Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Etika Ekonomi

Dibarat dan Islam

Disusun oleh Kelompok 2:


Vivi Nurdiana (205120172)
Bulan (205120147)
Muhammad Chaidar Natsir (205120135)

Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam


Prodi Ekonomi Syariah (ESY 5) Semester III

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


(IAIN) PALU
Tahun Akademik 2021
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sejarah Etika Ekonomi Di Barat dan Islam"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Ekonomi Islam. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Etika dalam Ekonomi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Moh Anwar Zainuddin S.E.I., M.E.Sy
selaku Dosen Mata Kuliah Etika Ekonomi Islam. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 17 September 2021


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika bisnis pertama kali timbul di amerika serikat di tahun 1970an dan cepat meluas
kebelahan dunia lain. Berabad-abad lamanya etika di bicarakan secara ilmiah membahas
mengenai masalah ekonomi dan bisnis sebagai salah satu topik penting untuk
dikembangkan di zaman bisnis modern. Filsafat berkembang dizaman filsuf plato ,
aristoteles, dan filsuf-filsuf yunani lain membahas bagaimana pengaturan interaksi
kehidupan bisnis manusia bersama dalam negara, ekonomi dan kegiatan niaga. Filsafat dan
teologi zaman pertengahan serta kelompok kristen maupun islam tetap membahas hal yang
dianggap penting tersebut. Moralitas ekonomi dan bisnis merupakan pembahas intensif
filsafat dan teknologi zaman modern. Para ilmuwan filsuf dan pebisnis amerika serikat dan
negara lain di dunia mendiskusikan etika bisnis sehubungan dengan konteks agama dan
teologi sampai sekarang.

Perkembangan etika bisnis 1980-an di eropa barat etika bisnis sebagai ilmu baru
berkembang kira-kira sepuluh tahun kemudian, diawali oleh inggris yang secara geografis
maupun kultural paling dekat dengan amerika serikat, disusul kemudian oleh negara-negara
eropa barat lainnya. Kini etika bisnis bisa dipelajari, dan di kembangkan di seluruh dunia.
Kita mendengar tentang kehadiran etika bisnis di amerika latin, asia, eropa timur, dan
dikawasan asia lainnya. Sejak dimulainya liberalisasi ekonomi di eropa timur, dan runtuhnya
sistem politik dan ekonomi komunisme tahun 1980-an, rusia dan negara ekskomunis lainnya
merasakan manfaat etika bisnis, pemahaman etika bisnis mendorong perahlihan sistem
sisalis ke ekonomi pasar bebas berjalan lebih lancar. Etika bisnis sangat diperlukan semua
orang dan sudah menjadi kajian ilmiah meluas dan dalam etika bisnis semakin dapat di
sejajarkan diantara ilmu-ilmu lain yang sudah mapan dan memiliki ciri-ciri khusus sebagai
sebuah cabang ilmu. Keprihatinan moral terhadap bisnis kini memasuki tahapan yang lebih
maju dari sekedar ukuran tradisonal. Zaman multinasional konglomerat dan korparasi
sedang berkembang secara signifikan. Kini masyarakat berada dalam fase perkembangan
bisnis dan ekonomi kapitalisme semenjak kejahtuhan sistem komunisme, maka kapitalisme
berkembang pesat tanpa timbul hambatan yang berarti. Kini bisnis telah menjadi besar
meninggalkan bisnis tradisonal yang semakin terdesak bahkn teraksisi. Kekayaan mayolitas
perusahaan swasta di berbagai negara dapat melebihi kekayaan negara.
BAB 2

PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Situasi dahulu
Berabad – abad lamanya kita berbicara pada taraf ilmiah tentang masalah ekonomi
dan bisnis sebagai salah satu topik disamping sekian banyak topik lain. Pada awal filsafat,
Plato, Aristoteles, dan filsuf – filsuf yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur
kebaikan manusia bersama dalam negara dan dalam konteks itu mereka membahas juga
bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus di atur.dalam filsafat dan teologi
abad pertengahan pembahasan ini dilanjutkan, dalam kalangan kristen maupun Islam. Topik
– topik moral sekitar ekonomi dan perniagaan tidak luput pula dari perhatian filsafat (dan
teologi) di zaman modern. Pada waktu itu banyak universitas diberikan kuliah agama
dimana masiswa mempelajari masalah – masalah moral sekitar ekonomi dan bisnis.
Pembahasannya tentu berbeda, sejauh mata kuliah ini diberikan dalam kalangan katolik
atau protestan. Dengan demikian di Amerika Serikat selama paro pertama pada abad ke-20
etika dalam bisnis terutama dipraktekan dalam konteks agama dan teologi. Dan
pendekatanini masih berlangsung terus sampai hari ini, di Amerika Serikat maupun di
tempat lain.

2. Masa peralihan ; tahun 1960-an

Dalam tahun 1960-an terjadi perkembangan baru yang dilihat sebagai persiapan
langsung bagi timbulnya etika bisnis dalam dekade berikutnya. Dasawarsa 1960-an ini di
Amerika Serikat (dan dunia barat pada umumnya) ditandai oleh pemberontakan terhadap
kuasa dan otoritas, revolusi mahasiswa (mulai di ibukota Prancis bulan Mei 1968). Suasana
tidak tenang ini diperkuat lagi karena frustasi yang dirasakan secara khusus oleh kaum muda
dengan keterlibatan Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Rasa tidak puas ini
mengakibatkan demonstrasi – demonstrasi paling besar dirasakan di Amerika serikat. Secara
khusus kaum muda menolak kolusi yang di mata mereka terjadi antara militer dan industri.
Industri dinilai terutama melayani kepentingan militer. Serentak juga untuk pertama kali
timbul kesadaran akan masalah ekologis dan terutama industri di anggap sebagai penyebab
masalah lingkungan hidup itu dengan polusi udara, air, dan tanah serta limbah beracun dan
sampah nuklir. Dunia pendidikan menanggapi situasi ini dengan cara berbeda – beda. Salah
satu reaksi paling penting adalah memberi perhatian khusus kepada social issues dalam
kuliah tentang manajemen. Nbeberapa sekolah bisnis mulai dengan mencamtumkan mata
kuliah baru di kurikulumnya yang biasanya dibesi nama Business and Society. Kuliah ini
diberikan oleh Doden – Dosen manajeman dan mereka menyusun buku – buku pegangan
dan publikasi lain untuk menunjang mata kuliah itu. Pendekatan ini diadakan dari segi
manajemen , dengan sebagaian melibatkan juga hukum dan sosiologi, tetapi teori etika
filosofis disini belum dimanfaatkan.

3. Etika bisnis di Amerika Serikat tahun 1970-an

Etika bisnis sebagai suatu bidang intelektual dan akademis dengan identitas sendiri
mulai muali terbentuk di Amerika Serikat tahun 1970-an. Jika sebelumnya etika hanya
membicarakan aspek – aspek moral dari bisnis di samping banyak pokok pembicaraan moral
lainya (etika dalam hubungan dengan bisnis), kini mulai berkembang etika dalam arti
sebenarnya. Jika sebelumnya hanya para teolog dan agamawan pada tahap ilmiah (teologi)
membicarakan masalah – masalah moral dari bisnis, pada tahun 1970-an para filsuf
mamasuki wilayah penelitian ini dalam waktu singkat menjadi kelompok yang paling
dominan. Sebagaian sukses usaha itu, kemudian beberapa filsuf memberanikan diri untuk
terjun kedalam etika bisnis sebagai sebuah cabang etika terapan lainnya. Faktor kedua yang
memicu timbulnya etika bisnis sebagai suatu bidang study yang serius adalah krisis moral
yang dialami dunia bisnis Amerika pada awal tahun 1970-an. Krisis moral dalam dunia bisnis
itu diperkuat lagi oleh krisis moral lebih umum yang melanda seluruh masyarakat Amerika
pada waktu itu. Dlatarbelakangi krisis moral yang umum itu, dunia bisnis amerika tertimpa
oleh kerisis moral yang khusus. sebagaian sebagai reaksi atas terjadinya peristiwa –
peristiwa tidak etis ini pada awal tahun 1970-an dalam kalangan pendidikan Amerika
didasarkan kebutuhan akan refleksi etika di bidang bisnis. Salah satu usaha khusus adalah
menjadikan etika bisnis sebagai mata kuliah dalam kurikulum ini ternyata berdampak luas.
Dengan demikian dipilihnya etika bisnis sebagai mata kuliah dalam kurikulum sekolah bisnis
banyak menyumbang kapada perkembangannya ke arah bidang ilmiah yang memiliki
identitas sendiri.

4. Etika bisnis meluas ke Eropa tahun 1980-an

Di Eropa Barat etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira – kira sepuluh
tahun kemudian , mula-mula di inggris yang secara geografis maupun kultural paling dekat
dengan Amerika Serikat, tetapi tidak lama kemudian juga negara – negara Eropa Barat
lainnya. Semakin banyak fakultas ekonomi atau sekolah bisnis di Eropa mencantumkan mata
kuliah etika bisnis dalam kurikulumnya, sebagai mata kulah pilihan ataupun wajib di
tempuh. Sepuluh tahun kemudinan sudah tedapat dua belas profesor etika bisnis pertama
di universitas-Universitas Eropa. Pada tahun 1987 didirikan European Business Ethich
Network (EBEN) yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara akademisi dari universitas
serta seklah bisnis , para pengusaha dan wakil –wakil organisasi nasional dan internasional
9seperti misalnya serikat buruh). Konferensi EBEN yang pertama berlangsung di Brussel
(1987). Konferensi kedua di Barcelona (1989) dan selanjutnya ada konferensi setiap tahun :
milano (1990), London (1991), Paris (1992), Sanvika , noewegia (1993), St. Gallen Swis
(1994), Breukelen , Belanda (1995), Frankfurt (1996). Sebagaian bahan konferensi-
konferensi itu telah diterbitkandalam bentuk buku. Etika bisnis menjadi fenomena global
tahun 1990-an Dalam dekade 1990-an sudah menjadi jelas ,etika bisnis tidak terbatas lagi
pada dunia barat. Kini etika bisnis dipeajari, diajarkan dan dikembangkan di seluruh dunia,
kita mendungar tentang kehadiran etika bisnis amerika latin, eropa timur, apalagi sejak
runthnya komunisme disana sebagai sistem politik dan ekonomi. Tidak mengherankan bila
etika bisnis mendapat perhatian khusus di negara yang memiliki ekonomi yang paling kuat di
luar dunia barat. Tanda bukti terakhir bagi sifat gllobal etika bisnis adalah telah didirikannya
international society for business management economis and ethics (ISBEE).

KESIMPULAN

Konsep etika antara pandangan pemikir Barat dan pemikir Islam berjalan beriringan dengan
nilai-nilai etisnya. Etika memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan bisnis,
terlepas apakah etika umum atau etika Islam. Menurut Al-Mathuridi dan Dun Scotus
tentang moralitas, bahwa manusia memiliki dua kecenderungan yang berlawanan yaitu
kasih sayang untuk keadilan (affection for justice) dan kasih sayang untuk mendapatkan
keuntungan (affection for advantages).Etika Islam merupakan filsafat moral dan ajaran yang
syarat dengan nilai-nilai yang sejalan dengan prinsip keadilan dan kemanusiaan. Yang
bersumber dari al-Quran, al-Sunnah, Ijtihad. Etika Islam hadir dalam lingkungan bisnis
memberikan guidence dan menawarkan pendekatan-pendekatan bagaimana menjalankan
bisnis yang mendukung tercapainya motif ekonomi para pelaku bisnis tanpa harus
mengesampingkan nilai-nilai etik yang dipegang masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai