Modul Himmah
Modul Himmah
BAB II
TUJUAN, STATUS DAN SIFAT
Pasal 3
Tujuan
Terbinanya Muslimah yang baik dan benar sesuai dengan syariat.
Pasal 4
Status
1. HIMMAH merupakan salah satu badan khusus FKMSB
2. Secara struktural, Pengurus HIMMAH berstatus ex-officio pimpinan FKMSB,
diwakili oleh Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum dan Bendahara
Umum
Pasal 5
Sifat
HIMMAH bersifat semi-otonom
BAB III
FUNGSI, USAHA DAN PERAN
Pasal 6
Fungsi
1. HIMMAH berfungsi sebagai Bidang Pemberdayaan Perempuan.
2. HIMMAH. berfungsi sebagai organisasi mahasiswi.
Pasal 7
Usaha
1. Membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HIMMAH dalam wacana
gerakan keperempuanan.
2. Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan dan kemasyarakatan.
3. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan point 1 dan 2 yang sesuai
dengan tujuan,fungsi dan peran HIMMAH guna mencapai tujuan HIMMAH.
Pasal 8
Peran
HIMMAH berperan sebagai Pembina dan pendidik anggota perempuan FKMSB untuk
menegakkan dan mereaktualisasi nilai-nilai santri dan syariat Islam.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 9
Keanggotaan
Anggota HIMMAH adalah bersifat stelsel pasiv (semua anggota FKMSB putri secara
otomatis menjadi anggota HIMMAH)
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 10
Kepemimpinan
1. Kepemimpinan organisasi di pegang oleh ketua HIMMAH pusat.
2. Untuk memudahkan tugas-tugas HIMMAH pusat, dibentuk HIMMAH wilayah.
Pasal 11
Kekuasaan
1. Musyawarah HIMMAH adalah instansi pengambilan keputusan tertinggi di
HIMMAH.
2. Musyawarah HIMMAH merupakan forum pemilihan ketua umum HIMMAH
Pusat.
Pasal 12
Peserta Musyawarah
1. Peserta Musyawarah terdiri dari utusan dan peninjau.
a. Utusan adalah peserta musyawarah yang mempunyai hak suara dan hak bicara;
b. Peninjau adalah peserta musyawarah yang mempunyai hak bicara.
2. Peserta Munas HIMMAH adalah :
a. Seluruh anggota himmah.
Pasal 13
Prosedur Pengambilan Keputusan
1. Setiap keputusan HIMMAH dilakukan secara musyawarah mufakat, apabila
tidak tercapai hasil mufakat maka akan dilakukan voting.
2. Penyusunan rencana kerja operasional diputuskan dalam rapat bidang dan rapat
kerja.
Pasal 14
Penetapan Ketua Umum HIMMAH
1. Penetapan Ketua Umum HIMMAH dilaksanakan dalam Musyawarah
HIMMAH.
2. Bila Ketua Umum HIMMAH tidak dapat menjalankan tugasnya dan/atau
melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan organisasi, maka dapat dipilih
Pejabat Ketua Umum dalam Rapat Pleno HIMMAH.
Pasal 15
Personalia Pengurus HIMMAH
1. Formatur/Ketua Umum menyusun struktur kepengurusan HIMMAH dan dibantu
oleh 2 (dua) orang Mide Formatur.
2. Formasi Pengurus HIMMAH Pusat dan HIMMAH Wilayah terdiri dari Ketua
Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum, Wakil Sekretaris Umum, Bendahara
Umum, Wakil Bendahara Umum, dan Departemen-Departemen.
3. Formasi Pengurus HIMMAH sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan Bendahara.
4. Struktur Pengurus HIMMAH terdiri ;
a. HIMMAH Pusat, yang memiliki garis instruksi dan garis koordinasi terhadap
seluruh tingkatan HIMMAH di bawahnya.
b. Yang memiliki garis instruksi terhadap seluruh HIMMAH wilayah dan
HIMMAH Pusat.
Kriteria Pengurus
1. Yang dapat menjadi Ketua Umum/ Pengurus HIMMAH Pusat adalah anggota
HIMMAH FKMSB yang pernah menjadi Pengurus HIMMAH Wilayah dan/atau
Pengurus HIMMAH.
2. Yang dapat menjadi Ketua Umum HIMMAH/Pengurus HIMMAH Wilayah
adalah anggota HIMMAH FKMSB yang pernah menjadi pengurus HIMMAH
Wilayah.
Pasal 17
Pengesahan dan Pelantikan Pengurus HIMMAH
1. Di tingkat FKMSB Pusat, HIMMAH Pusat disahkan dan dilantik oleh Ketua Umum
FKMSB Pusat.
2. Di tingkat FKMSB Wilayah, HIMMAH Wilayah disahkan dan dilantik oleh
Kordinator FKMSB Wilayah dengan dihadiri oleh pengurus HIMMAH Pusat.
BAB V
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 18
HIMMAH PUSAT
1. HIMMAH Pusat adalah penanggung jawab masalah HIMMAH di tingkat
Nasional.
2. HIMMAH Pusat bertanggung jawab dalam MUNAS HIMMAH dan
menyampaikan laporannya kepada ketua umum.
Pasal 19
HIMMAH WILAYAH
1. HIMMAH Wilayah adalah wakil HIMMAH Pusat di tingkatan regional yang
merupakan unsur perpanjangan tangan HIMMAH Pusat untuk mengkoordinir
kegiatan-kegiatan HIMMAH di wilayah koordinasinya.
2. HIMMAH Wilayah bertanggung jawab menyampaikan laporan kepada
kordinator wilayah FKMSB.
BAB VI
ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN
Pasal 20
Pedoman Administrasi dan Surat Menyurat HIMMAH
1. Administrasi dan surat menyurat HIMMAH disesuaikan dengan Pedoman
Administrasi dan Kesekretariatan yang berlaku di FKMSB.
2. Untuk surat : Nomor surat/Sek/.........
3. Khusus surat keluar ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum
HIMMAH atau Ketua Bidang dan Sekretaris Umum.
Pasal 21
Atribut HIMMAH
1. Yang termasuk dalam atribut HIMMAH adalah Stempel.
2. Stempel HIMMAH menggunakan lambang HIMMAH FKMSB dan hanya
digunakan pada surat menyurat HIMMAH.
3. Penggunaan Lambang HIMMAH diatur sendiri dalam penjelasan tentang
lambang.
BAB VII
KEUANGAN
Pasal 22
Keuangan
1. Sumber dana HIMMAH diperoleh dari dana yang halal dan tidak mengikat.
2. Akuntabilitas dan Transparansi keuangan wajib disesuaikan dengan Pedoman
Keuangan dan Harta Benda yang berlaku di FKMSB.
BAB VIII
PEMBENTUKAN, PEMBEKUAN DAN PEMBUBARAN HIMMAH
Pasal 23
Pembentukan HIMMAH
1. Pembentukan HIMMAH di tingkat FKMSB Pusat, FKMSB Wilayah diputuskan
pada forum pengambilan keputusan tertinggi FKMSB setingkat.
2. Status HIMMAH FKMSB disesuaikan dengan status FKMSB setingkat.
Pasal 24
Pembekuan HIMMAH
1. Yang dimaksud dengan pembekuan HIMMAH adalah penghentian kegiatan
HIMMAH pada tingkatan tertentu di FKMSB.
2. Apabila HIMMAH dibekukan, maka untuk mengisi masalah keperempuanan
dapat dikembalikan fungsinya kepada bidang pemberdayaan Perempuan di
FKMSB setingkat.
3. Pembekuan HIMMAH Wilayah diputuskan pada putusan FKMSB wilayah.
Pasal 25
Pembubaran HIMMAH
Pembubaran HIMMAH secara nasional hanya dapat dilakukan dalam Kongres FKMSB
atas usulan Munas HIMMAH.
Pasal 26
KETENTUAN TAMBAHAN
1. Penjabaran tentang status, sifat, fungsi dan peran HIMMAH dirumuskan
tersendiri yang merupakan lampiran bagian yang tidak terpisah dalam PDH ini.
2. Bagan struktur kepengurusan organisasi dan tujuan HIMMAH dirumuskan
tersendiri dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisah dalam PDH ini.
3. Hal-hal yang belum di atur dan belum jelas akan di atur dalam aturan tambahan
yang tidak terdapat dalam PDH ini.
Lampiran 1
TAFSIR TUJUAN HIMMAH
Tujuan yang jelas diperlukan dalam sebuah organisasi, sehingga setiap usaha yang
dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur dan terarah.
Tujuan organisasi dipengaruhi oleh motivasi dasar pembentukan, status dan fungsinya
dalam totalitas di mana dia berada. Dalam totalitas perkaderan FKMSB, HIMMAH
merupakan bagian intern yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai tujuan FKMSB
yaitu reaktualisasi nilai-nilai santri dan meningkatkan nilai ukhuwah dikalangan
mahasiswa santri Banyuanyar.
HIMMAH sebagai suatu organisasi yang ide dasar pembentukannya dilandaskan pada
kebutuhan akan pengembangan misi FKMSB secara luas, serta kebutuhan akan adanya
pembinaan untuk anggota FKMSB yang lebih inspiratif, memandang penting bahwa
kualitas dan peranan Anggota Muslimah FKMSB perlu terus dipacu atau ditingkatkan.
Dalam rangka itu HIMMAH merumuskan tujuannya sebagai berikut : Membina
muslimah (Anggota Muslimah) FKMSB dengan meningkatkan kualitas dan peranan
Anggota Muslimah FKMSB pada umumnya dan bidang keperempuanan pada
khususnya. Dengan rumusan tujuan tersebut HIMMAH memposisikan dirinya sebagai
bagian yang ingin mencapai tujuan FKMSB, tetapi berspesialisasi pada pembinaan
anggota Anggota Muslimah FKMSB untuk meningkatkan kualitas dan peranan Anggota
Muslimah FKMSB pada umumnya dan bidang keperempuanan pada khususnya.
Eksistensi HIMMAH menjadi sangat penting, karena menjadi “laboratorium
hidup” menghasilkan Anggota Muslimah FKMSB yang berkualitas menghadapi masa
depan; kualitas terbaik sebagai seorang putri bagi kedua orang tuanya, istri bagi
suaminya, ibu bagi anaknya kelak, serta kualitas terbaik sebagai anggota masyarakat.
Sesuai dengan ide dasar pembentukannya, maka proses pembinaan di HIMMAH
ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan peranannya sebagai bagian dari FKMSB. Ini
dimaksudkan bahwa aktifitas Anggota Muslimah FKMSB tidak saja di HIMMAH dan
FKMSB, tetapi juga dalam dunia mahasiswa, juga masyarakat luas, terutama dalam
merespons dan mengantisipasi masalah keperempuanan. Dengan demikian, maka jelas
bahwa tugas HIMMAH adalah melakukan akselerasi pada pencapaian tujuan FKMSB.
Untuk dapat menjalankan peranannya dengan baik maka HIMMAH harus membekali
dirinya dengan meningkatkan kualitasnya karena anggota HIMMAH adalah Anggota
Muslimah FKMSB yang memiliki watak dan kepribadian yang teguh, kemampuan
intelektual kemampuan profesional sertamandiri.
Lampiran Lain-lain
TATA KERJA HIMMAH
Pengurus HIMMAH menjalankan tugasnya sebagai berikut :
1. Ketua adalah penanggung jawab dan koordinator dalam menjalankan
tugas-tugas intern dan ekstern organisasi.
2. Sekretaris adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan dalam bidang
administrasi dan kesekertariatan, data dan pustaka, serta hubungan dengan pihak
eksternal.
3. Bendahara adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan di bidang
keuangan dan perlengkapan organisasi.
6. Bidang kaderisasi dan advokasibertugas sebagai koordinator operasional program
kerja di bidang penkaderan dan advokat
PENJELASAN LAMBANG
LAMBANG HIMMAH
Bentuk dan lambang HIMMAH sebagai berikut :
.............
Penggunaan Lambang
a. surat resmi
b. prosposal
c. stempel
d. acara
MARS HIMMAH
...........
...........
PLATFORM GERAKAN HIMMAH
A. PENDAHULUAN
Berbicara tentang platform gerakan HIMMAH adalah berbicara tentang landasan
umum suatu komunitas yang memiliki basis mahasiswi Islam dengan banyak agenda.
Di samping platform gerakan juga berbicara tentang suatu paradigma, yaitu
mengarahkan sudut pandang masyarakat akademis.
Paradigma dianggap penting bagi suatu gerakan organisasi untuk mempengaruhi
aspek gerak maupun aspek pemikiran Anggota Muslimah FKMSBsecara
berkesinambungan sejalan dengan proses terbentuknya sejarah FKMSB yang tidak
terpisahkan dengan visi FKMSB dalam masalah keperempuanan
kembali menjadi isu sentral dan diskursus yang secara intens dibicarakan. Dengan
munculnya berbagai gerakan/pemerhati perempuan membuktikan bahwa kesenjangan
antara laki-laki dan perempuan di bidang IPOLEKSOSBUD semakin meningkat.
HIMMAH sebagai bagian integral dari FKMSB yang mempunyai peran strategis untuk
merespon problem (Mahasiswi pada khususnya dan Perempuan pada umumnya), salah
satunya adalah problem sosial bernama ketidakadilan yang banyak menimpa kaum
perempuan karena ketimpangan pola relasi antar individu di dalam masyarakat. Dengan
demikian persoalan keperempuanan yang merupakan masalah sosial, harus
mendapatkan perhatian serius dari FKMSB untuk merealisasikan cita-citanya
Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, HIMMAH membentuk dasar kebijakan
yang terformulasi secara integral dan komprehensif, sehingga gerakan yang dilakukan
dapat mengenai sasaran yang tepat.Arahan yang jelas dalam pergerakan HIMMAH
adalah menanamkan nilai-nilai keislaman. Konsekuensinya, kaum perempuan dituntut
untuk menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi serta ketrampilan yang mendukung, artinya Anggota Muslimah FKMSB
harus memiliki
keseimbangan dalam kemandirian intelektual serta ketegasan dalam bersikap dengan
landasan berpijak yang jelas. Beberapa pemaparan di bawah ini merupakan sistematisasi
yang dibuat untuk memainkan peran strategisnya pada pergerakan HIMMAH.
B. PENGERTIAN
Gerakan HIMMAH adalah tindakan bersama secara sadar dan terorganisir
sebagai akselerasi pencapaian tujuan FKMSB dengan meningkatkan kapasitas,
kualitas dan peranan Anggota Muslimah FKMSB.
C. TUJUAN
Tujuan gerakan HIMMAH adalah Terbinanya muslimah (Anggota Muslimah FKMSB)
dengan nilai islam.
D. TARGET
Meningkatkan respon dan partisipasi yang proaktif dalam merespon permasalahan
Anggota Muslimah FKMSB pada khususnya dan masyarakat (Perempuan) pada
umumnya menuju
terciptanya masyarakat yang baik.
D. ISU UTAMA/MAIN ISSUE
Isu utama (Main Issue) yang hendak ditawarkan sebagai wacana gerakan HIMMAH
adalah
:
Nilai-nilai santri dan islam
LANDASAN GERAKAN
A. LANDASAN FILOSOFIS
...................................................................................................
B. LANDASAN TEOLOGIS
C. LANDASAN HISTORIS
......................................................
D. LANDASAN KONSTITUSIONAL
.....................................................
E. LANDASAN OPERASIONAL
...........................................................
LAMPIRAN KURIKULUM
Lampiran : Kurikulum Pembinaan HIMMAH
1. .....................................
2. ....................................
REKOMENDASI
..................................