Anda di halaman 1dari 20

NASKAH DRAMA UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA

“Amat Mude & Putri Niwer Gading”

XII MIPA 3

SMA NEGERI 1 CIAMPEA


2021/2022

1
Amat Mude & Putri Niwer Gading

Narator : "Ada sebuah Kerajaan bernama Negeri Alas. Negeri tersebut diperintah
oleh seorang raja yang adil dan bijaksana sehingga rakyatnya patuh dan
setia kepadanya. Maka, Negeri Alas aman dan makmur. Namun
sayangnya sang raja belum dikaruniai seorang putra untuk meneruskan
tahta"
Permaisuri : "Wahai suamiku, mengapa kita masih belum juga dikaruniai seorang anak,
sungguh saya sangat sedih"
Pelayan 1 : "Jangan bersedih wahai Ratu, Ratu harus tetap tabah"
Pelayan 2,3,4 : "Betul itu Ratu"
Nenek sihir : “Wahai ratu janganlah risau”
Permaisuri : "Namun jikalau begini terus tidak akan ada penerus kerajaan ini, maka lebih
baik salah satu dari kalian saja yang menggantikanku sebagai permaisuri"
Pelayan 5 : "Betul itu, maaf saya melancang tapi jika bisa saya siap menjadi pengganti
ratu"
Raja : "Jangan berkata seperti itu!, kakanda akan tetap setia kepadamu, bersabarlah
wahai istriku, mungkin ini ada pertanda dirimu menderita penyakit”
“Pelayan, carilah tabib dan dukun yang terbaik dari seluruh penjuru negri untuk datang ke
kerajaan ini”
Narator : Tak lama kemudian tabib dan dukun pun datang. Namun……….
*Adegan tabib dan dukun datang memberi ramuan kemudian mengobati sang
permaisuri, tetapi hal tersebut tidak berkerja
Raja : "Mengapa ramuan kalian tidak ada satupun yang bekerja"
Tabib : "Mohon maaf raja, hamba sudah berusaha sekuat tenaga"
Pelayan 2 : "Betul itu raja, mungkinkah ini sebuah kutukan"
Dukun : "Untuk menghapuskan kutukan ini, saya rasa kita butuh sebuah
pengorbanan"
Raja : "Kalau begitu, dihadapan kalian semua, saya bernadzar untuk memperoleh
anak laki-laki. Asal dia ada sebagai putra mahkota penerus tahta kerajaan ini,
biarlah aku meninggal sebelum sempat menikmati sebagai Ayah,"
*Dengan khusyuk, Raja mengucapkan niatnya.
Nenek sihir : “Wahai raja, maaf jika hamba melancang tetapi apakah itu terlalu kejam bila
syarat nazarnya seperti itu”

2
Raja : “Tak apa wahai penyihir agung, demi tanah negri alas akan kukorbankan
jiwa dan raga”
Narator : “Satu bulan kemudian setelah raja mengucapkan niatnya, permaisuri
pun mengandung”.
*Berita tentang permaisuri hamil segera tersebar ke lingkungan istana. Bahkan,
beritanya sudah diketahui oleh seluruh rakyat di negeri itu
*Adegan Rakyat sedang bergossip
Rakyat 1 : "Akhirnya..., sang raja dikaruniai seorang anak"
Rakyat 2 : "Yaa, dengan demikian trah kerajaan ini akan tetap berlanjut"
Rakyat 3 : "Rakyat hidup makmur dibawah kerajaan ini, memang beliau adalah raja
yang sungguh arif dan bijaksana"
Beberapa hari selang peristiwa kehamilan permaisuri tersebut. Hati kecil sang raja khawatir
bimbang akan masa depan anaknya bila dirinya mati sesuai nazarnya
Permaisuri : “Ada apa wahai suamiku, apakah ada yang kau cemaskan”
Raja : “Ah wahai istriku, kakanda tidak apa – apa”
*Adegan raja berjalan keluar jendela istana melewati permaisuri
Raja : “Arghh, aku tak ingin istriku khawatir, Jikalau diriku mati apa yang akan
terjadi dengan anakku dimasa depan nanti, Ada yang harus dilakukan sebelum
hal yang dalam nadzar tersebut terjadi”
“Saya harus pergi ke nenek sihir yang hebat di hutan”
“Saya harus pergi tanpa ada yang tahu”
Sebelum Ucapan nazar Raja tersebut Terjadi, Raja pergi kehutan terlarang bernama
Lenggang Raye, tempat tinggal sang nenek sihir. Dengan menyamar raja pun pergi ketempat
tersebut.
Raja : “Wahai Penyihir agung, izinkan saya sang empunya tanah negri alas
meminta tolong padamu”
Nenek Sihir : “Ekhekhekhe, ada apa tuanku?”
Raja : “Sekepergian diriku nanti, bolehkah saya meminta engkau sang penyihir
agung menjaga anakku”
Nenek Sihir : “Wahai sang empunya tanah negri alas, hamba sebagai pengikut setia
kerajaan ini akan melaksanakan perintah raja dengan penuh suka cita”
Raja : “Selama ini saya hanya bisa memberi tanah hutan ini untuk dirimu wahai
penyihir agoeng. Apakah ada hal yang engkau inginkan lagi”

3
Nenek Sihir : “Tak usah risau wahai tuanku, hanya disinilah tempat tinggal hamba sebagai
pengikutmu, selama ini banyak orang menakuti hamba sebab hamba
menguasai ilmu sihir. Hanya raja seorang yang percaya kepada hamba.
Terimakasih Raja”
Raja : “Tugas saya sebagai raja untuk bersikap adil kepada rakyatnya”
Narator : "Selang beberapa bulan Permaisuri akhirnya melahirkan anak laki2
yang diberi nama Amat Mude, raja dan permaisuri tampak amat senang
sekali. Namun kesenangan itu tak berlangsung lama, saat Amat Mude
berusia 1 tahun. Raja mengalami sakit parah"
*Permaisuri sembari menggendong Amat Mude, Raja terbaring sakit
Raja : "Sesuai dengan Nadzarku, kau harus rela menerima kepergianku wahai
istriku, dan kau Muda, kaulah adikku, kau yang akan sementara waktu
meneruskan tahta tertinggi kerajaan ini"
Raja Muda : "Baiklah wahai kakak, saya raja muda dengan senang hati akan bersungguh-
sungguh dalam memimpin kerajaan ini"
Raja : “Selamat tinggal Istriku, percayalah anak itu adalah Amat Mude, dialah
sosok raja yang akan membawa kemakmuran bagi negri ini”
*Raja meninggal, adegan permaisuri menangis sedih
Narator : "Setelah penobatannya, ia berbuat lalim terhadap permaisuri dan Amat
Mude, ia memerintahkan untuk mengasingkan keduanya ke sebuah
hutan terpencil. Raja Muda kelihatannya sangat bernafsu untuk
menguasai harta dan seluruh kerajaan yang sebenarnya menjadi hak
milik Amat Mude."
Nenek sihir : “Apa yang mau engkau lakukan tuan raja muda”
Raja Muda : "Wahai penyihir, aku ingin menjadi pemilik tahta kerajaan ini selama-
lamanya, oleh karena itu aku akan mengusir permaisuri. Pengawal!, cepat usir
perempuan ini beserta anaknya!"
Pengawal 1,2 : "Te-tetapi tuan"
*Pengawal kebingungan
Permaisuri : "Anak ini adalah calon raja yang sebenarnya!, kau melanggar amanat
suamiku!" (teriak permaisuri)
Raja Muda : "Aku tidak peduli!, tetap usir dia!, akan ku berikan kalian harta dan istri
jikalau kalian berani mengusir mereka"
Pengawal 1,2 : “Baiklah tuan”
*Pengawal 1,2 segera membawa permaisuri ke hutan
*Permaisuri beserta anaknya hidup susah di hutan

4
Narator : "Beberapa tahun kemudian kerajaan sedang ada pesta besar yang
dibuat raja muda diulang tahun istrinya”
Kerajaan sedang ada pesta besar namun disisi lain sang nenek sihir geram
Nenek sihir : “Raja muda benar benar bukan seorang raja selama bertahun tahun dia tidak
bisa mensejahterakan rakyat, rakyat begitu kelaparan dan kesusahan tetapi
mengapa dia masih melakukan pesta”
Nenek sihir pun segera memberi peringatan kepada raja muda akan pestanya tersebut
Nenek sihir : “Wahai raja muda, mengapa engkau begitu lancang kepada rakyatmu sendiri,
disaat meraka kesusahan engkau malah berpesta”
Raja muda : “Sadar dirilah nenek tua bau tanah yang kita lakukan ini adalah hal yang
harus dilakukan, karena sebelum mensejahterakan rakyat, sejahterakan dahulu
diri sendiri”
Nenek sihir : “Kau sebut ini akan mensejahterakan rakayat?! Seharusanya kau yang sadar
saat ini keadaan perdagangan kerajaan tidak memungkinkan untuk berpesta”
Raja muda : “Dasar kau nenek keriput abadi, pergilah dari sini dan jangan kembali, kuusir
kau sebelum saya paksa”
Nenek Muda : “Baiklah jikalau begitu saya akan pergi wahai raja muda”
Namun sebelum penyihir pergi dia menaburkan serbuk ramuan kedalam minuman yang akan
diminum istri raja muda
Nenek muda : “Inilah balasan kau raja muda, akan kupastikan tahta kerajaan akan diduduki
amat mude”
Disaat itupun dia pergi kembali ketempat tingganya di hutan terlarang
Beberapa hari kemudian terdengar kabar kalau istri raja muda mengidap penyakit misterius
Raja muda : “Apa yang terjadi dengan engkau istriku”
“Istrikuuu” dengan berteriak raja muda memanggil istrinya yang lemas dan tak berdaya
Istri Raja muda : “Suamiku, aku tak bisa menggerakan tubuhku tolong aku suamiku”
Raja muda : “Baiklah isriku aku akan mencari tabib tabib untuk menyembuhkanmu”
Narator : “Istri raja muda pun sakit bertahun tahun, namun disisi lain sang
permaisuri meski dilanda banyak kesulitan, beliau tetap tabah dan
merawat Amat Mude hingga beranjak besar, begitu juga sang nenek sihir
yang dibuang dari kerajaan juga selalu memperhatikannya dari
kejauhan tanpa diketahui, hingga suatu hari amat mude ingin
memancing”.
Amat mude : “Ibunda, seperti biasa amat akan pergi memancing namun rotan untuk
memancingnya hilang di tempat kayu bakar ini”

5
Permaisuri : “Uwahh, maaf nak pasokan kayu bakarnya habis jadi ibunda terpaksa
membakarnya”
Amat mude : “Tak usah dipikirkan bu, amat akan mecari bambu rotan lagi kehutan itu
didalam banyak kayu bakar yang elok”
Permaisuri : “Baiklah nak, namun hati – hati nak jangan terlalu dalam itu bukan
sembarang hutan”
Amat mude : “Baiklah ibunda sayang”
Amat mude pun beranjak pergi ke hutan lenggang raye melewati pemukiman warga
*Adegan rakyat bergosip melihat Amat mude berjalan menuju hutan renggang laye
Rakyat 3 : “Hey tengoklah itu! Apakah anak muda itu ingin mencelakakan diri.”
Rakyat 6 : “Hmm siapakah anak tersebut itu yang berani selalu masuk hutan terlarang”
Rakyat 2 : “Betul makcik berani betul orang itu”
Rakyat 3 : “Kau tau, konon disana terdapat nenek tua renta bawa tongkat yang suka
makan orang”
Rakyat 2 : “Wuihh mengerikan”
Rakyat 6 : “Rumornya memang begitu”
Amat Mude mendengar sedikit percakapan warga yang membicarakan dirinya
Amat Mude : “Selama ini tak pernah nampak pun nenek tua yang bawa tongkat makan
manusia.”
Betulkah percakapan mereka nih
Amat mude pun berjalan memasuki hutan tersebut dengan hati – hati melihat sekelilingnya.
Amat mude : “Hmmm memang betul hutan nih menyeramkan. Tetapi tak pernah pun
terlihat ada nenek memburu manusia untuk dimakan”
“Yasudahlah tak usah dipedulikan. Lebih baik fokus mencari batang kayu yang elok saja”
Amat pun mencari kayu batang yang bagus untuk memancing walaupun begitu dia
kebingungan
Amat muda : “Kemanakah ku harus mencari kayu yang elok nih”
“Hadeuh, tidak seperti saat itu begitu mudah”
Tak lama kemudian dari kejauhan nenek sihir melihat keberadaan sang amat mude yang
sedang kebiingungan
Nenek sihir : “Sepertinya nak mude sedang mencari kayu bakar lagi. Hanya dia seorang
yang berani memasuki hutan yang dirumorkan terlarang ini”
“Ah sepertinya nak mude bukan mencari kayu bakar”
Nenek sihir kemudian mengucapkan mantra sambil tangannya dijulurkan ke tanah.
6
Nenek sihir : “Tanah surga tanah batu menjadi kayu siuuuu ada mengada-ada menjadi
ada”
Kayu elok nan kuat untuk memancing muncul diatas tanah tersebut yang dijulurkan
tangannya
Nenek sihir : “Ekhekhekhe ah nenek mungkin harus coba aliri sihir kayu ini.”
“Ahh sepertinya harus bawa kayu bakar juga. ekhekhekhekhe nak mude, nenek datang
menolongmu”
Nenek sihir pun beranjak pergi mendekati amat mude
Amat mude : “Eh nenek, seperti biasa apakah nenek sedang mencari kayu bakar lagikah?”
Nenek sihir : “Ahhh, anak muda. sepertinya dirimu juga sedang mencari kayu bakar”
Amat mude : “Ouh saya sedang mencari batang rotan untuk dijadikan kayu pancing”
Nenek sihir : “Ah nenek sepertinya menemukan satu kayu kuat nan elok”
Nenek sihir menjulurkan tangannya yang memegang kayu bakar
Amat mude : “wahhh kayu yang bagus, terimakasih nek, sebagai ungkapan terimakasih
apakah ada yang bisa saya bantu”
Nenek sihir : “Tak usah risau anak muda, nenek nak ingin balas budi saja, dihari yang
sebelumnya anak muda selalu membantu nenek membawa kayu bakar”
Amat mude : “Nenek, nak kubantu bawa kayu bakarnyakah?”
Nenek sihir : “Terimakasih anak muda maaf sudah merepotkan”
Amat mude : “Tak apalah nek”
Mereka pun beranjak ergi untuk keluar hutan, namun sesampainya mereka diujung hutan
Nenek sihir : “Anak muda, sampai disini saja”
Amat mude : “Hmmm baiklah nek,tapi nek sebelum itu maaf saya ingin menanyakan
sesuatu yang menakutkan, apakah nenek pernah melihat orang yang seumuran
dengan nenek membawa tongkat berkeluyuran disini katanya dia suka makan
orang”
Nenek sihir : “Nenek sepertinya tak pernah liat pun orang seperti nenek bawa tongkat
disini”
Amat Mude : “Ouh,terimakasih nek. jikalau begitu, saya pergi duluan yah nek. Saya nak
memancing dulu nek”
Nenek sihir : “Baiklah anak muda terimakasih telah bawakan kayu bakar ini”
Amat mude pun beranjak pergi, namun disisi lain nenek sihir tertawa akibat ulahnya sendiri
Nenek sihir : “Ekhekhekhekhe sepertinya nak mude sedikit ketakutan mendengar rumor
nenek ini yang nenek sebar sendiri, untung nenek tidak lupa meninggalkan
tongkatnya”

7
“ekhekhekhe”
Disisi lain amat mude sedang asyik memancing ikan dengan kayu pancing yang dialiri sihir
sang nenek sihir
Amat mude : “Wahhh sepertinya kayu ini lebih ringan tetapi kuat nan elok”
Tiba tiba pancingannya ditarik dengan kuat. Ia pun menariknya dengan kuat
Amat mude : “Arghhh, sepertinya ini bukan ikan biasa, tak biasanya memancing ikan
dengan tarikan sekuat ini”
Ternyata Ikan yang Amat tarik begitu besar sekali. Amat mude pun mendapatkan ikan besar.
Amat mude : “Sepertinya satu ikan besar ini cukup untuk ditukar beras simpanan 2 hari”
“Baiklah waktunya pulang”
Disaat amat mude pulang, dia begitu kebingungan karena ikannya berbeda dengan yang dia
pancing dihari sebelumnya
Amat mude : “Aneh sekali, berbeda seperti kemarin. Hari ini bentuk ikannya belum pernah
kujumpai sebelumnya”
“sepertinya ini anugrah, aku harus beritahu ibunda pasal ikan ini”
Amat pun pulang dengan suasana gembira
Amat mude : “Ibuundaa, lihatlah amat memancing ikan yang besar”
Permaisuri : “Wah, nak besar sekali. Bagaimana amat bisa mendapat ikan sebesar ini
Amat mude : “Mungkin ini anugerah ibunda, sebeumnya amat pun tak pernah mancing
ikan sebesar ini”
Permaisuri : “Kalau begitu kita bawa kepasar untuk ditukar beras”
Narator : “Ketika permaisuri dan Amat Mude sedang menjual ikan hasil
pancingannya ke pasar, bertemulah ia dengan saudagar kaya yang
merupakan sahabat suaminya dulu”
Pembeli 1 : "Bolehkah saya menukarkannya dengan pakaian? saya memiliki pakaian
yang bagus, pasti ini cukup"
Pembeli 2 : "Pakaian saja tidak cukup, bagaimana dengan kayu bakar untuk memasak
dan penghangat dikala malam tiba?"
Permaisuri : "Saya cukup membutuhkan beras untuk makan"
Pembeli 3 : "Wahh kalau beras saja saya punya banyak!"
Pembeli 1 : "Saya juga!”
Pembeli 2 : “Lihat!. Beras saya putih bersih”
Dikejauhan saudagar kaya melihat permaisuri dan amat mude yang digeromboli pedagang,
dia kebingungan melihat gerombolan tersebut begitu berisik

8
Saudagar : “Wah, mengapa berisik sekali disana. Sepertinya ada sesuatu barang yang
menarik yang dijual”
*Saudagar datang menghampiri permaisuri
Saudagar : "Kau..? kau bukankah permaisuri kerajaan negeri alas?"
“Maaf saya lancang tetapi mengapa engkau berada disini?”
*Permaisuri hanya terdiam
*Para pembeli terkaget heran
Pembeli 3 : “Hah? Permaisuri”
Saudagar : “Betul beliau permaisuri”
Saudagar kaya heran dengan keberadaan permaisuri dengan seorang pemuda yang
mendampinginya
“Kalau begitu bisakah engkau bicarakan apa yang terjadi, tetapi tidak disini. Ayo!”
Saudagar berpaling dan akan pergi namun Permaisuri hanya terdiam dan merasa ingin
menangis
"Mengapa kau masih disana? ayo ikut denganku"
Setelah berjaan beberapa saat, saudagar kaya menunduk.
Saudagar : “Mohon maaf sebesar besarnya atas kelancangan saya barusan permaisuri”
Permaisuri : “Tidak apa – apa, saya betul betul terdiam saat sebelumnya”
Saudagar : “Terimakasih permaisuri”
Permaisuri membalasnya dengan senyuman, Berbeda dengan Amat mude sedari tadi dia
hanya terdiam merasa kebingungan akan yang saudagar ucapkan
Narator : "Saudagar kaya raya itu membawa permaisuri dan Amat Mude ke
rumahnya, permaisuri dijamu oleh istri saudagar, istri saudagar akan
memasak ikan permaisuri yang belum terjual itu sambil bercakap-
cakap"
Permaisuri : “Begitulah cerita kisahnya”
Istri saudagar : "Ouh jadi begitu..., sungguh kejam perlakuan Raja Muda kepadamu..., kau
boleh tinggal disini selama mungkin, kami memiliki banyak makanan dan
pakaian untukmu dan juga Amat Mude"
Saudagar kaya : “Suatu kehormatan besar bagi kami bila kami bisa menolong permaisuri”
Amat Mude : "Terimakasih atas kebaikannya Makcik, namun saya tidak ingin merepotkan
kalian, lagipula kami sudah cukup dengan kehidupan sederhana kami. Saya
sendiri masih tidak menyangka kalau saya punya darah kerajaan"

9
Permaisuri : "Maafkan ibu amat mude, seama ini ibu hanya ingin kamu hidup tentram dan
ibu takut mencelakai amat bila ibunda menceritakannya, mungkin inilah saat
yang tepat"
Amat mude : “Tak apalah ibunda, amat hanya kaget, tetapi amat senang ibunda bisa
menceritakannya”
Istri Saudagar : ”Sungguh bijaksana sekali anakmu, persis seperti Ayahnya"
Disaat itu Istri Saudagar kesulitan memotong ikan
Permaisuri : “Ada apa? Kau tampak kesulitan”
*Istri saudagar berhasil memotong ikan tetapi saat itu ia terheran dengan isi yang ada
didaam ikan tersebut
Istri Saudagar : "Mengapa telur ikan ini berwarna emas dan keras sekali" (sembari meneliti
dan memegangnya)
*Saudagar menghampiri dan mengambil telur ikan itu kemudian memeriksanya
Saudagar : "Tidak salah lagi, ini adalah emas murni !"
Istri Saudagar : “Sungguh beruntung kalian, emas itu akan membantu kehidupan kalian”
Saudagar : “Betul itu, saya juga berniat untuk memberikan rumah yang lebih layak
untuk kalian”
Permaisuri : “Terimakasih banyak, saya tidak tahu bagaimana harus membalas budi”
Saudagar : “Tidak apa2, ini semua berkat ketabahanmu selama ini bertahan hidup dan
merawat anakmu”
Narator : “Nasib baik kini terus menimpa Permaisuri dan Amat Mude, Amat
Mude kerap kali membawa ikan bertelur emas sepulang memancing
sehingga membuat mereka kaya raya.
Rakyat 1 : “Sepertinya ada Orang kaya baru”
Rakyat 2 : “Wah, amat mudekah yang kau ceritakan”
Rakyat 1 : Betul tuh betul. Amat mude ini sakti katanya dia mendapat emas dari dalam
ikan yang ia pancing”
Rakyat 3 : “Wah hebat, tetapi apakah kau tau mereka itu katanya dibuang dari kerajaan
sedari dahulu”
Rakyat 2 : “Wah benarkah? pantas saja sekarang keadaan negri ini tidak seperti saat
dahulu”
Dari kejauhan sang nenek sihir memperhatikan dan mendengar hal tersebut
Nenek sihir : “Ekhekhekhhekhe, sepertinya sihir di kayu pancingan tersebut bekerja”
“Akhirnya permaisuri dan amat mude bisa hidup lebih baik, selanjutnya raja muda pasti
mencari amat mude”

10
Narator : Hingga akhirnya berita nasib mereka ini terdengar juga oleh pakcik-
nya yaitu Raja Muda. Suatu hari Raja Muda meminta Amat Mude
datang ke hadapannya"
Pengawal 2 : “Yang mulia sepertinya keponakan anda, amat mude telah menjadi
perbincangan rakyat akhir – akhir ini”
Raja muda : “Apa pasal dengan amat mude tersebut”
Pengawal 1 : “Sepertinya beliau mendapat harta berlimpah dari kesaktiannya”
Raja muda :”Apa hal dengan kesaktiannya tersebut pengawal”
Pengawal 1 : “Beliau mendapat emas didalam ikan dari hasil memancing setiap hari”
Raja muda : “Mengapa amat mude bisa mendapat kesaktian tersebut, sepertinya dia bukan
orang biasa, pengawal cepat beri perintah dia ke kerajaan, Jikalau dia memang
sakti saya ingin meminta tolong padanya, namun jikalau sebaliknya kita bunuh
dan rampas hartanya”
Pengawal 1,2 : “Baiklah yang mulia”
Pengawal pun pergi ke kediaman amat mude. Disaat di kediamannya Amat mude pun
mengiyakan apa yang pengawal minta, namun sebelum berangkat amat mude minta izin dan
restu do’a kepada permaisuri, saudagar kaya dan istrinya
Amat mude : “Ibunda, mohon restu kepergianku ke kerajaan, ibund tak usah risau, amat
yakin kalau pakcik raja muda berniat baik, begitu pula pakcik saudagar dan
makcik saudagar, amat minta restu untuk pergi juga”
Permaisuri : “Ibu tau jikalau maksudnya baik amat baik baik saja, tetapi dia sudah lalim
selama ini pada kita”
Amat mude : “Ibunda, dengarkan amat yak bun, amat pasti akan kembali dengan selamat,
percayalah pada amat dan percayalah pada takdir amat, ibunda tak perlu dan
tak usah risau”
Permaisuri : “Baiklah nak, ibu percaya padamu, kembalilah dengan selamat”
Saudagar : “Yah, hati hati dijalan amat mude”
Amat mude : “Baiklah amat berangkat yah”
Amat upun berangkat dengan penuh tekad, dia tanpa kerisauan pergi ke kerajaan dengan
berani
Saudagar : “Maaf begitu lancang permaisuri, namun sepertinya saat ini anakmu sedang
berjalan menuju takdirnya yang sebenarnya”
“Kepribadiaanya mirip dengan sang raja bijak, namun saya dengan penuh keyakinan percaya
dia bisa melampaui ayahnya, takdir akan menuntunnya kejalan dia sebagai seorang raja sang
empunya tanah negri alas yang sebenarnya”
Permaisuri mengusap tangisnya dan tersenyum seraya melihat anaknya pergi, yaitu sang raja
Amat mude

11
#Adegan Opsional#
*Adegan Amat Mude berjalan kaki menuju istana negri alas
Rakyat 1 (ibu) : "Tuan, tolonglah saya dan kedua anak perempuan saya, kami sudah 3
hari tidak makan"
Rakyat 2 (anak) :"Tolonglah tuan, secukupnya saja, asalkan cukup untuk Ibu saya
makan"
Amat Mude : "Saya tidak memiliki apa2 untuk dimakan, namun saya memiliki
beberapa butir emas, mungkin ini bisa membantu"
Rakyat 1,2 : " Terimakasih banyak tuan"
Rakyat 1 (Ibu) : "Kau bagaikan malaikat penyelamat kami"
Amat Mude : “Ya, sama2”
*Amat Mude kembali berjalan beberapa langkah
Rakyat 3 (Ibu) : "Tuan, tolonglah keluarga saya"
Rakyat 4 (bapak) : "Betul tuan, saya sudah kehilangan pekerjaan saya"
Amat Mude : "Ada apakah gerangan pada kerajaan ini? Mengapa banyak sekali
rakyat yang menderita?"
Rakyat 4 (bapak) : "Kerajaan kita dikalahkan hanya oleh sekelompok perampok, saat itu
para prajurit sedang berpesta dan dalam keadaan mabuk, para
perampok memanfaatkan situasi itu, mereka dengan mudah
mengalahkan para prajurit kemudian menjarah harta kerajaan dan
rakyat sama sekali, saya adalah salah satu dari sedikit tentara yang
selamat dan kerajaan tidak sanggup memberikan upah"
Rakyat 5 (anak) : "Tolonglah tuann... saya sudah tidak tahan kelaparan"
Amat Mude : "Baiklah, ini, beberapa butir emas untuk kalian, manfaatkan sebaik
mungkin"
Rakyat 3,4,5 : "Terimakasih banyak tuan"
*Rakyat 6 datang menghampiri
Rakyat 6 (petani) : "Tolong kami juga tuan, bagaikan sebuah kutukan, para petani pun
mengalami gagal panen"
Amat Mude : "Baiklah, kalau begitu saya berikan seluruh butir emas ini untukmu
dan untuk kau berikan pada yang lainnya"
Rakyat 6 : "Terimakasih banyak tuan, sungguh engkau adalah penyelamat kami
semua"
Narator : "Amat Mude pun tiba di kerajaan tanpa menyisakan sedikutpun
hartanya dan bertemu Raja Muda"

12
*Amat Mude bertemu dengan Raja dan Istrinya yang terbaring sakit sembari dikipasi
oleh 2 pelayan
Raja Muda : “Sudah lama sekali tidak melihat dirimu, wahai keponakanku. Berbahagialah
karena telah kuundang ke kerajaan yang tak cocok untuk mu”
Amat Mude : “Sungguh kehormatan besar bisa bertemu yang mulia pakcik raja muda”
Dengan menunduk dia mengatakan hal tersebut dengan nada yang sedikit lembut dan bibir
tersenyum
Raja Muda : “Apa yang kau maksud yang mulia pakcik tersebut? HAH? Jangan panggil
saya pakcik”
Amat mude : “Maaf begitu lancang yang mulia raja muda”
Raja muda hanya menghela napas. Namun matanya begitu geram. Begitu pula amat mude
yang membalasnya dengan senyuman saja. Selepas hal tersebut, mata amat mude tersorot
pada pemandangan makciknya yang seperti orang yang sakit
Amat mude : “Yang mulia, ada apa dengan keadaan istri anda saat ini mengapa beliau
terbaring seperti itu”
Raja muda : “Ahhh, istriku sedang mengalami sakit yang tiba tiba, beberapa waktu yang
lalu dia jatuh sakit, dan sakitnya tersebut tak bisa disembuhkan tabib dan
dukun manapun, sakit ini begitu misterius, istriku sampai saat ini takbisa
bergerak dan lemas”
Amat mude : “ Maafkan kelancangan saya yang telah menanyakan hal tersebut”
“Makcik apakah engkau merasa sakit”
Istri raja muda hanya menoleh dan diam, bibirnya seperti seperti sebuah kueh kering yang
pucat dan pecah
Amat mude : “Maafkan saya selama ini tak bisa bertemu dan memperhatikan keluarga
saya sendiri, saya baru tau jikalau saya adalah keluarga kerajaan”
Raja muda hanya diam mendengar hal tersebut, namun hatinya merasa gelisah terhadap apa
yang diucapkan amat mude. Dia merasa aneh terhadap amat mude dengan apa yang
dilakukannya selama ini, tetapi amagt mude begitu peduli setelah tau semuanya
Raja muda : “Pengawal tangkap dia”
Amat mude : “Eh apa yang salah dengan saya yang mulia”
Raja muda : ”Pengawal kirimkan pasukan ke kediaman amat mude ini dan ambil harta
kekayaannya dan jangan lupa bawa permisuri dan orang yang telah
membantunya juga”
Amat mude : “Jikalau kekayaan yang kau inginkan yang mulia saya pasti akan beri untuk
kemakmuran negri ini, namun mengapa yang mulia ingin membawa keluarga
saya”
Raja muda : “Tidak apa apa, itu hanya jaminan saja”

13
Amat mude : “Hah? Jaminan?”
Raja muda : “Yah hanya jaminan, wahai keponakanku, kau tau kudengar ada rumor
mengatakan kalau ada kelapagading yang bisa menyembuhkan apapun dengan
air kelapanya. Dan kediaman kelapa gading tersebut ada diujung dunia dan
melewati hutan terlarang lenggang raye”
Amat mude hanya mengerutkan dahi saat mendengar hal tersebut dan merasa bingung
Raja Muda : “Wahai amat mude, ku perintahkan kau untuk mencari kelapa gading di
suatu hutan terlarang untuk mengobati istriku yang sedang menderita penyakit
misterius ini dalam waktu 2 pekan ini"
Istri Raja Muda: "Tidak ada satu pun pengawalmu yang berhasil pulang dengan selamat,
percuma saja kau memerintahkannya kepada orang itu"
Raja Muda : "Kita harus mencobanya wahai istriku dia bukan orang biasa. Amat Mude,
jikalau kau menolaknya maka akan kubunuh kau dengan ibumu dan orang
yang membantumu juga!"
Amat Mude : "Baiklah, saya akan melaksanakan perintahmu"
Raja Muda : “Kalau begitu, akan kuantarkan kau ke hutan terlarang itu”
Rajamuda berjalan bersama rombongan melihat anak yang ditakdirkan yang akan pergi
masuk ke hutan terlarang dan pergi mencari buah kelapa gading
Raja muda : “Pengawal tolong temani amat mude”
Pengawal 1 : “Ehhhh, macam mana pula saya harus ikut rajaa”
Raja muda :” Sudah ikut saja kalu tidak nanti engkau akan dikebiri”
Pengawal 1 : “Ahh jangan, jangan yang mulia saya masih belum punya ayank”
“Kalau begitu nanti saya bakalan jadi perjaka seumur hidup”
Raja muda : “Ikutlah dia jangan sampai kau tidak menurut”
Pengawal 1 : “Baik, baik yang mulia”
Pengawal 1 bergumam
“Ish, sedari dulu saat pengusiran permaisuri belum pernah pun dapet imbalan seorang Istri,
dasar raja oncom”
Raja muda menoleh kepada pengawal 1
Pengawal 1 : “Tidak yang mulia tidak eheheh”
Raja muda : “Amat saat ini saya masih belum sepenuhnya percaya padamu bisa mencari
buah tersebut, akan tetapi saya menaruh harapan kau bisa menemukannya”
Amat mude : “Sudah menjadi tugas saya yang mulia untuk mematuhi erintahmu demi
negri alas ini”

14
Disaat amat mude pergi rajamuda hanya terdiam dan seperti melihat bayangan kakaknya ada
dalam diri amat mude
Raja muda : “Kau benar benar mirip kakak”
Narator : "Beberapa hari Amat Mude berjalan kaki mencari buah itu bersama
pengawal 1, namun ia tidak kunjung menemukannya”
Pengawal 1 : “Tuan amat mude, mohon maaf lancang, tapi kaki sayakesemutan berjalan
terus”
Amat mude : “Baiklah, kalau begitu kita istirahat dahulu”
Pengawal 1 : “Tuan apa tuan pernah punya ayank selama ini”
Amat mude : “Apa pasal kau menanyakan hal begitu”
Pengawal 1 : “Selama ini saya dijanjikan seorang istri oleh raja muda tetapi tak pernah pun
saya mendapat seorang istri”
Amat mude : “Mungkin Pakcik raja muda bingung memiihkannya”
Pengawal 1 :”Apa pasal beliau bingung”
Amat mude : “Selama ini mungkin dia tau wanita seperti apa yang anda mau namun sulit
mencarinya”
Pengawal 1 :”Hmm baik hati sekali ternyata raja muda”
Amat mude :”Ya kan, saya tidak tau seperti apa orangnya tetapi saya yakin pakcik orang
yang baik”
Pengawal 1 :”Hmmm tapi kalo dipikir pikir saya tidak pernah menyebut wanita yang saya
inginkan seperti apa”
Amat mude :”Ahahahaha sepertinya kamu lupa”
Pengawal 1 :”Selama ini beliau selalu menyebut saya pengawal kecubung ramijud, tapi
hatinya baik hati juga”
Amat mude :” Kalau begitu ayo pergi lagi”
Mereka terus berjalan di dalam hutan lenggang raye namun bingung sampai mereka
kelelahan
*Adegan Amat Mude kelelahan sembari terus berjalan
Amat Mude : “aku sudah benar2 kelelahan dan tersesat, tapi tak akan kubiarkan aku mati di
tempat ini”
Pengawal 1 : “Betul itu tuan, ga mati sebelum punya ayang”
Dikejauhan sang nenek sihir melihat amat mude dan pengawal 1
Nenek sihir : “Ekhehekhekhe, seertinya sudah sesuai rencana, baiklah anak yang
ditakdirkan amat mude, nenek akan mengetesmu sekarang

15
Nenek sihir pun beranjak mengambil tongkatnya dan pergi menuju sang amat mude namun
dengan pakaian berbeda dari sebelumnya
*Adegan Nenek Sihir datang
Nenek Sihir : “Hehehe, berani sekali bocah sepertimu datang ke tempat ini, baguslah,
tongkat ini akan menghisap jiwa dan ragamu, sehingga kekuatannya bisa
membuatku awet muda, ekhekhekhe”
Amat mude dan pengawal kaget melihat sesosok nenek tua renta membawa tongkat,
mengingatkan pada rumor tentang nenek yang suka makan manusia
Pengawal 1 : “Janganlah risau tuan amat mude, saya pengawal kebenaran akan
melindungimu dari pelaku kejahatan”
Amat mude : “….hati hati pengawal ingatlah kata katamu tadi”
Pengawal 1 : “Saya tidak akan takut pada nenek tua renta ini karena yang saya takutkan
adalah perjaka seumur hidup minggir tuan amat mude”
Nenek sihir pun menggetokan tongkatnya ke kepala pengawal sampai pingsan
*Adegan Nenek Sihir menodong tongkatnya ke arah Amat mude
Amat pun menodong kayu pancingannya untuk menahan todongan tongkat nenek sihir
Nenek sihir : “Nak sepertinya nenek akan menang hari ini, ekhekehekeh. Batu yang tak
berharga sepertimu tidak akan mengalahkan nenek yang sempurna seperti
berlian ini”
Amat mude : “……hmm”
Nenek sihir : “Apa pasal kau nak, meremehkan nenek kah?”
Amat mude :“Bukan begitu, tapi nenek seperti kenal je suaranya”
Nenek sihir pun merapalkan mantra dan mengayunkan tongkatnya
Nenek sihir : “Oiii, tongkat kayu mengeras bagai batu, mengada ada dalam tiada menjadi
nyata Kiyomasaaaaaaaaaaa”
*Tongkat Nenek Sihir terpental oleh tebasan kayu pancingan amat mude
Nenek Sihir :“Tidak munngkin, Tidak mungkin!”
Amat mude :”Kau tau nek, sebuah berlian pun bisa hancur jikalau dilempari batu dengan
kuat”
“Dan tongkat pancingku ini merupakan pemberian dari nenek baik hati yang suka ku tolongi”
*Nenek terduduk di hadapan Amat Mude sikap meminta ampunan namun setelah itu
ia terbangun, amat mude pun terheran
Nenek Sihir : “Ekhehekhekhe Tak kusangka kau sebegitu berani dengan tongkat tersebut,
nenek ini hanya mengetes tekadmu nak,kau ingat nenek?”

16
Amat mude : ”Alah si nenek, amat tidak menyangka nenek adalah orang yang dirumorkan
banyak orang, tetapi mengapa nenek tidak memakan saya”
Nenek sihir : “Ekhehehe, itu hanya rumor yang nenek sebarkan supaya tidak mengusik
tanah hutan ini, sepertinya sudah saatnya nak mude menjadi raja, kau memiliki
trah kerajaaan Negeri Alas kau memliki kepercayaan orang sekitar, dan juga
mempercayainya”
Amat mude : ”Nek, amat mungkin peduli pada rakyat namun amat tidak yakin bisa
mengganti yang mulia raja muda, saat ini amat harus mencari buah kelapa
gading terlebih dahulu”
Nenek sihir : ”Baiklah kalau begitu, jikalau nak mude mencari buah itu lihat arah akar
batang pohon disana dan dengarlah suara burung kau akan mendapat
petunjuk”
Amat mude : “Baiklah nek, namun penjaga ini? “
Nenek sihir : “Biarlah nenek menjaga pengawal ini”
Amat mude : “Terimakasih nek, walaupun banyak hal yang ingin amat tanyakan tetapi
amat harus segera pergi, amat pergi nek”
Amat mude pun melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan pengawal dan nenek sihir
diperjalanan dia masih mempertanyakan hal yang ada di kepalanya
Amat mude :”Wah apakah selama ini yang membuatku mempunyai harta berlimpah adalah
nenek itu”
“Beliau ini siapa kalau sampai sebaik itu”
Amat mude pun sampai dipohon yang nenek maksud
Amat mude : “Lihat akarnya yah, apa yang dimaksud nenek”
“Eh, mengapa tanah ini berbeda teksturnya, apakah tempat kelapa gading tersebut berdekatan
dengan laut?”
Amat mude pun kembali berjalan kearah yang ia tuju
Amat mude : “Sepertinya aku mendengar suara burung berkicauan dari arah sebelah sana”
Amat mude pun menuju ke arah burung tersebut, tak disangka sangka
# *5 Bidadari datang menghampiri Amat Mude, adegan datangnya para Bidadari bisa
sambil menari #
Bidadari 1 : "Kaulah Amat Mude, nama yang berarti dermawan"
Bidadari 2 : "Bijak"
Bidadari 3 : "Berwibawa"
Bidadari 4 : "Tabah"
Bidadari 5 : "Dan berani"

17
Bidadari 1 : "Kami turut ikut serta dalam pemberian nama mu begitu kamu lahir, kamu
adalah anak yang spesial"
Bidadari 2 : "Kami akan mengarahkanmu untuk menemukan kelapa gading itu, kemudian
mengantarkanmu keluar dari tempat terlarang ini"
Amat Mude : "Terimakasih banyak, ku kira aku akan tersesat di tempat ini selamanya"
*Adegan Amat Mude sampai ke pantai diantar oleh ke 5 bidadari
Bidadari 3 : “Kita sudah sampai, kau sudah tampak sangat kelelahan, apakah kau mampu
memanjatnya?”
Amat Mude : “Aku akan segera memanjatnya”
*Adegan putri niwer gading tiba-tiba datang sambil membawa teko emas
Putri Niwer Gading : “Sebenarnya itu hanyalah buah kelapa biasa, air buah kelapa itu bisa
melegakan dahagamu tapi tidak bisa menyembuhkan istri raja muda.
Sedangkan yang aku bawa adalah ramuan yang bisa
menyembuhkannya”
Amat Mude : “Siapa kau?”
Putri Niwer Gading : “Aku adalah putri niwer gading, penjaga seluruh tempat terlarang di
Negri Alas ini”
Amat Mude : “Tolong bisakah kau memberikan ramuan itu padaku?”
Putri Niwer Gading : “Atas kerja kerasmu akan kuberikan ramuan ini padamu, dengan
syarat kau tidak boleh mengambil buah kelapa itu dan para bidadari tak
akan mengantarkanmu pulang”
Amat Mude : “Baiklah kalau begitu, akan kuterima persyaratanmu itu”
*Adegan putri niwer gading memberikan ramuan itu pada Amat Mude
Amat Mude : “Terimakasih banyak”
Putri Niwer Gading : “Aku akan menyambutmu begitu kau berhasil bertahan hidup dan
keluar dari tempat ini”
Bidadari 3 : “Bukankah itu terlalu berlebihan wahai putri?”
Amat Mude : “Tidak apa2, aku pasti akan menemukan jalan keluar dari tempat ini
sesegera mungkin”
*Adegan Amat Mude pergi sendiri meninggalkan Putri Niwer Gading beserta para
Bidadari
*Adegan Amat Mude mondar-mandir mencari jalan keluar
Narator : “langkah demi langkah Amat Mude kesana kemari mencari
jalan keluar dari tempat terlarang itu, sudah beberapa hari
lamanya waktu yang telah ia tempuh, ia sudah mulai kelahan dan
kelaparan, namun…”

18
*Adegan putri niwer gading menyambut Amat Mude yang sudah menemukan jalan
keluar
Putri Niwer Gading : “Tak kusangka kau berhasil keluar dari sini, aku terkesan padamu,
Amat Mude, ku ingin kau menjadi suamiku seperti yang diramalkan”
#Opsional
adegan Putri NW menyambut tangan Amat Mude dan mengajaknya menari
#Opsional
Amat mude : ”Maaf berkata lancang tetapi sebenarnya siapa kau ini, dan juga saya
tak begitu tahu mengapa kelapa gading itu tidak dapat
menyembuhkan”
Putri niwergading : ”Wahai amat mudeku, saya merupakan utusan dewa yang turun untuk
menjaga tempat terlarang, salah satunya pantai kelapa gading yang
merupakan tempat mandinya para bidadari untuk saat ini”
Amat mude :”Ahhh saya baru mendengar hal tersebut”
Putri niwer gading :“Namun saya begitu bosan untuk menjaga tempat tersebut, walaupun
begitu diramalkan oleh para dewa saya akan bertemu seorang pemuda
empunya tanah negri Alas dan akan menjadi pasangannya, tapi untuk
lebih jelas tanyakan nenek yang selalu kau temui dialah yang
membuatmu seperti saat ini”
Amat Mude : “Baiklah Putri, aku bersedia menjadi suamimu,akujuga akan tanyakan
pada nenek, namun untuk saat ini aku harus segera ke istana menemui
Istri raja muda”
Narator : "Amat Mude yang rasa lelahnya hilang setelah bertemu Putri
Niwer Gading pun, segera berjalan kaki kembali ke istana
kerajaan Negri alas”
Pengawal 2 :”Tuan dimana pengawal yang menjagamu”
Amat mude :”Ouh dia sedang tidur dihutan”
Pengawal 2 : Hah? Tertidur?
Amat mude pun segera berjalan ke istri raja muda
Amat Mude : “Ini wahai Ratu, minumlah ramuan ini maka kau pasti akan sembuh”
*Adegan Amat Mude memberikan ramuan kepada pelayan 1
*Pelayan 1 menuangkan ramuan dalam teko itu ke sebuah gelas dan meminumkannya
kepada istri raja muda
*Setelah meminumnya, Istri raja Muda melihat kesekujur tubuhnya sembari kembali
bisa menggerakan tangannya
Istri Raja Muda : “Sepertinya aku kembali sembuh”

19
Raja Muda : "Syukurlah…, Amat Mude, tak kusangka kau begitu tulus menolong
istriku, sejujurnya aku tak kuasa memerintah kerajaan yang telah
kubuat kacau ini, selama masa sulit ini, hanya istriku lah yang
menemaniku, menyemangatiku, bagiku tak ada harta lain yang lebih
berharga selain dia. Oleh karena kebaikanmu, Amat Mude, aku
menyerahkan tahta kerajaan Negeri Alas kembali kepadamu, sesuai
dengan kehendak Ayahmu"
"Percayalah kau adalah Raja yang sesungguhnya, di tanganmu pasti kerajaan ini akan
makmur seperti sedia kala"
"tolong maafkan kesalahanku padamu"
Amat Mude : "Baiklah, akan kulaksanakan. Namun kau telah memerintah kerajaan
ini dengan sungguh2 pula, oleh karenanya aku berterima kasih
padamu"
“Namun sebelum itu saya harus pergi kehutan terlebih dahulu ada orang orang yang harus
kujemput”
Amat mudepun pergi meninggalkan kerajaan menuju hutan lenggang raye
Disisi lain di hutan pengawal bangun dengan santainya dihadapan nenek yang sudah selesai
makan dengan niwergding
Pengawal 1 :”Ahhhh nenek pemakan manusiaa ampun nek maafkan saya nek”
Nenek sihir :”Ekhekhekhekhe”
Pengawal 1 :” Ah ketawanya menyeramkan, eh tapi mana tuan amat mude? apakah
tuan amat mude sudah ada dalam perut nenek? arghhh ampuni saya
raja muda tak bisa menjaganya, eh tetapi siapa gerangan disisi nenek
ini? cantik sekali”
Amat mude pun muncul
Amat mude : “Hey pengawal apa yang kau lakukan ayo ke kerajaan, nenek juga
yok niwergading juga”
Pengawal 1 : “Eh tuan Amat mude, eh ini mimpikah? Yasudah tidur lagi”
Mereka pun pergi bersama sama ke kerajaan dengan tertawa-tawa
Narator : "Akhirnya atas permintaan Raja Muda, kemudian Amat Mude
dinobatkan menjadi raja yang kedudukan itu memang menjadi
haknya juga amat mudepun menikah dengan putri niwergading.
Demikianlah kecurangan dan keburukan, kadangkala akan kalah dan luluh dengan
kebaikan hati yang tulus."

"Sekian dan Terimakasih"

20

Anda mungkin juga menyukai