Anda di halaman 1dari 5

INTI ARTIKEL PELABUHAN TANJUNG CARAT

Pemerintah Sumatera Selatan berencana membangun Pelabuhan Tanjung Carat, yang lokasinya di atas
atau sekitar 15 kilometer dari Tanjung Api-Api. Pembangunan pelabuhan international ini berada di
wilayah Desa Sungsang IV, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, akan mereklamasi laut
seluas 2.219 hektare, serta menggunakan lahan di kawasan Hutan Lindung Pantai Air Telang sebagai
pinjam pakai. Proyek ini akan mereklamasi wilayah yang bukan kawasan hutan mangrove, tapi kawasan
laut yang dangkal, yang kalau dibiarkan secara alami di masa mendatang menjadi daratan. Selain itu,
proyek ini juga menggunakan kawasan Hutan Lindung Pantai Air Telang hanya digunakan sebagai jalan
menuju pelabuhan, namun telah memperoleh izin dari KLHK terkait masalah tersebut. Pembangunan
untuk jalan yang melalui kawasan hutan lindung akan menggunakan tiang sehingga tidak mengganggu
hidrologisnya, juga dapat menghindari adanya bangunan liar disepanjang jalan yang didirikan oleh
masyarakat. Pembangunan proyek ini memang memiliki beberapa dampak untuk masyarakat baik dalam
lingkungan, ekonomi, social juga budaya. Namun pihak manajemen telah menetapkan upaya-upaya
konkrit untuk mengatasi masalah tersebut. Pertama masalah perubahan pola arus dan gelombang yang
mengakibatkan turbiditas perairan akan diatasi dengan mengatasi pengaruh timbunan terhadap
keseimbangan hidrologi kawasan. Kedua, terganggunya littoral transport yang mengakibatkan adanya
erosi di salah satu sisi dan sedimentasi di sisi yang lain diatasi dengan menerapkan sistem transportasi
material kawasan. Ketiga, masalah air laut yang terperangkap dapat mencemari akuifer air tanah di pesisir
diatasi dengan pemadatan areal yang direklamasi. Keempat, bertambah panjangnya lintasan air atau
penurunan gradien hidraulik aliran air menurunkan kapasitas drainase dan berpotensi banjir di kawasan
daratan diatasi dengan melakukan pembuangan lapisan organik yang ada di kawasan. Kelima, penurunan
lahan reklamasi tidak merata karena ketebalan lumpur tidak merata juga, sehingga terjadi luapan lumpur.
Diatasi dengan sistem pemadatan areal yang direklamasi secara baik, dan konstruksi bangunan atau
dinding yang baik. Selain itu, untuk permasalahan dalam dampak biologi juga teratasi. Pertama, saat
konstruksi kemungkinan berdampak terganggunya ekosistem plankton diatasi dengan dengan pelaksanaan
reklamasi sesuai SOP yang berlaku. Kedua, saat konstruksi kemungkinan terganggunya perkembangan
vegetasi mangrove diatasi dengan pembuatan saluran atau kanal pemisah antara vegetasi mangrove
dengan areal yang direklamasi. Pembangunan proyek ini juga tidak menurunkan pendapatan masyrakat,
karena masyarakat sekitar tidak mencari ikan di sekitar sungai Musi, namun beroprasi di laut dalam
seperti Laut China Selatan.
Pembangunan proyek ini akan menyebabkan hadirnya pendatang yang mengadu nasib untuk pekerjaan,
sehingga meningkatkan kemungkinan kekumuhan dan juga rusaknya lokasi hutan lindung. Namun telah
diatasi dengan menjadikan Sungsang sebagai sentra ikan di Sumatera Selatan, membangun lokasi lelang
ikan, juga mendatangkan investor untuk industry pengalengan ikan. Sehingga kesejahrteraan nelayan
akan meningkat.
Selain permasalahan di atas, pihak manajemen Pelabuhan Tanjung Carat juga telah menangani masalah
terkait dampak sosial budaya, pihaknya telah menyiapkan berbagai upaya. Misalnya melakukan
transparansi kebutuhan tenaga kerja dan persyaratan rekruitmen termasuk upah yang diterima. Gunanya,
memberikan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat sekitar. Kemudian setiap
masyarakat lokal dapat bekerja sesuai kapasitas dan persyaratan kerja, serta pelaksanaan CSR dari
perusahaan yang terlibat. Dengan begitu, adanya konflik sosial antara masyarakat lokal dengan pendatang
terhindar. Peningkatan keamanan lingkungan kerja dan keamanan lingkungan yang melibatkan
masyarakat lokal, guna mengatasi gangguan keamanan dan ketertiban lingkungan pun dilakukan.
Terakhir, terkait munculnya potensi peningkatan gangguan penyakit seperti ISPA, kulit, malaria dan
saluran pencernaan, diantisipasi dengan menyediakan sarana dan prasarana kesehatan, sosialisasi hidup
sehat, serta menyediakan tenaga medis dan paramedis mumpuni.
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat penting untuk dilakukan karena pelabuhan international Tanjung
Carat memiliki laut yang lebih dalam dibandingkan pelabuhan di Tanjung Api-Api. Kapal yang bersandar
bobotnya mencapai 77.000 DWT dengan kedalaman laut sekitar 18 – 20 meter. Selain itu, keberadaan
pelabuhan berada di tengah atau mudah diakses dari pusat ekonomi Jakarta dan Singapura. Juga karena
adanya Pertimbangan lainnya, yaitu keberadan Pelabuhan Boom Baru di Palembang sudah tidak layak
lagi dan sulit dikembangkan. Sedimentasi Sungai Musi relatif tinggi sekitar 3 juta kubik per tahun,
sehingga membutuhkan pemeliharaan yang sangat mahal.

- Aspek hokum
Analisa SKB aspek hokum memiliki tujuan untuk menilai keabsahan, kesempurnaan, dan
keaslian dokumen-dokumen yang dimiliki oleh suatu proyek. Dalam analisa aspek ini, menurut
kelompok kami proyek pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat melalui Reklamasi layak untuk
dilaksanakan. Karena jika ditinjau dari perizinanannya proyek ini tidak memiliki masalah apapun.
Proyek akan dibangun pada kawasan laut yang bukan merupakan hutan mangrove atau hutan
lindung, namun kawasan laut dangkal yang akan menjadi daratan secara alami, walaupun tidak
direklamasi. Bahkan untuk pembangunan jalan menuju pelabuhan yang menggunakan kawasan
Hutan Lindung Pantai Air Telang, pihak manajemen telah mendapatkan izin terkait lokasi
tersebut melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sehingga dari beberapa
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak secara hokum

- Aspek teknis
Analisa SKB aspek teknis juga sangat penting untuk dipertimbangkan, dalam aspek ini menilai
kesiapan perusahaan dalam menjalankan proyek berdasarkan ketepatan lokasi, luas produksi,
layout, dan juga kesiagaan teknologi yang digunakan. Dalam hal ini proyek pembangunan
Pelabuhan Tanjung Carat melalui Reklamasi yang dilakukan dapat dikatakan sudah memenuhi
aspek Teknis. Karena Pembangunan proyek telah memenuhi aspek ketepatan lokasi, dimana
proyek ini dibangun di kawasan laut dangkal, yang bukan merupakan kawasan hutan mangrove
atau hutan lindung, sehingga tidak perlu mereklamasi kawasan yang di anggap penting dan
terlindungi. Kemudian untuk pembangunan jalan menuju pelabuhan yang terletak pada kawasan
Hutan Lindung Pantai Air Telang telah digunakan teknologi yang tepat pula, dimana
pembangunannya akan menggunakan tiang untuk menghindari adanya gangguan hidrologis.
Selain itu, Pembangunan jalan tersebut juga sangat memperhatikan layout dari proyek, karena
dengan menggunakan tiang sebagai metode pembangunan dapat menghindari adanya bangunan
liar di sepanjang jalan yang dibangun oleh masyarakat.
Selain alasan di atas, Proyek pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat juga dikatakan layak secara
teknis, karena pembangunan proyek tersebut dilakukan di kawasan laut yang memiliki kedalaman
lebih dalam dari Pelabuhan Tanjung Api-Api yaitu dengan kedalaman 18-20 meter, sehingga
mampu menampung kapal dengan bobot 77.000 DWT. Kemudian letak dari Pelabuhan ini juga
sangat strategis dimana berada diantara Jakarta dan Singapura, sehingga mudah di akses dan
dapat menjadi pusat ekonomi
Kemudian, Proyek ini juga layak secara luas produksi, dimana dengan adanya Pelabuhan ini
diharap mampu memperluas produksi pelayanan jasa pelabuhan di kawasan tersebut, karena
mengingat keberadaan Pelabuhan Boom Baru di Palembang yang sudah tidak layak dan sangat
sulit dikembangkan, juga sangat mahalnya biaya pemeliharaan pelabuhan tersebut. Sehingga
adanya pelabuhan ini diharap mampu menyokong kegiatan pelabuhan yang tidak dapat dilakukan
di Pelabuhan Boom.
Sehingga karena beberapa alasan di atas kelompok kami menyimpulkan bahwa proyek ini sangat
layak dalam aspek teknis.

- Aspek manajemen
Aspek selanjutnya adalah manajemen. Analisa SKB dalam aspek manajemen menilai kesiapan
suatu proyek berdasarkan susunan manajemen juga organisasi yang baik, yang menyangkut
masalah SDM maupun rencana proyek secara keseluruhan. Dalam hal ini proyek pembangunan
Pelabuhan Tanjung Carat dinilai layak secara manajemen. Karena aspek pendukung berupa
manajemen dan perencanaan SDM yang baik telah di bentuk dengan sebaik mungkin. Hal ini
ditandai dengan pihak manajemen mampu menyelesaikan berbagai izin untuk keberlangsungan
dari proyek, kemudian manajemen juga mampu memberikan solusi konrit terhadap setiap
dampak yang ditimbulkan dari adanya pembangunan, baik masalah lingkungan, social, ekonomi
ataupun kesehatan dari masyarakat sekitar. Dari alasan ini dapat terlihat bahwa kerja manajemen
dan SDM sangat bagus dan bersinergi untuk mencapai tujuan proyek. Sehingga karena alasan
inilah kami mengambil kesimpulan bahwa proyek pembangunan ini sangat layak dalam aspek
manajemen

- Aspek Sosial dan budaya


Aspek social dan budaya dalam SKB memiliki tujuan untuk menilai suatu investasi untuk
memberikan dampak yang positif terhadap social dan budaya yang ada di masyarakat sekitar
tempat investasi tersebut di taman secara khususnya, dan pemerintah pada umumnya. Dalam hal
ini menurut kelompok kami proyek Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat dikatakan layak
dalam aspek ini, karena jika dilihat secara keseluruhan dengan adanya pembangunan proyek
mampu memberikan banyak dampak positif dari pada negative untuk kehidupan masyarakat.
Alasan pertama proyek ini layak dalam aspek social, walaupun memang terdapat perubahan
demografi pada masyarakat, yaitu peningkatan pada tingkat kepadatan penduduk sehingga
mengancam untuk terjadinya peningkatan kekumuhan lokasi juga rusaknya kawasan hutan
lindung. Namun pihaknya telah mengupayakan beberapa usaha untuk mengatasi masalah
tersebut, yaitu menjadikan wilayah Sungsang sebagai sentra ikan di Sumatera Selatan,
membangun lokasi pelelangan ikan, bahkan juga akan mendatangkan investor untuk industry
pengalengan ikan. Sehingga dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, sehingga
masalah tersebut dapar di minimalisir akibatnya.
Kemudian alasan kedua layaknya proyek ini dalam aspek social yaitu, adanya peningkatan
keamanan lingkungan kerja yang melibatkan masyarakat local. Sehingga mampu mengatasi
gangguan keamanan dan ketertiban lingkungan, dan dapat memberikan rasa aman dan nyaman
kepada masyarakat sekitar
Alasan ketiga proyek ini layak secara social dan budaya adalah, pihak manajemen telah
mengupayakan untuk melakukan transparansi kebutuhan tenaga kerja beserta persyaratan
rekruitmen termasuk juga upah yang diterima, sehingga mampu memberkan kesempatan kerja
dan peningkatan pendapatan masyarakat sekitar. Kemudian masyarakat local juga dapat bekerja
sesuai dengan kapasistas dan persyaratan kerja mereka. Selain itu kegiatan CSR dari perusahaan
juga mampu meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, juga mampu meminimalisir adanya
konflik antara masyarakat juga manajemen terkait.
Selain itu alasan ke empat layaknya proyek ini dalam aspek social budaya adalah pihak
manajemen telah mengatasi adanya kemungkinan gangguan kesehatan yang diderita masyarakat
karena adanya pembangunan seperti ISPA, malaria, penyakit saluran pencernan, dll. Pihaknya
telah menyediakan sarana dan prasarana kesehatan, sosialisasi hidup sehat, serta menyediadakan
tenaga medis dan paramedic yang mumpuni
Sehingga karena beberapa alasan tersebut kami menyimpulkan bahwa proyek ini layak dalam
aspek social dan budaya

Anda mungkin juga menyukai