Anda di halaman 1dari 19

PERAN ORANG TUA TERHADAP

PENYALAHGUNAAN ZAT ADIKTIF di KALANGAN

REMAJA

KARYA TULIS

Diajukan sebagai penunjang

Mata Pelajaran Jurusan IPA

Disusun oleh:

MUHAMMAD FACHRUL MAULANA

No. Induk : 3604013101060001

Kelas : XI IPA 5

KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BANTEN

MADRASA ALIYAH NEGERI (MAN) 2 KOTA SERANGJL.


JL.KH. Abdul Hadi no.3 Cijawa Serang-Banten. Telp (0254)200392

Tahun pelajaran 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

PERAN ORANG TUA TERHADAP PENCEGAHAN


PENYALAHGUNAAN ZAT ADIKTIF DI KALANGAN REMAJA

Oleh :

Muhammad Fachrul Maulana

0068854931

Menyetujui dan Mengesahkan

Guru Penguji Guru Pembimbing

Ratu Dahlia, M.Ag Wiwi Robaniah, MA

197111091998032001 196508081992032002

Kepala MAN 2 Kota Serang

Udin Ali Abbas, S.Ag.,MA.

NIP. 197007051998031007

ii
BIODATA PENULIS

I. Data Pribadi

Nama : Muhammad Fachrul Maulana

Tempat tgl. Lahir : Serang, 10 Mei, 2006

NISN : 0068854931

Alamat : Kp. Nagarapadang, Desa Kp. Baru, Kec.

Petir, Serang, Banten.

Kode Pos : 42113

Email : fachrulmaulana05@gmail.com

No. Hp :08811885732

II. Pendidikan

2018 : Lulus SD Negeri Kp. Baru

2021 : Lulus SMP Islam Al- Azhar 11 Kota Serang

iii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis,

sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah tentang Peran Orang Tua

terhadap Penyalahgunaan Zat Adiktif di Kalangan Remaja.

Karya Tulis ilmiah ini telah saya susun dengan sebaik-baiknya dan

mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar

pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca

agar penulis dapat mengevaluasi makalah ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang peran orang

tua terahadap pemyalahgunaan zat adiktif di kalangan remaja sebagai alternatif

bagi orang tua dan manfaatnya untuk dapat memberikan manfaat mauoun

inspirasi terhadap pembaca.

iv
DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
BIODATA PENULIS ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 3
1.3 Perumusan Masalah ................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................4
BAB II ................................................................................................................ 5
KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 5
2.1 Pengertian Zat adiktif .............................................................................. 5
2.2 Macam-Macam Zat Adiktif ..................................................................... 5
2.3 Pengertian Remaja ................................................................................... 8
2.3 Pengertian Orang Tua ............................................................................. 9
BAB III ............................................................................................................. 12
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 12
3.1 Setting Penelitian .................................................................................... 12
3.2 Metode Penelitian ................................................................................... 12
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 13
BAB IV ............................................................................................................. 14
PEMBAHASAN ............................................................................................... 14
4.1 Pengamatan Pendahuluan ...................................................................... 14
4.2 Pemaparan Data Hasil Penelitian .......................................................... 14
4.3 Temuan Penelitian .................................................................................. 15
BAB V..................................................................... Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN DAN SARAN............................... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ................................................... Error! Bookmark not defined.

v
5.2 Saran ............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................. Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zat adiktif merupakan zat- zat yang dapat memunculkan ketergantungan

ataupun adiksi. Orang yang hadapi adiksi mau memakai zat tersebut secara terus

menerus. Salah satu contoh zat adiktif yang terdapat di dalam keseharian kita

adalah kafein yang tercdapat di dalam kopi serta teh.

Penyalahgunaan zat adiktif merupakan sikap menyimpang sebab tidak

cocok dengan nilai serta norma yang berlaku dalam masyarakat setempat. sikap

penyimpangan dimaksud adalah tingkah laku yang lain dari tradisi sentral ataupun

cara- cara ataupun ciri rata- rata rakyat mayoritas ataupun populasi.

Ketergantungan zat ialah akibat dari penyalahgunaan zat adiktif yang

parah, perihal ini kerap di identikan suatu penyakit. Ketergantungan merupakan

ketidakmampuan mengatur atau menghentikan konsumsi zat yang memunculkan

kendala raga yang hebat yang bila dihentikan akan beresiko serta merugikan

keluarga dan memunculkan akibat sosial yang luas. Salah satu zat adiktif yang

sering di konsumsi remaja adalah roko, roko menyebabkan ketergantungan yang

parah, sehingga kita terus menerus mengkonsumsinya, yang berakibat negatif bagi

tubuh, seperti gangguan paru2, dan sesak nafas.

Keluarga merupakan fondasi bagi seluruh pertumbuhan individu seseorang

anak. Bagi para pakar Psikologi Pertumbuhan, semenjak anak lahir, dia

0
memperoleh dasar- dasar yang langsung didapat dari orangtua. Kunci awal dalam

memusatkan pembelajaran serta membentuk mental anak terletak pada peranan

ibu dan bapaknya, sehingga baik buruknya budi pekerti itu bergantung kepada

budi pekerti ibu dan bapaknya.

Disinilah anak berkembang serta tumbuh memperoleh pelajaran- pelajaran

serta pengalaman yang dipelajarinya dari orangtua, yang hendak

memperkembangkan karakter yang balance. Aspek karakter memegang peranan

penting untuk keberhasilan seorang anak. Diakui, kalaupun tidak ada yang

sempurna, tetapi setidak- tidaknya mendekati apa yang sudah disepakati bersama,

ialah apa yang dinamakan kcpribadian ataupun jiwa yang sehat.

Penyalahgunaan zat adiktif yang di lakukan remaja juga terkait dengan

kenakalan dan perilaku antisosial lainnya yang mengganggu ketertiban dan

keamanan lingkungan sekolah. Hal yang biasanya terjadi adalah prestasi menurun,

motivasi sekolah berkurang, sering bolos, sering ngantuk di kelas, meninggalkan

hobi yang digemarinya, meninggalkan teman lama, lebih banyak menghabiskan

waktu dengan siswa yang tidak berprestasi baik di sekolah maupun di kelompok

pengguna.

Zat adiktif juga dapat merusak suasana hidup yang nyaman dan tenang

dalam keluarga. Kekhawatiran keluarga karena aset hilang,anak-anak berbohong,

mencuri, kasar dan antisosial,Orang tua merasa malu karena memiliki anak yang

kecanduan, merasa bersalah, tetapi juga sedih dan marah. Para orang tua juga

seering berputus asa karena masa depan anaknya tidak menentu akibat putus

1
sekolah dan menganggur, pengeluaran tidak terkendali karena terus menerus

kecanduan zat adiktif. Dari sudut pandang lingkungan, menciptakan lingkungan

yang rentan terhadap pengguna narkoba dan tidak memiliki daya tahan serta

mengancam keberlanjutan. Negara sangat di rugikan karena pemuda yang tidak

produktif dan tingkat kejahatanpun meningkat.

Keluarga selaku unit sosial terkecil dalam masyarakat memiliki peranan

penting serta bisa jadi pemicu penyalahgunaan zat adiktif. Kedudukan orang tua

serta keadaan keluarga pengaruhi pertumbuhan karakter anak. Apakah karakter

anak rentan ataupun tidak terhadap penyalahgunaan zat adiktif bergantung dari

metode pembelajaran orang tua serta atmosfer rumah tangga,kondusif atau tidak.

Kondisi keluarga yang tidak kondusif memiliki efek relatif besar untuk anak muda

buat ikut serta dalam penyalahgunaan zat adiktif dibanding dengan anak muda

yang dididik dalam keluarga yang sehat serta harmonis.

Keluarga mempunyai pengaruh yang besar untuk perekembangan anak

anak muda sebab keluarga ialah area sosial awal, yang meletakan dasar- dasar

keperibadian anak muda. Orang tua, kerabat kandung serta posisi anak dalam

keluarga mempengaruhi untuk anak muda. Dinamika serta ikatan antar anggota

dalam keluargapun mempunyai peranan yang lumayan berarti untuk anak muda.

Anak yang dekat dengan bapaknya ketika mulai anak merambah umur menjadi

anak muda dimana ia sangat memerlukan kebebasan serta mereka mulai senang

meninggalkan rumah, orang tua harus pandai menyesuaikan terhadap kondisi

tersebut. Remaja perlu dorongan motivasi yang berbeda dari masa kecilnya

2
dahulu. Dorongan serta motivasi orang tua sangat berguna untuk pertumbuhan

remaja, komunikasi yang terbuka sangat dibutuhkan oleh para remaja

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dari karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Ketergantungan zat adiktif juga menjadi pilihan para remaja yang beroken

home yang juga berpengaruh pada cara dalam bergaul yang salah.

2. Para orang tua sering kali lengah dan abai terhadap masa depan anaknya

akibatnya anak menjadi tidak menentu dan putus sekolah.

3. Orang tua tidak selamanya dapat menciptakan keluarga yang harmonis,suasana

yang nyaman dan tenang bagi anak-anaknya terutama bagi remaja.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penulisan

karya ilmiah ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran orang tua dalam mencegah ketergantungan terhadap zat

adiktif di kalangan remaja?

2. Menagapa remaja ketergantungan terhadap zat adiktif?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hal apa saja yang harus dilakukan orang tua untuk mencegah

penyalahgunaan zat adiktif di kalangan remaja.

3
2. Untuk mengetahui dampak apa saja yang bisa membuat remaja ketergantungan

terhadap zat adiktif.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan tentang cara-cara pencegahan

penyalahgunaan zat adiktif.

2. Bagi pembaca, untuk memberika informasi tembahan tentang bahaya

penyalahgunaan zat adiktif.

3. Bagi masyarakat, untuk lebih sering membimbing kontribusi pemikiran tentang

bahaya zat adiktif sehingga para keluarga bisa mengawasi anak-anak mereka.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Zat adiktif

Zat adiktif adalah zat dan bahan aktif yang terkandung dalam obat yang

menyebabkan kecanduan. Efeknya membuat ketagihan dan membuat tubuh ingin

terus menerus mengkonsumsinya. Saat Anda mencoba berhenti menggunakan zat

adiktif, tubuh dengan cepat merespons dengan kelelahan, ketidaknyamanan, dan

rasa sakit yang luar biasa (penarikan). Contohnya adalah narkoba. Sederhananya,

zat adiktif dapat membahayakan tubuh dan harus dihindari. Selain narkoba, rokok

juga mengandung zat adiktif. Itulah mengapa sangat sulit bagi perokok untuk

berhenti merokok.

2.2 Macam-Macam Zat Adiktif

Ada beberapa zat adiktif yang sering di konsumsi oleh remaja di

antaranya:

1. Narkoba

Narkoba, singkatan dari narkotika, psikotropika serta bahan adiktif lain,

ialah bahan ataupun zat yang apabila masuk ke dalam badan hendak pengaruhi

badan paling utama lapisan syaraf pusat/ otak sehingga bila disalahgunakan

hendak menimbulkan kendala raga, psikis/jiwa serta guna sosial. Permasalahan

penyalahgunaan Narkoba di dunia pada biasanya serta Indonesia pada spesialnya

5
terus menjadi lingkungan. Penyalahgunaan serta peredaran hitam Narkoba yang

menyerang dunia pula sudah jadi salah satu permasalahan yang menakutkan untuk

warga serta bangsa Indonesia, Narkoba serta obat- obatan psikotropika telah

memasuki ke segala daerah tanah air serta menyasar ke bermacam susunan warga

tanpa terkecuali. Kabar kriminal di media massa, baik media cetak ataupun

elektronik dipadati oleh kabar tentang penyalahgunaan narkoba. Korban narkoba

meluas ke seluruh susunan warga dari pelajar, mahasiswa, artis, bunda rumah

tangga, orang dagang, supir angkot, anak jalanan, pekerja, serta lain sebagainya

(Hastiana,2020)

2. Rokok

Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk

dibakar dan dihisap dan atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih,

cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nocotiana tabacum,

nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintesisnya yang asapnya mengandung

nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Rahmadi, 2020).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 menggolongkan

zat adiktif yaitu terdiri dari tembakau, produk yang mengandung tembakau, padat,

cairan dan gas, yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan

kerugian pada dirinya dan/atau masyarakat disekelilingnya

Rokok merupakan produk yang memiliki ribuan bahan kimia dalam

kandungannya. Satu batang rokok memiliki 4000 kandungan bahan kimia. Secara

umum kandungan yang terdapat dalam rokok dapat di kelompokkan menjadi dua

6
yaitu komponen gas sebanyak 92% dan komponen padat atau partikel sebanyak

8%. Asap rokok yang dihisap atau dihirup melalui dua komponen yaitu pertama

komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang bersama gas

terkondensasi menjadi komponen partikulat. Dengan demikian asap rokok yang

dihisap berupa gas sebanyak 85% dan sisanya berbentuk partikel. Asap yang

dihasilkan rokok terdiri dari asap utama (main stream smoke) yang merupakan

asap yang tembakau yang dihisap langsung oleh perokok dan asap samping (said

stream smoke) yaitu asap tembakau yang disebarkan melalui udara bebas dan

dapat dihirup oleh orang lain atau yang dikenal dengan prokok pasif (

Rahmadi,2020 ).

2. Kopi

Kopi ialah sesuatu tipe tumbuhan tropis. Kopi pula ialah minuman yang

tidak memiliki alkohol serta mempunyai kafein. Banyak khasiat yang didapatkan

dari komsumsi kopi, antara lain kafein yang tercantum didalamnya bisa tingkatkan

laju metabolisme badan. Untuk sebagian orang dengan rutinitas yang mewajibkan

mereka buat beraktifitas dimalam hari, kopi dapat jadi alternatif minuman yang

baik sebab isi kafein yang dimilikinya bisa menanggulangi rasa kantuk. Kopi pula

memiliki watak selaku anti kuman yang baik sampai membolehkan buat

mengobati bermacam permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan. Kopi

diketahui 2 tipe, ialah kopi Arabika serta kopi Robusta. Kandungan kafein pada

kopi robusta sedikit lebih besar dibanding dengan kopi arabika. Di Indonesia kopi

robusta yang sangat banyak dibuat ialah menggapai 87, 1% dari total penciptaan

kopi diIndonesia. Di Indonesia kopi diperdagangkan dalam wujud kopi biji, kopi

7
sangrai, kopi bubuk, kopi praktis, serta bahan santapan yang lain yang memiliki

kopi.

Perakaran tumbuhan kopi merupakan pangkal tunggang sehingga tidak

gampang rebah. Pangkal tunggang tersebut cuma dipunyai tumbuhan kopi yang

berasal dari bibit semai ataupun bibit sambung( okulasi) yang batang bawahnya

berasal dari bibit semai. Tumbuhan kopi yang berasal dari bibit setek, cangkok

ataupun okulasi yang batang bawahnya berasal dari bibit setek tidak mempunyai

pangkal tunggang sehingga relatif gampang rebah. Tumbuhan kopi memiliki

batang tegak, bercabang serta tingginya dapat menggapai 12m. Kopi memiliki

sistem percabangan yang agak berbeda dengan tumbuhan lain. Tumbuhan ini

mempunyai sebagian tipe cabang yang sifatdanfungsinya berbeda. Cabang yang

tumbuhnya tegap serta lurus diucap cabang reproduksi. Cabang ini berasal dari

tunas reproduksi yang ada di ketiak daun pada cabang utama ataupun cabang

primer. Cabang ini mempunyai watak semacam batang utama. Bila batang utama

mati, gunanya bisa digantikan oleh batang reproduksi (Setiawati,2018).

2.3 Pengertian Remaja

Masa remaja diketahui selaku masa transisi ataupun masa peralihan, pada

masa remaja diucap pula masa yang sangat rentan, sensitif, serta masa yang susah

sebab anak muda berjuang membiasakan diri dengan perubahan- perubahan yang

terjalin pada diri anak muda, dimana pergantian tersebut mempengaruhi terhadap

perilaku serta tingkah laku. Remaja merupakan yang berkisar antara umur 12- 21

tahun, dengan perincian 12- 15 tahun masa remaja dini, 15- 18 tahun anak muda

8
pertengahan, 18- 21 tahun masa remaja akhir. Masa remaja merupakan masa

transisi yang diisyarati oleh terdapatnya pergantian raga, emosi serta psikis. Masa

remaja, ialah antara umur 10- 19 tahun, merupakan sesuatu periode masa

pematangan organ reproduksi manusia, serta kerap diucap masa pubertas. Masa

remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke remaja.masa remaja juga

merupakan masa peralihan, kala orang berkembang dari masa kanak- kanak jadi

orang yang mempunyai kematangan. Pada masa tersebut berartinya remaja

melaksanakan pengendalian diri sebab terdapatnya pergantian dalam diri orang

baik secara raga ataupun psikologis serta pergantian area (Azzahra, 2019).

2.3 Pengertian Orang Tua

Orang tua terdiri dari bapak, bunda dan kerabat adik serta kakak. Orang

tua ataupun biasa diucap pula dengan keluarga, ataupun yang identik dengan

orang yang membimbing anak dalam area keluarga. Walaupun orang tua pada

dasarnya dipecah jadi 3, ialah orang tua kandung, orang tua asuh, serta orang tua

tiri. Namun yang kesemuanya itu dalam bab ini dimaksud selaku keluarga.

Sebaliknya penafsiran keluarga merupakan sesuatu jalinan laki‐laki dengan wanita

bersumber pada hukum serta undang‐undang pernikahan yang legal. Orang tua

merupakan orang yang memiliki amanat dari Allah buat mendidik anak dengan

penuh tanggungjawab serta dengan kasih sayang. Orang tua( keluarga) yang

bertanggung jawab yang sangat utama atas pertumbuhan serta kemajuan anak.

Orang tua merupakan komponen keluarga yang terdiri dari bapak serta bunda,

serta ialah hasil dari suatu jalinan pernikahan yang legal yang bisa membentuk

suatu keluarga. Orang tua mempunyai tanggung jawab buat mendidik, mengurus

9
serta membimbing anak- anaknya buat menggapai tahapan tertentu yang

menghantarkan anak buat siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sebaliknya

penafsiran orang tua di atas, tidak terlepas dari penafsiran keluarga, sebab orang

tua ialah bagian keluarga besar yang sebagian besar sudah tergantikan oleh

keluarga inti yang terdiri dari bapak, bunda serta kanak- kanak (Nusruli,2020)

orang dan disitulah terjadinya tahap- tahap dini pertumbuhan serta mulai

interaksi dengannya, dia mendapatkan pengetahuan, keahlian, atensi serta perilaku

dalam hidup. Dalam keluarga orang tua sangat berfungsi karena dalam kehidupan

anak waktunya sebagian besar dihabiskan dalam area keluarga terlebih anak

masih di dasar pengasuhan ataupun anak umur sekolah bawah, paling utama

kedudukan seseorang ibu. Demikianlah keluarga ataupun orang tua jadi aspek

berarti buat mendidik anak‐anaknya baik dalam sudut tinjauan agama, sosial

kemasyarakatan ataupun tinjauan orang. Jadi jelaslah orang tua memiliki peranan

berarti dalam tugas serta tanggung jawabnya yang besar terhadap seluruh anggota

keluarga ialah lebih bertabiat pembuatan sifat serta budi pekerti, latihan keahlian

serta syarat rumah tangga, serta sejenisnya. Orang tua telah selayaknya selaku

panutan ataupun model yang senantiasa ditiru serta dicontoh anaknya

(Nusruli,2020)

Tiap anak membutuhkan pembelajaran yang layak buat tingkatkan taraf

hidup sehingga secara nyata membutuhkan sesuatu lembaga yang sanggup

tingkatkan pembelajaran anak dalam pembelajaran keuarga. Orang tua tidak boleh

menyangka kalau pembelajaran keluarga didalam keluarga itu tidak berarti sebab

10
bawah yang utama yang wajib orang tua bagikan kepada anak merupakan

pendidikandidalam keluarga (Nusruli,2020)

11
12

Anda mungkin juga menyukai