Anda di halaman 1dari 3

Tes Kerentanan Nyamuk Menggunakan Metode Tabung WHO Dari Tahun Ke

Tahun

Bioassay tabung adalah tes respons kerentanan terhadap paparan insektisida pada
nyamuk . Alat uji ini dikembangkan pada tahun 1958 untuk menguji munculnya resistensi
terhadap insektisida organoklorin dan organofosfat setelah adanya kasus resistensi terhadap
insektisida organoklorin. Pada tahun 1958 metode bioassay tabung WHO menggunakan 15-
25 nyamuk per unit uji, tidak ada spesifikasi umur nyamuk yang digunakan, serta tidak ada
spesifikasi kelembaban ruangan uji menggunakan empat konsentrasi yang seharusnya
memberikan kerentanan kematian 0-100% dengan empat replikasi per konsentrasi dengan
total 200 nyamuk per konsentrasi uji. Jika populasi sangat resisten, waktu paparan meningkat
1 jam sampai kematian sangat signifikan. Adapun impregnated paper dapat digunakan
sebanyak 20 kali, dan berkurang efiktivitasnya seiring penggunaan yang berualang
(WHO,1958). Metode ini direkomendasikan hingga 1970 (Praulins, Mcdermott, Spiers, &
Lees, 2022) .
Pada tahun 1976 menggunakan konsentrasi tunggal. Alat tes itu sendiri awalnya
adalah delapan tabung pemaparan yang ditandai dengan titik merah, dua tabung kontrol
ditandai dengan titik hijau, dan sepuluh tabung penahan juga ditandai dengan titik hijau .
Selain itu, alat tes harus berorientasi dengan layar mesh menghadap ke atas selama paparan
(Praulins, Mcdermott, Spiers, & Lees, 2022).
Pada tahun1998, kit unit uji 12 yang terdiri dari lima tabung pemaparan yang ditandai
dengan titik merah, dua tabung kontrol ditandai dengan titik hijau, dan lima tabung penahan
juga ditandai dengan titik hijau. Pengujian minimal 100 nyamuk (4-5 replikasi 20-25
nyamuk) per konsentrasi direkomendasikan. Nyamuk untuk pengujian harus betina yang
tidak diberi makan darah selama 1-3 hari. Nyamuk-nyamuk ini adalah keturunan F1 dari
koleksi larva atau nyamuk yang ditangkap di lapangan. Kondisi ruang kisaran suhu 25 C dan
70-80% RH ditentukan. Kertas yang diolah insektisida hanya dapat digunakan 5 kali
(Praulins, Mcdermott, Spiers, & Lees, 2022).
Pada tahun 2013, kit 12 unit uji baru terdiri dari empat tabung pemaparan yang
ditandai dengan titik merah, dua tabung kontrol yang ditandai dengan titik kuning, dan enam
tabung penahan juga ditandai dengan titik hijau. Setidaknya 120–150 nyamuk betina aktif
berusia 3–5 hari direkomendasikan untuk terpapar dalam batch 20–25, idealnya dengan
setidaknya 100 per insektisida dan 50 sebagai kontrol (Praulins, Mcdermott, Spiers, & Lees,
2022)
(WHO, 2016)
Pada tahun 2016, prosedur te bertujuan untuk memberikan fokus yang lebih kuat
dalam menghasilkan data yang bermakna secara operasional dan memperkenalkan pengujian
uji intensitas resistensi (RI) (menggunakan 5 dan 10 x piretroid) dan bioassay sinergis
piretroid-PBO sebagai pengujian tambahan bersama dengan bioassay kerentanan insektisida
WHO standar (gambar 2). Pada tahun 2016 sedikit perubahan dilakukan pada protokol
bioassay tabung WHO. Suhu dan kelembaban berubah menjadi 27 C dan 75% RH, dan
direkomendasikan agar unit uji "ditempatkan di area pencahayaan yang kurang atau ditutupi
dengan cakram kardus". Sehingga, seharusnya mengurangi intensitas cahaya dan mencegah
nyamuk beristirahat di mesh (WHO, 2016).
Referensi
Praulins, G., Mcdermott, D., Spiers, A., & Lees, R. (2022). Reviewing the WHO Tube
Bioassay Methodology: Accurate Method Reporting and Numbers of Mosquitoes Are
Key to Producing Robust Result. Insect, 13.
WHO. (1958). Expert Committee on Insecticides: Eighth Report; World Health Organization:
Geneva, Switzerland
WHO. (2016). Test procedures for insecticide resistance monitoring in malaria vector
mosquitoes second edition. Geneva, Switezerland

Anda mungkin juga menyukai