatan sesuai dan terpadu.
seluruh Bukti fisik: bersikap menghargai SOP (Standar
staff Foto atasan dan menjaga Operasional
penunjang kegiatan nama baik instansi Prosedur), dan
pelayanan diskusi mengerjakan
kesehatan 4.2 Melakukan Output: Berkaitan dengan nilai tugas hingga
di sosialisasi Terlaksananya BerAKHLAK: selesai serta
puskesmas langsung sosialisasi 1.2.1 Berorientasi mewujudkan
ciledug kepada kepada pasien pelayanan: wilayah kerja
pasien laboratorium Kegiatan ini puskesmas ciledug
laboratori menunjukkan yang sehat dan
al dan Bukti fisik: bagaimana peserta mandiri.
petugas Foto kegiatan mampu
penunjang memberikan
pelayanan penjelasan yang
kesehatan mudah dipahami
1.2.2 Harmonis:
Kegiatan ini
menunjukkan
bahwa peserta
mampu menjalin
hubungan yang
harmonis dengan
staf puskesmas dan
pasien serta=6
menciptakan
lingkungan kerja
yang kondusif

5. Melakukan 5.1 Membuat Output: Berkaitan dengan nilai Kegiatan ini Kegiatan ini
evaluasi Pengisian BerAKHLAK: 24
kuesioner berkontribusi memperkuat
kuesioner 5.1.1Akuntabel:
singkat padaG-Form Kegiatan ini mewujudkan nilai
menunjukkan bahwa
melalui evaluasi dan Profesional
Bukti fisik: peserta melakukan
kuesioner  Foto kegiatan pertanggungjawaban monitoring serta dan
tertulis  Hasil kegiatannya melalui
mendukung motto Tanggung
kuesioner evaluasi dan
monitoring Prima dalam Jawab
5.2 Melakukan Output: Berkaitan dengan nilai pelayanan
Penjelasan dasar BerAkhlak:
analisis
dan 5.2.1 Berorientasi
hasil pembahasan pelayanan:
hasil Kegiatan ini
kuesioner
kuesioner menunjukkan bahwa
peserta berusaha
melakukan
perbaikan yang tiada
henti untuk
meningkatkan
kualitas pelayanan
dan kegiatan yang
dilkukan

Analisis dampak jika kegiatan aktualisasi tidak dijalankan:


No. Jenis kegiatan Analisis Dampak
1. Mengajukan gagasan pemecahan Perencanaan untuk menyelesaikan isu tidak dapat dibuat

masalah
2. Membuat rancangan desain media Ketidaksesuaian isi materi pada media pamflet atau
informasi pamflet komposisi media yang kurang baik
3. Membuat media informasi pamflet Tidak dapat melakukan edukasi
4. Sosialisasi media informasi pamflet Informasi pada isi kegiatan aktualisasi tidak
kepada pegawai dan pasien di UPT. tersampaikan
Puskesmas Ciledug.
5. Melakukan evaluasi kegiatan Tidak ada indikator untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan kegiatan

25
2.1 Jadwal Kegiatan

Oktober Bukti/Eviden
September
Nama ce
No
Kegiatan 5 6 7 8 9 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1
0 1 2 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 1 2 3 4
Mengajuk Bukti
an gagasan screenshot
1 pemecaha whatsapp dan
. n masalah foto diskusi
(05 September
2022)
Membuat Bukti foto
rancangan contoh
2 desain poster desain-desain
. (06-07 media
September informasi
2022) poster
Membuat Bukti foto
pamflet (08-22 hasil media
3
September informasi
.
2022) poster dan
foto kegiatan
26
Sosialisasi Bukti foto
media hasil kegiatan
informasi
pamflet
kepada
pasien dan
seluruh staff
4
penunjang
.
pelayanan
kesehatan di
puskesmas
ciledug
(23 September
– 5 Oktober
2022)
Melakukan Bukti foto
evaluasi hasil
(10-14 Oktober kegiatan,
5
2022) hasil
.
kuesioner dan
dokumen
lainnya

27
2.2 Rencana Tindak Lanjut

Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah:

1) Memantau media informasi pamflet yang ditempatkan di area Puskesmas Ciledug


2) Melibatkan rekan sejawat ATLM untuk ikut memberikan edukasi
3) Melaksanakan sosialisasi edukasi kepada pasien laboratorium secara rutin

4) Melakukan evaluasi mengenai pemahaman tenaga kesehatan mengenai tahapan pra-analitik


laboratorium berkala.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Tekad

Setelah mengikuti kegiatan aktualisasi ini, saya bertekad menjadi seorang ASN yang mampu
menerapkan sikap bela negara dan nilai- nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam menjalanka n
tugas. Saya juga bertekad menjadi seorang ASN yang profesional dan berintegritas untuk
mewujudkan smart governance dan menjalankan peran dalam melayani publik dengan
sebaik-baiknya demi kemajuan organisasi, bangsa, dan negara.

3.2 Harapan

Setelah mengikuti kegiatan aktualisasi, harapan saya adalah bisa berperan aktif dalam
membangun kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah kerja UPT. Puskesmas
Ciledug. Saya juga memiliki harapan dengan adanya sosialisasi materi dan media informas i
sebagai sarana edukasi pasien dan tenaga kesehatan di Puskesmas Ciledug dapat
meningkatkan jaminan mutu hasil laboratorium yang lebih tepat dan akurat. Saya berharap
kegiatan sosialisasi serta media informasi ini dapat terus dikembangkan kedepannya dengan
mengikuti tren transformasi digital di bidang kesehatan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2014). Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Jakarta: Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Petunjuk Teknis Pemeriksaan TB
Menggunakan Tes Cepat Molekuler. Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Cetak Biru Strategi Transformasi
Digital Kesehatan 2024. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Berorientasi


Pelayanan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Akuntabel Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Kompeten Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Harmonis Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Loyal Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Adaptif Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Kolaboratif Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul SMART ASN


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administras i
Negara

30
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administras i
Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Permenkes Nomor 43 Tahun 2019


Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. 2013. PMK Nomor 43 tahun 2013:Cara Penyelenggaraan


Laboratorium Klinik yang Baik. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Publik. 2006.


PermenpanRB Nomor 8/M.PAN/3/2006 :Jabatan Fungsional Pranata
Laboratorium Kesehatan dan Angka KreditnyaI. Jakarta

Usman, U; Javed Ahmed Siddiqui, Javed Lodhi. 2015. Evaluation and Control of Pra
Analytical Errors in Required Quality Variables of Clinical Lab Services.
IOSR-JNHS: 4 (3) 54-71.

Walikota Tangerang. 2017. Perwal Kota Tangerang Nomor 26/201:Penetapan


PUSKESMAS dengan Layanan Unit Gawat Darurat (UGD) 24 Jam dan
Persalinan di Wilayah Kota Tangerang. Kota Tangerang

31
LAMPIRAN

L-
XX
XII

Anda mungkin juga menyukai