Anda di halaman 1dari 53

PENAWARAN TEKNIS PT.

ARTAMA INTERKONSULTINDO

5.1 APRESIASI TERHADAP RENCANA KEGIATAN

Tingkat keparahan banjir di ibukota telah menjadi isu nasional yang mengakibatkan
dampak dan kerugian finansial yang besar pada masyarakat di wilayah Jakarta. Untuk
mengatasi tenggelamnya Jakarta, Pemerintah Pusat dan Pemda DKI telah
menyelesaikan Master plan NCICD pada bulan November 2014. Strategi NCICD terdiri
dari beberapa alternatif penanganan termasuk memperkuat dan meninggikan tembok
laut yang ada dan untuk jangka panjang dengan menciptakan tanggul di laut yang
berbentuk Garuda.

Merupakan hal yang penting untuk menyepakati dan konsisten dalam perencanaan dan
pelaksanaan hulu-hilir untuk pengelolaan banjir di wilayah Jakarta. Perencanaan hulu-
hilir harus didasarkan pada visi jangka panjang dan strategi praktis yang didukung oleh
Pemerintah Pusat dan Pemda DKI.

5.1.1 Perencanaan Komprehensif Hulu-hilir

Master plan NCICD, melalui pengembangan wilayah pesisir memberikan solusi untuk
perlindungan jangka panjang wilayah Jakarta dalam menghadapi banjir dari laut.
Pengembangan wilayah pesisir ini menciptakan lahan baru bagi Ibukota Negara, dengan
memperluas daratan ke arah laut. Lokasi rencana pengembangan (Gambar 1.) pada
dasarnya difokuskan pada sepanjang garis pantai saat ini (A) sampai ke Teluk Jakarta
(B dan C).

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5-1


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Gambar 5.1 Lokasi perencanaan NCICD dari garis pantai saat ini (A) sampai Teluk
Jakarta (B dan C).

Master plan NCICD memberikan solusi penanganan banjir dari laut. Sedangkan banjir
perkotaan akibat hujan di kota dan/atau banjir dari daerah hulu sungai di luar lingkup
NCICD. Penanganan kedua banjir ini masih diperlukan dan NCICD mengasumsikan
bahwa perencanaan dan pelaksanaan pengendalian banjir yang ada di hulu dan hilir
daerah aliran sungai (DAS) telah selaras. Daerah ‘Hulu-Hilir' DKI Jakarta mencakup
seluruh daerah dari garis pantai saat ini (A) sampai ke hulu DAS. Daerah perencanaan
utama meliputi DKI sampai ke hulu DAS, tetapi perencanaan dan pelaksanaan strategi
‘Hulu-Hilir’ perlu diselaraskan dengan Sungai Cisadane dan Sungai Bekasi yang
mencakup interkoneksi antar-basin. Dengan demikian daerah perencanaannya meliputi
hampir seluruh wilayah pengelolaan Wilayah Sungai Ciliwung- Cisadane (WS Cil-Cis).
Untuk pengendalian banjir di daerah hilir, Pemda DKI sudah mulai dengan persiapan
dan implementasi system pemompaan/polder skala besar dikombinasikan dengan
pelaksanaan NCICD Fase A.

5.1.2 Strategi Pengendalian Banjir Hulu-Hilir dan Inter-Basin

Strategi pengelolaan banjir untuk wilayah Jakarta dikembangkan berdasarkan


Masterplan Drainase Jakarta tahun 1973 (NEDECO 1973) sebagai bagian dari Proyek
Pengendalian Banjir (KoproBanjir). Langkah-langkah utama pengendalian banjir
termasuk pengembangan Cengkareng drain dan Cakung drain, polder Pluit, Melati,
Setiabudi Barat dan Timur, Tomang, Grogol dan Sunter, rehabilitasi sungai Cideng dan

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5-2


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Krukut dan desain Banjir Kanal Timur disertai polder dan sistem drainase di hilir
(Gambar 4). NEDECO 1973 dilanjutkan oleh JICA 1991, 1997, WJEMP 2002; JFM
2007-2009, JCDS 2012, JFMO 2014 dan NCICD 2014. Sedangkan Strategi
Penanganan Banjir‘Hulu-Hilir’ menjadi rencana berikutnya.

NEDECO 1973 sudah mengidentifikasi perlunya polder besar untuk melindungi dan
mengalirkan air banjir di dataran rendah, di daerah utara (yang terjadi penurunan secara
perlahan). Strategi pengendalian banjir mempunyai 3 prinsip:

1) mengalihkan aliran sungai dari hulu melalui saluran banjir (menghindari air banjir
mengalir melalui daerah padat penduduk),

2) melindungi daerah dataran rendah dengan skema polder, dan

3) mengalirkan sisa air yang tidak melalui polder ke laut melalui saluran gravitasi.

Gambar 5.2 Drainase utama Jakarta dalam Master Plan 1973 (NEDECO, 1973)

5.1.2.1 Strategi Pengendalian Banjir DKI Jakarta

Dorongan akhir untuk dimulainya pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) dilakukan
melalui Jakarta Flood Management Project (JFM 2007-2009). Pada saat yang sama
diakui pula bahwa dengan selesainya BKT, strategi pengelolaan banjir dapat

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5-3


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

ditingkatkan dengan menghubungkan/sudetan Ciliwung dan BKT. Sudetan ini untuk


mengalihkan air banjir dari saluran lama dan melalui padat penduduk ke Banjir Kanal
Barat (BKB) menuju BKT yang merupakan saluran baru dan besar yang dikombinasikan
dengan rehabilitasi dan peningkatan Cakung Drain. Pembangunan sudetan Ciliwung ke
BKTdimulai tahun 2013.

Meskipun NEDECO 1973 sudah mengindentifikasi penurunan permukaan tanah di


Jakarta, tetapi besarnya tingkat penurunan seperti saat ini yang mencapai hingga 20
cm/tahun tidak terantisipasi. Pada JFM 2007-2009 menjadi jelas bahwa jika penurunan
permukaan tanah akan berlanjut sampai setelah tahun 2020, dan drainase secara
gravitasi tidak dapat dipertahankan di daerah hilir, maka diperlukan strategi penanganan
banjir yang baru. Sistem drainase gravitasi untuk saluran seperti Kamal, Grogol-Angke
Bawah, Sentiong-Marina masih bisa dialihkan ke polder di darat, tetapi sistem drainase
yang lebih besar seperti Cengkareng, BKB, Cakung dan BKT akan membutuhkan skema
pompa/polder yang jauh lebih besar sehingga perlu memanfaatkan Teluk Jakarta
sebagai polder.

Untuk muara saluran dari sistem drainase perkotaan di sepanjang pantai utara Jakarta
yang akan ditutup dengan pintu dan pompa, maka skema pompa/polder harus
diselaraskan dengan peninggian tanggul pantai saat ini (NCICD, Fase A). Sedangkan
untuk muara saluran yang tidak ditutup seperti Cengkareng Drain, BKB, Cakung Drain
dan BKT peninggian tanggul sungainya juga perlu diselaraskan dengan peninggian
tanggul pantai saat ini (NCICD, Fase A).

5.1.3 Solusi Terpadu Pengembangan Pesisir Pantai

Masalah-masalah Ibukota sangat saling terkait dan perlu diselesaikan dengan


menerapkan suatu pendekatan terpadu. Ini berlaku baik untuk masalah pengembangan
perkotaan strategis, maupun solusi masalah-masalah praktis seperti penyediaan
perumahan untuk penghuni berpendapatan rendah yang tinggal di tanggul laut ketika
tanggul laut yang ada diperkuat. Pada saat yang sama, pendekatan terpadu memberikan
kesempatan-kesempatan, yang menemukan sinergi antara solusi untuk masalah-
masalah sosial. Misinya adalah untuk memadukan solusi-solusi keamanan banjir dengan
pengembangan perkotaan, yang dengan demikian akan menyelesaikan masalah-
masalah perkotaan dan pada waktu yang sama akan menghasilkan pendapatan untuk
membiayai perlindungan banjir ini. Rencana ini dengan demikian lebih dari sekadar

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5-4


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

rencana manajemen banjir. Rancana Induk ini ditujukan untuk menjadi katalisator untuk
pengembangan wilayah pesisir. Kebutuhan mendesak akan tanggul laut untuk
perlindungan banjir menjadi tumpuan untuk rencana terpadu itu.

5.1.3.1 Memperkuat Tanggul Yang Ada

Melaksanakan solusi yang berkelanjutan akan membutuhkan waktu yang jauh lebih
lama daripada waktu yang tersedia. Oleh sebab itu tanggul laut dan sungai saat ini
haruslah diperkuat dan dipertinggi sedikitnya 1,5 meter guna memberi kelongaran
waktu. Karena penurunan muka tanah secara perlahan menurunkan permukaan
tanggul, upaya ini akan menyediakan perlindungan terhadap banjir hingga tahun 2022,
yang memberi kesempatan untuk mengembangkan solusi-solusi yang tangguh.
Tindakan paling mendesak di dekat Pluit, Pantai Mutiara dan di sepanjang Ancol. Pada
ketiga tempat ini tingkat pertahanan sudah sedemikian rendahnya sehingga pelimpasan
mungkin saja terjadi pada kondisi normal tahunan.

Gambar 5.3 Rencana perkuatan tanggul di pesisir pantai

Mengingat keadaan seperti ini, perancangan awal telah dibuat (seperti pada Gambar
5.3). Untuk keperluan ini, Jakarta bagian utara dan sekitarnya telah dibagi ke dalam
sistem yang terdiri atas 7 lingkaran tanggul yang melindungi daerah-daerah yang berada
di dalamnya dari genangan. Untuk 5 sungai dan kanal, DPU telah menyiapkan
pembangunan stasion pompa baru yang akan menyekat kelima sungai ini dari Teluk
Jakarta: air tidak akan mengalir lagi secara alami tetapi akan dipompakan ke teluk ini.
Menyekat sungai-sungai ini akan sangat mengurangi panjang penanggulan sungai yang

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5-5


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

harus diperkuat. Mengingat penanggulan ini terletak di daerah perkotaan yang padat,
pengurangan panjang ini juga akan mengurangi jumlah orang yang perlu direlokasi.
Karenanya, upaya ini juga disarankan untuk Kali Grogol, Kanal Ancol, dan Kali Sunter.
Pelaksanaan penguatan tanggulsudah dimulaisejak tahun 2014. Di banyak tempat,
ruang yang tersedia untuk peningkatan tanggul ini sangat terbatas. Oleh sebab itu
perencangan telah dibuat yang dipadukan dalam lingkungan perkotaan yang padat
penduduk. Jika memungkinkan, fungsinya akan digabungkan dengan atau pada
tanggul- tanggul ini.

5.1.3.2 Solusi di Darat

Mengingat keadaan seperti ini, perancangan awal telah dibuat (seperti pada Gambar
5.3). Untuk keperluan ini, Jakarta bagian utara dan sekitarnya telah dibagi ke dalam
sistem yang terdiri atas 7 lingkaran tanggul yang melindungi daerah-daerah yang berada
di dalamnya dari genangan. Untuk 5 sungai dan kanal, DPU telah menyiapkan
pembangunan stasion pompa baru yang akan menyekat kelima sungai ini dari Teluk
Jakarta: air tidak akan mengalir lagi secara alami tetapi akan dipompakan ke teluk ini.
Menyekat sungai-sungai ini akan sangat mengurangi panjang penanggulan sungai yang
harus diperkuat. Mengingat penanggulan ini terletak di daerah perkotaan yang padat,
pengurangan panjang ini juga akan mengurangi jumlah orang yang perlu direlokasi.
Karenanya, upaya ini juga disarankan untuk Kali Grogol, Kanal Ancol, dan Kali Sunter.
Pelaksanaan penguatan tanggul sudah dimulai sejak tahun 2014. Di banyak tempat,
ruang yang tersedia untuk peningkatan tanggul ini sangat terbatas. Oleh sebab itu
perencangan telah dibuat yang dipadukan dalam lingkungan perkotaan yang padat
penduduk. Jika memungkinkan, fungsinya akan digabungkan dengan atau pada
tanggul-tanggul ini.

5.1.3.3 Solusi Lepas Pantai

Solusi lepas-pantai ini terdiri atas tanggul laut raksasa di Teluk Jakarta, yang
menciptakan danau pemompaan yang sangat luas (waduk raksasa) yang terletak di
lepas pantai. Dengan menggabungkan tanggul laut dengan reklamasi lahan, pertahanan
laut yang tangguh dan tidak bisa bobol dapat dibuat. Danau penahan yang ada di
belakang tanggul ini akan memiliki muka air yang lebih rendah yang akan
mempermudah aliran alami sungai-sungai yang membelah Jakarta. Instalasi
pemompaan akan mempertahankan muka air di danau retensi ini cukup rendah. Akan

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5-6


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

tetapi, alternatif ini menimbulkan tantangan baru. Untuk mewujudkan mutu air yang
diizinkan di dalam waduk raksasa ini, polusi pada sungai harus dikurangi kira-kira
sebesar 75 %. Pembuatan pengumpul air selokan dan sistem pengolahannya di wilayah
pesisir Jakarta harus lebih dipercepat. Waduk raksasa ini akan memperkecil keperluan
pembangunan waduk di dalam kota. Pilihan ini akan memberikan perlindungan yang
kokoh hingga tahun 2080, yang memberikan waktu untuk mengurangi penurunan muka
tanah. Di samping itu, solusi ini memberikan kesempatan pengembangan sosioekonomi
yang sejalan dengan MP3EI karena tanggul ini dapat digabungkan dengan
pengembangan perkotaan. Tanggul dan reklamasi ini memungkinkan terbangunnya
jalan lingkar kedua dan ketiga di Jakarta. Waduk raksasanya memberikan sumber air
baku tambahan dan terbukanya kesempatan untuk perluasan pelabuhan. Solusi ini
membutuhkan investasi besar, tetapi dapat dibiayai melalui penggabungannya dengan
pengembangan kota berbatasperairan. Kota berbatas-perairan ini akan menjadi daratan
berbatas-perairan yang menawan yang pantas dimiliki Jakarta.

5.2 APRESIASI DAN INOVASI KAJIAN AMDAL

Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan bisa disebut
dengan pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan
pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Instrument untuk mencapai pembangunan berkelanjutan
adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Menurut Peraturan Pemerintah 27/1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


Hidup serta Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, AMDAL mempunyai pengertian sebagai berikut :

a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak


besar dan penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
kegiatan/usaha. Kajian ini menghasilkan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak
Lingkungan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Proses
pelaksanaan AMDAL tersaji pada Gambar 5.4.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5-7


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Dalam AMDAL terdapat istilah penapisan yaitu proses tahapan awal yang digunakan
untuk menentukan suatu proyek memerlukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
atau tidak. Penapisan untuk menentukan suatu proyek pembangunan yang
memerlukan AMDAL dilakukan penapisan secara nasional. Hasil penapisan nasional
tercermin pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 dan
lampirannya yang menetapkan suatu jenis usaha usaha yang wajib dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Jenis kegiatan yang tidak muncul
dalam daftar, tidak wajib AMDAL, tetapi harus menyusun UKL dan UPL.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5-8


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO
Pemrakarsa
Instansi Teknis yang Alternatif 2
Bertanggungjawab Mengajukan Rencana Tidak ada dalam
Kegiatan Lampiran PerMenLH
No. 11 tahun 2006
Alternatif 1
Sesuai PerMenLH
No. 11 tahun 2006
termasuk dalam Tidak perlu AMDAL
Daftar Lampiran
Sesuai usaha/kegiatan
Perlu AMDAL
Penyusunan
AMDAL AMDAL AMDAL AMDAL Upaya Pengelolaan
Proyek Proyek Proyek Proyek Lingkungan (UKL) &
Individual Kawasan Kegiatan Regional Upaya Pemantauan
Terpadu Lingkungan (UPL) sesuai
KepMenLH No 86 tahun
Penyusunan 2002
Kerangka Acuan
ANDAL (KA)

Penyusunan Penilaian oleh Tim


Analisis Dampak Instansi Teknis
Lingkungan (ANDAL)

Penyusunan
Penilaian dilakukan Rencana Pengelolaan
Melaksanakan
Pembangunan
oleh Komisi AMDAL Lingkungan (RKL)

Kegiatan oleh Penyusunan


Komisi ANDAL Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL)

Izin dari Instansi Teknis yang


bertanggungjawab bagi AMDAL
Proyek Individual dan Proyek Dokumen disetujui
Kawasan untuk proyek terpadu dan disahkan
masing-masing instansi teknis
yang bertanggungjawab

Melaksanakan
pembangunan

RKL dan RPL


Instansi yang dilaksanakan
membidangi jenis
uasaha/kegiatan yang
bersangkutan,
Izin Usaha diterbitkan Kegiatan Operasional
berdasarkan PP 22/1999
oleh Walikota /Bupati
Gambar 5.4 Skema Bagan Alir Proses Pelaksanaan AMDAL (PP 27/1999)

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5-9


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Menurut United Nation Environmental Programme (1988) untuk melaksanakan


penapisan perlu mempertimbangkan :
Suatu kriteria yang paling sederhana dalam ukuran luas proyek dan lokasi
proyek.
Pembandingan uraian usulan proyek dengan daftar proyek yang perlu AMDAL.
Penentuan dampak yang disebabkan adanya perkembangan infra struktur, di
samping itu pertimbangan dengan ambang batas kualitas lingkungan.
Penggunaan analisis yang lebih memadai dan penyiapan tambahan data baru
disamping data yang telah tersedia.

Tabel 5.1 Proyek Pembangunan Regional yang Menimbulkan Dampak terhadap


Lingkungan

No Pembangunan Proyek Pembangunan


1 Penggunaan dan Kota, industri, pertanian, lapangan terbang,
pengubahan lahan tranportasi, jaringan transmisi, pembangunan
lepas pantai.
2 Ekstraksi sumberdaya alam Penggalian, penambangan, penebangan kayu,
pengambilan ikan dan satwa.
3 Pembaharuan/permudaan/ Reboisasi, pengelolaan, satwa, pemupukan,
penggantian sumber daya pemanfaatan ulang limbah, penanggulangan
alam banjir.
4 Proses pertanian Pertanian (pasang surut, tanaman pangan,
hortikultura, dll), penggembalaan, peternakan
hewan, irigasi.
5 Proses industri Penggilingan besi dan baja, industri
petrokimia, pulp, kertas.
6 Transportasi Jaringan rel kereta api, pesawat terbang,
mobil, kapal, dan jaringan pipa.
7 Energi PLTA, PLTN, PLTU, PLTD, dan PLTB
8 Tratment air dan Dumping limbah di laut, penumpukan limbah
pembuangan limbah dalam tanah, penggunaan pestisida dan
herbisida.
9 Kepariwisataan Area perburan, taman, dll
10 Konservasi/pengamanan Kawasan wisata pantai, pemandian pantai,
pantai penyelaman, para sailing, dll.

Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting terhadap
lingkungan wajib dibuatkan AMDAL apabila kegiatan tersebut berupa :
Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
Eksploitasi sumberdaya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 10


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Proses kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,


pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumberdaya
alam dalam pemanfaatannya.
Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan (alam,
buatan, sosial dan budaya).
Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumberdaya alam dan atau perlindungan cagar budaya.
Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik.
Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
Penerapan teknologi yang diprakirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup.
Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan/atau mempengaruhi pertahanan
negara.

Jenis AMDAL antara lain :

1. Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan terpadu/multisektor adalah hasil


kajian mengenai dampak besar dan penting usaha atau kegiatan yang terpadu
yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang
bertanggungjawab.

2. Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil kajian mengenai


dampak besar dan penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan
kewenangan satu instansi yang bertanggungjawab.

3. Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil kajian mengenai


dampak besar dan penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana
pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu satu instansi yang bertanggungjawab.

b. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan.

Skema langkah-langkah penyusunan AMDAL disajikan pada Gambar 5.5.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 11


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Pengumuman pada media massa tentang penyusunan AMDAL rencana


usaha/kegiatan sesuai dengan Keputusan Kepala Bapedal No. 8/2000
tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam
Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Masukan untuk :
a. Instansi yang bertanggungjawab
b. Pemrakarsa pada berbagai media

Penyusunan dokumen
Kerangka Acuan
Pengumpulan data sekunder dan informasi awal tentang :
a. Rencana kegiatan
b. Kondisi lingkungan hidup di lokasi dan wilayah sekitarnya
c. Pelingkupan untuk mendapatkan isu utama, key issues, dampak
besar dan penting.
d. Rencana studi, analisis data, metoda prakiraan dan evaluasi
dampak besar dan penting.

a. Pengumpulan data rona lingkungan awal dan rencana kegiatan.


b. Analisis data rona lingkungan awal, kondisinya baik atau tidak
(antara lain dibandingkan dengan baku mutu lingkungan).

Identifikasi dampak besar dan penting terhadap lingkungan yang akan


ditimbulkan oleh rencana kegiatan.
Penyusunan dokumen
ANDAL

Prakiraan dampak besar dan penting.


Evaluasi dampak penting.

Perumusan rekomendasi/saran tindak untuk pengambilan


keputusan terhadap perencanaan dan pengelolaan
lingkungan, berupa alternatif perubahan (kegiatan, proses,
peralatan dan lain-lain).

Penyusunan dokumen a. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)


RKL dan RPL b. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Gambar 5.5 Skema Langkah-Langkah Penyusunan AMDAL

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 12


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

5.3 TATA LAKSANA AMDAL

Menurut PP No 27 Tahun 1999, AMDAL terdiri dari 4 dokumen yaitu :


1. Kerangka Acuan untuk ANDAL (KA-ANDAL)
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Keempat dokumen tersebut saling berkaitan satu sama lain dan erat kaitannya dengan
tahapan/proses perencanan dan pelaksanaan dari suatu kegiatan pembangunan serta
diperlukan dalam mengurus perizinan suatu usaha/kegiatan yang direncanakan.

5.3.1 Penyusunan Kerangka Acuan ANDAL

Tujuan penyusunan KA-ANDAL adalah :


a. Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL
b. Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan efesien sesuai dengan
biaya, tenaga dan waktu yang tersedia.

Fungsi dokumen KA-ANDAL adalah :


a. Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, instansi teknis yang bertanggungjawab,
konsultan penyusun dan komisi Amdal, tentang lingkup dan kedalaman studi
ANDAL.
b. Sebagai salah satu rujukan untuk penilai dokumen ANDAL untuk evaluasi hasil studi
ANDAL.

Dasar pertimbangan perlunya penyusunan KA-ANDAL adalah :


1. Keanekaragaman

Rencana kegiatan sangatlah beraneka ragam menurut bentuk, ukuran, tujuan serta
menurut letak geografis, keanekaan faktor lingkungan, faktor manusia, dll.
Kemungkinan timbulnya dampak lingkungan pun akan berbeda-beda pula.
KA diperlukan untuk memberikan arahan tentang komponen kegiatan yang
manakah yang harus ditelaah dan komponen lingkungan manakah yang perlu
diamati selama penyusunan ANDAL.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 13


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO
Keputusan Alt 1
Rencana Kegiatan
Pembangunan

Rencana Ditolak rencana


Tembusan kegiatan tidak kegiatan karena
ke Menteri jadi dibangun pertentangan atau Dokumen Kerangka
LH tdk sesuai dgn Acuan (KA)
Tata Ruang yg ada Dinilai oleh Komisi
(75 hr) AMDAL (1/2 hr)
Menyusun Dokumen
Alt 1
ANDAL
Alternatif/
Alt 2 Ditolak rencana dipresentasikan
Mengajukan ke kegiatan lagi
Pembangunan Ditolak untuk
Instansi yang lebih Dokumen Draft
Alt 1 : dampak diperbaiki oleh
tinggi dari instansi ANDAL, RKL & RPL
negatif tdk dapat Komisi AMDAL
yang
bertanggungjawab ditanggulangi dgn
Iptek yang ada. Diterima
Alternatif tidak
Alt 2 : biaya oleh Komisi
perlu
penanggulangan AMDAL
presentasi lagi
lbh besar bila
Konsultasi dgn
dibandingkan hasil Dokumen Final
ANDAL, RKL & RPL Tim Teknis dan
dari dampak positif
Komisi AMDAL
(30 hr)
Alt 2
Diterima oleh Intansi
Bertanggungjawab

(45 hr)

Surat Keputusan

Pemberian Izin Usaha


Rencana Kegiatan RKL dan RPL Tetap oleh Instansi
mulai Dibangun dilaksanakan yang Membidangi
Jenis Usaha/Kegiatan

Gambar 5.6 Skema Tata Laksana dan Batasan Waktu dalam Evaluasi AMDAL (PP No 27 tahun 1999)

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 14


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

2. Keterbatasan sumber daya

Pelaksanaan ANDAL kadang dihadapkan pada keterbatasan sumber daya, seperti


waktu, dana, tenaga teknik, metode, dan lain sebagainya. Dalam KA ANDAL
ditonjolkan upaya untuk menyusun prioritas utama agar tujuan ANDAL dapat
terpenuhi meskipun sumber daya terbatas.

3. Efisiensi

Pengumpulan data dan informasi untuk kepentingan ANDAL perlu dibatasi pada
faktor-faktor yang berkaitan langsung dengan kebutuhan. Dengan demikian maka
ANDAL dapat dilaksanakan dengan efisien.

4. Hubungan penyusun KA dengan pemakai hasil ANDAL

Pemakai hasil ANDAL adalah para pengambil keputusan, perencana dan pengelola
lingkungan dalam usahanya untuk melengkapi pengelolaan rencana kegiatan
tersebut. Studi KA harus lebih ditekankan pada pendugaan dampak yang
ditimbulkan oleh kegiatan tersebut terhadap lingkungan dan usaha penanganannya
ditinjau dari segi teknologi, ekonomi dan lingkungan secara komprehensif.

5. Wawasan lingkungan bagi penyusunan KA

Penyusunan KA ANDAL harus menempatkan rencana kegiatan sebagai bagian dari


pembangunan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk :
a. Melestarikan kemampuan sumberdaya alam
b. Memelihara dan meningkatkan keserasian kualitas lingkungan hidup.

Dua kategori komponen lingkungan dalam kaitannya dengan kepentingan


pengelolaan nantinya, adalah sebagai berikut :

a. Komponen lingkungan yang ingin dipertahankan, dijaga, dan dilestarikan fungsi


dan keberadaanya, yaitu :
1. Hutan lindung, hutan konservasi, dan cagar budaya,
2. Sumberdaya air,
3. Keanekaragaman hayati,
4. Warisan alam dan budaya,
5. Kesehatan dan kenyamanan lingkungan,
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 15
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

6. Kualitas udara,
7. Daya dukung lingkungan,
8. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan.

b. Komponen lingkungan yang berubah secara mendasar oleh kegiatan baik yang
tercantum maupun tidak dalam sasaran kegiatan, yaitu :
1. Taraf hidup masyarakat,
2. Lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha bagi masyarakat,
3. Pemanfaatan sumberdaya alam antara lain kepemilikan dan penguasaan
lahan,
4. Modal pembangunan,
5. Kualitas manusia,
6. Kelembagaan dan citra masa depan kehidupan manusia dan lingkungan,
7. Kesehatan masyarakat.

Komponen lingkungan tersebut harus diusahakan pengelolaannya agar dampak


negatifnya dapat ditanggulangi dan dampak positifnya dikembangkan.

6. Proses pelingkupan dalam penyusunan KA

Istilah pelingkupan berasal dari terjemahan aslinya yaitu scoping, yang berarti
pemusatan pandangan atau pelingkupan (Suratno, 1990).

Pelingkupan dalam KA adalah proses awal untuk menentukan lingkup


permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan
rencana usaha atau kegiatan. Pelingkupan pada tahap ini meliputi pelingkupan
terhadap isu-isu utama untuk mendapatkan dampak besar dan penting serta
pelingkupan untuk mendapatkan batas wilayah studi.

Dalam proses pelingkupan terhadap suatu rencana usaha / kegiatan yang


diidentifikasi berpotensi menimbulkan resiko terhadap lingkungan, maka proses
pelingkupannya difokuskan pada potensi resikonya terhadap lingkungan, dan dapat
ditetapkan suatu kajian tambahan berupa kajian resiko lingkungan yang merupakan
bagian dari dokumen AMDAL.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 16


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Dalam proses pelingkupan tersebut, harus dijelaskan juga dasar penentuan dampak
penting hipotetik, batas wilayah studi dan batas waktu kajian. Dampak-dampak
potensial yang tidak dikaji lebih lanjut, juga harus dijelaskan alasan-alasannya
dengan dasar argumentasi yang kuat mengapa dampak potensial tersebut tidak
dikaji lebih lanjut.

Tujuan dari pelingkupan antara lain untuk mengindentifikasi :

1. Lingkup studi dan dampak-dampak besar dan penting, atas dasar :


a. Jenis komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak pada fase
prakonstruksi, fase konstruksi, fase operasional dan fase pasca operasional.
b. Jenis komponen-komponen lingkungan hidup yang diprakirakan akan
terkena dampak dari masing-masing komponen kegiatan. Hal ini merupakan
hasil telaah kondisi Rona Lingkungan Awal.
c. Hasil konsultasi dan diskusi dengan para pakar, instansi yang terkait serta
kelompok masyarakat yang terkena dampak.
2. Isu-isu pokok
3. Batas Wilayah Studi
4. Batas/horizon Waktu Prakiraan Dampak
5. Tingkat kedalaman studi AMDAL sesuai dengan sumberdaya yang tersedia
(waktu, dana dan tenaga), sehingga data dan informasi yang diperoleh dapat
digunakan untuk memprakirakan dampak lingkungan yang akan timbul.
6. Kegiatan proyek-proyek lain yang terkait dan terletak di wilayah studi, termasuk
Dokumen AMDAL dan proyek-proyek tersebut, guna menghindari pembahasan
yang langsung (redundant) serta membantu dampak komulatif dari proyek-proyek
tersebut.

Kegunaan dari pelingkupan antara lain sebagai berikut :


a. Identifikasi masalah utama (main issues) atau masalah kunci (key issues) dari
suatu proyek.
b. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak nyata dan
kegiatan proyek yang menimbulkan dampak.
c. Menetapkan strategi penelitian pada komponen lingkungan yang akan terkena
dampak, termasuk penetapan batas wilayah studi.
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 17
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

d. Menetapkan parameter atau indikator dari komponen lingkungan yang diukur.


e. Mempersingkat waktu studi AMDAL.
f. Memperkecil biaya studi AMDAL.
g. Komponen-komponen lingkungan yang dampaknya tidak besar atau komponen
lingkungan yang sama sekali tidak terkena dampak tidak akan dievaluasi.

Macam pelingkupan adalah sebagai berikut :

a) Pelingkupan sosial adalah proses dari pelingkupan yang menetapkan dampak


penting berdasarkan pandangan dan penilaian masyarakat. Setiap kegiatan yang
akan menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan dinilai atas dasar
kepentingan masyarakat dari aspek sosial, ekonomi, budaya dan estetika.

b) Pelingkupan ekologis adalah proses pelingkupan yang menetapkan dampak


penting berdasarkan pada nilai-nilai ekologis atau peranannya dalam ekologi.

c) Pelingkupan, kebijaksanaan, perencanaan dan institusional adalah proses


pelingkupan untuk menetapkan secara cepat pilihan dari suatu pembangunan
proyek, menganalisis masalah-masalah yang timbul sejak awal dan juga akan
menghasilkan saran-saran strategi dalam menjalankan atau membatalkan suatu
proyek. Pelingkupan ini biasanya dilaksanakan oleh pemrakarsa, instansi yang
betanggung jawab, komisi atau pihak-pihak lain tim studi AMDAL.

Deskripsi Rencana
Kegiatan
Dampak Dampak Potensial Prioritas Dampak
Potensial Hipotetik Potensial Hipotetik
Rona Lingkungan
Hidup

Identifikasi Evaluasi Klasifikasi


Dampak Dampak & Prioritas
Potensial Potensial

Gambar 5.7 Bagan Alir Proses Pelingkupan

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 18


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Bagan alir pelingkupan secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut :

A) Tim Penyusun / INTI

B) Deskripsi C) Studi lapangan D) Analisis E) Interaksi F) Studi G) Studi


Proyek (pendahuluan) di isi Kelompok Pustaka Banding
lokasi proyek

H) Pelingkupan
1. Ruang Lingkup Studi (Langkah I)
2. Isu – isu Pokok / Penting (Langkah II)
3. Batas Wilayah Studi (Langkah III)
4. Jenis Data, Informasi yang Perlu Dikumpulkan I) Draft KA – ANDAL
(terfokus dan yang penting) (Langkah III)
5. Pakar Penyusunan yang Dibutuhkan (Langkah III)
6. Metodologi AMDAL J) Evaluasi : Sidang Komisi
7. Batas Waktu Studi dan Jadwal Studi Penilai AMDAL
8. Biaya yang Diperlukan
K) Dokumen KA – ANDAL

Gambar 5.8 Bagan Alir Proses Pelingkupan Secara Rinci

Keterangan bagan alir proses pelaksanaan pelingkupan adalah :

A) Tim Penyusun

Tim penyusun AMDAL, pada saat melakukan pelingkupan hanya merupakan tim
kecil (tim inti), yang diketuai oleh seorang yang telah memiliki kualifikasi dan
memiliki Sertifikat Penyusun Dokumen AMDAL (AMDAL Tipe B). Selanjutnya
adalah menyusun draft KA – ANDAL yang sudah dilengkapi dengan Tim
Penyusun AMDAL yang sesungguhnya, sesuai dengan kebutuhan dan
karakterisitik jenis dan dimensi kegiatan/proyek yang direncanakan, serta luas
wilayah kegiatan. Dalam pelaksanaan pelingkupan hanya dilakukan oleh tim
kecil/inti, ini bertujuan untuk efisiensi dan efektifitas kerja agar lebih hemat tenaga
dan waktu.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 19


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

B) Deskripsi Kegiatan/Proyek

Yang dimaksud dengan deskripsi rencana kegiatan/proyek, yaitu segala uraian


kegiatan/proyek yang direncanakan, baik pada fase pra konstruksi, konstruksi,
operasi dan pasca operasi.

1. Fase pra konstruksi yaitu fase dimana kegiatan fisik belum dilakukan.
Kegiatan non fisik yang ada adalah pengukuran lahan, pemetaan,
pembebasan lahan. Fase pra konstruksi ini berakhir jika telah dilakukan
kegiatan-kegiatan fisik di lokasi proyek.

2. Fase konstruksi yaitu fase dimana telah dilakukan kegiatan – kegiatan fisik,
mulai dari penggalian, mobilisasi pekerjaan, bahan, alat sampai terwujudnya
bangunan, dan lain-lain. Fase konstruksi berakhir, jika pekerjaan konstruksi
telah selesai dan proyek siap dioperasikan.

3. Fase operasi yaitu fase dimana fasilitas tersebut sudah siap dan sudah dapat
dilakukan uji coba produksi dan dioperasikan untuk menghasilkan produk.
Fase ini berakhir apabila sudah berhenti berproduksi.

4. Fase pasca operasi yaitu fase dimana fasilitas yang ada (untuk beroperasi)
sudah dinyatakan berhenti tidak beroperasi. Selanjutnya dilakukan pengkajian,
kemungkinan-kemungkinan untuk pemanfaatan yang lain atau mungkin pula
dibongkar dan dibangun kegiatan / proyek baru dan seterusnya.

Semua data serta informasi peta – peta, dll mengenai rencana


kegiatan/proyek pada setiap fase, diperoleh selengkap-lengkapnya dari
pemrakarsa. Mungkin saja terdapat informasi yang tergolong sebagai rahasia
perusahaan, ada informasi yang tergolong sebagai rahasia tetapi boleh
diketahui/didengar tetapi tidak boleh dipublikasikan/ditulis, ada pula rahasia
yang boleh dicopy tetapi tidak boleh di publikasikan/ditulis dan seterusnya.

Dalam hal ini Ketua Tim penyusun harus pandai-pandai mendeteksinya dari
awal sebelum kontrak kerja ditandatangani. Hal yang harus dihindari adalah
jangan bersedia menyusun dokumen AMDAL apabila rencana deskripsi
kegiatan/proyek belum ada/belum lengkap termasuk rencana
pengembangannya di masa yang akan datang.
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 20
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Data, informasi, dan uraian kegiatan/proyek yang diperlukan untuk


penyusunan AMDAL, antara lain :
1. Identitas Pemrakarsa
2. Tujuan Rencana Kegiatan/Proyek
3. Kegunaan dan Keperluan Rencana Kegiatan/Proyek
4. Rencana Kegiatan/Proyek

a. Batas-batas lahan yang digunakan untuk lokasi proyek, hubungan


lokasi proyek denngan kegiatan-kegiatan lain yang ada disekitarnya
serta hubungannya dengan semua sumber daya alam/buatan/non
hayati, dll. Yang kemungkinan dapat terancam atau terkena dampak
proyek (harus dipetakan).

b. Tahap pelaksanaan rencana kegiatan/proyek :

1) Fase Pra Konstruksi : uraian terfokus pada jenis – jenis kegiatan


yang menjadi penyebab timbulnya dampak penting terhadap
lingkungan hidup.
2) Fase Konstruksi :
Uraian terfokus pada kegiatan rencana penyerapan tenaga
kerja (jumlah, tempat asal pekerja, kualifikasi pendidikan),
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana (jalan, listrik, air)
dari rencana proyek, kegiatan penimbunan bahan atau material
yang dapat menimbulkan dampak lingkungan.
Uraian tentang kegiatan/proyek pembangunan unit atau sarana
pengendalian dampak (misal : unit pengolah limbah), bila unit
atau sarana dimaksud direncanakan akan dibangun oleh
pemrakarsa. Di samping itu, bila ada, apa rencananya untuk
mengatasi berbagai masalah lingkungan yang timbul selama
masa konstruksi.
Uraian tentang rencana pemulihan kembali bekas – bekas
material/bahan,gudang, jalan – jalan darurat, dll, setelah fase
konstruksi berakhir.
3) Fase Operasi

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 21


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Uraian rencana kegiatan/proyek dan jadwal pelaksanaan pada


tahap operasi, difokuskan pada jenis – jenis kegiatan yang
menjadi penyebab timbulnya dampak penting terhadap
lingkungan, antara lain :
Jumlah dan jenis bahan baku yang dipergunakan dalam proses
produksi yang mungkin menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan (misal : pestisida, B3, dll). Perlu dibuat neraca air
(water balance), neraca bahan dan neraca energi jika dalam
aktivitasnya berturut – turut banyak menggunakan air, bahan -
bahan dan energi.
Rencana merekrut tenaga kerja (jumlah, asal dan kualifikasi).
Rencana penyelamatan dan penanggulangan bahaya atau
masalah selama operasi baik yang bersifat fisik maupun sosial.
Rencana rehabilitasi atau reklamasi lahan yang akan
dilaksanakan selama fase operasi, termasuk dalam hal ini
rencana pengoperasian unit atau sarana pengendalian dampak
yang telah dibangun pada masa konstruksi.
4) Fase Pasca Operasi
Uraian rencana kegiatan/proyek dan jadwalnya pada fase pasca
operasi, antara lain :
Rencana merapikan kembali bekas serta tempat penimbunan
bahan / material, bedeng kerja, gudang, jalan darurat, dan
sebagainya.
Rencana rehabilitasi atau reklamasi lahan yang akan
dilaksanakan setelah masa operasi berakhir.
Rencana pemanfaatan kembali lokasi rencana kegiatan /
proyek untuk tujuan lain, bila seluruh kegiatan / proyek ini suatu
hari kelak berakhir / berhenti tidak berproduksi lagi.
Rencana penanganan tenaga kerja yang dilepas setelah masa
kegiatan / proyek berakhir.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 22


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Rencana penanganan limbah (termasuk limbah radioaktif, jika


ada), B3 serta semua fasilitasnya setelah kegiatan / proyek
berakhir.
Catatan : Pada umumnya setiap Departemen Teknis terkait telah
menerbitkan Pedoman Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL,
UKL dan UPL.

C) Studi Lapangan (Pendahuluan) di Lokasi Rencana Kegiatan/Proyek

Studi lapangan pada tahap pendahulan ini dimaksudkan untuk mengetahui


situasi lokasi kegiatan / proyek yang direncanakan dan keadaan Rona
Lingkungan Awal di lokasi rencana proyek dan disekitarnya. Dengan
pengamatan langsung keadaan lapangan ini, maka tim kecil/inti dapat
memperoleh gambaran kasar tentang komponen – komponen lingkungan apa
saja yang dapat terkena dampak besar dan penting, pada setiap tahapan
kegiatan / proyek serta kegiatan – kegiatan apa saja di sekitarnya yang akan,
sedang dan sudah beroperasi, serta yang akan saling mempengaruhi.
Kondisi di lapangan dapat pula dipergunakan untuk menjaring kemungkinan
timbulnya isu – isu pokok/ penting, yang berhubungan dengan masalah –
masalah yang penting, antara lain pembebasan lahan, kerusakan dan
pencemaran lingkungan, kecemburuan sosial, banjir, kelongsoran, dan lain –
lain.

Data dan Informasi Rona Lingkungan Hidup

Data, informasi dan uraian tentang Rona Lingkungan Hidup di lokasi rencana
kegiatan / proyek dan sekitarnya, antara lain :

1. Komponen lingkungan hidup yang memiliki nilai – nilai ekologis dan sosial
ekonomi diperhatikan lebih mendalam.

2. Kondisi sumberdaya alam (kualitatif dan kuantitatif), baik yang berupa


cadangan, yang sudah maupun direncanakan akan dikelola /
dimanfaatkan (perlu dipetakan).

3. Perkembangan pembangunan wilayah yang ada.


Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 23
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

4. Data informasi rona lingkungan hidup pada setiap komponen secara fisik,
antara lain, meliputi :

a) Fisik – Kimia

i. Iklim
a. Komponen iklim (tipe iklim, suhu, curah hujan, kelembaban,
angin, intensitas radiasi matahari)
b. Data periodik bencana alam (banjir, gempa bumi, kelongsoran,
angin ribut, gelombang tsunami, dll).
c. Kualitas udara
d. Sumber kebisingan, getaran

ii. Fisiografi
a. Topografi bentuk lahan (morfologi), struktur geologi dan jenis
tanah.
b. Indikator lingkungan yang berhubungan dengan stabilitas
geologis dan stabilitas tanah, terutama ditekankan bila
terdapat gejala ketidakstabilan dan harus diuraikan dengan
jelas dan seksama (kelongsoran, gempa, sesar, dll).
c. Keunikan, keistimewaan dan kerawanan bentuk lahan dan
batuan secara geologis.

iii. Ruang, Lahan dan Tanah


a. Kondisi tataguna lahan dan sumber daya lainnya, serta
kemungkinan potensi pengembangannya di masa datang.
b. Rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang,
rencana tata guna tanah dan sumber daya alam lainnya.
c. Kemungkinan adanya konflik atau kendala yang timbul antara
rencana tata guna tanah dan sumber daya alam lainnya.
d. Inventarisasi nilai estetika dan keindahan bentang alam serta
daerah rekreasi yang ada di wilayah kegiatan.

b) Biologi

i. Flora
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 24
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

a. Peta zonasi biogeoklimatik dari vegetasi alami (tipe vegetasi,


sifat dan kerawanannya) di daerah studi.
b. Jenis – jenis vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang –
undang.
c. Keunikan dari vegetasi dan ekosistemnya.

ii. Fauna
a. Taksiran kelimpahan dan keragaman fauna, habitat,
penyebaran pola migrasi, populasi hewan budidaya (ternak)
serta satwa dan habitatnya yang dilindungi.
b. Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan
invertebrata yang dianggap penting karena memiliki peranan
dan potensi sebagai bahan makanan atau sumber hama dan
penyakit.
c. Perikehidupan hewan penting, siklus dan neraca hidupnya,
cara pemijahan, cara bertelur, dan beranak, cara memelihara
anaknya, perilaku dalam daerah dan teritorinya.

c) Sosial, Ekonomi dan Budaya

i. Sosial – Demografi
a. Struktur penduduk (umur, jenis kelamin, mata pencaharian,
pendidikan dan agama)
b. Tingkat kepadatan dan sebaran kepadatan penduduk.
c. Angkatan kerja produktif
d. Tingkat – tingkat : kelahiran, kematian kasar, kematian bayi.
e. Pola perkembangan penduduk.

ii. Ekonomi
a. Kesempatan kerja dan berusaha
b. Pola kepemilikan dan penguasaan sumber daya alam.
c. Tingkat pendapatan penduduk.
d. Prasarana dan sarana perekonomian jalan, pasar, pelabuhan.
e. Perbankan, pusat pertokoan.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 25


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

f. Pola pemanfaatan sumber daya alam.

iii. Budaya
a. Pranata sosial atau lembaga – lembaga kemasyarakatan yang
tumbuh di kalangan masyarakat.
b. Adat istiadat dan pola kebiasaan yang berlaku.
c. Proses sosial (kerjasama, akomodasi, konflik dikalangan
masyarakat).
d. Akulturasi, asimilasi dan integrasi dari berbagai kelompok
masyarakat.
e. Kelompok – kelompok dan organisasi sosial.
f. Pelapisan sosial di kalangan masyarakat.
g. Perubahan sosial yang tengah berlangsung di kalangan
masyarakat.
h. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan/
proyek.

iv. Kesehatan Masyarakat


a. Insidensi dan prevalinsi penyakit yang terkait dengan rencana
kegiatan / proyek.
b. Sanitasi lingkungan, khususnya ketersediaan air bersih
(cakupan pelayanannya).
c. Status gizi dan kecukupan pangan.
d. Jenis dan jumlah fasilitas kesehatan.
e. Cakupan pelayanan tenaga dokter dan paramedis.

D) Analisis Isi

Metode ini dapat digunakan untuk identifikasi dampak potensial yang akan
timbul menurut persepsi atau pandangan masyarakat. Persepsi masyarakat
“ditangkap” secara tidak langsung melalui metode analisis isi (content
analysis) ini. Partisipasi masyarakat dilibatkan secara langsung dengan cara
menelaah berita – berita yang disampaikan melalui berbagai media massa,
seperti koran, majalah, dan televisi. Telaah terutama difokuskan pada respon

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 26


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

masyarakat terhadap kehadiran proyek – proyek pembangunan di sekitarnya.


Analisis isi sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi dampak potensi dari
sudut pandang masyarakat.

E) Interaksi Kelompok

Interaksi kelompok merupakan metode untuk mengidentifikasi, mengevaluasi


dampak potensial atau pemutusan dampak penting. Dalam penerapannya
dapat berupa : rapat, lokakarya dan brainstorming.

1. Rapat

Metode ini mensyaratkan bahwa ketua rapat harus menguasai dampak


prosedur dan teknik penyusunan AMDAL. Dalam rapat, peserta rapat
harus mengerti benar bahwa tujuan rapat adalah untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi, atau pemusatan dampak besar dan penting yang
berkenaan dengan rencana kegiatan / proyek yang bersangkutan.

2. Lokakarya

Metode ini dapat digunakan untuk evaluasi terhadap dampak besar dan
penting. Melalui metode ini dapat dilibatkan berbagai pihak (pemrakarsa,
penyusun AMDAL, instansi yang berwenang, wakil masyarakat, dll) untuk
terlibat dalam pelingkupan. Lokakarya akan memberikan manfaat yang
besar bila persiapan dilakukan dengan lengkap, misalnya draft hasil
pelingkupan, dan seterusnya.

3. Brainstorming

Metode ini terutama dipergunakan untuk identifikasi dampak potensial.


Dalam brainstorming dampak potensial dari sudut pemrakarsa, pakar,
instansi pemerintah, yang berwenang, dan masyarakat yang terkena
dampak semuanya didaftar, untuk selanjutnya dievaluasi tingkat
pentingnya dampak. Metode ini efektif untuk digunakan dalam rapat –
rapat untuk identifikasi dampak potensial.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 27


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

F) Studi Pustaka

Telaah pustaka, ditunjukkan untuk menggali informasi, data, peta, dll,


tentang:

1. Kondisi lokasi rencana kegiatan / proyek : aspek fisik – kimia, aspek


biologi, aspek sosial-ekonomi-budaya-kesehatan.

2. Komponen – komponen kegiatan / proyek yang sejenis pada setiap


tahapan, pelaksanaannya.

3. Dampak – dampak yang ditimbulkan oleh masing – masing komponen


kegiatan / proyek pada setiap tahap pelaksanaannya.

4. Teknik pengelolaan dan pemantauan dampak – dampak yang


ditimbulkannya.

Bagi anggota tim penyusun AMDAL yang masih pemula, maka dengan
informasi dari pustaka, maka dapat dipelajari tentang : metodologi, teknik
pengambilan/penarikan sampel, menyusun daftar pertanyaan, dll, terutama
tentang peraturan – peraturan yang masih berlaku tentang AMDAL dan
sebagainya.

G) Studi Banding

Studi banding atau studi comparative untuk mempelajari kinerja dan proses
produksi suatu kegiatan sejenis seperti yang kita kehendaki. Hal ini
dimaksudkan untuk mengamati langsung perubahan – perubahan lingkungan
yang terjadi di suatu lokasi setelah kegiatan / proyek tersebut beroperasi.
Dengan cara pendekatan semacam ini, maka dapat diperoleh manfaat –
manfaatnya, antara lain dapat menangkap isu – isu pokok dengan lebih tajam
dan memperoleh informasi – informasi, misalnya tentang teknik pengelolaan
dan pemantauan lingkungan, organisasi yang menangani limbah, dll.

H) Pelingkupan

Kegiatan pelingkupan, menghasilkan identifikasi tentang :

1. Ruang Lingkup Studi

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 28


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Penetapan ruang lingkup studi ditujukan upaya memfokuskan studi pada


sasaran yang terpilih (karena masalah yang timbul harus dibatasi pada
hal – hal yang menimbulkan dampak besar dan penting saja) sehingga
dapat lebih efisien, mengingat adanya keterbatasan sumber daya dan
dana. Untuk itu perlu dilakukan :

a) Identifikasi jenis - jenis kegiatan / proyek yang diprakirakan


menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan.

b) Identifikasi komponen – komponen lingkungan hidup yang


diprakirakan terkena dampak besar dan penting oleh komponen –
komponen kegiatan / proyek.

Contoh :
Dampak penurunan kualitas air akibat tercemar pembangunan waduk
atau dampak pencemaran pembangunan waduk menurunkan kualitas air
sungai A.

Ada yang lebih lengkap yaitu dengan ditambahkan keterangan tentang


saat terjadinya dampak, yaitu : dampak penurunan kualitas air sungai X
akibat tercemar limbah cair pembangunan waduk, pada tahap operasi.

Penerapan kedua hal tersebut di atas, dimaksudkan dapat menapak lebih


jauh untuk :

Memperoleh gambaran hubungan sebab akibat (yang menimbulkan


dampak antara komponen kegiatan tertentu terhadap lingkungan
tertentu).

Pada tahapan / fase kegiatan / proyek yang mana saja terjadi


hubungan sebab akibat tersebut.

Seberapa jauh hubungan sebab akibat tersebut berlangsung,dan


seterusnya.

2. Isu – Isu Pokok

Dengan teridentifikasinya dampak – dampak lingkungan hidup dan


penyebabnya pada saat melakukan studi untuk menetapkan Ruang
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 29
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Lingkup Studi, maka setelah dikaji dan dipilah – pilah lebih dalam, serta
setelah memperoleh masukan – masukan dari masyarakat, studi pustaka,
diskusi kelompok, dan studi banding.

3. Batas Wilayah Studi

Batas wilayah studi ini merupakan hasil kegiatan pelingkupan wilayah


studi, yang dimaksudkan dalam membatasi luas wilayah studi ANDAL
sesuai dengan hasil pelingkupan ruang lingkup studi dan juga mengenai
letak / posisi dimana saja dampak besar dan penting diprakirakan akan
timbul. Atau dengan kata lain, seberapa luas (harus dilengkapi dengan
peta) wilayah yang diprakirakan akan terkena dampak kegiatan/proyek
yang distudi.

Manfaat penetapan batas wilayah studi adalah untuk pemusatan juga


mengingat adanya keterbatasan sumber daya, waktu dan tenaga serta
adanya saran dan pendapat mesyarakat yang berkepentingan.

Lingkup wilayah studi ANDAL ditetapkan berdasarkan pertimbangan


batas – batas ruang, sebagai berikut :

1) Batas Proyek

Yang dimaksud batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana


kegiatan / proyek akan melakukan kegiatan pra konstruksi, konstruksi,
operasi dan pasca operasi, dari ruang rencana kegiatan / proyek inilah
bersumber dampak terhadap lingkungan hidup di sekitarnya,
termasuk dalam hal ini alternatif lokasi rencana kegiatan / proyek.
Posisi batas proyek ini dinyatakan dalam koordinat.

2) Batas Ekologis

Yang dimaksud dengan batas ekologis adalah ruang persebaran


dampak dari suatu rencana kegiatan / proyek menurut media
tranportasi limbah (air, udara), dimana proses alami yang berlangsung
di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan
mendasar. Ruang yang dimaksud adalah ruang disekitar rencana

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 30


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

kegiatan / proyek yang secara ekologis memberi dampak terhadap


aktivitas kegiatan / proyek.

3) Batas Sosial

Yang dimaksud dengan batas sosial adalah ruang di sekitar rencana


kegiatan / proyek yang merupakan tempat berlangsung berbagai
interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang
sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan
proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang
diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu
rencana kegiatan / proyek. Batas sosial ini sangat penting bagi pihak
– pihak yang terlibat dalam studi AMDAL, mengingat adany kelompok
– kelompok masyarakat yang kehidupan sosial ekonomi dan
budayanya akan mengalami perubahan mendasar akibat aktifitas
kegiatan / proyek. Mengingat dampak lingkungan hidup yang
ditimbulkan oleh suatu rencana kegiatan / proyek menyebar tidak
merata, maka batas sosial ditetapkan dengan membatasi batas –
batas terluar dengan memperhatikan hasil identifikasi komunitas
masyarakat terhadap dalam batas proyek dan batas ekologis serta
komunitas masyarakat terhadap yang berada di luar batas proyek dan
ekologis namun berpotensi terkena dampak yang mendasar dari
rencana kegiatan / proyek melalui penyerapan tenag kerja,
pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial.

4) Batas Administrasi

Yang dimaksud dengan batas administrasi adalah ruang dimana


masyarakat dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi
dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku di dalam ruang tersebut.

Batas ruang tersebut dapat berupa batas administrasi pemerintahan


atau batas konsesi pengelolaan sumber daya oleh suatu usaha /
proyek (misal : batas HPH, batas kuasa pertambangan, dll).

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 31


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Dengan memperhatikan batas- batas tersebut diatas dan


mempertimbangkan kendala – kendala teknis yang dihadapi (dana,
waktu, tenaga), maka akan diperoleh ruang lingkup wilayah studi yang
dituangkan dalam peta dengan skala yang memadai.

5) Batas Ruang Lingkup Wilayah Studi ANDAL

Yaitu ruang yang merupakan kesatuan dari keempat wilayah (wilayah


proyek, ekologis, sosial dan administrasi), namun penentuannya
disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki
keterbatasan sumber data, juga waktu, teknik dan metode telaahan.

Dengan demikian, ruang lingkup wilayah studi memang bertitik tolak


pada ruang bagi rencana kegiatan / proyek, kemudian diperluas ke
ruang ekosistem, ruang sosial dan ruang administrasi yang lebih luas.

4. Jenis Data, Informasi, dll Yang Perlu Dikumpulkan Dalam Rangka


“Action”.

Yang dimaksudkan disini, yaitu rincian perencanaan lebih mendalam


untuk dilakukan (action) pengumpulan data, informasi, peta, dll. Setelah di
inventarisasi pada kegiatan butir B (Deskripsi Proyek) dan C (Studi
Lapangan) di atas.

Perencanaan untuk action dalam rangka pengumpulan data / infrmasi

5. Kebutuhan Pakar dalam Tim Penyusun AMDAL

Keahlian / kepakaran yang diperlukan untuk penyusunan dokumen


AMDAL, perlu mempertimbangkan :

a) Jenis komponen lingkungan hidup yang diprakirakan akan terkena


dampak besar dan penting.

b) Jenis – jenis kegiatan di setiap fase kegiatan / proyek yang


direncanakan, yang akan menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 32


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

c) Jenis dan karakteristik kegiatan – kegiatan yang lain yang ada di


sekitar rencana lokasi kegiatan / proyek.

d) Karakteristik komponen lingkungan tertentu di sekitar lokasi kegiatan /


proyek dan sekitarnya, yang karena alasan – alasan khusus perlu
dikaji secara seksama, mendalam dan hati – hati, karena secara
langsung maupun tidak langsung akan terkena dampak proyek.

e) Jumlah anggota tim / pakar, ditentukan oleh luasan wilayah studi,


yaitu semakin luas maka kebutuhannya juga semakin banyak.

Dalam proses pelingkupan ini, kegiatan identifikasi dampak, prakiraan


dampak dan evaluasi dampak kegiatan / proyek yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup, sudah dilakukan walaupun secara gambaran /
kasar. Hal ini nampak dalam menentukan ruang lingkup studi dan isu –
isu pokok tentang dampak besar penting yang harus dikaji dan
dicantumkan pada dokumen KA-ANDAL.

Identifikasi dampak, dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang


jenis – jenis dampak yang diakibatkan oleh interaksi antara penyebab
dampak, yaitu aktivitas proyek yang akan dilakukan dan faktor lingkungan
yang akan terkena dampak.

Prakiraan dampak merupakan kegiatan yang mencoba menentukan bobot


dampak lingkungan yang timbul serta memberikan penilaian terhadap
derajat pentingnya. Dengan demikian, setelah diidentifikasi jenis
dampaknya, kemudian masing – masing dampak diprakirakan seberapa
besar dampak yang ditimbulkannya dan derajat kepentingannya.
Selanjutnya dilakukan evaluasi, yaitu dilakukan analisis, misalnya :
tentang kemungkinan adanya hubungan sebab – akibat, ciri – ciri bersifat
positif atau negatif, apakah terdapat hubungan antagonistik atau
sinergistik.

6. Batas Waktu Studi dan Jadwal Studi

Hal yang sangat mempengaruhi jangka waktu penyelesaian studi AMDAL,


antara lain :
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 33
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

a. Apakah ada komponen – komponen lingkungan hidup (yang harus


distudi) yang diprakirakan terkena dampak kegiatan / proyek sangat
dipengaruhi oleh musim tertentu dan atau oleh kedua musim kemarau
dan musim penghujan. Kalau harus diteliti pada kedua musim, maka
minimal lama studi menjadi satu tahun. Contoh data tentang
hidrooceanografi memerlukan pengamatan di musim penghujan dan
musim kemarau.

b. Apakah peralatan, laboratorium, bahan kimia, pakar, dan kebutuhan


lainnya mudah diperoleh ? dan apakah untuk jarak / lokasi untuk
memperolehnya tidak jauh ? karena semakin sulit / sarana atau
fasilitas yang dibutuhkan, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan.

c. Kegiatan yang perlu diperhitungkan waktunya :

Pengumpulan data, informasi dan kelengkapan deskripsi proyek


yang bersumber dari pemrakarsa.

Pembentukan tim penyusun AMDAL (jumlah, kepakaran,


penggajian, dll)

Pelaksanaan pelingkupan dan penyusunan KA – ANDAL sampai


disetujui / direkomendasi oleh tim evaluasi (Komisi Penilai).

Pelaksanaan studi ANDAL, RKL & RPL sampai tersusunnya draft


dokumen ANDAL, RKL & RPL hingga dipresentasikan di hadapan
Komisi Penilai.

Proses penyempurnaan draft dokumen ANDAL, RKL & RPL


sampai diperoleh persetujuan / rekomendasi dari Komisi Penilai.

Kehendak dari pihak pemrakarsa, yaitu apakah memiliki waktu


yang cukup untuk menunggu karena proses pembuatan dokumen
ini cukup memakan waktu yang lama.

7. Biaya Yang Diperlukan

Dengan memperhatikan hasil pelingkupan, seperti : ruang lingkup studi,


isu – isu pokok, batas wilayah studi, metodologi, batas waktu
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 34
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

penyelesaian, studi dan jenis, jumlah pakar dan anggita tim lainnya, serta
jarak jangkauan lokasi studi dengan tempat analisis data / laboratorium,
maka kini baru dapat dihitung rencana biaya studi AMDAL yang
diperlukan.

Komponen biaya yang lazim diperhitungkan, antara lain :


a. Honorarium
b. Transportasi & akomodasi (penelitian, tim teknis penilai AMDAL)
c. Diskusi, rapat & konsultasi, presentasi, dll
d. Pengambilan data, pemetaan dan analisis data (pemetaan,
pemodelan, dll)
e. ATK, surat menyurat, telepon, listrik, dll
f. Perijinan
g. Penulisan dan penggadaan laporan
h. Asuransi, pajak, institution fee
i. Peralatan (beli dan menyewa), dll.

I) Draft Dokumen KA-ANDAL

Draft dokumen AMDAL dibahas di depan Komisi Penilai AMDAL untuk


dievaluasi. Dalam hal ini, penilaian terhadap draft dokumen KA – ANDAL oleh
Komisi Penilai berpegang pada pemeriksaan terhadap lengkap tidaknya
materi yang ada dalam draft KA – ANDAL seperti pada PP No 27 Tahun
1999. Dan apakah pelingkupannya sudah memenuhi panduan yang ada pada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 08 Tahun 2006.

Apabila draft dokumen KA – ANDAL ini sudah disetujui dan direkomendasi


oleh Komisi Penilai AMDAL, maka tim penyusun AMDAL dapat melanjutkan
kegiatannya dalam Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL.

J) Evaluasi oleh Komisi Penilai

Draft KA – ANDAL selanjutnya dikirimkan ke Komisi Penilai pemrakarsa


untuk dievaluasi / dinilai. Jika sudah dibahas (dipresentasikan) serta
disempurnakan, maka Komisi Penilai dapat memberikan persetujuan dan
rekomendasinya.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 35


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Dalam pasal 16 PP No. 27 Tahun 1999, tercantum :

 Dalam ayat (2) : Keputusan atas penilaian KA – ANDAL oleh Penilai


dalam jangka waktu selambat – lambatnya 75 hari kerja terhitung sejak
tanggal diterimanya draft KA – ANDAL.

 Dalam ayat (3) : Apabila Komisi Penilai tidak menerbitkan keputusan


dalam jangka waktu sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2), maka
instansi yang bertanggungjawab dianggap menerima KA – ANDAL
tersebut.

K) Dokumen KA – ANDAL

Apabila KA – ANDAL telah disetujui oleh Komisi Penilai, maka dapat segera
dilakukan proses penyusunan ANDAL, RKL dan RPL.

5.3.2 Penyusunan ANDAL

Dalam penyusunan ANDAL, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Dalam pelaksanaan ANDAL harus berpegangan pada KA yang telah disepakati


bersama.
b. Laporan ANDAL disusun sesuai dengan Pedoman Umum secara Nasional tentang
Penyusunan ANDAL yang telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 08 tahun 2006. Pedoman ini merupakan pedoman umum
apabila belum ada Pedoman Teknis Penyusunan ANDAL dari instansi yan
bertanggungjawab terhadap rencana kegiatan bersangkutan atau belum ada
pedoman dari Daerah (Propinsi/Kebupaten/Kota).

c. Membuat laporan kemajuan setiap tahapan penyusunan ANDAL secara


berkesinambungan dan dikonsultasikan dengan pihak pemrakarsa dan tim teknis
AMDAL serta komisi penilai untuk memperoleh perbaikan seperlunya.

d. Draft laporan akhir dipresentasikan/diseminarkan dihadapan pemrakarsa dan pihak


lain yang dianggap perlu untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan laporan
tersebut. Baru kemudian dipresentasikan di dalam sidang Komisi AMDAL untu

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 36


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

mendapatkan penilaian. Apabila dokumen ANDAL telah baik dan benar maka akan
mendapatkan pengesahan dari Komisi AMDAL.
e. Laporan ANDAL yang telah selesai harus dibuatkan ringkasan eksekutif (Evecutive
Summary) yang terpisah dari dokumen ANDAL. Ringkasan tersebut mencakup :

Mengemukakan masukan penting yang bermanfaat bagi pengambil keputusan,


perencana, dan pengelola recana kegiatan bersangkutan.

Mudah dipahami isinya oleh semua pihak termasuk masyarakat dan mudah
disarikan bagi pemuatan media massa.

Uraian singkat tentang :

Rencana kegiatan dengan berbagai dampak penting yang mungkin timbul dan
berbagai upaya yang dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain yang
berkepentingan untuk menangani dampak tersebut, baik pada tahap pra
konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi.

Rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan akan dilakukan oleh


pemrakarsa dan pihak berkepentingan dalam rangka penanganan dampak
penting yang mungkin timbul baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi
maupun pasca konstruksi.

Keterangan mengenai adanya kesenjangan data, informasi, serta berbagai


kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi selama melaksanakan ANDAL.
Hal-hal lain yang dipandang perlu untuk melengkapi ringkasan.

Dalam ANDAL ada 5 (lima) tahapan kegiatan utama yang dilaksanakan sebagai
berikut :

A. Pengumpulan data informasi tentang :

a. Komponen rencana kegiatan

Data yang dikumpulkan adalah data tentang berbagai aktivitas rencana


kegiatan baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi.
Pemilihan data harus mengutamakan data yang berkaitan langsung dengan
berbagai dampak yang mungkin timbul apabila rencana kegiatan tersebut
akan dilaksanakan nantinya.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 37


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

b. Komponen rona lingkungan awal

Data yang dikumpulkan terutama komponen lingkungan yaitu biogeofisik,


sosial ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat, yang akan
mengalami dampak akibat rencana kegiatan maupun yang dapat
mempengaruhi terhadap rencana kegiatan tersebut.

c. Metodologi

Metodologi pengambilan sampel dan analisis data untuk berbagai komponen


lingkungan harus jelas dan sesuai dengan metode yang biasanya digunakan
pada masing-masing komponen lingkungan tersebut. Untuk memudahkan
pekerjaan pengumpulan data lapangan yang relevan, maka dibuatkan matriks
interaksi antara komponen rencana kegiatan dengan komponen rona
lingkungan awal. Apabila ada interaksi, maka data yang akan dikumpulkan
untuk kepentingan analisis identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak
nantinya.

B. Proyeksi perubahan rona lingkungan awal

Rona lingkungan awal merupakan kondisi/kualitas lingkungan sesuai hasil analisis


data lingkungan yang dikumpulkan sebelum ada kegiatan. Rona lingkungan awal
ini akan mengalami perubahan akibat adanya rencana kegiatan apabila telah
dilaksanakan nantinya. Besarnya perubahan lingkungan ini perlu diketahui
menurut ruang dan waktu bagi kepentingan evaluasi maupun penanganan.

C. Penentuan (Prakiraan/prediksi dan iterpretasi) dampak penting.

Hasil kajian terhdap besarnya perubahan dari rona lingkungan awal dengan
kondisi lingkungan akibat adanya rencana kegiatan yang kelak dilaksanakan.
Untuk mengetahui suatu dampak termasuk penting atau tidak, dapat
dibandingkan dengan kriteria ukuran dampak penting atau baku mutu lingkungan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sasaran prakiraan dampak adalah
mencari besaran dampak dan pentingnya dampak.

D. Evaluasi dampak penting

Uraian pada tahap evaluasi dampak penting meliputi hal-hal berikut :

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 38


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

a. Evaluasi dampak penting yang bersifat holistik terhadap seluruh dampak yang
diprakirakan misalnya dampak positif maupun dampak negatif dianalisis
sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan pengaruh mempengaruhi,
sehingga akan diketahui perimbangannya.

b. Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana kegiatan dengan rona


lingkungan.
Setiap rencana kegiatan apabila telah dilaksanakan akan menimbulkan
dampak yang berbeda pada rona lingkungan yang berbeda.

c. Ciri/karakteristik dampak penting


Sifat-sifat (karakteristik) suatu dampak seperti lama berlangsungnya,
fluktuasinya, sifat antagonistik, atau sinergetik antara berbagai dampak atau
satu sama lain, saling meniadakan (netralisasi, akumulatif, dsb)

d. Luas penyebaran dampak penting


Suatu dampak mungkin akan mengenai suatu daerah yang sempit atau
mungkin sangat luas, bias saja dirasakan mencakup lokal, regional, nasional
maupun antar negara. Kemampuan penanganan dampak oleh pemrakarsa,
pemerintah dan lain sebagainya perlu diuraikan secara jelas menurut ruang
tersebut.

e. Cara pendekatan dalam penanganan dampak


Hal tersebut memuat penanganan dampak yang mungkin akan terjadi, baik
dari segi ekonomi, teknologi dan instansi.

E. Alternatif pengelolaan dan pemantuan lingkungan

a. Komponen lingkungan terkena dampak, sumber dampak, tolok ukur dan bobot
dampak untuk kepentingan pengelolaan dan pemantauan lingkungan;

b. Metode pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang mencakup faktor


biogeofisik-kimia, sosial ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat;

c. Saat pengelolaan dan pemantauan lingkungan akan dilaksanakan


frekuensi/kekerapannya menurut ruang dan waktu;

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 39


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

d. Pelaksanaan yang bertanggungjwab dalam pelaksanaan pengelolaan dan


pemantauan lingkungannya.

e. Pemanfaatan hasil pemantauan lingkungan baik sebagai umpan balik


penyempurnaan sistem pengelolaan lingkungan ke dalam maupun ke luar dari
batas rencana kegiatan.

Berdasarkan tahapan kegiatan utama dalam ANDAL di atas, maka penentuan aspek
kegiatan yang ditelaah dalam studi ini didasarkan terhadap hasil pelingkupan dampak
penting. Sehingga tidak seluruh kegiatan dianalisis tetapi hanya kegiatan-kegiatan yang
diduga akan menjadi sumber terjadinya dampak penting dan akan dikaji secara lebih
mendalam, yaitu:

1. Tahap Pra Konstruksi

Kegiatan yang perlu dikaji secara lebih mendalam pada tahap ini yaitu kegiatan
pengadaan/ pembebasan lahan.

2. Tahap Konstruksi

Kegiatan-kegiatan tahap konstruksi yang perlu dikaji secara lebih mendalam yaitu :
a. Pembangunan jalan masuk;
b. Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja;
c. Pembangunan dan kegiatan base camp;
d. Mobilisasi alat berat dan material bahan bangunan;
e. Pembukaan dan pembersihan lahan;
f. Pekerjaan galian dan timbunan;
g. Pekerjaan struktur jaringan irigasi serta bangunan pelengkapnya;
h. Pengelolaan jaringan irigasi dan borrow area;

3. Tahap Pasca Konstruksi/Operasional

Kegiatan-kegiatan tahap pasca konstruksi (Operasional dan Pemeliharaan) yang


akan dikaji secara lebih mendalam antara lain :
a. Pengoperasian jaringan irigasi;
b. Pemeliharaan jaringan irigasi;
c. Peningkatan intensitas tanam untuk penghijauan disekitar jaringan irigasi.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 40


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

Komponen Lingkungan Yang Dikaji

Berkaitan dengan kemungkinan adanya dampak sebagaimana diuraikan di atas,


komponen lingkungan yang akan ditelaah meliputi :

1. Komponen Lingkungan Fisik-Kimia

Komponen lingkungan geofisik-kimia yang perlu dikaji dalam AMDAL :

a. Iklim, dikaji berkaitan dengan adanya dampak perubahan iklim mikro di sekitar
daerah pembangunan jaringan irigasi D.I Pitab selain itu juga merupakan data
dasar bagi penghitungan besaran dampak terhadap komponen lingkungan lain.
Parameter-parameter yang diteliti meliputi temperatur udara, kelembaban, arah
dan kecepatan angin dan curah hujan.

b. Fisiografi dan Geologi, dikaji sehubungan dengan adanya dampak perubahan


bentang alam, erosi dan longsor di sekitar lokasi penggalian dan penimbunan
untuk saluran. Parameter-parameter yang diteliti meliputi bentang alam, geologi
regional dan geologi tapak proyek serta kerentaan gerakan tanah.

c. Hidrologi dan Kualitas Air, dikaji sehubungan dengan adanya dampak perubahan
penurunan kualitas air sungai, peningkatan sedimen, peningkatan potensi
sumberdaya air permukaan dan air tanah. Parameter yang dikaji meliputi kondisi
badan dan pola aliran drainase jalan, debit aliran saluran drainase, dan kualitas
air drainase.

d. Ruang, Tanah dan Lahan, dikaji sehubungan dengan adanya dampak perubahan
struktur kimia, fisika dan kesuburan tanah pada lokasi borrow area, peningkatan
erosi dari lahan yang dibuka untuk jalan dan bangunan pelengkap serta borrow
area. Sementara itu, komponen lahan dikaji sehubungan dengan adanya
perubahan penggunaan lahan di lokasi tapak proyek dan lingkungan sekitarnya.
Paremater yang dikaji meliputi, fisik, kimia dan kesuburan tanah, erosi potensial
dan erosi aktual serta penggunaan lahan (present land use) lokasi tapak proyek,
daerah genangan dan lingkungan sekitarnya.

2. Komponen Lingkungan Biologi

a. Flora/Vegetasi
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 41
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

1) Keanekaragaman Komunitas dan Habitat Vegetasi dikaji sehubungan dengan


adanya dampak perubahan komunitas dan habitat vegetasi berikut dampak-
dampak ikutannya dengan adanya kegiatan pembukaan dan pembersihan
lahan untuk pembangunan jaringan irigasi D.I Pitab. Parameter yang diteliti
yaitu keanekaragaman komunitas dan habitat vegetasi.

2) Keberadaan Jenis-jenis Individu Vegetasi, dikaji sehubungan dengan adanya


dampak hilangnya individu-individu jenis vegetasi karena kegiatan
pembukaan dan pembersihan lahan untuk pembangunan jaringan irigasi D.I
Pitab. Parameter yang diteliti yaitu jumlah dan jenis tanaman liar, budidaya,
mempunyai nilai konservatif, ekonomis, langka, dilindungi dan mempunyai
manfaat khusus bagi masyarakat sekitar.

3) Keanekaragaman Vegetasi, dikaji sehubungan dengan adanya dampak


hilangnya individu-individu jenis vegetasi karena kegiatan pembukaan dan
pembersihan lahan. Parameter yang diteliti yaitu keanekaragaman vegetasi di
lokasi rencana kegiatan serta lingkungan sekitarnya.

b. Satwa Liar

1) Habitat Satwa Liar, dikaji sehubungan dengan adanya dampak perubahan


habitat satwa liar berikut dampak-dampak ikutannya dengan adanya kegiatan
pembukaan, pembersihan lahan untuk pembangunan jaringan irigasi D.I
Pitab. Parameter yang diteliti yaitu keberadaan dan kondisi habitat satwa liar
yang terdapat di daerah studi.

2) Keberadaan Jenis-jenis Satwa Liar, dikaji sehubungan dengan adanya


dampak gangguan/kepunahan dan migrasi satwa liar karena kegiatan
pembukaan, pembersihan lahan untuk pembangunan jaringan irigasi D.I
Pitab. Parameter yang diteliti yaitu jumlah dan jenis satwa liar baik yang
dilindungi maupun yang tidak dilindungi di daerah studi.

3) Keanekaragaman Satwa Liar, dikaji sehubungan dengan adanya dampak


gangguan/kepunahan dan migrasi satwa liar karena kegiatan pembukaan dan
pembersihan lahan untuk rencana kegiatan. Parameter yang diteliti yaitu
keanekaragaman satwa liar di lokasi studi dan lingkungan sekitarnya.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 42


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

c. Organisme/Biota Perairan

1) Habitat Biota Perairan, dikaji sehubungan dengan adanya dampak gangguan


terhadap biota perairan sungai karena pencemaran oleh kegiatan konstruksi
pembangunan jaringan irigasi D.I Pitab dan perubahan ekosistem darat dan
habitat biota perairan sungai yang terlewati rencana pembangunan jaringan
irigasi D.I Pitab dengan segala implikasinya. Parameter yang diteliti yaitu
keberadaan dan kondisi habitat perairan sungai dan sekitarnya.

2) Keberadaan dan Keanekaragaman biota/organisme perairan, dikaji


sehubungan dengan adanya dampak gangguan terhadap biota perairan
sungai karena pencemaran oleh kegiatan konstruksi bangunan jaringan
irigasi D.I Pitab perubahan ekosistem darat dengan segala implikasinya.
Parameter yang diteliti yaitu keanekaragaman dan kelimpahan plankton,
benthos dan nekton.

3. Komponen Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya

a. Kependudukan (Demografi)

1) Struktur Penduduk, dikaji sehubungan dengan adanya dampak perubahan


komposisi dan kepadatan penduduk di wilayah studi sebagai dampak multifier
effect kegiatan pengoperasian daerah pembangunan jaringan irigasi D.I
Pitab. Parameter yang diteliti meliputi penduduk menurut kelompok umur,
jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan dan agama serta kepadatan
penduduk.

2) Proses Penduduk, dikaji sehubungan dengan adanya dampak peningkatan


pertumbuhan penduduk di sekitar lokasi pembangunan jaringan irigasi D.I
Pitab sebagai akibat migrasi dan spekulasi. Parameter yang diteliti meliputi
pertumbuhan penduduk (tingkat kelahiran, kematian dan migrasi penduduk).

3) Tenaga kerja, dikaji sehubungan adanya dampak terbukanya kesempatan


kerja dan kesempatan usaha baik pada tahap konstruksi (menjadi pekerja
proyek) dan pada tahap operasi sebagai akibat spekulasi dan pertumbuhan
usaha di sektor non formal. Parameter yang diteliti meliputi tingkat partisipasi
angkatan kerja dan tingkat pengangguran.
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 43
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

b. Sosial Ekonomi

1) Ekonomi rumah tangga, dikaji sehubungan dengan adanya dampak


penurunan tingkat pendapatan penduduk yang terkena dampak pembebasan
lahan, adanya peluang penduduk berpola nafkah ganda baik pada tahap
konstruksi dengan bekerja di proyek dan sektor non formal maupun pada
tahap operasi yang berusaha di sektor perikanan dan jasa wisata. Parameter
yang dikaji yaitu tingkat pendapatan penduduk dan pola nafkah ganda
penduduk.

2) Ekonomi sumberdaya alam, dikaji sehubungan dengan adanya dampak


perubahan pola kepemilikan dan pengusahaan sumberdaya alam, pola
pemanfaatan sumberdaya alam, pola penggunaan lahan, nilai tanah dan
sumberdaya alam lain serta sumberdaya alam milik umum sebelum dan
sesudah kegiatan pembangunan jaringan irigasi D.I Pitab. Parameter yang
diteliti meliputi Pola pemilikan dan penguasaan sumberdaya alam; Pola
pemanfaatan sumberdaya alam; Pola penggunaan lahan; Nilai tanah dan
sumberdaya alam lainnya serta sumberdaya alam milik umum (common
property).

3) Perekonomian Lokal dan Regional, dikaji sehubungan dengan adanya


dampak positif berupa semakin baiknya aksesibilitas wilayah, terbukanya
kesempatan kerja dan usaha, perubahan distribusi pendapatan daerah,
peningkatan pendapatan asli daerah peningkatan nilai tambah, peningkatan
PDRB.

c. Sosial Budaya

1) Kebudayaan, dikaji sehubungan dengan adanya dampak perubahan adat


istiadat dan norma-norma yang berlaku di masyarakat karena adanya
interaksi dengan penduduk pendatang baik yang bekerja di proyek pada
waktu konstruksi maupun para spekulan yang berusaha di sektor informal
pada tahap operasional jaringan irigasi D.I Pitab. Parameter yang diteliti yaitu
adat istiadat, nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 44


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

2) Proses sosial, dikaji sehubungan dengan adanya dampak peluang terjadinya


konflik. Parameter yang diteliti meliputi : Proses asosiatif (kerjasama), Proses
disosiatif (konflik sosial), Akulturasi, Asimilasi dan integrasi dan Kohesi sosial

3) Warisan budaya, dikaji sehubungan dengan kemungkinan adanya dampak


tergusurnya peninggalan budaya yang terdapat di wilayah studi. Parameter
yang diteliti yaitu keberadaan benda-benda sejarah di wilayah studi.

4) Sikap dan persepsi masyarakat terhadap proyek, dikaji sehubungan dengan


adanya dampak peluang terjadinya persepsi kurang baik dari masyarakat
terhadap proyek baik secara langsung maupun sebagai dampak tidak
langsung dari dampak terhadap komponen lingkungan fisik-kimia dan sosial
ekonomi dan budaya yang tidak ditangani dengan sebaik-baiknya. Parameter
yang diteliti yaitu persepsi masyarakat terhadap rencana pembangunan
jaringan irigasi D.I Pitab yang akan dilakukan di daerahnya.

5) Adaptasi ekologi, dikaji sehubungan dengan adanya dampak penurunan


kemampuan adaptasi ekologis masyarakat karena adanya perubahan
ekologis yang mempunyai karakteristik sangat berbeda. Parameter yang
diteliti yaitu persepsi dan tanggapan masyarakat dalam menghadapi
perubahan ekologis yang akan terjadi di daerahnya.

d. Kesehatan Masyarakat

Sanitasi lingkungan, dikaji sehubungan dengan adanya dampak perubahan


ekologis dari lingkungan darat menjadi lingkungan perairan yang berpotensi
tumbuh dan berkembangnya vektor penyakit. Selain itu juga dampak lingkungan
terhadap proyek sehubungan dengan kebiasaan penduduk dalam penggunaan
sumberdaya air sehingga. Parameter yang diteliti yaitu kondisi sanitasi
lingkungan masyarakat di sekitar lokasi proyek terutama kebiasaan penduduk
dalam pemanfaatan sumberdaya air.

5.3.3 Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

RKL berfungsi sebagai pedoman dalam menanggulangi dampak, sehingga RKL dapat
mengikat semua pihak untuk ikut membantu menanggulangi kemungkinan terjadinya

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 45


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

dampak negatif dalam pembangunan. Dalam RKL dapat dikemukakan instansi yang
bertindak sebagai pelaksana, instansi sebagai pengawas, dan instansi yang
bertanggungjawab. Penyusunan dokumen RKL menjadi tanggung jawab pemrakarsa
kegiatan.

Dalam pembuatan RKL dapat dilaksanakan tanpa pengumpulan data di lapangan. RKL
didasarkan pada adanya dampak penting yang timbul. RKL yang akan dilaksanakan
disusun dengan pendekatan teknologi, ekonomi dan institusional. RKL berisi uraian
tentang komponen lingkungan yang terkena dampak, tujuan, sumber dampak, bobot dan
tolok ukur dampak serta upaya pengelolaan lingkungan.

5.3.4 Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

RPL merupakan pedoman yang lebih rinci tentang bagaimana seharusnya pemantauan
lingkungan dilaksanakan, kapan dilaksanakan dan siapa yang bertanggungjawab
terhadap upaya pemantauan dari hasil pemantauan. RPL dapat memberikan pedoman
bagi setiap instansi terkait tentang apa, bagaimana, kapan untuk ikut menjaga,
mempertahankan, serta meningkatkan mutu lingkungan.

RPL disusun atas dasar rekomendasi yang terdapat dalam dokumen ANDAL dan
dokumen RKL. RPL sangat penting artinya terutama terkait dengan upaya
mempertahankan mutu kualitas lingkungan dan mengurangi pemborosan sumberdaya.
RPL berisikan uraian tentang dampak penting yang timbul, faktor lingkungan yang
dipantau, tolok ukur dampak, lokasi dan periode pemantauan. Selain itu diuraikan pihak-
pihak yang berkewajiban sebagai pelaksana untuk memantau lingkungan dan kewajiban
pihak-pihak lain (selain pemrakarsa) yang memanfatkan umpan balik hasil pemantauan
yang dilaksanakan.

Penyusunan RPL sama halnya dengan KA dan ANDAL, RKL menjadi tanggung jawab
pemrakarsa yang melimpahkan pembuatannya kepada konsultan. Konsultan yang
ditunjuk harus cukup kualifikasinya dan bukan perusahaan yang ada hubungannya
secara organisator dengan pemrakarsa.

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 46


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

5.4 PENDEKATAN EKOLOGI SEBAGAI DASAR KAJIAN AMDAL


5.4.1 Ekologi dan Lingkungan

A. Pengertian

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang rumah atau tempat tinggal makhluk,
terutama timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup
dalam organisasinya memiliki spektrum biologi yaitu protoplasma-sel-organ-sistem-
organ-organisma-spesies-populasi-komunitas-ekosistem biosfer. Komponen ekologi
dapat dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu bahan (matter), energi (energy), ruang
(space), waktu (time), dan diversitas (diversity). Lima komponen tersebut berinteraksi
satu dengan lainnya di dalam setiap proses ekologi tertentu.

Yang termasuk bahan (matter) adalah mineral, air, tanah, dan udara. Bahan tersebut
berpengaruh terhadap makhluk hidup dan habitatnya. Perubahan terhadap materi
tersebut akan memberikan perubahan pula terhadap rantai makanan dan jaring-jaring
kehidupan pada ekosistem suatu wilayah.

Gambaran energi (energy) dalam sistem kehidupan dapat terjadi dalam beberapa cara,
misalnya tanaman harus mendapatkan energi matahari yang cukup. Hewan perlu energi
dari tumbuhan atau hewan lain. Manusia dapat memperoleh energi dari sumber hewan
maupun tumbuhan. Karena kebutuhan energi tersebut maka akan terjadi saling
membutuhkan, saling memangsa, dan saling memberikan. Dari konsep ketergantungan
tersebut muncul konsep simbiosis antara makhluk hidup.

5.4.2 Ekosistem

A. Pengertian

Sebuah unit terpadu yang terdiri dari komunitas organisme hidup (komponen hayati,
tumbuhan binatang, pengurai) dan komponen mati (abiotik) di suatu kawasan tertentu,
dimana terjadi hubungan timbal balik, terjadi interaksi, interdependensi, dan bahkan
negasi, baik yang bersifat parasit maupun non parasit. Ekosistem dapat diidentifikasi
dalam skala yang luas. Secara garis besar ada dua jenis ekosistem yang alamiah dan
pokok yaitu ekosistem terestrial (hutan, padang rumput, padang pasir), dan ekosistem
air (sungai, danau, laut).Dalam sebuah ekosistem terdapat berbagai komponen
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 47
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

penyusun antara lain produsen, konsumen, dan pengurai. Dari komponen penyusun
tersebut bila ditinjau dari terjadinya saling hubungan dan saling ketergantungan maka
ekosistem akan memiliki fungsi tertentu.

B. Fungsi Ekosistem

Setiap jengkal lahan di permukaan bumi merupakan salah satu komponen penyusun
suatu ekosistem. Ekosistem memiliki fungsi secara ekologis bila dikaitkan dengna
kehidupan flora, fauna, dan kehidupan manusia. Dari berbagai kepentingan fungsi
terhadap komponen ekologi tersebut, maka terdapat beberapa fungsi yang dapat
diemban dari suatu ekosistem. Berbagai fungsi tersebut antara lain adalah sebagai
berikut.

1. Ekosistem lahan sesungguhnya memiliki potensi alami yang sangat peka terhadap
setiap sentuhan pembangunan yang merubah pengaruh perilaku air (hujan, air
sungai, dan air laut) pada bentang lahan tersebut;

2. Ekosistem lahan sesungguhnya bersifat terbuka untuk menerima dan meneruskan


setiap material (slurry) yang terbawa sebagai kandungan air, baik yang bersifat hara
mineral, zat atau bahan beracun maupun energi lainnya, sehingga membahayakan,
dan

3. Ekosistem lahan sesungguhnya berperan penting dalam mengatur keseimbangan


hidup setiap ekosistem darat di hulu dan sekitarnya serta setiap ekosistem kelautan
di hilirnya.

Bentuk pemanfaatan yang utama dan merupakan fungsi perlindungan pada lahan
terhadap sistem penyangga kehidupan, antara lain:
(1). Fungsi pemasok air (kualitas dan kuantitas air)
(2). Fungsi pengendalian air, terutama pengendali banjir
(3). Fungsi pencegah intrusi air laut.
(4). Fungsi lindung
(5). Fungsi penangkapan dan/atau pengendapan sedimen
(6). Fungsi penangkapan dan/atau pengendapan unsur hara
(7). Fungsi penangkapan dan/atau pengendapan bahan-bahan beracun
(8). Fungsi pemasok kekayaan alam ( di dalam areal lahan)

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 48


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

(9). Fungsi pemasok kekayaan alam (ke luar areal lahan)


(10). Fungsi produksi energi (kayu, listrik-hidro)
(11). Fungsi transportasi/perhubungan
(12). Fungsi bank gen
(13). Fungsi konservasi
(14). Fungsi rekreasi dan pariwisata
(15). Fungsi sosial budaya
(16). Fungsi sosial ekonomi
(17). Fungsi penelitian dan pendidikan
(18). Fungsi pemeliharaan proses-proses alam

Selanjutnya manfaat sampingan dapat dipanen dan dinikmati masyarakat sampai batas-
batas tertentu tanpa merusak ekologis yang diperankan oleh ekosistem tersebut.
Bentuk pemanfaatan golongan ini antara lain: (1) sumber air bagi penduduk (setempat);
(2) sumber produk alami (nipah dan ikan); (3) sumber energi (kayu dan gambut); dan (4)
sumber kesegaran dan keindahan (wisata).

Bertolak dari pemahaman akan arti penting fungsi-fungsi ekologis maupun fungsi
ekonomis yang diperankan oleh ekosistem lahan tersebut, maka upaya untuk
melestarikan keberadaan mutu dan fungsi ekosistem lahan patut direalisasikan. Ini
antara lain dilakukan melalui pendekatan peraturan perundangan yang melindungi
komponen-komponen kawasan yang berfungsi penting dan strategis. Pelestarian
sumberdaya kawasan lahan dimungkinkan oleh adanya ketentuan UU Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta UU Nomor
5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Ketentuan perundangan tersebut meliputi
jenis flora dan fauna serta benda cagar budaya, yang tidak jarang banyak ditemukan
pada daerah lahan.

5.4.3 Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

Lingkungan hidup tersusun dari materi yang memiliki fungsi sebagai pendukung
kehidupan. Ekosistem berfungsi karena adanya aliran energi dan daur materi. Aliran
energi adalah perpindahan energi di dalam rantai makanan, mulai dari produsen ke

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 49


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

konsumen I, II, III, dan berakhir dengan pengurai (dekomposer). Bila hasil penguraian
dikembalikan pada produsen terbentuklah daur materi.

Pasangan burung dengan serangga adalah hubungan antar spesies mangsa (serangga)
dan predator (burung). Pada pasangan serangga-burung, serangga menjadi mangsa,
sementara burung sebagai predator. Pada setiap pasangan mangsa dinamakan
predator, namun tidak pernah punah, akan selalu mengalami perputaran. Keadaan
dimana terjadi keseimbangan, dan keberlanjutan dimana antara mangas dan predator
tridak mengalami kepunahan dan tetap hidup berkelanjutan, dinamakan Homeostatis,
atau Equilibrium. Puncak homeostatis, artinya terjadi jumlah maksimum dari mangsa
dan predator, adalah batas daya dukung ekosistem. Daya dukung ekosistem (Carrying
Capacity) adalah kemampuan alami ekosistem untuk melanjutkan kehidupan dan
pertumbuhannya. Bila daya dukung ekosistem mendapat masukan berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terciptalah daya tampung (Supporting capacity).
Daya tampung lebih tinggi kemampuannya dibandingkan daya dukung.

Tekanan Populasi

Penurunan Populasi

Daya dukung atau


puncak homeostatis

Gambar 5.9 Hubungan Daya Dukung Lingkungan dengan Populasinya

5.4.4 Ekologi Sebagai Dasar Kajian Studi Penyusunan AMDAL

Kajian ekologi sebagai dasar penyusunan AMDAL didasari suatu pemikiran sebagai
berikut :
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 50
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

1) Setiap kegiatan pembangunan dapat dipastikan akan melakukan perubahan


terhadap lahan;

2) Setiap kegiatan akan memberikan sisa proses yang berpotensi berpengaruh


terhadap lingkungan (Hk. Kekekalan Energi II);

3) Lahan di permukaan bumi merupakan salah satu komponen dalam ekosistem


secara makro pada kawasan tersebut;

4) Setiap ekosistem mengandung bentuk kehidupan lain, di luar manusia baik fungsi
secara fisik alam, kehidupan ekologi, maupun siklus hara;

5) Setiap ekosistem memiliki fungsi yang diemban baik untuk keseimbangan


lingkungan biotik, abiotik, maupun lingkungan budaya;

6) Perubahan terhadap ekosistem akan merubah fungsi yang diemban oleh ekosistem
yang bersangkutan;

7) Kajian AMDAL secara prinsip memprediksi perubahan fungsi ekosistem yang dapat
terjadi dampaknya terhadap lingkungan abiotik, biotik dan budaya. Rekomendasi
dalam kajian AMDAL ditujukan untuk menciptakan keseimbangan baru yang masih
mampu memberikan dampak positif maksimum pada lingkungan dan minimalisasi
dampak negatif yang terjadi.

Kerangka berfikir tersebut memberikan gambaran betapa penting untuk melakukan


identifikasi sistem ekologi, baik fungsi, keragaman, komponen penyusun, dan tingkat
kerawanan yang dimiliki. Pemahaman tersebut memberikan kejelasan mengapa
pemahaman ekosistem menjadi dasar berpijak dalam melakukan kajian AMDAL.

5.4.5 Pemahaman Manajemen Lingkungan

Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan bila telah dilakukan kajian secara menyeluruh.
Pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan mengintegrasikan antara lingkungan
fisik alami, manusia dan sistem sosialnya. Perkembangan pemikiran ini mengandung
konsekuensi bahwa pemahaman lingkungan tidak hanya sebatas lingkungan fisik akan
tetapi juga aspek sosial ekonomi budaya serta politik masyarakat dalam suatu sistem
waktu dan tempat khusus. Dalam memahami lingkungan memadukan pemikiran dan

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 51


PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

konsep ABC untuk menjelaskan tiga komponen lingkungan yang tidak terpisahkan yaitu
Abiotic (A), Biotic (B), dan Culture (C).

Komponen A dan B menjelaskan tentang satu kesatuan lingkungan alami, sementara


komponen C banyak berhubungan dengan kegiatan kesatuan lingkungan alami,
sementara komponen C banyak berhubungan dengan kegiatan manusia. Memadukan
ketiga aspek bukan perkara yang mudah dilakukan. Dalam pelaksanaan akan
dihadapkan pada integrasi ketiga komponen yang dicirikan dengan munculnya : (1)
perubahan; (2) ketidakpastian; dan (3) kompleksitas.

1) Perubahan
Perubahan ini terjadi dalam lingkungan sendiri. Dalam falsafah Jawa dikenal bahwa
alam ini hidup, artinya bahwa disadari manusia atau tidak lingkungan alam kita
sebenarnya mengalami proses yang memungkinkan terjadinya perubahan
komponen dan struktur alam. Dinamika perubahan alam harus dipahami sehingga
manusia mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkannya.

2) Kompleksitas
Kompleksitas diartikan sebagai keadaan dimana proses perubahan lingkungan
disebabkan oleh begitu banyak faktor, atau variabel, yang berada di luar manusia
untuk memahaminya. Selama ini kita berfikiran bahwa seluruh perubahan dapat kita
identifikasi, sehingga intervensi terhadap proses perubahan lingkungan dilakukan
secara deterministik dengan target yang jelas. Bila kerangka pemikiran
dikembalikan bahwa perubahan tidak semua dalam kemampuan manusia maka hal
tersebut baru dapat dipahamkan adanya keterbatasan.

3) Ketidakpastian
Merupakan keadaan dimana proses perubahan lingkungan terjadi begitu dinamik,
dan di luar jangkauan dalam memperkirakan atau melakukan prediksi. Prediksi
perubahan lingkungan sifatnya masih semu dan belum menggambarkan seluruh
variabel yang berpengaruh. Tingkat ketepatan di sini menjadi sumir ketika harus
melakukan pengelolaan lingkungan. Perkembangan pemikiran ini mengandung
konsekuensi bahwa kita harus memahami lingkungan secara holistik tidak terbatas
pada aspek fisik alami semata, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, budaya, serta
politik masyarakat dalam suatu sistem waktu dan tempat yang khusus. Dalam
Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 52
PENAWARAN TEKNIS PT. ARTAMA INTERKONSULTINDO

beberapa tulisan, saat ini banyak dipakai konsepsi ABC yang menjelaskan tiga
komponen lingkungan yang tidak terpisahkan yakni Abiotik, Biotik, dan Culture.

Abiot
ik

Cultu
Biotik
re

Pentingnya mencermati integrasi antar ketiganya

Gambar 5.10
Keterkaitan Tiga Komponen
Lingkungan

Penyusunan Amdal Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Tahap 2 5 - 53

Anda mungkin juga menyukai