Anda di halaman 1dari 2

Saya Elok Dwi Sulistiani berperan sebagai Masyarakat pesisir atau Nelayan yang PRO

dengan tema "Revitalisasi Pengembangan Tol Laut Dianggap Kurang Berperan Dalam
mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia". Saya memiliki opini Bahwasannya
sekarang ini memang gencar-gencar nya poros maritim dunia. Kita tahu jargon poros
maritim dunia diwujudkan dengan melakukan revitalisasi pengembangan tol laut yang
sering digaungkan oleh pemerintah. Namun, pada pelaksanaan nya akan rentan
melenceng dan salah arah jika tidak dilakukan aksi nyata memulihkan lingkungan serta,
menjamin hak masyarakat pesisir dan nelayan atas ruang kelola wilayah pesisir dan laut.

Disini saya sebagai masyarakat pesisir tidak ingin lagi menjadi korban dari perilaku
pembangunan yang tidak ramah lingkungan dan sosial. Kami tidak ingin lagi ada kasus
seperti tambang bijih besi PT. Mikgro Metal Perdana, dipulau Bangka, yang berakibat
penghancuran lingkungan pulau-pulau kecil.

Seharusnya, pemerintah harus menaruh perhatian dan prioritas lebih dahulu untuk
mengatasi sejumlah persoalan sosial lingkungan yang sampai sekarang ini belum tuntas
terbenahi. Diantaranya, pembatalan reklamasi Teluk Benoa, dan pertambangan yang
dilakukan Freeport serta Newmont ini yang telah mencemari laut selama bertahun tahun.
Bukannya malah membuat kebijakan tol laut yang malah menjadi jalan bebas hambatan
bagi pemodal asing untuk terus menguasai laut kita.

Pemerintah perlu lagi, melakukan pemulihan ekosistem pesisir dan laut yang telah menjadi
agenda prioritas pembangunan Indonesia, bukannya malah memperparah keadaan tanpa
memberi solusi dari masalah sebelumnya. Dikutip dari Kompasiana, terdapat studi kasus
disalah satu pelabuhan pendukung program Tol Laut ini, yaitu pelabuhan Kuala Tanjung di
Kabupaten Bara, Sumatra Utara. Yang dimana pelabuhan ini telah di-upgrade agar
menunjang program Tol Laut ini. Berdasarkan hasil penelitian seseorang mengenai
dampak sosial ekonomi dari peng upgrade aj pelabuhan kuala tanjung, hasilnya sangat
mengejutkan. Bukan kemajuan yang didapat masyarakat pesisir, melainkan penurunan
dalam segi pendapatan nelayan yang berada dikawasan tersebut. Hal ini disebabkan oleh
wilayah tangkap nelayan yang bergeser lebih jauh lagi dari sebelumnya dikarenakan
pembangunan pelabuhan yang semakjn menengah ke laut. Tak hanya itu, bantuan berupa
peralatan berlayar para nelayan ini pun masih sangat minim, membuat mereka kesusahan
jika wilayah tangkap mereka bergeser lebih jauh.

Permasalahan-permasalahan demikianlah yang sering terjadi karena kurangnya


mempertimbangkan sudut pandang masyarakat kebawah. Jika sudah begini, masyarakat
pesisir yang harus menanggung dampak negatif adanya program tol laut ini.

Anda mungkin juga menyukai