0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan2 halaman
Berdasarkan hasil angiografi, pasien mengalami penyempitan pembuluh darah jantung (RCA, LAD, LCX) dan katup mitral. Pasien berisiko menderita sindrom koroner akut seperti angina tidak stabil atau infark miokard karena plak aterosklerosis dapat pecah dan menyebabkan pembekuan darah. Untuk mencegah oklusi pembuluh darah, direncanakan prosedur PCI pada pasien.
Berdasarkan hasil angiografi, pasien mengalami penyempitan pembuluh darah jantung (RCA, LAD, LCX) dan katup mitral. Pasien berisiko menderita sindrom koroner akut seperti angina tidak stabil atau infark miokard karena plak aterosklerosis dapat pecah dan menyebabkan pembekuan darah. Untuk mencegah oklusi pembuluh darah, direncanakan prosedur PCI pada pasien.
Berdasarkan hasil angiografi, pasien mengalami penyempitan pembuluh darah jantung (RCA, LAD, LCX) dan katup mitral. Pasien berisiko menderita sindrom koroner akut seperti angina tidak stabil atau infark miokard karena plak aterosklerosis dapat pecah dan menyebabkan pembekuan darah. Untuk mencegah oklusi pembuluh darah, direncanakan prosedur PCI pada pasien.
angiografi pada jantung anda, terindikasi adanya penyempitan
pada beberapa pembuluh darah jantung yakni right coronary artery (RCA), left- anterior descending (LAD) dan left circumflex (LCX). Selain itu, berdasarkan hasil angiografi pada jantung anda, agaknya anda menderita penyempitan katup jantung kiri (katup yang terletak di antara serambi kiri dan bilik kiri dari jantung) atau stenosis mitralis.
Adapun indikasi PCI (percutaneous coronary intervention)di antaranya
adalah angina pektoris (atau angin duduk) tidak stabil (UAP), yang faktor risiko utamanya adalah penyempitan pembuluh darah jantung. Hal ini sangat esensial, sebab sewaktu-waktu dapat terjadi perubahan pada pembuluh-pembuluh darah tersebut yang dapat menyebabkan sindrom koroner akut. Berdasarkan hasil angiografi tersebut, anda berisiko tinggi menderita sindrom koroner akut. Ada tiga bentuk sindrom koroner akut, yakni angina pektoris tidak stabil, infark miokard serta henti jantung mendadak. Salah satu perubahan penting yang berperan pada sindrom koroner akut adalah ruptur dari plak aterosklerosis, yang memicu sistem pembekuan darah untuk menutup ruptur tersebut. Alih-alih memperbaiki keadaan, peristiwa pembekuan darah yang terjadi justru dapat menyebabkan pembentukan plak aterotrombotik (yang terdiri dari plak aterosklerosis dan keeping-keping darah) yang tebal, di mana plak aterotrombotik tersebut selanjutnya dapat menyebabkan sumbatan (oklusi) total. Untuk mencegah terjadinya oklusi total pada pembuluh-pembuluh darah RCA, LAD, dan LCX yang sewaktu-waktu dapat terjadi, direncanakan prosedur PCI. Hal ini diperkuat dengan perburukan gejala klinis yang terjadi dalam 6 bulan terakhir yang mengindikasikan penrunan pasokan darah ke otot-otot jantung anda. Adanya riwayat angina pektoris tidak stabil (UAP) merupakan indikasi utama PCI. Namun, oleh karena anda memiliki penyakit jantung koroner yang melibatkan beberapa pembuluh darah (RCA, LAD, dan LCX) yang mungkin disertai dengan nilai skor SYNTAX yang tinggi, maka tindakan PCI agaknya memiliki risiko. Adapun anda dapat berkonsultasi secara langsung perihal kondisi anda dengan dokter jantung, yang dapat diakses melalui link ini. Anda juga harus senantiasa menjaga pola hidup sehat dan menghindari rokok, menjaga agar gula darah tetap terkontrol, menjaga pola makan sesuai dengan gizi seimbang. Anda juga harus menghindari hal-hal yang dapat memicu nyeri dada, misalnya aktivitas fisik yang berat. Jika ditemukan nyeri dada sebelah kiri seperti ditindih yang menjalar ke leher, tangan kiri, disertai dengan keringat dingin, pusing, jantung berdebar-debar, sesak nafas, mual; di mana nyeri dada tersebut tidak membaik dengan istirahat maupun pemberian obat-obatan, anda harus segera berobat atau diantar ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Sebab kondisi ini mengarah ke kondisi gawat darurat jantung. Adapun tidak seperti kasus-kasus yang tidak tergolong gawat darurat yang dapat dilayani melalui pelayanan kesehatan telemedis selama pandemi COVID- 19, kasus-kasus serangan jantung tergolong pada kondisi medis yang memerlukan penanganan darurat secara langsung.