Disusun Oleh:
Kelompok 4
Nur Vitra Yuniarti D101 21 256 Anggi Risma Patattan D101 21 202
Kelas B/BT.14
FAKULTAS HUKUM
Tanggul teluk Palu merupakan proyek yang dilakukan oleh Kementrian PUPR (Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat RI) yang didesain untuk menahan muka air laut tertinggi hingga
tidak membanjiri kawasan tangguh bencana Silebeta serta menanggulangi abrasi. Pemerintah
membangun tanggul laut untuk mencegah pasang laut dan tsunami di teluk palu,kota palu,
Sulawesi Tengah. Tanggul laut dinilai sebagai opsi terbaik melindungi pesisir, termasuk dari
terjangan tsunami. Dalam rencana rekonstruksi pascagempa sulteng, tanggul laut dibangun
sepanjang 7 kilometer dipesisir teluk palu, tepatnya dari kelurahan silae hinggah kelurahan talise.
Tingginya bervariasi, 1,5-3 meter. Tanggul tersebut di bangun dari batu.
Perencanaan pembangunan Tanggul Teluk Palu ini berawal pasca bencana alam melanda
kota Palu pada tahun 2018, sebagai antisipasi mengurangi dampak tsunami di pesisir teluk palu
maka Prov. Sulteng atau kota Palu merevisi Rencana Penataan Ruang Wilayah (RTRW) sebelum
melakukan pembangunan tersebut. Namun pada kenyataannya ditahun 2019 proyek
pembangunan tanggul teluk palu telah beroperasi bahkan sebelum RTRW tersebut selesai
direvisi. Hal ini sampaikan oleh Koordinator Sulteng Bergerak, Adriansa Manu yang ditemui
pada Minggu (20/9/2020) “Bagaimana mungkin pembangunan sudah dilakukan, sementara
RTRW masih dalam proses penggodokan. Ini tentu saja sangat melanggar, karena RTRW itu
panglima dari pembangunan. Jadi tidak boleh ada pembangunan sebelum ada RTRW”.
Banyak pro dan kontrak selama pembangunan tanggul laut ini dibangun protes tersebut
disampaikan baik dari kalangan ahli tsunami maupun masyarakat lokal Palu. Selain boros
anggaran karena menelan biaya hingga ratusan miliar, pembangunan tanggul laut dinilai justru
berbahaya karena dapat menimbulkan rasa aman yang palsu serta dapat melunturkan budaya
bahari. Proyek yang direncanakan sejak akhir 2018 ini sempat terhenti pada April 2019. Saat itu,
proyek dianggap tidak relevan oleh ahli bencana nasional. Pembangunan juga mendapat
penolakan dari elemen masyarakat sipil. Namun, dengan berbagai pertimbangan, proyek itu
akhirnya disepakati terus berjalan pada November 2019. Pemerintah melalui Kementerian PUPR
mengubah nama proyek dari tanggul tsunami menjadi jalan layang.
Ketidak relevan pembuatan tanggul ini disampaikan oleh Ketua Umum Ikatan Ahli
Tsunami Indonesia (IATI) Gegar S Prasetya mengatakan, tsunami tidak bisa ditahan oleh
struktur keras, termasuk tanggul sekalipun. Sebab, tsunami membawa panjang gelombang bukan
tinggi gelombang seperti ombak pantai pada umumnya. Dengan demikian, IATsI tidak
merekomendasikan tanggul tsunami. Selain mahal dan tidak efektif menahan tsunami,
keberadaan tanggul justru bisa menimbulkan efek psikologis yang salah dalam mitigasi bencana.
Potensi korban bisa semakin banyak ketika tsunami terjadi di masa mendatang. Selain itu Gegar
S. Prasetya juga mengatakan, Proyek pembangunan pengaman pantai menelan biaya sekitar
Rp. 200 miliar, tetapi ketahanannya hanya 30-50 tahun. Padahal, menurut Peneliti Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawidjaja, peristiwa tsunami di tempat yang
sama baru berpotensi terulang setelah 75-100 tahun.
Selain itu Peneliti dan akademisi Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Amar Akbar Ali
mengatakan bentuk tanggul tsunami yang direncanakan tidak jauh berbeda dengan tanggul
tsunami yang dibangun oleh Pemerintah Jepang seperti di antaranya di Kota Sinday, Onagawa
dan Matsusima pasca tsunami 2011 yang meluluhlantahkan wilayah tersebut. Menurutnya di
lokasi tsunami Teluk Palu memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan tsunami di Jepang
yang tidak ada patahan di bawahnya, sehingga layak dibangunkan tanggul tsunami di sana.
Sementara di Teluk Palu di bawahnya itu ada patahan. Jika pemerintah memutuskan membangun
tanggul tsunami yang sama di sepanjang kawasan Teluk Palu maka upaya tersebut juga harus
menyertakan pembangunan pohon mangrove yang dipadupadankan dengan tanggul tsunami agar
pembangunan tanggul dengan biaya Rp668 miliar bentuk utang atau pinjaman dari Negara
Jepang tidak akan sia-sia.
Di antara banyaknya kontrak yang timbul atas pembanguan tanggul teluk palu, Bagi
pemda Kota Palu, keberadaan tanggul tsunami sudah tepat untuk mengurangi risiko dan dampak
tsunami berikutnya. Sebab, mereka tidak bisa merelokasi warga yang berjarak sampai 200 meter
dari garis pantai. Selain karena membutuhkan biaya besar, faktor sosial juga dipertimbangkan.
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Sulawesi Tengah Syaifullah Djafar menjelaskan,
kawasan pesisir Teluk Palu sudah ditetapkan sebagai kawasan tangguh bencana. Karena itu, di
kawasan tersebut akan dibangun beberapa infrastruktur yang sifatnya mitigasi bencana.
Gambar Infrastuktur Mitigasi Bencana Teluk Palu;
Jika dilihat dari Teori Sistem Hukum oleh Lawrence M. Fried dapat diklasifikasi menjadi 3
bagian yaitu:
Dalam merespons kontroversi ini, pihak berwenang perlu memastikan bahwa seluruh aspek
ini dipertimbangkan secara cermat. Ini mencakup mendengarkan masukan dari masyarakat,
melakukan evaluasi lingkungan yang komprehensif, memperbaiki koordinasi, dan mengikuti
prosedur hukum yang berlaku. Dengan pendekatan yang holistik, proyek Tanggul Teluk Palu
dapat dipelihara dengan baik sambil meminimalkan dampak negatif dan konflik yang mungkin
muncul.
Pembangunan Tanggul Abrasi Pantai di Kota Palu Dianggap Langgar Tata Ruang,
https://www-kabarselebes-
id.cdn.ampproject.org/v/s/www.kabarselebes.id/berita/2020/09/20/pembangunan-
tanggul-abrasi-pantai-di-kota-palu-dianggap-langgar-tata-
ruang/?amp=&_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#a
mp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16988741887419&referrer=https%3A%2F%2Fwww.g
oogle.com&share=https%3A%2F%2Fwww.kabarselebes.id%2Fberita%2F2020%2F
09%2F20%2Fpembangunan-tanggul-abrasi-pantai-di-kota-palu-dianggap-langgar-tata-
ruang%2F
Pembangunan Tanggul Teluk Palu ‘Menggerus’ Pendapatan Nelayan,
https://media.alkhairaat.id/pembangunan-tanggul-teluk-palu-menggerus-pendapatan-
nelayan/
Aktivis Desak Pembangunan Tanggul Laut Palu Dihentikan, https://media.alkhairaat.id/aktivis-
desak-pembangunan-tanggul-laut-palu-dihentikan/
Pembangunan Tanggul Tsunami 7,2 Km Di Teluk Palu Bakal Sia-Sia, https://m-bisnis-
com.cdn.ampproject.org/v/s/m.bisnis.com/amp/read/20190527/45/927674/pembangunan-
tanggul-tsunami-72-km-di-teluk-palu-bakal-sia-
sia?amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16988743855795&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com
Tanggul laut teluk palu tetap dibuat
https://apps.apple.com/app/id535886823?pt=9008&ct=iosChromeShare&mt=8