Dalam beberapa kesempatan, Dirjen Vokasi Bapak Wikan Sakarinto menegaskan bahwa tolak ukur
performance SMK saat ini ada 4 hal yaitu berapa besar angka kemandirian, keterserapan, kuliah dan
nganggur dari hasil lulusannya melalui tracerstudi. Hal inilah yang mendasari pernyataan beliau bahwa
saat ini lulusan SMK harus siap WBM (wirausaha-bekerja-melanjutkan) dan bukan lagi BMW (bekerja-
melanjutkan-wirausaha).
Untuk melatih kemandirian lulusannya, SMK harus mengubah mindset dan terobosan-terobosan baru
untuk mengembangkan potensi peserta didik dan melatih mereka mengisi dengan hal-hal yang baik
sepanjang hayat mereka sehingga bisa menghasilkan lulusan yang memiliki hardskill dan softskill atau
karakter yang baik.
Pembelajaran Berbasis Project Kewirausahaan yang terkenal dengan program Sekolah Pencetak
Wirausaha (SPW) sejak tahun 2018 di kembangkan oleh Bapak Dr. Gatot Hari Priowiharjo saat beliau
masih bertugas sebagai Direktur SEAMEO di Bangkok, Thailand adalah salah satu pembelajaran
project yang melatih hardskill dan soft skill peserta didik. Konsep SPW yang mengembangkan
kewirausahaan dengan mengarahkan peserta didik untuk menciptakan produk dan menjualnya
melatih kemampuan siswa untuk bernalar kritis, kreatif, inovatif, mandiri, kolaborasi serta ketaqwaan
dari para peserta yang mengikuti program ini.
Saat ini salah satu program percepatan yang dilakukan bidang PSMK Dinas Pendidikan Jawa Barat
adalah percepatan 50.000 start up digital di Jawa Barat yang berasal dari peserta didik SMK yang ada
di Jawa Barat. Dalam pertemuan Pak Gatot dengan perwakilan beberapa sekolah yang jumlah siswa
berwirausahnya cukup besar di Hotel Sutan Soreang Bandung beberapa waktu lalu , beliau
membagikan strategi percepatan 50.000 start up digital di sekolah.
Menurut beliau, langkah – langkah yang harus dilakukan oleh Kepala Sekolah dan guru Produk Kreatif
dan Kewirausahaan supaya bisa melahirkan banyak wirausaha muda yang kreatif disekolah adalah :
1. Ubah mindset Kepala Sekolah, Guru dan Siswa tentang pendidikan kewirausahaan yang hanya
menjual produk sesuai dengan program keahlian yang dipilih siswa.
2. Kumpulkan semua guru PKK dan buat komitmen bersama untuk mengembangkan
kewirausahaan di sekolah melalui Pembelajaran Berbasis Project Kewirausahaan bagi seluruh
siswa yang ada mata pelajaran PKK ( kelas XI dan XII)
3. Buat kesepakatan kontrak belajar antara guru, siswa dan sekolah dalam penilaian
pembelajaran berbasis project kewirausahaan.
Contoh kontrak belajar di SMKN 1 Cikalongkulon
Kunci keberhasilan program ini adalah komitmen Kepala Sekolah dan guru PKK juga seluruh warga
sekolah untuk bisa bersinergi mengembangkan start up digital yang ada di sekolah, begitu menurut
Pak Gatot.
Bidang PSMK bersama Tim SPW Jabar juga menfasilitasi sekolah-sekolah yang sudah mampu
mengembangkan start up digital disekolahnya untuk bisa berbagi cerita berwirausaha mereka melalui
kegiatan Bootcamp SPW yang dilaksanakan lewat zoom setiap hari selasa dan live straming di youtube
PSMK Dinas pendidikan Prov. Jawa Barat.
Mari kita sama-sama memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa-siswi kita melalui
Pembelajaran Berbasis Project Kewirausahan. SPW Jabar MOAL ELEH.