Anda di halaman 1dari 15

Bioindikator Dan Toksikologi

Perairan
Dr. Asus Maizar Suryanto
▪ Ekotoksikologi merupakan sebuah cabang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan interaksi zat yang berbahaya bagi
lingkungan.
▪ Ekotoksikologi berbeda dengan toksikologi karena ilmu
ekotoksikologi cenderung menjelaskan sebuah pengaruh
secara langsung efek stressor/toksik (abiotik) di lingkungan
terhadap semua tingkat biologis organisme baik dari molekul
ke seluruh komunitas dan ekosistem
▪ Ilmu ekotoksikologi secara harfiah adalah bidang ilmu
yang mempelajari gangguan struktural dan fungsional
biologis suatu organisme yang dipengaruhi oleh
induksi kontaminan / polutan dalam waktu paparan
jangka pendek, menengah, dan panjang dalam
ekosistem (Borga, 2013).
Xenobiotic
Polutan pada lingkungan secara umum dapat berasal
dari: 1. Industri, 2. Tambang, 3. pembangkit listrik
tenaga batu bara, 4. pabrik pengolahan limbah.

Sumber-sumber polutan lainnya dapat berasal dari


pestisida yang dibawa oleh aliran air hujan yang
mengalir ke badan perairan, polutan yang berasal dari
bahan bakar berbagai kendaraan bermotor, atau
polutan semivolatile yang mengelilingi dunia setelah
penguapan dari tanah lingkungan pertanian dan
perkotaan.
Ruang lingkup Ekotoksikologi

Lingkungan : Biotik dan


Abiotik
- Pencemaran
- Kerusakan lingkungan
- Penurunan daya
Organisme:
dukung lingkungan
- Gen
- Kerusakan alami
- Sel dan organel sel
lingkungan
- Organ
- Sistem organ
- Individu
- populasi
Perubahan
Transfer kontaminan dari
biotop ke organisme, tidak
lepas dari pengaruh interaksi
tiga faktor fundamental
ekotoksikologi yakni, abiotik,
pencemaran, dan faktor biotik.
Perbedaan karakterisistik
spesifik biologis antar individu
dan antar spesies terhadap
senyawa polutan bertanggung
jawab atas perubahan
komposisi ekosistem (Gambar
disamping).
Karakteristik spesifik tersebut
meliputi perbedaan
kemampuan organisme
Gambar. tentang Konsep respon mentolerir terhadap senyawa
efek polutan beracun terhadap
polutan, perbedaan masa hidup
waktu induksi dalam eksositem
(Sheehan, 1984) suatu organisme, perbedaan
siklus reproduksi, dll
Perkembangan Ilmu Ekotoksikologi
- analisis masuknya polutan ke lingkungan; analisis pola
penyebaran polutan terhadap organisme, populasi dan
ekosistem;
- analisis dampak polutan terhadap sistem biologis dan
ekologis; analisis respons dan / atau efek (molekuler ke
sistem ekologis);
- perumusan desain restorasi atau konservasi terhadap
pencemaran pada ekosistem.
Pengembangan Riset dalam Ekotoksikologi Perairan

Secara singkat, metode dalam ekotoksikologi dibagi


menjadi 2 yakni metode yang bersifat mewakili
keadaan sederhana dan kompleks.

- Metode sederhana : merupakan studi


ekotoksikologi yang secara umum dilakukan dengan
skala laboratorium dengan menggunakan hewan
percobaan dengan satu jenis spesies.
Misal uji Toksisitas, Uji kronis, Uji Sub kronis dengan
paparan bahan xenobiotic tertentu.
- Metode yang bersifat kompleks : Merupakan studi
ekotoksikologi yang merepresentasikan keadaan lapang
atau outdoor (in situ). Metode ekotoksikologi in situ ini
memilki sangat banyak faktor-faktor lingkungan alam
yang berpengaruh dalam pengamatan ekotoksikologi.
Misal : Deteksi ekspresi biomarker lingkungan dari
organisme missal expresi metallothionein, HSP70, dst
Gambar . Metodologi utama dalam ekotoksikologi perairan (Boudou &
Ribeyre, 1997)
Tabel . Kelemahan dalam ekotoksikologi

Variabel dalam Studi Kelemahan


Ekotoksikologi
Pemilihan spesies Tidak cukup representatif karena tidak
Waktu pemaparan/terpapar menunjukkan:
terhadap spesies - Pemilihan Spesies yang tepat yang memiliki
sensitivitas tinggi dan mewakili kehidupan
pada suatu ekosistem
- Ketidak pastian jangka waktu pemaparan

Tidak dapat mewakili akumulasi secara progesif


Siklus hidup terhadap dampak toksik pada keseluruhan
generasi
Dampak sekunder Perubahan interaksi biologis terhadap komunitas
yang hilang
Kelemahan meliputi,
- Sulit untuk menentukan jenis spesies untuk diamati yang
benar-benar sensitive dan merepresentasikan keadaan
yang sedang terjadi,
- Perlu pengamatan lebih dari satu jenis spesies yang
berbeda karena masing-masing spesies tiap trofik level
memilki sensitivitas terhadap senyawa polutan yang
berbeda-beda,
- Tidak dapat menunjukkan secara spesifik pengaruh
senyawa polutan tersebut terhadap fase-fase siklus hidup
suatu organisme yang ada diperairan,
- Secara umum hanya dapat menunjukkan dampak
pengaruh senyawa polutan terhadap perubahan kualitas
biologis suatu organisme akan tetapi belum dapat
menjelaskan hubungan organisme yang terakumulasi
senyawa polutan tersebut dengan organisme lain di
beberapa trofik level.
Sekian

Anda mungkin juga menyukai