Anda di halaman 1dari 50

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Perkembangan Peserta Didik dan


Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Teori perkembangan peserta didik dan
konsep belajar serta aplikasinya dalam
pembelajaran pendidikan jasmani
2. Media sarana dan prasarana, pemanfaatan
teknologi dan media informasi serta
aplikasinya dalam pendidikan jasmani
3. Persyaratan, kualifikasi, dan kompetensi
guru pendidikan jasmani
4. Regulasi kebijakan nasional, pandangan
yuridis dan kode etik
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep 1. (KB. 1) Teori perkembangan peserta didik dan
(istilah dan definisi) konsep belajar serta aplikasinya dalam
di modul ini pembelajaran Pendidikan Jasmani
A. Teori pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik.
Pertumbuhan peserta didik adalah proses
perubahan dan pematangan :
1. Perubahan tinggi badan
2. Perubahan berat badan
3. Perbandingan tubuh
4. Postur tubuh
a) Endomorfik adalah anak yang gemuk
b) Mesomorfik adalah anak yang kuat dan
berotot
c) Ektomorfik adalah anak yang kurus
B. Perubahan fisik
Perubahan internal (sistem pencernaan,
peredaran darah, pernapasan, endokrin, jaringan
tubuh)
C. Perubahan eksternal ((1) inggi Badan (2) Berat
Badan, (3) Proporsi Tubuh, (4) Organ Seks, (5) Ciri-
ciri Seks Sekunder)
D. Perkembangan peserta didik
Prinsip perkembangan peseta didik
1. Sikap kritis sebagai permulaan
2. Peran kematangan dan belajar
3. Mengikuti pola tes yang diramalkan
4. Semua individu itu berbeda.
5. Setiap permbangan meilki perilaku
karakteristik
6. Setiap perkembangan mempunyai resiko.
7. Perkembangan dibantu ransangan
8. Perkembangan dipengaruhi perubahan budaya
9. Harapan sosial pada setiap tahap
perkembangan
E. Teori perkembangan
1. Teori enviromentalisme menyatakan

Page 1
Page 2
perkembangan ditentukan oleh lingkungan
2. Teori naturalisme memandang anak
berkembang dengan cara caranya sendiri
melihat, berpikir, dan merasa
3. Etologis adalah studi tentang tingkah laku
manusia dan hewan dalam konteks evolusi.
4. Attachmentyaitu sinyal yang mempromosikan
dan mempertahankan kedekatan anak dengan
pengasuhnya
5. Teori komparatif dan organismik adalah
perkembangan tidak sekedar mengacu kepada
peningkatan ukuran, tetapi perkembangan juga
mencakup perubahan perubahan di dalam
struktur yang dapat didefinisikan menurut
prinsip ontogenik
6. Humanistik adalah bahwa pertumbuhan dan
perkembangan manusia ditentukan oleh
hakikat batin yang esensial dan biologis
F. Tahap-tahap perkembangan
1. Masa bayi
2. Masa kanak-kanak awal
3. Masa kanak-kanak akhir
4. Masa dewasa
G. Karakteristik peserta didik ( karakteristik fisik dan
intelegensi)
1. Multiple intelligences adalah kecerdasan jamak
2. Linguisti adalah kecerdasan verbal
3. Logical mathematical adalah Kecerdasan
matematika
4. visual adalah kecerdasan spasial
5. Bodily and kinesthetic
6. Kecerdasan tubuhkinestetik
7. Musical adalah kecerdasan music
8. Intrapersonal adalah ecerdasan sosial
9. Kecerdasan naturalistic adalah Kecerdasan
alam
H. Perkembangan kognitif, psikis dan sosial
Karakteristik perkembangan kognitif
1. Elementary: masa praverbal, yaitu: selama
anak belum menguasai verbal, pada saat itu
anak berhubungan dengan lingkungan
menggunakan bahasa tubuhnya.
2. Higher: masa setelah anak dapat berbicara,
Pada masa ini anak akan berhubungan dengan
lingkungan secara verbal.
I. Karakteristik perkembangan psikis peserta didik
adalah terjadinya pergolakan emosi pada saat
menginjak remaja
J. Karakteristik perkembangan sosial peserta didik (
dipengaruhi oleh keluarga, kematangan anak,
status sosial ekonomi, pendidikan, kapasitas
mental,, emosi, dan intelegensi)
1. Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi

Page 3
Page 4
yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek –
aspek mental.
2. Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah
respons menghasilkan efek yang memuaskan,
maka hubungan Stimulus – Respons akan
semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak
memuaskan efek yang dicapai respons, maka
semakin lemah pula hubungan yang terjadi
antara Stimulus- Respons. 3. Law of Readiness;
artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi
bahwa kepuasan organisme itu berasal dari
pendayagunaan satuan pengantar (conduction
unit), dimana unit-unit ini menimbulkan
kecenderungan yang mendorong organisme
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
3. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan
antara Stimulus dengan Respons akan semakin
bertambah erat, jika sering dilatih dan akan
semakin berkurang apabila jarang atau tidak
dilatih.
4. Law of Respondent Conditioning yakni hukum
pembiasaan yang dituntut
5. Law of Respondent Extinction yakni hukum
pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang
sudah diperkuat melalui Respondent
conditioning itu didatangkan kembali tanpa
menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya
akan menurun.

2. (KB. 2) Media sarana dan prasarana,


pemanfaatan teknologi dan media informasi
serta aplikasinya dalam pendidikan jasmani

A. Media pembelajaran adalam pendidikan


jasmani, Jenis dan klasifikasi media :
1. Media yang tidak diproyeksikan atau non-
projected, seperti foto, diagram, bahan
pameran atau display, dan model.
2. Media yang diproyeksikan atau projected
media misalya, LCD.
3. Media audio seperti kaset, compact disc (CD)
audio yang berisi rekaman kuliah, ceramah
narasumber, dan rekaman musik.
4. Media gambar gerak atau media video,
seperti VCD, DVDs, dan blue rays disc.
5. Pembelajaran berbasis komputer.
6. Multimedia dan jaringan komputer.
B. Tujuan memanfaatan media
Untuk mendukung aktivitas pembelajaran
yaitu mempresentasikan atau menyajika
informasi dan pengetahuan baik kepada
individu maupun kelompok.

Page 5
Page 6
Sarana di bagi menjadi 2 :
1. Peralatan adalah sesuatu yang digunakan,
contoh: palang tunggal, palang sejajar, dan
lain-lain.
2. Perlengkapan dibagi menjadi dua yaitu: (1)
Sesuatu yang melengkapi kebutuhan
prasarana, misalnya: net, bendera atau
tanda, garis batas, dan lain-lain. (2) Sesuatu
yang dimainkan oleh tangan dan kaki,
misalnya: bola, raket, pemukul, dan lain-
lain.
C. Media informasi dalam pendidikan jasmani
Media informasi adalah alat untuk
mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah
informasi sehingga menjadi bahan yang
bermanfaat bagi penerima informasi.
Jenis media informasi
1. Media Lini Atas Merupakan media yang tidak
langsung bersentuhan dengan target audiens
dan jumlahnya terbatas tetapi jangkauan
target yang luas, seperti billboard, iklan
televis, iklan radio, dan lain-lain.
2. Media Lini Bawah Suatu media iklan yang
tidak disampaikan atau disiarkan melalui
media massa dan jangkauan target hanya
berfokus pada satu titik atau daerah, seperti
brosur. Poster, flyer, Sign System dan lain-
lain.
3. Media Cetak Media cetak dapat berupa
brosur, Koran, majalah, poster, pamphlet,
spanduk, dan lain-lain.
4. Media Elektronik Media ini dapat
disampaikan melalui radio, kaset, kamera,
handphone, dan internet.
3. (KB. 3) Persyaratan, kualifikasi, dan
kompetensi guru pendidikan jasmani

A. Peran Guru
1. Peran Guru Sebagai Organisator. Dalam
konteks sebagai organisator ini guru
memiliki peran pengelolaan kegiatan
akdemik, menyusun tata tertib sekolah,
menyusun kalender pendidikan/ akademik,
dan sebagainya. Semuanya diorganisasi kan,
agar dapat mencapai efektifitas dan efisiensi
belajar mengajar yang signifikan.
2. Peran Guru Sebagai Demonstrator. Sebagai
demonstrator, lecturer/pengajar, guru
hendaknya senantiasa menguasai
bahan,materi ajar dan senantiasa
mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan yang dimilikinya. Salah satu
yang harus diperhatikan guru bahwa ia

Page 7
Page 8
sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa
guru harus belajar dan terus belajar.
Seorang guru hendaknya terampil
merumuskan Perangkat pembelajaran sesuai
dengan ramburambu kurikulum yang
berlaku.
3. Peran Guru Sebagai Pembimbing. Peran
guru sebagai pembimbing harus lebih
dipentingkan, karena kehadiran guru di
sekolah adalah untuk membimbing peserta
didik menjadi manusia dewasa susila yang
cakap, terampil, berbudi pekerti luhur dan
berakhlak mulia. Tanpa bimbingan, peserta
didik akan mengalami kesulitan dalam
menghadapi perkembangan dirinya.
Kekurang mampuan peserta didik
menyebabkan lebih banyak tergantung pada
bantuan guru.
4. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas. Peran
guru sebagai pengelola kelas (learning
manager), hendaknya diwujudkan dalam
bentuk pengelolaan kelas sebagai lingkungan
belajar. Lingkungan belajar diatur dan
diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar
terarah pada tujuan-tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Pengelolaan kelas sebagai
lingkungan belajar turut menentukan
kontribusi sejauh mana lingkungan tersebut
dapat menciptakan iklim belajar sebagai
lingkungan belajar yang baik. Lingkungan
yang baik bersifat menantang dan
merangsang peserta didik
5. Peran Guru Sebagai Fasilitator. Sebagai
fasilitator guru hendaknya dapat
menyediakan fasilitas yang memungkinkan
kemudahan belajar bagi peserta didik.
Lingkungan belajar yang tidak
menyenangkan, suasana rung kelas yang
pengap, meja dan kursi yang berantakan,
fasilitas belajar yang kurang tersedia,
menyebabkan peserta didik ngantuk dan
malas beraktivitas/belajar.
6. Peran Guru Sebagai Mediator. Peran guru
sbagai mediator, dimana guru hendaknya
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pendidikan, karena
media pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan
proses belajar-mengajar.
7. Peran Guru Sebagai Inspirator. Peran guru
sebagai inspirator, menuntut kemampuan
guru memberikan inspirasi bagi kemajuan
belajar peserta didik. Persoalan belajar

Page 9
Page
10
adalah masalah utama peserta didik. sebagai
inspirator guru hendaknya dapat
memberikan petunjuk bagaimana cara
belajar yang baik.
8. Peran Guru Sebagai Informator. Peran guru
sebagai informator guru harus dapat
memberikan informasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah
bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran
9. Peran Guru Sebagai Motivator. Sebagai
motivator, guru hendaknya dapat
mendorong anak didik agar semangat dan
aktif belajar. Sebagai motivator, guru
hendaknya dapat mendorong anak didik agar
bergairah dan aktif belajar.
10. Peran Guru Sebagai Korektor. Peran guru
sebagai korektor menuntut guru bisa
membedakan mana nilai yang baik, dan
mana nilai yang buruk, mana nilai positif
dan mana nilai negatif. Kedua nilai yang
berbeda ini harus dipahami dalam
kehidupan masyarakat.
11. Peran Guru Sebagai Inisiator. Peran guru
sebagai inisiator, artinya guru harus dapat
menjadi pencetus ide-ide kemajuan
pendidikan dan pengajaran.
12. Guru Sebagai Evaluator. Peran guru sebagai
evaluator, artinya seseorang guru dituntut
untuk menjadi seorang penilaian yang baik
dan jujur, dengan memberikan penilaian
yang menyentuh asfek ekstrinsik dan
intrinsik, penilaian pada asfek intrinsik lebih
diarahkanpada asfek kepribadian peserta
didik, yakni aspek nilai (values).
13. Peran Guru Sebagai Supervisor. Sebagai
supervisor, guru hendaknya dapat
membentu, memperbaiki, dan menilai secara
kritis terhadap proses pembelajaran.
14. Peran Guru Sebagai Kulminator. Sebagai
kulminator, Guru adalah orang yang
mengarahkan proses belajar secara bertahap
dari awal hingga akhir (kulminasi).
15. Peran Guru Sebagai Administrator Sekolah.
Dalam hubungannya dengan administrator,
seorang guru perlu berperan sebagai
berilkut: (a) Guru sebagai pengambil inisiatif,
(b) Guru Mewakil masyarakat; (c) Guru
sebagai orang yang ahli dalam mata
pelajaran tertentu; (d) Guru sebagai penegak
disiplin, guru harus menjaga agar tercapai
suatu disiplin.; (e) Guru sebagai pelaksana
administrasi pendidikan.; (f) Guru sebagai
pemimpin generasi muda, masa depan

Page
11
generasi muda terletak di tangan guru; dan
(g) Guru sebagai penerjemah kepada
masyarakat.
16. Peran Guru Sebagai Pribadi. Peran Guru
Sebagai Pribadi diilihat dari segi dirinya
sendiri (self oriental), bearti guru perlu
berperan sebagai berikut: (a) Guru sebagai
petugas sosial; (b) Guru sebagai pelajar dan
ilmuwan; (c) Guru sebagai orang tua; (d)
Guru sebagai contoh-teladan; (e) Sebagai
pencipta keamanan.
17. Peran Guru Sebagai Psikologis. Peran guru
secara psikologis adalah sebagi berikut: (a)
Guru sebagai Ahli psikologi pendidikan; (b)
Guru sebagai Seniman; (c) Guru sebagai
Pembentuk kelompok; (d) Guru sebagai
Cattalytic agent; (e) Guru sebagai Petugas
kesehatan mental.
B. Kualifikasi guru pendidikan jasmani
1. Psl 8: Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
2. Psl 9: Kualifikasi akademik diperoleh melalui
pendidikan tinggi program S1 atau D4.
3. Psl 10 (1): Kompetensi guru sbgmana
dimaksud psl 8 diperoleh melalui pendidikan
profesi.

C. Kompetensi guru
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005
tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1)
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi.
1. Kompetensi Pedagogik Berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru :
a. Memahami peserta didik secara mendalam,
b. Merancang pembelajaran,
c. Memahami landasan kependidikan
d. Melaksanakan pembelajaran
e. Merancang dan melaksanakan evaluasi
pembelajaran
f. Mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya,
2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi
kepribadian merupakan kemampuan personal
yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi

Page
12
teladan

Page
13
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional
merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap stuktur
dan metodologi keilmuannya.

4. (KB. 4) Regulasi kebijakan nasional, pandangan


yuridis dan kode etik
A. Regulasi kebijakan nasional
Di dalam UU No. 14 tahun 2005 ini disebutkan
bahwa guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Sebagai implikasi dari UU NO.14
tahun 2005, guru harus menjalani proses
sertifikasi guru dalam jabatan.

B. Pandangan Yuridis guru


Undang Nomo 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen (UUGD), Bab III Pasa & ayat (1),
profesi guru harus dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip berikut: 1. Memiliki bakat,
minat, panggilan jiwa, dan idealism; 2. Memiliki
komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan , keimanan, ketaqwaan, dan
akhlak mulia; 3. Memiliki kualifikasi
akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas; 4. Memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
bidang tugas; 5. Memiliki tanggung jawab
atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; 6.
Memperoleh penghasilan yang ditentukan
sesuai dengan prestasi kerja; 7. Memiliki
kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjuta dengan
belajar sepanjang hayat;
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan;
dan 9. Memiliki organisasi profesi yang
mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan

Page
14
guru.

Page
15
2 Daftar materi yang 1. (KB 1) Teori Perkembangan menurut ahli psikologi
sulit dipahami di 2. ( KB 4) Regulasi kebijakan nasional, pandangan
modul ini yuridis dan kode etik

3 Daftar materi yang 1. Teori Enviromentalisme


sering mengalami 2. Teori Komparatif dan organismik
miskonsepsi 3. Teori Psikonalitik

Page1
6
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Filsafat dan Paradigma Baru


Pendidikan Jasmani, Aktivitas Gerak
dan Olahraga dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Filsafat dan Olimpisme serta
Paradigma Baru dalam Pendidikan
Jasmani
2. Prinsip Aktivitas Gerak dan
Olahraga melalui Pengembangan
Kemampuan Gerak
Dasar/Fundamental, Aktivitas
Permainan Bola Besar dan Kecil,
serta Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
3. Prinsip Aktivitas Gerak dan
Olahraga melalui Aktivitas Atletik;
Pengembangan Kebugaran
Jasmani; Seni Beladiri serta
Aplikasinya dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
4. Prinsip Aktivitas Gerak dan
Olahraga melalui Aktivitas Senam
Lantai; Aktivitas Gerak Berirama
(Ritmik); Aktivitas Air/Renang
serta Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi 1. (KB 1) Azaz dan Falsafah Penjas
yang dipelajari Pendidikan Jasmani adalah satu proses pendidikan
seseorang sebagai individu atau anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan
dan pembentukan watak.MelaluiPendidikan
Jasmani anak-anak menemukan sarana yang tepat
untuk bergerak bebas dan meraih kembali
keceriaannya sambil berkembang
2. (KB 1) Olimpiade dan Olympism (Olimpiasme)
Olimpiade paling awal konon menurut cerita sudah
diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada tahun
776 SM. Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa
Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati
dewa tertinggi mereka, Zeus. Zeus bermukim di
Gunung Olympia atau Olympus yang kemudian
dipakai sebagai nama Olimpiade hingga sekarang.
Olympism adalah menempatkan olahraga dimana
saja sebagai wahana pembentukan manusia secara
utuh yang harmonis dalam usaha membangun
suatu masyarakat yang damai dengan saling

Page 1
menghormati.
3. (KB 1) Paradigma Baru dalam Pendidikan
Jasmani
Pendidikan Jasmani seorang guru dapat
mengembangkan kemampuan setiap peserta didik
tidak hanya pada aspek fisik dan psikomotor
semata, tetapi dapatdikembangkan pula aspek
kognitif, afektif dan sosial secara bersama-sama.
4. (KB 2) Aktivitas Gerak Dasar
Pendidikan Jasmani meliputi tiga ranah tujuan
pendidikan yang sudah dirumuskan oleh Benjamin
S. Bloom, yaitu; ranah kognitif, psikomotor dan
afektif. Pendidikan Jasmani adalah suatu model
pendidikan yang bercirikan melalui aktivitas
jasmani menjadi sentralnya. Melalui aktivitas
jasmani yang dilakukan, peserta didik dituntut
untuk mencapai ketiga ranah tujuan pendidikan
di atas.
5. (KB 2) Aktivitas Permainan Bola Besar
Aktivitas permainan seperti Sepak Bola, Bola Voli,
Basket dari mulai sejarah perkembangan, teknik
dasar, hingga peraturan permainan.
6. (KB 2) Permainan Bola Kecil
Aktivitas permainan seperti Bulutangkis, dan Tenis
Meja dari mulai sejarah perkembangan hingga
teknik dasar, hingga peraturan permainannya.
7. (KB 3) Aktivitas Atletik Nomor Jalan, Lari,
Lempar, dan Lompat
Atletik merupakan induk dari semua jenis cabang
olahraga. Atletik adalah salah satu cabang olahraga
yang didalamnya terdapat nomor-nomor yang di
perlombakan seperti Jalan, Lari, Lempar dan
Lompat.
8. (KB 3) Aktivitas Pengembangan Kebugaran
Jasmani
Kebugaran jasmani atau dikenal dengan istilah
physical fitness merupakan kemampuan kondisi
fisik seseorang untuk melakukan kerja fisik secara
efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti
sehingga mendukung pelaksanaan aktivitas
lanjutan. Komponen kebugaran jasmani meliputi :
Kecepatan, Kelincahan, Daya ledak, Koordinasi,
Keseimbangan, Kelentukan dan Kekuatan.
9. (KB 3) Analisis Hasil Tes Kebugaran Jasmani
Materi kebugaran jasmani dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani disekolah menjadi bagian
upaya peningkatan kebugaran peserta didik.Upaya
peningkatan ini tidak hanya melalui penyajian
materi komponen kebugaran jasmani saja
melainkan telah terintegrasi dalam materi yang
berkaitan dengan gerak keterampilan lainnya
dalam lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani.
Maka diperlukan tes dan pengukuran yang dapat

Page 2
digunakan untuk mengetahui hasil pencapaian
hasil tes kebugaran jasmani siswa
10. (KB 3) Aktivitas Seni Beladiri Pencak Silat
Pencak Silat merupakan seni bela diri dari Asal
Indonesia, dari karakteristik seni bela diri pencak
silat terdapat empat aspek utama, yaitu : 1) Aspek
Mental Spiritual, 2) Aspek Seni Budaya, 3) Aspek
Bela Diri, 4) Aspek Olahraga.
11. (KB 4) Aktivitas gerak Senam Artistik (Senam
Lantai)
Senam lantai (bahasa Inggris: floor exercise) adalah
salah satu bagian dari rumpun senam. Sesuai
lantai sesuai dengan namanya senam ini dilakukan
di atas lantai yang beralaskan matras atau
permadani.
12. (KB 4) Aktivitas Gerak Senam Ritmik/Irama
Senam irama atau disebut juga senam ritmik
adalah gerakan senam yang dilakukan dengan
irama musik, atau latihan bebas yang dilakukan
secara berirama. Senam ritmik dapat dilakukan
dengan menggunakan alat ataupun tanpa alat. Alat
yang sering digunakan adalah ganda, simpai,
tongkat, bola, pita dan topi.
13. (KB 4) Aktivitas Olahraga Air (Aquatik)/Renang
Renang merupakan suatu pendidikan yang sangat
baik bagi seseorang dalam mempertahankan diri
pada saat di dalam air dan dapat menjadikan
aktivitas ini suatu hal yang penting terutama untuk
beraktivitas dalam mengisi waktu luang. dalam
pembelajaran aktivitas renang, ada dua materi
yaitu jenis dan gaya renang dan penanganan
kecelakaan pertolongan korban tengelam. Ada 4
gaya dalam Olahraga Renang yaitu Gaya Bebas,
Gaya Dada, Gaya Punggung, dan Gaya Kupu-kupu,
serta
2 Daftar materi yang 1. Paradigma Baru dalam Pendidikan Jasmani
sulit dipahami di 2. Analisis Tes kebugaran Jasmani
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Perbedaan dan Persamaan Pendidikan Jasmani,
sering mengalami Pendidikan Olahraga, dan Pendidikan Kesehatan
miskonsepsi 2. Perbedaaan Lompat dan Loncat

Page 3
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Pendidikan Kesehatan dan Ilmu


Penunjang Keterampilan
Gerak Manusia
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pendidikan Kesehatan dan
Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan
Jasmani
2. Anatomi Manusia dan
Fisiologi Olahraga dalam
Pembelajaran Pendidikan
Jasmani
3. Perkembangan dan Belajar Gerak,
Kinesiologi, dan Biomekanika
Olahraga serta, Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
4. Psikologi Olahraga, Sosiologi
Olahraga, Pendidikan Jasmani
Adaptif, Pendidikan Luar Kelas dan
Aplikasinya dalam
Pembelajaran Pendidikan
Jasmani
No Butir Refleksi Respon/Jawaban

Page 1
1 Garis besar materi 1. (KB 1) Kebersihan Diri dan Lingkungan
yang dipelajari Sehat memerlukan pemeliharaan dan
pembinaan dari semua faktor yang
mempengaruhinya. Faktor yang dimaksud
mempengaruhi diantaranya adalah keadaan
biologi (keturunan), lingkungan dan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan secara ekologi yang
memberi pengaruh terhadap keadaan kesehatan
seseorang.
2. (KB 1) Bahaya Narkoba, Rokok dan
Psikotropika
Zat adiktif adalah suatu bahan alamiah, baik
itu sintetis ataupun semi sintetis yang dapat
menggangu sistem saraf pusat, contoh zat
adiktif: alkohol yang mengandung ethanom,
karbon, zat pelarut, lem/perekat, ether, thinner,
cat, lem kayu, dan lain-lain (UU no 5 tahun
1997).
Pencegahan penyalahgnaan Narkoba dapat
dilakukan antara lain :
a. Pencegahan Primer yaitu memberikan
Penyuluhan, penerangan serta Pendidikan
tentang bahaya Narkotika.
b. Pencegahan Sekunder yaitu Mendeteksi
dini, Konseling, Bimbingan Sosial,
Penerangan dan Pendidikan.
c. Pencegahan Tersier yaitu Konseling dan
bimbingan sosia kepada pengguna dan
keluarga serta kelompok lingkungannya,
dan Menciptakan linkungan yang kondusif
bagi bekas pengguna narkoba.

Page 2
3. (KB 1) Penyakit Menular dan Tidak Menular
Jenis penyakit gangguan saluran pencernaan
seperti disentri, cholera, typhus dapat dicegah
dengan vaksinasi TCD (Thyphus, Cholera dan
Dysentry) sedangkang diare, muntaber, eltor,
dan sebagainya memerlukan pemeliharaan
kebersihan diri dan lingkungan. Pembiakan
bibit penyakit ini serta penularannya sangat
mudah baik terjadinya, baik dalam bentuk
jasad renik, amoeba, maupun parasit lainnya
terutama dalam tempat-tempat yang kotor.
Penyakit yang tergolong menular sebenarnya
bukan hanya penyakit-penyakit yang telah
diungkapkan diatas saja, masih ada penyakit
yang tergolong menular lainnya seperti
‘Gonorrhea’, ‘Syphilis’ dan yang lainnya
termasuk ‘AIDS’ pun tergolong penyakit yang
dapat menular. Penyakit-penyakit tersebut
disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam
tubuh melalui hubungan kelamin.
4. (KB 1) Kebersihan Alat Reproduksi dan
Memelihara Diri dari Perbuatan Tidak
Senonoh
Penderita ‘AIDS’ umumnya adalah orang-orang
yang suka melakukan pergaulan seks bebas,
terjerat dengan melakukan aktivitas seks bebas,
atau juga dengan melakukan aktivitas seksual
yang berganti-ganti pasangan sehingga ada
yang menyebut ‘AIDS’ sebagai penyakit dari
akibat ‘Hubungan Seks Bebas‘, baik dengan
sesama maupun lawan jenis.
5. (KB 1) Makanan Bergizi, Peran dan Fungsi
Aktivitas Fisik dalam Mengontrol Berat
Badan dan Pencegahan Penyakit
Makanan bergizi ialah makanan yang
mengandung unsur yang membantu
pertumbuhan danperkembangan tubuh. Jenis
makanan yang membantu pertumbuhan dan
perkembangan tubuh meliputi unsur sebagai
berikut:
a. Jenis zat pembangun berupa protein, mineral
dan air dapat diperoleh dalam berbagai jenis
makanan, antara lain tumbuh-tumbuhan,
daging hewan, ikan, telur, sayuran dan buah-
buahan serta beberapa jenis makanan olahan.
b. Jenis zat pemberi tenaga berupa hidrat
arang, lemak dan protein yang dapat
diperoleh dari berbagai daging hewan,
tumbuhan seperti kacang-kacangan, beras,
ubi-ubian, ikan, telur dan berbagai makanan
olahan manusia lainnya.

Page 3
c. Jenis zat pengatur faal tubuh berupa
vitamin, mineral protein dan air yang dapat
diperoleh dari berbagai jenis tumbuh-
tumbuhan, daging, buah-buahan, obat atau
vitamin buatan
6. (KB 1) Aplikasi Prinsip Pendidikan Kesehatan
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Guru PJOK dalam mengajar materi ‘pendidik
kesehatan’ harus memahami dan menguasai
cara, metode mengajar yang tepat bagi peserta
didiknya. Guru harus berkomunikasi dengan
baik, efektif, dan menarik dalam bahasa yang
mudah dipahami, serta didukung oleh
penampilan yang sungguh-sungguh.Peran guru
sebagi pemandu terhadap kebutuhan kesehtan
peserta didiknya, maka guru harus :
a. Guru sebagi katalis yaitu harus memiliki
kemampuan dalam mengupayakan
terjadinya perbuatan atau kebiasaan hidup
sehat bagi peserta didiknya.
b. Guru sebagai promotor yaitu harus memiliki
kemampuan mengenalkan bermacam cara
yang baik dan tepat untuk memelihara
kesehatan meliputi cara pengobatan,
maupun pencegahan.
c. Guru sebagai generator yaitu harus mampu
menggugah peserta didiknya agar mau
menggunakan pelayanan kesehatan yang
resm dan tepat.
7. (KB 2) Tinjauan Anatomi Struktur Tubuh
Anatomi merupakan ilmu dasar yang mendasari
ilmu-ilmu kesehatan. Istilah anatomi berasal
dari bahasa latin yaitu ana yang berarti
menjadi dua sama besar dan tomo yang berarti
memotong. Anatomi adalah ilmu yang
mempelajari tentang struktur tubuh dan
bagian-bagiannya serta hubungannya antar
bagian tubuh.
8. (KB 2) Aplikasi Fisiologi Olahraga dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Ilmu yang mempelajari tentang perubahan-
perubahan sistem tubuh karena adanya
aktivitas fisik adalah fisiologi olahraga.
Fisiologi atau ilmu faal adalah ilmu yang
mempelajari fungsi atau cara kerja organ-organ
tubuh serta perubahan-perubahan yang terjadi
akibat pengaruh dari dalam maupun luar
tubuh.
Olahraga/latihan fisik yang dilakukan secara
teratur, sistematis, sesuai dengan dosis latihan
yang tepat, menerapkan prinsip-prinsip latihan
dan dilakukan dalam waktu relatif lama akan

Page 4
memberikan dampak positif terhadap berbagai
sistem tubuh baik yang bersifat sementara
maupun yang bersifat menetap.
9. (KB 3) Konsep Belajar Motorik
Belajar gerak dalam olahraga mencerminkan
suatu kegiatan yang disadari dimana aktivitas
belajar diarahkan untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan. Menurut Meinel, belajar
gerak itu terdiri dari tahap penguasaan,
penghalusan, dan penstabilan gerak atau
keterampilan teknik olahraga.
10. (KB 3) Kinesiologi dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
Kinesiologi berasal dari kata kinesis dan logos.
Kinesis adalah gerak, logos adalah ilmu.
Kinesiologi merupakan suatu ilmu yang
mempelajari gerakan manusia yang efesien,
efektif dan aman didekati dari analisis rangka,
otot dan hukum miekanika. Kinesiologi adalah
gabungan antara ilmu anatomi, fisiologi dan
mekanika.
Penekanan pembelajaran model ini adalah pada
pengembangan keterampilan memecahkan
masalah, khususnya dengan menggunakan
kombinasi antara pembelajaran konsep dan
prakteknya di lapangan. Tujuan utamanya
adalah menumbuhkan dan mengembangkan
pemahaman kognitif tentang bagaimana dan
mengapa suatu keterampilan gerak berlangsung
demikian.
11. (KB 3) Konsep Dasar Biomekanika
Biomekanika merupakan salah satu disiplin
ilmu yang mempelajari bentuk dan macam-
macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip
mekanika dan menganalisis suatu gerakan.
Melalui konsep dasar biomekanika, diharapkan
seorang guru mampu untuk mengidentifikasi
bakat, melatih teknik, mengevaluasi teknik,
memberikan latihan terapi, hingga dalam
membentuk peralatan yang akan digunakan
oleh atlet.
12. (KB 4) Konsep Psikologi Olahraga dan
aplikasinya dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani
Psikologi olahraga, dasar pandangannya untuk
kebutuhan kegiatan belajar ini dinyatakan
bahwa, karakteristik prilaku yang dihasilkan
dalam proses kegiatan berolahraga merupakan
media untuk mengekspresikan “body and mind”
secara harmonis. Pembelajaran Pendidikan
Jasmani yang baik harus merujuk kepada
konsep kesiapan psikologis para peserta
didikanya. Program pembelajaran pendidikan

Page 5
jasmani yang dilakukan guru di sekolah tidak
boleh mengabaikan aspek kesiapan psikologis
para peserta didiknya.
13. (KB 4) Konsep Sosiologis Olahraga dan
aplikasinya dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani
Pendidikan Jasmani menurut Stevenson dalam
Song (1996) dapat memberi kontribusi bagi
pembangunan suatu bangsa dalam corak, yaitu:
(1) mengatasi kecemasan dan ketegangan
mental; (2) penyadaran individu tentang
pentingnya moral dan nilai; (3) mempersatukan
masyarakat yang berkelompok-kelompok.
Pendidikan Jasmani mempunyai fungsi
sosialisasi terhadap penyadaran individu
tentang moral dan nilai. Pendidikan Jasmani
yangdikelola dengan tepat akan membina
kepribadian yang patuh terhadap peraturan,
dayasaing yang kuat, mental yang kuat,
kesetiaan yang kental dan
mendalam. Pendidikan Jasmani akan
berdampak kepada pembinaan patriotisme
yang kuat dan orientasi berprestasi yang tinggi,
sehingga peserta didik kelak dewasa menjadi
warga masyarakat yang matang dan energik.
14. (KB 4) Kosep Pendidikan Jasmani Adaptip
dan aplikasinya dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani Adaptif adalah
pendidikan jasmani khusus dengan sistem
penyampaian pelayanan komperehensif yang
dirancang untuk mengidentifikasi, dan
memecahkan masalah dalam ranah
psikomotor peserta didik ABK. Pendidikan
Jasmani Adaptif hakikatnya pendidikan
melalui aktivitas jasmani yang disesuaikan
sehingga memungkinkan peserta didik ABK
berpartisipasi dalam melakukan aktivitas fisik
dengan aman, nyaman, puas dan berhasil
sesuai dengan keterbatasannya.
15. (KB 4) Konsep Pendidikan Luar Kelas dan
aplikasinya dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani
Pendidikan luar kelas diistilahkan juga sebagai ‘Outdoor
education’ . Program kegiatan seperti ini dijadikan
sebagai alternatif dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan luar kelas menjadikan ‘alam’
sebagai media pendidikan. Alam dijadikan sebagai
sarana efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan pola pikir serta sikap mental positif
peserta didik.

Page 6
2 Daftar materi yang 1. Fisiologi Olahraga
sulit dipahami di 2. Konsep Dasar Biomekanika
modul ini 3. Dosis Latihan Fisik
4. Konsep Dasar Biomekanika

3 Daftar materi yang 1. Pendidikan Kesehatan


sering mengalami 2. Ilmu Faal dan Biomekanika
miskonsepsi

Page 7
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Perancangan Pembelajaran Pendidikan


Jasmani Dengan Berbasis ICT,
dan Penerapan Prinsip TPACK
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Perancangan pembelajaran
pengembangan kemampuan gerak
dasar; aktivitas permainan bola
besar dan kecil dengan berbasis ICT,
dan menerapkan prinsip TPACK
2. Perancangan pembelajaran
pengembangan aktivitas atletik;
aktivitas pengembangan kebugaran;
aktivitas seni beladiri dengan
berbasis ICT, dan menerapkan
prinsip TPACK
3. Perancangan pembelajaran
pengembangan aktivitas senam lantai;
kompetensi dasar aktivitas gerak
berirama (ritmik) dengan berbasis
ICT, dan menerapkan prinsip TPACK
4. Perancangan pembelajaran
pengembangan aktivitas air/renang
dengan berbasis ICT, dan menerapkan
prinsip TPACK
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi 1. (KB 1) Rancangan Pembelajaran
yang dipelajari Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan
a. Hakekat Perancangan Pembelajaran
Merancang dan melaksanakan strategi
pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan harus bisa
menjadikan kegiatan pembelajaran itu
lebih interaktif dengan sumber-sumber
belajar. Dengan demikian tugas seorang
pendidik yaitu :
1) Merancang kegiatan pembelajaran
yang efektif
2) Melaksanakan proses pembelajaran
3) Menganalisis keunggulan dan
kelemahan proses
pembelajaran
4) Menilai proses pembelajaran
5) Memperbaiki proses pembelajaran
b. Rancangan Pembelajaran
Pendidikan jasmsni
Perangkat pembelajaran yang diperlukan
dalam mengelola proses belajar
mengajar dapat berupa: silabus, program
tahunan, program semester, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Page 1
Kelender Akademik, dan Lembar Kerja
Siswa (LKS). RPP merupakan komponen
utama dalam menentukan tujuan dan
arah selama proses belajar mengajar.

Page 2
c. Peran ICT (Information and Communication
Technology) Dalam Pembelajaran
ICT dalam dunia pendidikan di dalam
proses pembelajaran dapat menjadi dua
peran sekaligus, yaitu: (1) sebagai media
presentasi pembelajaran yang berbentuk
slide power point atau animasi dengan
program flash; (2) sebagai media
pembelajaran mandiri atau E-Learning
2. (KB 1) Konsep dan Peran ICT Dalam
Pembelajaran
1) Konsep pembelajaran terpisah artinya
pembelajaran TIK hanya berperan
sebagai tambahan (supplementary)
artinya siswa diberi kebebasan
memilih, apakah akan memanfaatkan
meteri pembelajaran TIK atau tidak.
2) Konsep Pembelajaran Terkait
Setiap mata pelajaran hakikatnya dapat
dikaitkan dengan TIK baik dalam
penggunaan teknologinya maupun
dalam penggunaan media
pembelajarannya
3) Konsep Pembelajaran Terintegrasi
Pembelajaran terpadu (integrated
learning) merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi anak
3. (KB 1) Dukungan ICT (TIK) dalam
pelaksanaan 5 M
1) Mengamati (Observing)
Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media
obyek secara nyata, peserta didik
senang dan tertantang, dan mudah
pelaksanaannya (Lazim, 2013).
2) Menanya (Questioning)
Kompetensi yang diharapkan dalam
menanya adalah mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan ertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.
3) Menalar (Associating)
Kompetensi yang diharapkan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam menyimpulkan.

Page 3
4) Mencoba (Experimenting)
Metode eksperimen atau mencoba
dimaksudkan untuk mengembangkan
berbagai ranah tujuan belajar, yaitu
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
5) Mengkomunikasikan (Networking)
Peserta didik untuk
mengkomunikasikan apa yang
telah mereka pelajari.
4. (KB 1) Technology Pedagogy And
Content Knowledge (TPACK)
a. Hakekat TPACK
TPACK adalah salah satu framework yang
mengintegrasikan antaran pengetahuan
Teknologi (Technological Knowledge),
pengetahuan Pedagogi (Pedagogy
Knowledge), dan pengatahuan Konten
(Content Knowledge) dalam sebuah konteks
pembelajaran.
b. Kerangka Kerja TPACK
Ada enam variabel yang mempengaruhi
TPACK (Cox & Graham, 2009; Mishra &
Koehler, 2006; Shulman, 1986), yaitu:
1) Technological Knowledge (TK) adalah
pengetahuan tentang bagaimana
mengoperasikan komputer dan
perangkat lunak yang relevan
2) Pedagogical Knowledge (PK)
adalah kemampuan dalam
pengelolaan pembelajaran peserta
didik;
3) Content Knowledge (CK) adalah
materi subjek pengetahuan seperti
pengetahuan tentang bahasa,
Matematika, Ilmu Alam dll
4) Technological Content Knowledge (TCK)
adalah pengetahuan tentang bagaimana
konten dapat diteliti atau diwakili oleh
teknologi seperti menggunakan simulasi
komputer untuk mewakili dan
mempelajari pergerakan kerak bumi
5) Pedagogical Content Knowledge (PCK)
adalah pengetahuan tentang bagaimana
cara untuk mewakili dan merumuskan
subjek yang membuatnya dipahami
oleh orang lain (Shulman, 1986, hal. 9)
6) Technological Pedagogical Knowledge
(TPK) adalah pengetahuan tentang
bagaimana teknologi dapat
memfasilitasi pendekatan pedagogik
seperti menggunakan diskusi
asynchronous seperti forum untuk
mendukung konstruksi sosial

Page 4
pengetahuan
5. (KB 1) Perancangan Pembelajaran PJOK

Page 5
Berbasih TPACK
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
adalah serangkaian aktivitas pengelolaan
pengalaman belajar siswa, melalui tahapan
pendahuluan, inti dan penutup.
Dalam Permendikbud Nomor 22 tahun 2016
dinyatakan bahwa komponen komponen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP
sebagai berikut:
1) Identitas Sekolah
2) Identitas Mata Pelajaran
3) Kelas/Semester
4) Materi Pokok
5) Alokasi Waktu

6. (KB 2) Menerapkan pembelajaran


atletik; pengembangan kebugaran;
pembelajaran seni beladiri dalam proses
pembelajaran PJOK yang berbasis ICT-
TPACK
a. Dalam materi lari jarak pendek diharapkan
peserta didik akan dapat 1). menunjukkan
sikap religius sebelum dan setelah
melakukan aktivitas lari, 2) Menunjukkan
sikap disiplin, sportif, kerja sama, percaya
diri, dan kerja keras selama mengikuti
pembelajaran. 3) Mengidentifikasi gerak
spesifik start, 4) Menjelaskan gerak
spesifik start, 5) Menjelaskan cara
melakukan gerak spesifik start, 6)
Melakukan gerak spesifik start, 7)
Menggunakan gerak spesifik start, posisi
kaki, posisi lengan, kemiringan tubuh, dan
pada saat finish.
b. Dalam materi kebugaran jasmani
diharapkan peserta didik akan, 1) mampu
menyebutkan konsep latihan peningkatan
kebugaran dengan benar, 2) mampu
melakukan gerakan latihan peningkatan
daya tahan, 3) mampu melakukan latihan
peningkatan kekuatan, 4) mampu
menunjukan perilaku dalam latihan daya
tahan dan kekuatan, 5) mampu mencoba
dan melakukan aktivitas kebugaran
jasmani untuk mencapai berat badan
ideal secara berulang-ulang, 6) mampu
meletakkan landasan karakter moral yang
kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan.
7. (KB 3) Perancangan Pembelajaran
Pengembangan Aktivitas Senam Lantai;
Kompetensi Dasar Aktivitas Gerak Berirama

Page 6
(Ritmik) Dengan Berbasis ICT dan
Menerapkan Prinsip TPACK

Page 7
Tujuan perancangan pembelajaran adalah
untuk meningkatkan kwalitas kegiatan proses
pembelajaran yang meliputi kegiatan;
perencanaan, pelaksanaan, menganalisis,
memperbaiki dan penilaian proses
pembelajaran. Menurut Federation
Internationale de Gymnastique (FIG), senam
terbagi menjadi enam kelompok, yakni senam
artistik, senam ritmik sportif, senam
akrobatik, senam aerobik sport, senam
trampolin, senam umum.
8. (KB 4) Perancangan Pembelajaran
Pengembangan Aktivitas Air/Renang
Dengan Berasis ICT, dan Menerapkan
Prinsip TPACK
Renang gaya dada adalah serangkaian
koordinasi gerakan tungkai, lengan dan nafas.
Renang gaya dada merupakan gabungan dari
ketiga teknik gerak dasar dalam renang gaya
dada (gerakan tungkai, lengan dan nafas).
Mengkoordinasikan gerakan tungkai, lengan
dan nafas secara teratur ini disebut gerak
renang gaya dada lengkap (gerak gaya
renangan lengkap)
2 Daftar materi yang 1. Technological Pedagogy And Content
sulit dipahami di Knowledge (TPACK)
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Jenis Dan Ragam ICT
sering mengalami 2. Konsep TPACK
miskonsepsi

Page 8
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Pembelajaran Penjas ICT dan


TPACK
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran intrakurikuler
pendidikan jasmani berbasis
ICT dan TPACK serta
pembinaan ekstrakurikuler
disekolah
2. Karakteristik sumber belajar
pendidikan jasmani berbasis
ICT dan TPACK
3. Kelebihan dan kelemahan
sumber belajar pendidikan
jasmani berbasis ICT dan
TPACK
4. Pemilihan dan pengembangan
sumber belajar berbasis ICT
dan TPACK yang sesuai
(appropriate) dalam
pembelajaran pendidikan
jasmani
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi 1. (KB 1) Pembelajaran intrakurikuler
yang dipelajari penjas berbasis ICT dan TPACK
Pembelajaran berbasis ICT lebih
berasaskan konsep pembelajaran
komputer dan multi media dan konsep
penerapan TPACK dalam pembelajaran
menggunakan ICT pada dasarnya
pengaplikasian Teknologi dalam arsiran
Teknologi isi (content) dengan
Pengetahuan (Knowledge) (TCK),
Teknologi Pengetahuan dengan
Pedagodik (TPK) dan Teknologi isi dengan
Pedagogik (TCP) dimana secara
keselururhan akan terjadi arsiran yang
menyatu menjadi konsep TPACK.
2. (KB 1) Pembinaan ekstrakurikuler
disekolah
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar
kurikulum standar sebagai perluasan
dari kegiatan kurikulum dan dilakukan
di bawah bimbingan sekolah dengan

Page 1
tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik yang lebih
luas atau di luar minat
yangdikembangkan oleh kurikulum.
3. (KB 2) Sumber pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan
Sumber belajar merupakan segala
sesuatu yang berupa sekumpulan bahan
dan dapat dimanfaatkan dalam
kepentingan proses belajar mengajar
untuk memperoleh informasi dan
pengalaman, sehingga dapat
mempermudah aktivitas belajar.
4. (KB 2) Media sebagai sumber belajar
Sumber belajar dapat berasal dari
lingkungan sekitar tempat tinggal peserta
didik atau sengaja dibuat sebagai sumber
belajar. yang berasal dari lingkungan
yang sengaja dibuat sebagai sumber
belajar adalah buku, video, diorama,
museum, laboratorium dan sebagainya.
Sumber belajar itu sendiri akan dijadikan
sebagai media pengajaran.pemelihan
media yang tepat akan menentukan
keberhasilan dalam proses belajar
mengajar.
5. (KB 2) Dasar Pertimbangan Pemilihan
dan Penggunaan Media Sumber Belajar
Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Memilih Sumber Media
Pengajaran adalah objektivitas, program
pengajaran, sasaran program, situasi dan
kondisi, kualitas terbaik, keefektifan dan
efisiensi penggunaan media.
6. (KB 2) Media Pembelajaran berbasis
ICT (Information Communication
Technology)
Pendidikan bebasis ICT (Information
Communication Technology) saat ini
sudah berkembang pesat di berbagai
daerah. Kebutuhan akan berbagai media
interaktf semakin dirasakan, mengingat
kondisi perkembangan teknologi

Page 2
informasi semakin berkembang
pesat.Untuk mewujudkan sekolah
dengan berbasis ICT tentunya diperlukan
sarana prasarana yang menunjang.
Tanpa sarana dan prasarana yang baik
maka pembelajaran tidak akan sulit
berjalan dengan sempurna. Sarana
prasarana sekolah berbasis ICT adalah
seperti Lab bahasa yang lengkap,
komputer, LCD, dan koneksi internet.
7. (KB 3) Dampak positif dan negatif
tekhnologi informasi dan komunikasi
Dampak positif : mempercepat arus
informasi, mempercepat akses terhadap
informasi terbaru, media sosial,
membantu individu dalam mencari
informasi, media hiburan,
mempermudah komunikasi, sharing dan
berbagi file, memiliki banyak dampak
positif dalam dunia pendidikan, sebagai
lokasi untuk bisnis jual beli, membantu
menyelesaikan masalah dengan mudah.
Dampak negatif : Individu menjadi malas
untuk bersosialisasi secara
fisik, Meningkatnya penipuan dan
juga kejahatan cyber, Cyber
Bullying, Konten negative yang
berkembang pesat, Fitnah dan juga
pencemaran nama baik secara luas,
Menjauhkan yang dekat.
8. (KB 3) Dampak Positif Dan Negatif TIK
Dalam Pendidikan
Dampak positif : Informasi yang
dibutuhkan untuk menjadi lebih cepat
dan lebih mudah dalam mengakses
tujuan pendidikan, Inovasi dalam
pembelajaran tumbuh di hadapan e-
learning inovasi yang lebih memudahkan
proses pendidikan, Kemajuan TIK juga
akan memungkinkan pengembangan
teleconference kelas virtual atau kelas
yang berbasis yang tidak memerlukan
pendidik dan peserta didik berada dalam
satu ruangan, Sistem administrasi pada
lembaga pendidikan akan lebih mudah
dan lancar karena penerapan sistem TIK,

Page 3
Munculnya media massa, khususnya

Page 4
media elektronik sebagai sumber
pengetahuan dan pendidikan pusat,
Munculnya metode pembelajaran yang
baru, yang memungkinkan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran.
Dampak negatif : Kemajuan TI akan
semakin memudahkan pelanggaran Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) karena akses
mudah ke data yang menyebabkan orang
plagiatis akan melakukan kecurangan,
Meskipun sistem administrasi suatu
lembaga pendidikan seperti sistem tanpa
celah, tetapi jika ada kecerobohan dalam
menjalankan sistem tersebut akan
berakibat fatal. Salah satu dampak
negatif televisi adalah melatih anak
untuk berpikir pendek dan bertahan
berkonsentrasi dalam waktu yang
singkat (jangka pendek perhatian), Tes
Program kerahasiaan semakin terancam
tes kecerdasan seperti tes Raven,
Differential Uji bakat dapat diakses
melalui compact disk. Implikasi dan
masalah tes psikologis yang ada akan
mudah bocor, dan Pembelajaran Penjas
berbasis ICT dan TPACK |
91 pengembangan tes psikologi
harus berpacu dengan tingkat
kebocoran melalui internet,
Penyalahgunaan pengetahuan bagi
orang-orang tertentu untuk melakukan
tindak pidana. Kita tahu bahwa
kemajuan di bidang pendidikan juga
mencetak generasi e- book tinggi
berpengetahuan tetapi moral yang
rendah. Misalnya, dengan ilmu komputer
yang tinggi maka orang akan mencoba
untuk menerobos sistem perbankan
dan lain-lain, Tidak membuat TI sebagai
media atau sarana hanya dalam belajar,
misalnya, kita tidak hanya men-
download, tapi masih membeli buku
cetak, tidak hanya mengunjungi
perpustakaan digital, tetapi juga masih
mengunjungi perpustakaan,
Pertimbangkan penggunaan TI dalam

Page 5
pendidikan, khususnya bagi anak-anak

Page 6
yang masih berada dalam kendali
sementara membuat pembelajaran
dengan TI. Analisis pro dan kontra
penggunaan, Mahasiswa dan kadang-
kadang guru, bisa aspek adiktif
teknologi, bukan isi pelajaran. Hanya
karena topik dapat diajarkan melalui TI,
itu tidak berarti bahwa itu diajarkan
secara efektif melalui TI. Bahkan jika
subjek dapat diajarkan secara efektif
melalui TI, dan ada uang yang tersedia,
itu tidak berarti bahwa selalu ada
manfaat untuk itu. Ada banyak
penelitian atau studi yang dilakukan
untuk melihat dan melihat apakah
penggunaan TIK dapat meningkatkan
pembelajaran, Perlu untuk tujuan yang
jelas. TI dipandang kurang efektif (atau
tidak efektif) saat tujuan penggunaannya
tidak jelas. Seperti untuk menggunakan
internet untuk mencari video porno saat
menggunakan komputer di sekolah.
9. (KB 3) Macam-Macam Sumber Belajar
Pendidikan Jasmani Berbasis TIK
Vernon S. Gerlach & Donald P. Ely (1971)
menegaskan pada awalnya terdapat jenis
sumber belajar yaitu manusia, bahan,
lingkungan, alat dan perlengkapan, serta
aktivitas.
10. (KB 3) Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
Perkembangan TIK dari waktu ke waktu
yang semakin canggih harusnya dapat
dimanfaatkan oleh guru dalam proses
pembelajaran. Perkembangan TIK
mengubah peranan guru dari hanya
sekedar mengajar beralih menjadi
fasilitator atau perancang proses
pembelajaran. Sebagai fasilitator seorang
guru dapat membantu peserta didik
dalam mengatasi kesulitan belajar atau
menjadi teman belajar.
11. (KB 4) Pembelajaran berbasis komputer
Pembelajaran berbasis komputer adalah
merupakan pembelajaran dengan

Page 7
menggunakan software komputer (CD
pembelajaran) berupa program
komputer yang berisi tentang muatan
pembelajaran meliputi: judul, tujuan,
materi pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran
12. (KB 4) Sumber Belajar Dari Internet
Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi yang semakin pesat, dunia
pendidikan juga berusaha menyesuaikan
perkembangan tersebut. Hal itu ditandai
dengan munculnya model pembelajaran
melalui teknologi internet yang disebut
dengan e-education atau e-learning, yaitu
kegiatan pendidikan atau pembelajaran
melalui media elektronik, khususnya
melalui jaringan internet (Wena, 2011:
202).
13. (KB 4) Definisi dan Hakikat E-Learning
E-Learning memiliki pengertian
pembelajaran dengan menggunakan
teknologi komunikasi dan informasi.
Hakekat e-learning merupakan suatu
jenis pembelajaan yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke peserta
didik dengan menggunakan media
internet, intane atau jaringan computer
lainnya.
14. (KB 4) Pembelajaran berbasis blended
learning
Pembelajaran Berbasis Blended Learning
ini bertujuan untuk memfasilitasi tenaga
pengajar dan mahasiswa yang akan
mengembangkan pembelajaran berbasis
blended learning, khususnya pada
pembelajaran tatap muka, pembelajaran
online, dan pembelajaran offline.
15. (KB 4) Sumber pembelajaran dengan
video pembelajaran
Langkah langkah membuat video
pembelajaran adalah menyiapkan
skenario, mencari ilustrasi pendukung,
proses merekam audio/visual, compile
video.
2 Daftar materi yang sulit 1. Konsep TPACK

Page 8
dipahami di modul ini 2. Membuat materi pembelajaran yang
menarik dalam power point

3 Daftar materi yang 1. Perbedaan TK, CK, PK, TCK, TPK, PCK
sering mengalami 2. Karakteristik media pengajaran
miskonsepsi

Page 9
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi serta


Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan

Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan


Jasmani
2. Penilaian Dan valuasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan
3. Program Remedial dan Pengayaan Dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
4. Perencanaan, Pelaksanaan Pelaporan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan
Penyusunan Artikel Ilmiah
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi 1. (KB 1) Konsep tes, pengukuran dalam
yang dipelajari pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani
Tesadalahinstrumenyangterdiridarisejumlahpertany
aan,ataubutir-butir soal yang digunakan untuk
memperoleh data atauinformasimelalui
jawabanresponden ataupesertates.
Pengukuranadalahtindakanmenentukanukurantarg
et,panjang,berat,kapasitasatauaspek lainnya.
Tesdanpengukuranmerupakanbagianyangintegraldal
amhasilbelajar.
2. (KB 1) Manfaat tes dan pengukuran kebugaran
jasmani
Tes dan pengukuran kebugaran jasmani bertujuan
untuk mengukur tingkat kebugaran seseorang yang
berhubungan dengan kemampuannya. Tujuan
pengukuran kesegaran jasmani adalah menentukan
status, klasifikasi, diagnosa dan bimbingan,
motivasi serta perbaikan mengajar.
3. (KB 1) Tujuan dan prinsip tes dan pengukuran
Tujuan tes dalam pembelajaran adalah
menyediakan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian dalam proses pembelajaran,
sehingga dapat diambil keputusan menganai tindak
lanjut apa yang harus dilakukan terhadap peserta
didik. Dan fungsi tes itu sendiri melingkupi tes
formatif, tes penempatan (placement test), tes
diagnostik (diagnostic test), tes sumatif (Summative

Page 1
test) dan tes seleksi. Pengukuran bertujuan untuk
memandingkan sesuatu dengan satu ukuran yang
serupa.Giriwijoyo (2012) secara fisiologis kebugaran
jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang
dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya
terhadap tugas jasmani tertentu dan terhadap
keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara
yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan
telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang
sama pada esok harinya.Dengan melakukan tes dan
pengukuran ini guru dapat mengambil beberapa
manfaat, diantaranya kita dapat mengevaluasi tahap
latihan yang telah dilakukan, dengan hal itu guru
dapat mengetahui seberapa pesat perkembangan
kondisifisik siswa, sekaligus mengembangkan
prestasi atlet, dan juga sebagai bahan perbaikan
dalam pembelajaran Pendidikan jasmani.
4. (KB 2) Konsep Penilaian dan Evaluasi dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
Penilaianpencapaian kompetensi oleh pendidik
dilakukan untuk memantau proses, kemajuan,
perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik
sesuai dengan potensi yang dimiliki dan
kemampuan yang diharapkan secara
berkesinambungan. Hal ini tertuang dalam
Peraturan Menteri Pendidikandan Kebudayaan No.
66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan yaitu penilaian juga dapat memberikan
umpan balik kepada pendidik agar dapat
menyempurnakan perencanaan dan proses
pembelajaran.Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 ada 3 kegiatan
yaitu pengukuran yang diartikan kegiatan
membandingkan hasil pengamatan dengan suatu
kriteria atau ukuran. Hasil pengukuran berupa
skor, Penilaian adalah proses mengumpulkan
informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan,
mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti
hasil pengukuran. Hasil penilaian ini berupa nilai di
rapor, dan evaluasi adalah proses mengambil
keputusan berdasarkan hasil-hasil
penilaian.Penilaian autentik dalam Permendikbud
66 tahun 2013 dijelaskan bahwa merupakan
penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,

Page 2
dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5. (KB 2) Perbedaan antara Penilaian dan Evaluasi
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan.
Penilaian adalah proses menyelidiki apa dan
bagaimana siswa belajar dalam kaitannya dengan
tujuan pembelajaran yang dikecualikan.Evaluasi
berfokus pada apa yang telah dipelajari oleh siswa.
Proses evaluasi digunakan untuk membuat
penilaian tentang kualitas siswa belajar / kerja.
Evaluasi tidak hanya menilai pengetahuan siswa
tetapi juga dapat mencakup komponen lain kelas
seperti kehadiran, partisipasi dalam kegiatan kelas,
diskusi.
6. (KB 2) Manfaat penilaian dan evaluasi dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan
manfaat penilaian otentik antara lain mengetahui
tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah
proses pembelajaran berlangsung, Memberikan
umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui
kekuatan dan kelemahannya dalam pencapaian
kompetensi, Memantau kemajuan dan
mendiaknosis kesulitan belajar yang dialami peserta
didik, Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki
metode, pendekatan, kegiatan dan sumber belajar
yang digunakan, Memberikan Penilaian alternatif,
Memberikan informasi kepada orang tua tentang
mutu dan efektivitas pembelajaran yang dilakukan
disekoh. Manfaat evaluasi bagi guru merupakan hal
yang sangat penting dilakukan, sebab dengan
adanya kegiatan tersebut sangat memudahkan guru
untuk dapat mengetahui siswa manakah yang
menguasai pelajaran dan siswa mana pula yang
belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan
perhatian kepada siswa yang belum berhasil
sehingga pada akhirnya siswa mencapai
keberhasilan yang diharapkan. Dapat mengetahui
apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah
disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.
Dapat mengetahui ketepatan metode yang
digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran
tersebut.
7. (KB 2) Kegunaan Penilaian dan Evaluasi dalam

Page 3
Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
Kegunaan penilaian adalah sebagai salah satu
upaya guru untuk memperbaiki kualitas proses dan
hasil pembelajaran.Bagi sekolah, penilaian yang
dilakukan oleh guru maupun sekolah digunakan
untuk perbaikan atau penjaminan mutu (kualitas)
suatu sekolah. Oleh sebab itu sekolah menetapkan
KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau sebelumnya
dikenal dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
dan kriteria kenaikan kelas. Ujian Nasional (UN)
merupakan penilaian hasil belajar siswa yang
dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Kegunaan UN
bagi pemerintah adalah pemetaan kualitas program
suatu sekolah, pertimbangan dalam seleksi
melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya dan
pembinaan serta pemberian bantuan kepada
sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan. Kegunaan evaluasi pendidikan di antara
kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi
dalam bidang pendidikan adalah Terbukanya
kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh
informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai
dalam rangka pelaksanaan program pemdidikan,
terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya
relevansi antara program pendidikan yang telah
dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai,
terbukanya kemungkinan untuk dapat
dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian dan
penyempurnaan.
8. (KB 2) Jenis-jenis Penilaian dan Evaluasi dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan
Republik Indonesia No. 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian, pada pasal 3 yang berbunyi
penilaian hasil belajar peserta didik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah
meliputi 3 (tiga) aspek yaitu penilaian sikap,
penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
9. (KB 2) Cara Menyusun Instrumen Penilaian dan
Instrumen Evaluasi dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
Guru kelas mengumpulkan data dari hasil penilaian
sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
lainnya, kemudian merangkum menjadi deskripsi
(bukan angka atau skala). Peserta didik yang

Page 4
berperilaku menonjol sangat baik diberi
penghargaan, sedangkan peserta didik yang
berperilaku kurang baik diberi pembinaan, penilaian
sikap spiritual dan social dilaporkan kepada
orangtua dan pemangku kepentingan sekurang-
kurangnya dua kali dalam satu semester. Hasil
akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap
yang dituliskan di dalam rapor peserta didik,
dilaporkan juga pada saat ditemukan ada sikap
spiritual atau sikap sosial yang menonjol perlu
diberi pembinaan.Merancang penilaian pengetahuan
sebaiknya memperhatikan soal yang dirancang,
sebaiknya soal yang dirancang mengarah kepada
soal berfikir tingkat tinggi, dan sebaiknya pendidik
mengetahui apa yang dimaksud dengan
keterampilan berfikir tingkat tinggi dan karakteristik
instrument untuk mengukur berfikir tingkat tinggi
(HOTS). High Order Thinking Skill (HOTS) adalah
kemampuan berfikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan kreatif, berfikir tingkat tinggi
merupakan kemampuan berfikir yang tidak sekedar
mengingat (recall), menyatakan kembali (restate),
atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite).
Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan
dengan teknik penilaian kinerja, penilaian proyek,
dan fortofolio. Penilaian keterampilan menggunakan
angka dengan rentang skor 0 sampai dengan 100,
predikat, dan deskripsi.
10.(KB 3) Manfaat hasil evaluasi pembelajaran
pendidika jasmani berbasis asesement otentik
Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah
memiliki peranan sangat penting, yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk terlibat langsung dalam berbagai
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatanyang terpilih yang
dilakukan secara sistematis. Evaluasi pada
pendidikan jasmani memegang peran yang sangat
penting. Keberhasilan dan penyempurnaan atau
peningkatan mutu pendidikan (pengajaran) dapat
terus dilakukan jika evaluasi dari program yang
telah dilaksanakan tepat sasaran, karena hasil
evaluasi akan menentukan arah kebijakan atau
aspek mana atau faktor apa yang akan
ditingkatkan atau dihilangkan agar tujuan
pembelajaran tercapai. Tanpa evaluasi, guru tidak

Page 5
bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa,
dan tanpa evaluasi pula guru tidak akan ada
perubahan menjadi lebih baik, maka dari itu
secara umum evaluasi adalah suatu proses
sistemik untuk mengetahui tingkat keberhasilan
suatu program. Dasar dalam mengevaluasi adalah
penilaian yang dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran.
11. (KB 3) Program remedial untuk perbaikan
kualitas pembelajaran
Tujuan remedial adalah untuk membantu peserta
didik dalam mengatasi kesulitan belajar melalui
perlakukan belajar. Pembelajaran remedial
merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap
peserta didik yang mengalami hambatan dalam
kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat
berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan
prasyarat atau lambat dalam mencapai
kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai
dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus
antaralain adaptif, interaktif, fleksibilitas,
pemberian umpan balik, kesinambungan dan
ketersediaan dalam pemberian pelayanan.
12. (KB 3) Program pengayaan dalam pendidikan
jasmani
Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka
perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu
pertama mengidentifikasi kelebihan kemampuan
belajar peserta didik, dan kedua memberikan
perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.
Bentuk-bentuk Pelaksanaan Pembelajaran
Pengayaan adalah Belajar mandiri, berarti siswa
akan belajar sendiri tentang suatu materi, Belajar
kelompok, berarti siswa berkelompok dan
diberikan materi yang sama untuk dipelajari pada
waktu yang sama, Pembelajaran berbasis tema,
berarti siswa mempelajari hubungan antar
berbagai materi atau disiplin ilmu yang telah
dipadukan dalam sebuah tema sesuai kurikulum,
Pemadatan kurikulum berarti siswa mempelajari
materi atau kompetensi yang belum diketahuinya.
13. (KB 4) Konsep Penelitian Tindakan Kelas dan
Artikel Ilmiah dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Page 6
Penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian
yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan
tujuan peningkatan mutu atau pemecahan
masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan
mengamati tingkat keberhasilan atau akibat
tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan
lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan
atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi
sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Dalam konteks pekerjaan guru, maka penelitian
tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian
Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian
Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian
dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang
diberikan tindakan, yang secara sengaja
dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan
memecahkan masalah atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang
secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan
oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang
kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti
kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas,
tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama juga.

2 Daftar materi yang 1. Perencanaan, Pelaksanaan Pelaporan Penelitian


sulit dipahami di Tindakan Kelas (PTK) secara ilmiah
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Guru Pjok masih banyak yang kurang memahami
sering mengalami pemanfaatan penilaian evaluasi
miskonsepsi

Page 7

Anda mungkin juga menyukai