Npm: 200203015
Mk: Analisis dan Kritik Seni
Analisis
Tari Rebo Bontong ini merupakan tari tradisi kreasi, yang di mana saat tari ini dipentaskan atau
dilombakan musiknya dimainkan secara live (langsung) dengan alat-alat musik tradisional
seperti gendang, rebana, terompang, cemprang/rincin, dan menggunakan vokal dari salah satu
penari nya dari menit ke 2:06 - 3:34.
Tari ini menggunakan pakem sasak, dan gerakannya menggunakan level tari sedang yaitu
gerakan penari saat berdiri dan duduk, atau perpindahan dari berdiri ke duduk begitu pun
sebaliknya dari duduk ke berdiri, akan tetapi tari ini lebih banyak menggunakan posisi duduk
dibandingkan berdiri.
Keselarasan antara musik dan gerakan dari penarinya sangat cocok, sesuai dengan ketukan
musik di mana harus menggunakan gerakan lambat dan di mana harus menggunakan gerakan
yang energik, tari ini ditarikan oleh penari cowok dan penari cewek akan tetapi penari cowok
muncul pada akhir tarian. Pada menit ke 5:00- 5:51 gerakan penari menggambarkan gerakan
mandi dan pada menit terakhir menggambarkan persembahan pada tradisi Rebo Bontong.
Kostum yang digunakan merupakan baju adat lombok yaitu lambung, kain songket (yang
dililitkan di pinggang), ikat pinggang, hiasan kepala seperti onggar- onggar, konde, dan beberapa
bunga plastik sebagai pelengkap, make up yang digunakan juga simpel.
Properti yang digunakan yaitu bokor, yang diisi dengan beberapa buah-buahan lalu ditutup
dengan tudung saji (tebolak), bokor ini ditampilkan pada akhir tarian yang menggambarkan itu
adalah bentuk dari sesajen atau persembahan pada tradisi Rebo Bontong, dan itulah yang
menjadi akhir dari tari maupun tradisi tersebut.
Pola lantai yang digunakan pada tarian ini sebagai berikut:
Kesimpulan
Tradisi Rebo Bontong merupakan tradisi mandi yang dilaksanakan oleh masyarakat suku sasak
sebagai upaya menyucikan diri dari segala hal buruk sekaligus menyambut maulid nabi
Muhammad SAW. Tradisi ini dilaksanakan pada hari rabu terakhir pada bulan safar dalam
kalender Hijriyah. Tari ini dimainkan oleh penari laki- laki dan penari perempuan, akan tetapi
penari laki- laki di tampilkan di menit terakhir pada tarian tersebut.
Tarian ini dapat digunakan untuk mempertahankan tradisi yang sudah mulai terasingkan, di
kalangan masyarakat terutama pada kalangan remaja yang sebagai penerus bangsa, akan tetapi
para remaja cenderung tidak peduli dengan tradisi di daerahnya dan lebih memilih mengenal
tradisi barat, mulai dari cara berpakaian, berbicara, hingga lagu yang mereka dengar pun lagu-
lagu barat. Nah melalui tarian ini kita dapat memperkenalkannya kepada masyarakat terutama
pada kalangan remaja agar tradisi yang sudah ada sejak dahulu tetap bisa dilestarikan, gerakan
pada tari ini juga tidak terlalu sulit jadi para remaja bisa dapat dengan mudah mempelajarinya
entah itu melalui sanggar atau hanya melihat dari youtube.