0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan2 halaman
Gempa bumi besar dan tsunami menghancurkan Teluk Palu dan pesisir Sulawesi Tengah, menewaskan ribuan orang. Bencana ini mengungkapkan kerentanan wilayah tersebut terhadap bencana, sehingga perlu ada perencanaan kota yang memprioritaskan mitigasi bencana di masa depan, termasuk pembangunan di zona pantai dan pelestarian ekosistem pantai.
Deskripsi Asli:
permalahan umum
Judul Asli
Permasalahan yang terjadi pasca Tsunami di teluk palu dan pesisir pantai
Gempa bumi besar dan tsunami menghancurkan Teluk Palu dan pesisir Sulawesi Tengah, menewaskan ribuan orang. Bencana ini mengungkapkan kerentanan wilayah tersebut terhadap bencana, sehingga perlu ada perencanaan kota yang memprioritaskan mitigasi bencana di masa depan, termasuk pembangunan di zona pantai dan pelestarian ekosistem pantai.
Gempa bumi besar dan tsunami menghancurkan Teluk Palu dan pesisir Sulawesi Tengah, menewaskan ribuan orang. Bencana ini mengungkapkan kerentanan wilayah tersebut terhadap bencana, sehingga perlu ada perencanaan kota yang memprioritaskan mitigasi bencana di masa depan, termasuk pembangunan di zona pantai dan pelestarian ekosistem pantai.
Permasalahan yang terjadi pasca Tsunami di teluk palu dan pesisir pantai
Jumat ( 28/09/2018 ), gempa bumi magnitudo 7,4 melanda sulawesi tengah,
menimbulkan tsunami yang menewaskan begitu banyak jiwa. Hantaman tsunami tersebut menambah keterpurukan warga Teluk Palu yang selama ini sudah terpinggirkan oleh proyek reklamasi. Pesisir juga menjadi rusak , Terumbu karang rusak , dan hasil tangkapan turun hingga 50 persen. Pasca gempa dan tsunami ini, wilayah sulawesi tengah perlu merencanakan pembangunan yang berwawasan kebencanaan, warga sulawesi tengah perlu beradaptasi dengan bencana yang mengintainya. Air laut di pesisir pantai Teluk Palu , Sulawesi Tengah. Sudah mulai jernih kelihatan tenang tak berombak , bongkahan-bongkahan sampah dan bangunan juga sudah mulai dibersihkan. Warga Palu berharap Pemerintah kota Palu kembali membenahi teluk palu sebagai fasilitas publik yang menjadi ikon kota Palu Dan Proyek-proyek reklamasi di teluk Palu segera di hentikan sehingga pantai dan kearifan lokalnya dapat terjaga. Dalam penataaan ruang Publik dan pemukiman sebaiknya Pemda melibatkan Tim ahli Kebencanaan. Wilayah kota Palu , Sulawesi Tengah, masuk zona merah bencana. Untuk itu perlu penataan ulang. Terkait dengan rencana tata ruang setelah bencana, Pihak terkait diberi waktu selama dua hingga tiga bulan untuk menyelesaikan rencana tata ruang wilayah ( RT/RW ) di Palu dan sekitarnya. Sementara sudah mengeluarkan rekomendasi , tetapi harus ditetapkan dalam Perda rencana tata ruang wilayah kota Palu . Mungkin Perda ini akan diikuti dengan adanya rencana salah satunya adalah menghindari pembangunan kembali fungsi huniaan dan pusat kegiatan dibeberapa lokasi rawan. Lokasi rawan tersebut antara lain zona sepadan pantai dan wilayah likuifaksi massif, Seperti Balaroa dan Petobo. Untuk hunian dan gedung disekitar pantai harus dibangun dengan jarak 100 meter dari zona sempadan pantai. Hal ini ditetapkan karna pertimbangan bahaya dan resiko tsunami. Selain itu, pembangunan baru di kawasan pesisir teluk di batasi pada bangunan yang tinggi yang mampu menahan getaran gempa , tetapi juga sekaligus bisa menjadi tempat evakuasi ketika tsunami melanda. RT/RW Kota Palu di rumuskan pada 2011 sebenarnya sudah menyebutkan adanya kawasan bencana . RT/RW itu hanya menjelaskan kawasan wisata dan industri . Sementara itu, unsur bencana dalam peraturan tersebut bisa dijelaskan secara tersirat. Sebetulnya Di RT/RW tahun 2011 memang disitu boleh untuk huniaan dan perkantoran. Tapi dalam tubuh Perda sebetulnya sudah disebutkan kawasan rawan gelombang pasang tsunami. Cuman tidak dicerminkan dalam petanya, dengan demikian nantinya RT/RW kota Palu akan diubah dan Direvisi bersamaan dengan penyusun Renacana Detail Tata Ruang ( RTDR ). Proyek Reklamasi harus segera dihentikan sehingga tidak tehimbas oleh masyarakat atau Nelayan. Minimnya hasil penangkapan ikan membuat sebagian nelayan dikota palu berganti profesi menjadi Kuli Bangunan. Agar dapat memenuhi kebutuhan Hidup. Pemda seharunya harus cepat tannggap Dalam menangani hal semacam ini, agar tidak terulang lagi. Tiga ekosistem diwilayah pesisir seperti mangrove, padang lamun, dan terumbu karang, di satu sisi adalah rumah biota laut. Tapi disisi lain, ini bisa jadi penahanan abrasi dan barrier terhadap gelombang air laut ada kemungkinan untuk dapat menimalisir dampak tsunami. Mangrove memang tidak bisa 100 persen melindungi tetapi terbukti mengurangi keparahan dampak.