Ekotoksikologi Perairan
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
DAFTAR
ISI KATA PENGANTAR
BAB I. PENDAHULUAN
Ancaman Perairan
DAFTAR PUSTAKA
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat, taufik, dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan Paper
Mata Kuliah Ekotokssikologi Perairan dengan Judul Pengaruh Racun Pada
Tingkat Populasi dan Komunitas sebagai salah satu syarat untuk lulus mata
kuliah ini.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah meluangkan waktunya untuk membantu kami dalam menyelesaikan Paper ini.
Serta terima kasih kepada teman-teman atas kerja samanya dalam penyusunan
Paper ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Paper ini, tentu masih terdapat
beberapa kesalahan dan masih jauh dari yang diharapkan. Maka dari itu, kami
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar kedepannya dapat
mencapai kesempurnaan.
Akhir kata, semoga Paper ini dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi kita
semua. Amin.
Penulis
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
BAB. I
PENDAHULUAN
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
BAB. II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Definisi
Ekotoksikologi berasal dari dua kata yaitu eko dan toksikologi. Eko artinya
lingkungan dan toksikologi (Toxicology) artinya ilmu yang mempelajari tentang
racun-racun yang ada di perairan. Toksikologi berasal dari kata toksik atau toksis
yang artinya racun, toksikan adalah bahan-bahan beracun itu sendiri. Ekologi
berasal dari dua kata yaitu oikos yang artinya rumah tangga dan logos yang artinya
ilmu. Jadi, Pengertian Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya, sedangkan Pengertian Ekotoksikologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan racun yang ada di dalam suatu
perairan atau bisa dikatakan juga ilmu yang mempelajari tentang racun-racun di
perairan. Racun dihasilkan dari (sumber-sumber racun yaitu) : (1) Dari industri
dalam suatu perusahaan, (2) Dari bahan pertanian, (3) Dari industiy rumah tangga.
Racun adalah bahan kimia yang dalam relatif sedikit sudah berbahaya kepada
makhluk hidup. Toksik atau tidaknya suatu zat ditentukan oleh kuantitas zat
tersebut, contoh Garam dapur (NaCl) dalam jumlah banyak akan menjadi toksik
bagi tubuh. Kuantitas juga sangat menentukan yaitu jika dalam jumlah sedikit akan
sangat berguna bagi tubuh manusia untuk melakukan metabolisme. Ada istilah yang
disebut dengan kontaminasi yaitu masuk atau dimasukkannya zat pencemar ke
dalam lingkungan yang masih berada di bawah nilai ambang batas dan tidak
membahayakan kepada peruntukkannya (kepada siapa). Ada juga istilah yang
disebut dengan Pencemaran atau keracunan yaitu masuk atau dimasukkannya
bahan atau zat pencemar ke dalam suatu perairan yang melebihi nilai ambang
batas. Chapman, L.H nomor 82 membagi kriteria nilai ambang batas bahan kimia
dalam suatu perairan (suatu zat kapan dikatakan sebagai pencemar dan dapat
mengganggu untuk peruntukannya). Contoh : Air bisa untuk makhluk hidup yang
ada di perairan begitu juga dengan manusia.
Ada beberapa faktor yang menjadi ancaman bagi suatu perairan yaitu :
a. Adanya nutrien atau nutrisi berlebihan (kandungan N,P dan K berlebihan)
yang dapat membahayakan bagi perairan.
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
b. Banyak senyawa organik sintetis yang ikut masuk ke dalam perairan dan juga
sampah (plastik juga termasuk ke dalamnya). Plastik dan Ban merupakan
bahan organik, plastik mengandung senyawa polyetilen. Senyawa organik
adalah senyawa ikatan karbon-karbon, contoh : C5H8 (Polysterine). Logam
juga termasuk ke dalamnya mulai dari logam ringan sampai logam berat.
Logam berat (heavy metal) adalah logam yang memiliki densitas lebih besar
atau sama dengan lima sedangkan logam ringan (light metal) adalah logam
yang memiliki densitas lebih kecil atau sama dengan lima. Densitas (Density)
adalah massa jenis suatu benda dibagi dengan berat atom. Contoh senyawa
organik lainnya adalah senyawa hidrokarbon, minyak, lemak. Hidrokarbon
yang utama adalah polysiklik hidromatik (hidrokarbon yang beracun).
Nutrien yang berlebihan bisa dipandang menguntungkan dan bisa juga
merugikan. Sebagai Contoh Jika hara yang berlebihan masuk ke perairan
akibatnya akan terjadi blooming dan menghancurkan plankton tertentu. Tetapi
untuk tumbuhan air, hara yang berlebihan dapat menyebabkan tumbuhan air
bertambah banyak. Tumbuhan air ini merupakan makanan primer atau
makanan pokok bagi ikan-ikan berukuran kecil. Akibatnya akumulasi iakn
semakin meningkat atau semakin tinggi, tangkapan nelayan juga akan
semakin meningkat dan kesejahteraan nelayan juga akan semakin meningkat
atau semakin tinggi (dipandang dari satu segi). Jika dipandang dari segi Tim
Pengelolaan Air, badan air digunakan sebagai sumber air minum dan ada
juga ganggang tertentu yang pertumbuhannya pesat atau cepat sehingga
mengganggu Tim Pengelolaan Air Minum dan juga dapat menganggu
pengelolaan air minum tersebut. Jadi tidak selalu pencemaran tersebut
merugikan, ada juga keuntungannya (profit). Yang dipelajari secara
menyeluruh adalah :
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
(Pengaruh ko-enzim, substrat,
logam-logam pengaktif) oleh zat
kimia.
3. Metabolisme Penyusun dalam struktur Kekacauan metabolisme lemak
Lemak membran sel. yang dapat menyebabkan
kegagalan fungsi hati,
kemampuan lemak untuk
mensisntesis kolesterol bisa
gagal.
4. Biosintesis Protein Racun akan menggagalkan Terjadinya penekanan ribosom
proses transkripsi dan translasi yang ada di endoplasmik
yang akan membentuk protein. retikulum dalam pembentukan
Transkripsi adalah proses protein.
pembentukan DNA dengan
menggunakan cetakan.
5. Sistem Enzim Bagian-bagian mikrosom- Pergantian dalam fungsi enzim
Mikrosomal mikrosom yang ada dalam hati yang ada pada enzim
akan dipengaruhi oleh mikrosomal- rangsangan atau
metabolismenya dan akan hambatan (inhibition).
terjadi pengaruh yang
dinamakan biotransformasi.
6. Pengaturan dan Akan berubah metabolik dan Kegiatan enzim pengatur dapat
Pertumbuhan laju biosintesis dan katabolisme diubah oleh sintesis,
yang ada pada komponen sel penyimpanan, pelepasan,
diatur oleh hormon-hormon dan pengasingan juga dapat
sistem pengatur lainnya. digagalkan oleh zat beracun tadi.
7. Metabolisme Glikolisis yang terjadi di dalam Blokir terhadap peristiwa glikolisis
Karbohidrat sitoplasma sel, Siklus kreb yang karena adanya zat-zat kimia
terjadi di mitikondria dan rantai pengganggu dan kegagalan
respirasi yang terjadi di pembentukan karbohidrat.
mitokondria.
8. Pernapasan Peristiwa respirasi terjadi di Penghambatan atau penggagalan
(Respirasi) mitokondria yang dikenal pembentukan ATP karena
sebagai rantai pernapasan terhalangnya rantai
dalam pembentukan energi pengangkutan electron
ATP. (terputusnya rantai elektron).
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
Pengaruh lethal merupakan respon yang terjadi atau tanggapan yang terjadi
pada saat zat-zat yang ditinjau dari segi fisika dan kimianya mengganggu proses
sub-seluler (organel-organel dalam sel) dan sel. Sub-seluler pada makhluk hidup
hanya sampai batas kematian langsung, sulit bernafas atau tidak bernafas, dan
tidak dapat lagi bergerak. Pengaruh sub-lethal merupakan pengaruh yang merusak
kegiatan fisiologis atau merusak perilaku tetapi tidak mematikan dan biasanya
ditandai dengan adanya gangguan proses makan, gangguan pertumbuhan,
gangguan perilaku (dari lincah menjadi tidak lincah), kurangnya kemampuan
mengkoloni atau sebab-sebab lain yang tidak langsung. Pengaruh lethal dan sub-
lethal dapat dialami oleh individu, populasi, komunitas, bahkan sampai tingkat
ekosistem. Beberapa pengaruh sub-lethal dikenal dari hal-hal sebagai berikut : (1)
terjadi stress akibat pencemaran pada suatu tingkatan organisasi; (2) dikenal
melalui kenampakan atas bentuk atau fungsi yang berubah pada tahapan
berikutnya dalam perkembangan, dan (3) kenyataan seluruhnya berbentuk potensi
ketahanan hidup yang rendah pada suatu tahapan lanjut dari perkembangan.
Respon sub-lethal pada makhluk hidup dapat dibagi menjadi sejumlah kategori yaitu
: (1) fisiologis, (2) struktur biokimia dari sel tersebut akan berubah, (3) perilakunya
berubah, (4) reproduksi atau perkembangbiakan dan banyak lagi yang
mempengaruhinya terutama reaksi-reaksi kimia. Pengkajian pengaruh sub-lethal
bergantung pada dua faktor penting yaitu : (1) pemilihan parameter fisiologis dan
perilaku yang menduga respons ekologis yang nyata; dan (2) pengukuran dengan
percobaan terhadap respons sublethal. Faktor-faktor ini harus mencakup
pengenalan pengaruh penting yang terjadi pada tahapan kehidupan yang berbeda.
Respon Populasi ada dua macam yaitu respon linier (hubungannya atau
korelasinya positif) dan respon non linier (hubungannya atau korelasinya negatif).
Respon terukur dan sub-lethal ada ambang batasnya (memiliki ambang batas). Baik
kurva liner dan kuadratik menggambarkan perubahan respons sub-lethal dan lethal.
Respon Makhluk Hidup yang diuji dapat dikategorikan sebagai berikut : (1)
Pengaruh Akut (Acute) yaitu respons makhluk hidup terhadap suatu keadaan yang
cukup parah sehingga menyebabkan suatu respons yang cepat, biasanya diukur
dalam waktu 96 jam. (2) Pengaruh Sub-Akut (Sub-Acute) yang merupakan respons
makhluk hidup terhadap suatu kondisi yang kurang parah dan terjadi dalam waktu
yang lebih lama (lebih dari 96 jam). (3) Pengaruh kronis merupakan respons
terhadap suatu kondisi yang berkesinambungan, diperkirakan hanya 10 % dari
waktu hidup makhluk tersebut (harapan hidup hanya 10 %).
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
BAB. III
PENUTUP
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
DAFTAR
PUSTAKA
https://aldofernandonasir.wordpress.com/category/toksikologi-lingkungan/
https://bushido02.wordpress.com/2007/11/08/ekotoksikologi-lingkungan/
http://pepenm87.blogspot.co.id/2013/06/riwayat-polutan-fate-of-pollutant.html
http://rizkaritong.blogspot.co.id/2013/04/toksikologi-lingkungan.html
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
Ekotoksikologi Perairan
Paper
Pengaruh Racun Pada Tingkat Populasi dan Komunitas