Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI


TAFSIR AYAT TENTANG HARTA
ditulis sebagai syarat dalam penulisan terstruktur Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi

OLEH :
KELOMPOK 2

FADILLA FAUZIA 1830403030


MOCHAMMAD AL FADHIL 1930403062
ARIPIN AHMAD 2130401023

DOSEN PENGAMPU :
DAPIT AMRI.,M.A

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
1444H/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Berkat izin dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini
ditujukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Tafsir Ayat-ayat Ekonomi dengan judul
“Tafsir Ayat Ekonomi tentang Harta”.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna,
mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki, kami dengan senang
hati menerima kritik dan saran atas makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat
untuk para pembaca dan kami sebagai pemakalah.

Batusangkar, 9 Maret 2023

Pemakala

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I ...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah......................................................................................................................1

BAB II ..........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN ..........................................................................................................................2
A. Ayat-Ayat tentang Perintah Mencari Harta (Q.S Al-Jum’ah:10, Al-Baqarah:110,Al-
Mulk:15) ................................................................................................................................
B. Ayat-Ayat tentang Harta sebagai Ujian (Q.s Ali-Imran:14, Q.S Al-Anfal:28, Q.S Al-
Munafiqun:9) .........................................................................................................................3
C. Ayat-Ayat tentang Harta sebagai Sarana Ibadah (Q.S At-Taubah:20 dan Q.S At-Taubah:111)
...............................................................................................................................................4

BAB III.........................................................................................................................................6
PENUTUP....................................................................................................................................6
A. Kesimpulan ............................................................................................................................6
B. Saran ......................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................7

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Harta adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam hidup, terutama dalam
kehidupan ekonomi. Karena itu Al-Qur’an pun memberikan perhatian dan mendorong
umat Islam untuk mencari harta. Perhatian dan dorongan ini, antara lain dibuktikan
dengan pengulangan kata mal (harta) dalam Al-Qur’an sebanyak 85 kali, seimbang
bahkan lebih banyak daripada pengulangan kata-kata nabi yang terulang sebanyak 80
kali.
Harta sendiri memiliki banyak sebutan diantaranya yaitu, harta diambil dari kata
maala-yamilu yang artinya condong/dorongan, ada yang menyebut harta itu khai yang
artinya baik bila dikaitkan berarti harta adalah suatu dorongan yang dapat menuntun kita
menuju suatu kebaikan. Dilihat dari berbagai permasalahan mengenai harta pada zaman
modern ini dan harta kebanyakan berkaitan dengan hal-hal yang negative maka dari itu
makalah ini akan memberikan penjelasan mengenai harta dengan rujukan dari ayat Al-
Qur’an.
Berikut ini adalah salah satu ayat mengenai harta:1

               

 

“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut,
jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya
secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.”(Q.S Al-
Baqarah:180)

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ayat-ayat tentang perintah mencari harta?
2. Apa saja ayat-ayat tentang harta sebagai ujian?
3. Apa saja ayat-ayat tentang harta sebagai sarana ibadah?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui ayat-ayat tentang perintah mencari harta
2. Mengetahui ayat-ayat tentang harta sebagai ujian
3. Mengetahui ayat-ayat tentang harta sebagai sarana ibadah

1
Dede Rodin, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang:Karya Abadi Jaya,2015.Hal 17-21

1
BAB II

PEMABAHASAN

A. Ayat-Ayat tentang Perintah Mencari Harta (Q.S Al-Jum’ah:10, Al-Baqarah:110,Al-


Mulk:15)
1. Q.S Al-Jum’ah:10
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan kita untuk bertebaran di muka
bumi demi memenuhi keperluan setelah kita melaksanakan shalat. Allah SWT berfirman,
               

“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(Q.S Al-
Jum’ah:10)
Menurut al-Qurthubi, hal yang dimaksud dengan perintah bertebaran di muka
bumi pada surah al-jum’ah ayat 10 adalah bertebaran untuk berdagang dan bekerja atau
aktivitas lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.2 Hal ini senada dengan surah
al-Insyiraah ayat 7. Allah SWT berfirman:
   

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”(Q.S Al-Insyiraah:7)
Berkenaan dengan ayat tersebut, Ibnu Katsir menyebutkan satu riwayat dari
Mujahid yang menjelaskan bahwa maksud dari ayat tersebut adalah ketika kamu telah
selesai mengerjakan shalat, bekerjalah sungguh-sungguh dalam memenuhi
kebutuhanmu.3
2. Q.S Al-Baqarah:110
Surah Al-Baqarah ayat 110 yang berbunyi :
                

  

“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”(Q.S Al-Baqarah:110)
Ayat di atas merupakan dalil dari kewajiban mengeluarkan zakat bagi orang-
orang yang beriman ketika memiliki harta yang cukup atau mencapai nisab, dan akan
disalurkan kepada orang yang berhak sesuai dengan perintah Allah SWT.

2
Al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an (Riyadh: Dar Alam al-Kutub, 2003), vol.18, hlm.96.
3
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhim (Dar Thaybah), vol.8, hlm.433.

2
3

3. Q.S Al-Mulk:15
Dalam surah Al-Mulk ayat 15 yang berbunyi :
               

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu
(kembali setelah) dibangkitkan.”(Q.S Al-Mulk:15)
Pertama-tama Allah SWT menunjukkan anugerah-Nya berupa menjadikan bumi
mudah untuk dikelola, yakni menjadikan bumi stabil, tidak mudah guncang, serta dengan
diciptakannya gunung-gunung, sumber mata air, jalan, dan tanah yang mampu ditanami.
Kemudian, Allah SWT memerintahkan kita untuk berjalan ke seluruh penjuru bumi
dalam rangka bekerja, berdagang, dan berbagai macam usaha lainnya.4 Baru setelah itu,
Allah SWT memerintahkan kita memanfaatkan rezeki-Nya.

B. Ayat-Ayat tentang Harta sebagai Ujian (Q.S Ali-Imran:14, Q.S Al-Anfal:28, Q.S Al-
Munafiqun:9)
1. Q.S Ali-Imran:14 dan Q.S Al-Anfal:28
            

             

“dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang


diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia,
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”(Q.S Ali-Imran:14)
          

“dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan
dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”(Q.S Al-Anfal:28)
Fitnah harta sering kali tidak dapat di rasakan oleh para pemiliknya, maka
pengulangan ayat yang senada tersebut merupakan peringatan bagi orang-orang yang di
anugerahi harta oleh-Nya.

4
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-Azhim (Dar Thaybah, 1999), vol.8, hlm.179
4

2. Q.S Al-Munafiqun:9
                

 

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu


dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-
orang yang merugi.”(Q.S Al-Munafiqun:9)
Ayat ini menyebutkan bahwa ujian itu bisa dalam bentuk banyaknya harta,
sehingga banyak di antara manusia yang memiliki banyak harta justru semakin
menjauhkan dirinya dari jalan Allah SWT. Sebaliknya jika sang pemilik harta bersabar
dan dapat menggunakan hartanya dengan sebaik-baiknya maka kebahagiaanlah yang
akan ia dapatkan.
Dalam ketiga ayat di atas secara jelas menunjukkan kepada kita bahwa harta itu
adalah sebagai salah satu ujian bagi seorang hamba. Demikianlah harta pada dasarnya
bagai pisau belati bermata dua, ia bisa bermanfaat bila digunakan di jalan kebaikan dan
bisa menjadi adzab bila pemiliknya membelanjakannya bertentangan dengan
syari’ahNya.5

C. Ayat-Ayat tentang Harta sebagai Sarana Ibadah (Q.S At-Taubah:20 dan Q.S At-
Taubah:111)
1. Q.S At-Taubah:20
               

 

“orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan
harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah
orang-orang yang mendapat kemenangan.”(Q.S At-Taubah:20)
Ayat ini secara ringkas menegaskan kepada kita bahwa tentang salah satu dari
fungsi harta yang kita miliki yaitu sebagai sarana untuk berjihad membantu saudara kita
yang membutuhkan dan juga sebagai tempat mendapatkkan amal jariyah bekal untuk
akhirat. Kita sebagai umat muslim yang taat atas perintah Allah SWT alangkah baiknya
menggunaakan harta yang dimiliki untuk beramal sholeh, membantu saudara kita yang

5
Adnan Ath-Tharsyah, Anta wal Mal,Maktabah Ubakan, Riyadh, 2003, hlm.45
5

membutuhkan, menyantuni anak yatim dan orang miskin, agar harta yang kita miliki
berkah dari Allah SWT.6

2. Q.S At-Taubah:111
               

              

             

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain)
daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan
Itulah kemenangan yang besar.”(Q.S At-Taubah:111)
Allah membeli diri dan harta orang mukmin dengan imbalan surge yang khusus
bagi mereka. Meskipun pada hakekatnya Allah-lah yang menciptakan jiwa orang-orang
mukmin dan yang merezekikan harta mereka. Artinya, jiwa dan harta mereka
sesungguhnya juga milik Allah SWT. Mereka menjual diri (jiwa) dan hartanya yang
pembayarannya berupa surge, dilakukan dengan cara berperang dijalan Allah. Dalam
berperang orang-orang mukmin melakukannya dengan rela mengorbankan jiwa dan
hartanya. Pengorbanan diibiratkan menjual diri dan harta.
Oleh karena itu bergembiralah kamu dengan surge yang kamu peroleh sebagai
suatu pemberian Allah atas amalan-amalan baikmu. Selain itu juga sebagai karunianya
atas kerelaanmu menjual dirimu dan hartamu kepada Allah SWT. Itulah kemenangan
atau kebahagiaan yang terbesar dan tidak ada kemenangan yang melebihi dari itu. Ja’far
Ash-Shidiq berkata: “Tidak ada harga bagi badan-badanmu selain surge. Maka,
janganlah kamu menjual badan-badanmu selain dengan surge.”7

6
Jajuli Sulaeman, Ekonomi Dalam Islam, CV Budi Utama (Yoogyakarta: 2019) hlm.35
7
Muhammad Taungku, Tafsir Al-Quranul An-Nur Jilid 2, hlm.273
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemilikan harta kekayaan merupakan sesuatu yang mendapat perhatian dari
syari’at Islam. Adanya pemhakuan dan perhatian Islam menunjukkan bahwa harta adalah
titipan dari Allah SWT untuk diambil manfaatnya oleh manusia, baik dari konsumsi dan
kepemilikan harus bersumber dari jalan yang kaffah dan tidak melanggar ketentuan
syari’at.

B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap dapat menambah wawasan
dan pengetahuan pembaca dan keinginan untuk menulis juga. Selanjutnya penulis juga
mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an (Riyadh: Dar Alam al-Kutub, 2003), vol.18, hlm.96.

Ath-Tharsyah Adnan, Anta wal Mal,Maktabah Ubakan, Riyadh, 2003, hlm.45

Katsir Ibnu, Tafsir Al-Qur’an al-Azhim (Dar Thaybah, 1999), vol.8, hlm.179

Katsir Ibnu, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhim (Dar Thaybah), vol.8, hlm.433.

Rodin Dede, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang:Karya Abadi Jaya,2015.Hal 17-21

Sulaeman Jajuli, Ekonomi Dalam Islam, CV Budi Utama (Yoogyakarta: 2019) hlm.35

Taungku Muhammad, Tafsir Al-Quranul An-Nur Jilid 2, hlm.273

Anda mungkin juga menyukai