Anda di halaman 1dari 5

Nama : Chyndra Regina R.

Tomayahu
NIM : N014222078
Kelas : B
Penggunaan Herbal Indonesia Untuk Pencegahan Inveksi virus SARS-Cov-2
COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) merupakan wabah penyakit yang
menginfeksi saluran pernafasan pada manusia. WHO menyatakan bahwa wabah
ini disebabkan oleh corona virus dengan strain baru yang disebut SARS-CoV-2
(Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus-2). Saat ini telah diketahui
bahwa virus ini menggunakan Angiotensin converting Enzyme 2 (ACE2) sebagai
reseptor untuk menginfeksi manusia. Virus corona dibantu oleh S (spike) protein
untuk berikatan dengan ACE2 pada sel inang manusia dan memulai siklus
hidupnya dengan bantuan Main Protease (MPro) dalam proses replikasinya.
Obat herbal dapat berperan sebagai salah satu strategi pencegahan penyebaran
Covid-19 dan sebagai terapi suportif bagi pasien penderita Covid-19. Mekanisme
tanaman herbal sebagai immunomodulator (Gambar 1) yang dapat meningkatkan
sistem kekebalan tubuh dan modulasi peradangan melalui senyawa bioaktif yang
terkandung dalam obat herbal tersebut. Selain itu, beberapa tanaman herbal juga
berpotensi sebagai antiviral yang dapat menghambat virus corona.
1. Jahe Merah (Zingiber officinale)
Kerajaan: Plantae
Divisi: Tracheophyta
Kelas: Magnoliopsida
Bangsa: Zingiberales
Suku: Zingiberaceae
Marga: Zingiber
Jenis: Zingiber officinale

Rimpang jahe merah memiliki kandungan senyawa bioaktif antara lain


diarilterpenoid, fenilbutenoid, flavonoid, diterpenoid, sesquiterpenoid,
gingerol dan shagaol. Selain itu dalam minyak atsiri jahe merah juga terdapat
senyawa antara lain zingiberene (β-bisabolene, βsesquiphellandrene), sitral,
sineol, zingiberol, ar-curcumene, farnesence, dan geraniol. Senyawa senyawa
dalam jahe merah dilaporkan memiliki khasiat sebagai antibakteri,
antioksidan, antiinflamasi, analgesic, diuretic, antijamur, antikanker, dan
antivirus.
Berdasarkan studi komputasional (molecular docking) dilaporkan bahwa
senyawa-senyawa dalam jahe merah memiliki kemampuan untuk menghambat
infeksi dari virus termasuk virus SARSCoV-2. Ar-curcumene, gingerol,
geraniol, shagaol, zingiberene, gingerenone, zingiberenol merupakan
komponen biokatif dalam jahe merah yang dapat dijadikan ligan yang akan
mengintervensi ikatan antara S protein pada virus dengan ACE2 reseptor pada
sel manusia.
Hasil molecular docking menunjukkan bahwa, gingerenone memberikan
energi ikat dengan S protein dan Mpro terendah dibandingkan senyawa lain
dalam jahe merah. Gingerol, geraniol, shogaol, zingiberene, zingiberenol, dan
zingerone dapat berinteraksi dengan residu utama yang bertanggung jawab
atas domain katalitik dari MPro, sementara geraniol, shogaol, zingiberene,
zingiberenol, dan zingerone dapat mengganggu ikatan yang terjadi antara S
protein dengan ACE2. Sehingga jahe merah diprediksi mampu menghambat
proses infeksi dari virus SARS-CoV-2 pada sel inang manusia.
Di Sudan, masyarakatnya mulai mengkonsumsi minuman jahe sebagai
salah satu upaya mencegah COVID-19, dengan cara melarutkan 12 gram
bubuk jahe merah dalam 250 ml air hangat tiga kali sehari. Takaran ini
digunakan dua kali lipat jika diperuntukkan untuk mengobati COVID-19. Hal
ini dikarenakan jahe merah terbukti dapat meningkatkan imunitas tubuh,
meningkatkan level IgM serta mengurangi sirkulasi dari sitokinsitokin
proinflamasi.
Cara preparasi kombinasi kunyit dan jahe sebagai jamu pada masyarakat
Desa Maikang Kecamatan Alor Selatan Kabupaten Alor-NTT yang dilakukan
oleh Loth Botahala tahun 2021 adalah sebagai berikut:
Kunyit dan jahe masing-masing sebanyak 200 gram yang diambil dari
halaman masyarakat desa Maikang, dibersihkan dengan air bersih. Kunyit
diiris tipis-tipis sedangkan jahe dirajam kemudian kedua bahan tersebut
direbus pada suhu sekitar 100°C selama 30 menit. Setelah 30 menit,
ditambahkan sebanyak 200 gram gula merah yang telah diiris tipis-tipis dan
dibiarkan mendidih selama 10 menit. Selanjutnya didinginkan dan disaring.
Ramuan herbal siap disajikan untuk dikonsumsi.
2. Meniran hijau (Phyllantus niruri)
Kerajaan: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Subdivisi: Angisopermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Euphorbiales
Suku: Euphorbiaceae
Marga: Phyllanthus
Jenis: Phyllantus niruri
P. niruri menunjukkan aktivitas etnofarmakologi seperti antiinflamasi,
hepatoprotektif, nefroprotektif, antiamnesia, antikanker, diuretik, antioksidan,
antivirus, antibakteri, antihiperglikemik, antihiperkolesterolemia dan
sebagainya. Senyawa fitokimia terpilih dari P. niruri menunjukkan bahwa
sebagian besar senyawa mengikat spike protein dengan energi ikat yang
menguntungkan mulai dari 6.10 kkal/mol untuk senyawa phyllantin hingga
10,60 kkal/mol untuk senyawa geraniin. Hal ini menunjukkan adanya afinitas
yang sangat tinggi dengan protein target. Di antara semua senyawa, geraniin
menunjukkan menunjukkan interaksi yang konsisten dan afinitas pengikatan
yang sangat baik dengan semua reseptor protein virus. Geraniin yang
diekstraksi dari P. niruri telah terbukti menghambat replikasi HIV-1 dalam sel
HeLa CD4+ dengan nilai konsentrasi efektif (EC50) 50% mulai dari 0,9
hingga 7,6 μg/ ml. Hal ini menunjukkan bahwa geraniin dengan kemampuan
mengikat target ganda dalam analisis docking dengan skor docking tinggi
dibandingkan remdesivir dapat menjadi kandidat potensial untuk
dimanfaatkan sebagai obat anti SARSCoV-2. Namun, ini memerlukan
evaluasi in vitro untuk mengautentikasi studi prediksi.
Secara umum flavonoid (astragalin, kaempferol, quercetin, quercetin-3-O-
glucoside dan quercetin), phenylpropanoid (hinkonin) dan tanin (corilagin,
furosin dan geraniin) dari P. niruri telah menunjukkan afinitas pengikatan
yang baik dengan keempat protein target SARSCoV-2. Studi simulasi dinamik
molekuler juga melaporkan bahwa quercetin dan kaempferol berikatan dengan
kompleks ACE2-S dengan energi bebas ikatan yang rendah.
Dosis yang dianjurkan untuk penggunaan meniran pada manusia berbeda-
beda tergantung penyakit apa yang akan diobati. Penggunaan dosis meniran
secara umum untuk manusia dewasa (18 tahun keatas) adalah 26 ml ekstrak
pekat meniran untuk dosis harian yang diminum 2-3 kali per hari, atau 1-3
cangkir jika dalam bentuk air-infus atau air rebusan meniran. Belum ada
referensi yang terbukti aman untuk konsumsi meniran pada anak-anak.
Meniran memiliki efek samping bila dikonsumsi berlebihan antara lain dapat
menyebabkan perdarahan, impoten, keguguran pada ibu hamil dan bersifat
sedative.
DAFTAR PUSTAKA
Botahala, Loth. 2021. PEMBUATAN HERBAL SIAP SAJI DI MASA PANDEMI
CoViD-19. Abdimas Unwahas Vol. 6 No. 1. Nusa Tenggara Timur:
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Tribuana Kalabahi
Dewi, Yuli Kusuma., Baiq Amelia Riyandari. 2020. Potensi Tanaman Lokal
sebagai Tanaman Obat dalam Menghambat Penyebaran COVID-19.
Jurnal Pharmascience, Vol. 07, No.02,. Mataram: Program Studi Tadris
Kimia FTK UIN Mataram
Ikrima, Kiki., Rini Hendriani. 2022. REVIEW ARTICLE: PERAN OBAT HERBAL
SEBAGAI TERAPI SUPORTIF COVID-19. Volume 20 Nomor 1. Program
Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

Anda mungkin juga menyukai