DI INDONESIA
Dosen pengampu:
Atyanti Dyah Prabaswari ST.M.Sc
Nama Anggota:
1. Rizky Yudha Pratama (21522133)_ketua
2. Yona Nurhaliza (21522298)
3. Melly Ariani Putri (22522214)
4. Nabila Nugraheni (22522221)
5. M. Raditya Duta U (22522249)
DESKRIPSI 1. Pendahuluan
Kecelakaan kerja terjadi di pabrik kertas PT Pakerin, Desa
Bangun, Kecamatan Pungging, Mojokerto. Akibatnya, 1 pekerja
tewas, sedangkan 2 lainnya dalam kondisi kritis.
9. Penanganan kecelakaan
- Kegiatan sebelum kecelakaan industri :
Menggunakan APD yang tepat dan memadai khususnya
masker untuk melindungi dari gas beracun.
- Kegiatan sewaktu terjadi kecelakaan :
Menggunakan APD dan meminta pertolongan kepada yang
lebih ahli untuk membantu korban yang terjatuh ke dalam
tandon.
- Kegiatan setelah kecelakaan :
Mengevakuasi korban dan membawa korban ke rumah sakit
KESIMPULAN Pekerja di pabrik kertas PT. Pakerin 1 tewas dan 2 lainnya kritis
DAN SARAN karena terjatuh ke dalam tandon bubur kertas setelah menghirup gas
beracun dari dalam tandon. Berdasarkan kecelakaan tersebut
sebaiknya para pekerja lebih memerhatikan APD yang digunakan
khususnya masker.
DAFTAR https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5583517/kecelakaan-
PUSTAKA kerja-di-pabrik-kertas-mojokerto-1-pekerja-tewas-2-kritis
DESKRIPSI 1. Pendahuluan
Tragedi ledakan di lubang tambang batubara, ledakan terjadi di
lubang tambang batubara PT Nusa Alam Lestari (NAL) di Desa
Salak, Kecamatan Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat.
Sebanyak 14 pekerja dilaporkan tertimbun, 10 ditemukan tewas,
tiga luka-luka dan satu orang kritis. Ledakan tambang ini diduga
karena kandungan gas metana tinggi. Octavianto, Kepala Seksi
Operasional Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A
Padang, mengatakan, ledakan terjadi pukul 08.30 berlokasi di
persimpangan lubang tambang di kedalaman sekitar 280 meter
dari permukaan. Petaka terjadi sekitar 10-15 menit setelah 14
petambang mulai bekerja. “Seluruh korban, 14 orang berhasil
dievakuasi. Sepuluh orang meninggal dan empat selamat,”
katanya.
DAFTAR https://www.mongabay.co.id/2022/12/20/ledakan-tambang-
PUSTAKA batubara-sawahlunto-tewaskan-10-pekerja-kasus-berulang-
bagaimana-proses-penyelidikan/
DESKRIPSI 1. Pendahuluan
Kecelakaan kerja dialami oleh salah satu pegawai provider
internet. Korban bernama Rudik Hadi Kurniawan Berusia 28
tahun, ia tewas tersengat listrik saat membebani kabel
internet yang menjuntai di desa Ngindeng, Jawa Timur.
KESIMPULAN DAN Pegawai provider internet tewas akibat terkena arus listrik
SARAN dan terjatuh dari tiang listrik dikarenakan pegawai tersebut tidak
menggunakan APD.
Berdasarkan kecelakaan tersebut sebaiknya para pekerja
ditingkatkan kesadarannya terhadap pentingnya APD saat
melakukan pekerjaan yang memiliki resiko tinggi.
B. JURNAL
Studi Kasus Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pengeboran Migas Seismic Survey PT. X Di
Papua Barat
BAB II. Kecelakaan kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit
LANDASAN akibat kerja ataupun kematian. Adapun pengeboran migas dilakukan
TEORI untuk mendapatkan sumber minyak dan gas, di Indonesia sendiri
pengeboran mingas sudah biasa dilakukan karena cadangan minyak
dan gas yang melimpah. Hal ini membuat industri migas memiliki
risiko kecelakaan yang sangat tinggi. Umumnya kecelakaan kerja
disebabkan oleh 2 hal pokok, yaitu perilaku kerja yang tidak aman
(unsafe act) dan kondisi kerja yang tidak aman (unsafe conditions).
Tercatat pada PT. X data kecelakaan kerja sebanyak 33 kasus,
sebagian besar kecelakaan kerja selama tahun 2012-2015 terjadi di
departemen pengeboran yang melakukan pengeboran dangkal pada
seismic survey sebanyak 30 kasus. Karenanya dilakukan analisis
statistik yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat
menggunakan uji chi square, dan analisis multivariat menggunakan uji
regresi logistik berganda dengan sampel dari 2 kelompok yang pernah
mengalami dan belum pernah mengalami kecelakaan kerja.
LAMPIRAN https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/download/
18985/13242
BAB III. Metodologi penelitian ini menggunakan dua data yaitu data
METODOLOGI primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan
PENELITIAN dan pengukuran secara langsung di lapangan dan di bagian
produksi perusahaan. Data sekunder sendiri diperoleh dari
pengamatan dan pengukuran secara tidak langsung tetapi hanya
berada ada di berita internet perusahaan. Pengambilan data Hazard
Identification And Risk Assessment (HIRA) dan pengolahan data:
1. Jenis kegiatan dan kondisi lapangan
Data yang didapatkan berasal dari mewawancarai manajer
perusahaan, operator/penanggung jawab Stone Crusher, Aspal
Mixing Plant dan Tenaga Penggerak (Genset) di perusahaan dan
karyawan terkait. Di dalam wawancara menganalisis kegiatan
yang berpotensi bahaya dan mengamati serta mendokumentasi
lapangan pekerjaan
2. Potensi bahaya dan risiko
Dari hasil analisis sebelumnya kemudian dianalisis secara
lebih detail mengenai bahaya yang berada di dalam lapangan
pekerjaan
3. Tingkat keparahan
Setelah menganalisis secara detail kemudian memberi nilai
dari 1 - 5 sesuai dengan tingkat keparahan cedera dan kecelakaan
yang terjadi di lapangan pekerjaan
4. Tingkat frekuensi
Pada tingkat frekuensi ini dapat dilakukan secara bersamaan
dengan tingkat keparahan, pada tingkat frekuensi ini memberi
nilai dari 1 -5 sesuai dengan seberapa sering terjadinya
kecelakaan yang terjadi di lapangan pekerjaan
5. Nilai risiko dan level risiko
Nilai risiko dan level risiko didapatkan dari hasil perkalian
antara tingkat keparahan dan tingkat frekuensi yang terjadi di
lapangan pekerjaan dan kemudian dimasukkan kedalam risk
mapping level resiko yang didapat.
LAMPIRAN https://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi/article/download/7471/4542