BIDANG KEGIATAN :
PKM-KEWIRAUSAHAAN
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
DAFTAR ISI ii
BAB 1.PENDAHULUAN 1
DAFTAR PUSTAKA 5
ii
BAB I.PENDAHULUAN
1
penduduk dan mengangkat harkat dan martabat manusia dalam segala matra
kependudukannya.
Pembangunan selama ini dilakukan dengan menempatkan masyarakat
sebagai obyek pembangunan yang menerima semua program dari pemerintah.
Paradigma lama (pembangunan) yang lebih berorientasi pada negara dan modal
berubah menjadi paradigma baru (pemberdayaan) lebih terfokus pada
masyarakat dan institusi lokal yang dibangun secara partisipatif. Undang-
Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa telah memberi ruang untuk dipraktikan
pada paradigma baru dalam pembangunan desa di Indonesia. Untuk
mewujudkannya diperlukan upaya agar desa mempunyai kemampuan sendiri
dalam membangun desanya. Paradigma pembangunan yang dilakukan sendiri
oleh Desa dikenal dengan istilah “Desa Membangun”. Terkait dengan
peningkatan kualitas masyarakat maka diadakanya pemberdayaan masyarakat
agar memberikan keterampilan yang dapat dimanfaatkan di kemudian harinya.
2
BAB 2.GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
3
produksi daun adalah 30-40 daun per tahun pada pohon-pohon yang berumur 5
tahun, setelah itu produksi daun menurun menjadi 20-25 daun per tahun
(Soepadiyo, 2005). Kabupaten Bengku Tengah adalah kabupaten yang kaya akan
sumber daya alam (SDA), termasuk perkebunan kelapa sawit. Dari kelapa sawit
inilah, lidi (batang daun) bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk
turunan yang bernilai ekonomis. Banyak dari kita yang menyepelekan lidi kelapa
sawit, padahal jika kita kaji, ada banyak manfaat dari bahan baku lidi kepala
sawit, yang nantinya dapat menambah income (pendapatan) masyarakat dan
tentu ini dapat mendorong perekonomian. Bayangkan saja jika dalam 1 pohon
kelapa sawit terdapat 3 pelepah yang diambil dalam 1 (satu) bulan, dan kita
manfaatkan lidinya dari tiap-tiap pelepah tersebut, maka berapa banyak lidi yang
akan kita dapatkan dari setiap pohon kelapa sawit yang bisa kita manfaatkan.
Ternyata limbah lidi kelapa sawit ini tak hanya dimanfaatkan menjadi sapu atau
tusuk sate saja, tetapi lidi kelapa sawit bisa dibuat menjadi berbagai produk
kerajinan tangan yang menarik dan unik yang mampu menarik perhatian
konsumen. Tentunya hal ini perlu dibarengi dengan pemasaran yang optimal,
dan perlu dukungan dari Pemerintah Daerah, karena pada umumnya pengerajin
limbah lidi kelapa sawit ini banyak yang berdomisili di kawasan perkebunan dan
pedaleman atau pedesaan. Untuk membuat limbah lidi sawit ini menjadi sebuah
kerajinan tangan yang menarik, dibutuhkan ketekunan dan sentuhan kreativitas
serta kesabaran. Memang tidak mudah untuk setiap orang melakukannya apalagi
orang awam seperti kita yang tidak menekuni dan tidak terbiasa. Limbah lidi
sawit ini bisa dibuat menjadi aneka bentuk suvenir, seperti piring tempat buah,
parcel, mangkok nasi, bahkan lampu-lampu hias yang sangat unik, sehingga
tidak hanya monoton dijadikan sebagai bahan untuk membuat sapu lidi saja.
Dengan kerajinan tangan yang mampu menarik konsumen ini, akan sangat
menambah pendapatan rumah tangga, dan jika banyak permintaan tentu
membutuhkan karyawan dan pada akhirnya usaha ini akan mampu menyerap
tenaga kerja, sehingga bisa mengurangi pengangguran di Bumi Sergai karena
terbukanya lapangan kerja.
4
BAB 3. METODE PELAKASANAAN
5
BAB 4.BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Bulan ke-
No Kegiatan 1 2 3 4 5
1 Perencanaan konsep dan keuangan Daun
kelapa sawit
2 Survei harga
3 Pembuatan proposal
4 Studi tentang pembuatan piring dari daun
kelapa sawit
5 Riset pasar
6 Survey tempat
7 Pelaksanaan kegiatan
8 Pembuatan piring kelapa sawit
9 Pembuatan sample
10 Uji pasar
11 Evaluasi kegiatan
12 Penyusunan laporan akhir
6
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uin-suska.ac.id/5770/3/BAB%20II.pdf
https://mediacenter.serdangbedagaikab.go.id/2022/10/12/mengais-limbah-
lidi-kelapa-sawitjadi-bernilai
ekonomis/#:~:text=Limbah%20lidi%20sawit%20ini%20bisa,untuk
%20membuat%20sapu%20lidi%20saja.
2010 Pressman L.
Malang, FIA, UB