PRAKTIKUM
COMPUTER NUMERICAL CONTROLLED (CNC)
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
MESIN TURNING CNC TU-2A
Gambar 1.1 Monitor Mesin CNC TU-2A (Lab. CNC Undip, 2023)
2. Tailstock
Tailstock adalah alat bantu mesin yang digunakan untuk mengerjakan tugas
proses kerja secara manual, seperti mengebor, mengedrill, dan memusatkan
benda kerja. Selain itu, tailstock juga digunakan untuk menopang benda
kerja yang panjang pada proses pembubutan yang berfungsi mencegah
terjadinya defleksi dan agar benda kerja tetap center.
3. Revolver Pahat
Revolver pahat berfungsi untuk mencekam pahat dalam jumlah banyak, hal
ini memudahkan apabila ingin menggunakan berbagai macam jenis pahat.
Revolver pahat dapat mencekam sampai sebanyak 6 pahat dengan 3 pahat
luar dan 3 pahat dalam.
4. Motor
Motor adalah penggerak spindle pada chuck untuk memutar benda kerja.
Motor ini adalah motor jenis arus searah (DC) dengan kecepatan yang
variabel, identifikasi dari motor adalah:
a. Jenjang putaran : 6 – 4000 putaran/menit
5. Chuck
Chuck berfungsi untuk menjepit benda kerja pada waktu proses penyayatan
benda kerja berlangsung. Chuck ini dihubungkan dengan spindle
menggunakan transmisi belt dengan alasan faktor safety, pada saat terjadi
kerusakan pada mesin, sabuk akan dapat slip.
6. Perangkat Tambahan
Untuk mengonfigurasikan mesin CNC TU-2A dibutuhkan perangkat
tambahan. Berikut jenis perangkat tambahan yang dimaksud :
4
Gambar 1.7 Tampilan awal software Mach3 Turning
7. Setelah Setting 0, klik LOAD untuk memasukkan G-Code yang telah dibuat
untuk proses pembentukan benda kerja.
8. Jika terjadi error, maka hal tersebut menunjukkan adanya kesalahan pada
G-Code. Maka tampilan akan seperti di bawah ini.
10. Setelah G-Code sudah berhasil dimasukkan dan benar, maka tampilan akan
seperti di bawah ini.
BAB II
METODE PEMROGRAMAN
koordinatnya berdasarkan pada perubahan panjang pada sumbu. Titik nol benda
kerja mengacu pada titik nol sebagai titik referensi awal, letak titik nol benda kerja
ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dan keefektifan program yang akan
dibuat. Penentuan titik koordinat berikutnya mengacu pada titik akhir suatu
lintasan.
pahat ke arah mendekati benda kerja. Pengesetan dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Pengesetan titik Z = 0
Sentuhkan pahat dengan sisi muka benda kerja dan klik ZERO, maka
posisi Z = 0
2) Pengesetan titik X = 0
Sentuhkan pahat dengan permukaan samping benda kerja dan klik
ZERO, maka posisi X = 0
Setelah titik nol didapatkan, pahat digeser menjauhi titik nol tersebut, pahat
digeser sampai jarak yang dianggap cukup aman untuk melakukan awal proses
permesinan. Pahat diberi jarak X dan Z sebesar minimal 2 mm.
2.6 Format Program Mesin Turning CNC TU-2A
Pada mode CNC, monitor akan menunjukkan format pemrograman yang
diisi dengan program. Adapun format program tersebut seperti di bawah ini.
N G/M X Z R
2.7 Kode G
Kode G adalah kode yang digunakan untuk menggerakkan pahat. Kode G
yang biasa digunakan pada tingkat pada tingkat dasar adalah:
1) Gerak lurus cepat (G00)
2) Gerak lurus (G01)
3) Gerak melingkar searah jarum jam seperempat lingkaran (G02)
4) Gerak melingkar berlawanan arah jarum jam seperempat lingkaran
(G03)
5) Gerak melingkar searah jarum jam tidak sampai seperempat lingkaran
(G02)
6) Gerak melingkar berlawanan arah jarum jam tidak sampai seperempat
lingkaran (G02)
7) Siklus pembubutan panjang (G84)
Tabel 2.2 Kode G
2.8 Kode M
Kode M adalah kode yang digunakan untuk mengatur spindel mesin. Kode
M yang biasa digunakan pada tingkat pada tingkat dasar adalah:
1) Spindel utama hidup (M03)
2) Spindel utama berhenti (M05)
3) Program selesai / akhir program (M30)
2.9 Kode A
Kode A adalah kode yang menunjukkan kesalahan yang terjadi pada proses
pembentukan benda kerja. Adanya kode A dapat memudahkan untuk mengenali
kesalahan apa yang terjadi sehingga lebih mudah untuk mengatasinya. Bila alarm
muncul, proses permesinan tidak dapat dilanjutkan sebelum masalah teratasi.
Tabel 2.3 Kode A
A 11 Salah jalan
A 12 Salah pengecekan
A 13 Pengalihan dari mm ke inci dengan memori penuh
A 14 Salah menempatkan satuan jalan pada pelayanan pemuatan
A 15 Salah harga H
A 17 Salah sub program
4. Pilih coordinate system untuk menentukan posisi setting nol. Pastikan arah
dari sumbu telah sesuai karena akan berpengaruh terhadap arah
permesinannya.
6. Pilih setup untuk menentukan arah pemakanan pahat dan daerah cekam
(chuck).
9. Pilih generate toolpath, maka software secara otomatis akan membuat arah
gerakan pemakanan pahat pada profil
10. Pilih simulate toolpath untuk melihat keadaan pada saat dan setelah proses
pemakanan, sehingga dapat diketahui apakah konfigurasi telah sesuai atau
terdapat masalah. Jika masih terdapat kesalahan maka setting kembali dan
perbaiki hingga saat dilakukan simulate toolpath keadaan sudah sesuai.
11. Pilih post process untuk mengonversikan pergerakan pahat menjadi sebuah
kode. Yang kemudian dapat kita lihat pada Solidworks NC Editor.
15 01 23 -28
16 01 23 0
17 01 22 0
18 01 22 -28
19 01 22 0
20 01 21 0
21 01 21 -28
22 01 21 0
23 01 20 0
24 01 20 -28
25 01 20 0
26 01 19 0
27 01 19 -28
28 01 19 0
29 01 18 0
30 01 18 -28
31 01 18 0
32 01 18 -14
33 01 17 -20
34 01 18 -20
35 01 18 -14
36 01 16 -20
37 01 18 -20
38 01 18 -14
39 01 15 -20
40 01 18 -20
41 01 18 -14
42 01 14 -20
43 01 17 -20
44 01 17 -26
45 01 17 -20
46 01 16 -20
47 01 16 -26
48 01 16 -20
49 01 15 -20
50 01 15 -26
51 01 15 -20
52 01 14 -20
53 01 14 -26
54 01 18 -26
55 01 18 0
56 01 17 0
57 03 18 -0.5 2
58 01 18 0
59 01 16 0
60 03 18 -1 2
61 01 18 0
62 01 15 0
63 03 18 -1.5 2
64 01 18 0
65 01 14 0
66 01 18 -2
67 01 18 -26
68 01 17 -26
69 02 18 -26.5 2
70 01 18 -26
71 01 16 -26
72 02 18 -27 2
73 01 18 -26
74 01 15 -26
75 02 18 -27.5 2
76 01 18 -26
77 01 14 -26
78 02 18 -28 2
79 01 28 -28
80 01 28 -40
81 01 27 -40
82 02 28 -40.5 2
83 01 28 -40
84 01 26 -40
85 02 28 -41 2
86 01 28 -40
87 01 25 -40
88 02 28 -41.5 2
89 01 28 -40
90 01 24 -40
91 02 28 -42
92 01 28 0
93 01 14 0
94 03 18 -2 2
95 01 18 -14
96 01 14 -20
97 01 14 -26
98 02 18 -28 2
99 01 24 -28
100 01 24 -40
101 02 28 -42 2
102 01 28 0
103 00 30 2
104 M30