Anda di halaman 1dari 4

Drama Cerita Rakyat “Putri

“Putri Kaca Mayang”


Mayang”
Pemeran 9 orang:
1. Putri Kaca Mayang :
2. Panglima Gimpam :.
3. Raja Gasib :
4. Ratu Gasib :
5. Raja Aceh :
6. Ratu Aceh 1 :
7. Ratu Aceh 2 :
8. Panglima Aceh 1 :
9. Panglima Aceh 2 :

Pada zaman dahulu kala,di tepi Sungai Siak berdirilah sebuah kerajaan yang bernama
Kerajaan Gasib. Di kerajaan ini seluruh penduduk hidup damai dan sejahtera,karena Kerajaan
Gasib dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana,didampingi seorang ratu yang sangat anggun
dan cerdas,juga dibantu seorang panglima yang gagah gagah berani,Panglima Gimpam namanya.
Kerajaan Gasib juga memiliki seorang putri bernama Putri Kaca Mayang,yang kecantikan dan
keluhuran budinya terkenal hingga seluruh penjuru negeri,bahkan ke negara-negara
tetangga.Banyak raja dari negeri tetangga yang ingin meminang Putri Kaca Mayang,namun tak
satupun yang diterimanya karena ia belum ingin menikah dan masih ingin melanjutkan
 pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
ADEGAN 1
(Putri Kaca Mayang dan kedua orangtuanya berbincang-bincang di istana kerajaan)
Raja Gasib :”Wahai anakku,tidakkah engkau ingin menerima salah satu pinangan dari
raja-raja
raja-raja negeri tetangga tersebut?”
Ratu Gasib :”Benar,anakku.Kurasa sekarang adalah waktu yang tepat bagimu untuk
mulai membina rumahtangga,aku tak sabar ingin segera menimang cucu
dari putri sematawayangku”
Putri Kaca mayang :”Ibu,ayah,maafkan jika ananda lancang. Namun hati ananda masih
menyimpan harapan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi
lagi,bukan untuk menikah terlebih dahulu,ananda ingin membuat kerajaan
kita maju’’
Ratu Gasib :”Baiklah,ananda. Jika memang itu keputusanmu,ibu dan ayah akan
mendukung dengan sepenuh hati”

ADEGAN 2
Sementara itu,di Kerajaan Aceh yang dipimpin oleh Raja Aceh yang dikenal angkuh dan
 pemarah sedang terjadi cekcok karena kedua istrinya terus berebut mencuri perhatiannya
Ratu Aceh 1 :(Nada mendayu-dayu)”Kakanda,seminggu
mendayu-dayu)”Kakanda,seminggu yang lalu saat aku melancong ke
Batavia,aku melihat sebuah toko yang menawarkan berlian dengan harga
murah,kira-kira hanya 200 juta rupiah. Bolehkah aku membelinya sebagai
tambahan perhiasanku?”
Ratu Aceh 2 :”Kakanda,sepertinya aku membutuhkan sebuah mobil baru untukku
Raja Aceh :”HENTIKAAAN!!!Kepalaku sudah cukup pusing untuk mengatasi semua
masalah di negeri ini,janganlah kalian berdua menambah sakit kepalaku!
sekali lagi aku melihat kalian bertengkar,aku tak segan mengusir kalian
 berdua dari istana ini!”(nada marah)
Ratu Aceh 1&2 :”Mm..maafkan kami,kakanda”(ketakutan)
(Kedua Ratu Aceh berjabat tangan)

Raja Aceh :”Panglima! Panglima!!!” (sambil berteriak)


(Kedua panglima berlari menghampiri Raja Aceh)
Panglima 1 :”Ampun,Baginda. Apa gerangan baginda memanggil kami?”
Raja Aceh :” Aku menginginkan Putri Kaca Mayang dari Kerajaan Gasib untuk menjadi
istriku yang ke 3. Tolong sampaikan pinanganku ke Kerajaan Gasib”
Panglima 2 :”Apakah baginda yakin dengan keputusan tersebut?”
Raja Aceh :”Ya,Panglima. Aku yakin seratus persen dengan keputusanku. Pergilah
kalian ke Kerajaan Gasib sekarang juga”
Panglima 1&2 :(mengangguk)”Baik,Baginda. Kami akan kesana sekarang juga”

Adegan 3
Kedua panglima Aceh tiba di Kerajaan Gasib
Panglima Aceh : “Baginda...”
Ratu Gasib :(menoleh ke belakang dan terkejut) “Siapa kalian? Apa gerangan kalian
datang kemari?”
Panglima 1 :”Ampun,Baginda. Kami panglima dari Kerajaan Aceh. Kami berdua datang
kemari diutus oleh Raja Aceh. Kami ingin bertemu Baginda Raja Gasib”
Ratu Gasib :”Kenapa dia mengutus kalian kemari?”
Panglima 2 :”Raja kami ingin meminang putri baginda,Putri Kaca Mayang”
Panglima 1 :”Benar,baginda”
Ratu Gasib :(Menghela nafas)”Maaf,panglima. Kami belum bisa menerima pinangan dari
raja kalian. Putriku belum siap untuk menikah. Sampaikan permohonan maaf
dari kami kepada raja kalian”
Panglima 2 :”Baiklah,baginda. Kami akan kembali ke Aceh untuk menyampaikan
 jawaban baginda”

Kedua panglima Aceh kembali ke kerajaan mereka dengan perasaan kecewa. Mereka takut Raja
Aceh murka karena pinangannya ditolak.
Raja Aceh :”Selamat datang,panglimaku! Bagaimana kabar pinanganku?”
Panglima 2 :(Wajah ketakutan)”Mmmo..mohon maaf,Baginda. Pihak Kerajaan Gasi b
menolak pinangan baginda”
Raja Aceh :”APAAA?!!”(berteriak dengan sangat emosi)
Kedua istri Raja Aceh segera berlari mendekati suaminya yang tampak sangat murka
Ratu Aceh 1 :”Aaa...da apa,Kakanda? Apa sebab dikau murka?”(keheranan)
Ratu Aceh 2 :”Ya,kakanda. Apakah nenek tua ini memancing emosimu lagi?” (melirik
Ratu Aceh 1)
Ratu Aceh 1 :”Apa katamu?! Dasar perempuan tak tahu diri!”(mendorong Ratu Aceh 2)
(Kedua Ratu Aceh berkelahi dan Raja Aceh memerintahkan salah satu panglimanya untuk
memisahkan keduanya)
Karena telah mengenal sifat pendendam Raja Aceh,maka Raja Gasib segera menyiapkan
 pasukan perang untuk menghadapi serangan Kerajaan Aceh
Raja Gasib :”Panglima Gimpam,kemarilah!”
Panglima Gimpam :”Baik,baginda. Apa gerangan baginda memanggil hamba?”
Raja Gasib :”Aku ingin kau menyiapkan pasukan perang kerajaan kita”
Panglima Gimpam :”Baiklah baginda,namun jika boleh hamba tau,kenapa baginda menyuruh
hamba menyiapkan pasukan perang?”
Raja Gasib :”Aku takut jika sewaktu-waktu Raja Aceh menyerang kerajaan
kita,karena aku menolak pinangannya terhadap putriku. Kini kau
kuperintahkan untuk memimpin pasukan di Kuala Gasib”
Panglima Gimpam :”Baiklah,baginda. Hamba akan segera melaksanakan perintah baginda”

Adegan 5
Ternyata Raja Aceh beserta pasukannya telah mengetahui persiapan Kerajaan Gasib,dan mereka
telah mengetahui bahwa Kuala Gasib yang merupakan jalur utama menuju negeriitu dipimpin
oleh Panglima Gimpam yang gagah berani.
Raja Aceh :”Ha...ha...ha..! ternyata Kerajaan Gasib telah menyiapkan pasukannya untuk
melawan kita! Tak akan kubiarkan mereka menang!”
Panglima 1 :”Maaf,Baginda,ternyata Kuala Gasib telah dijaga oleh Panglima Gimpam”
Raja Aceh :”APA?! Jadi lewat jalan mana kita bisa menuju ke kerajaan Gasib?”
Panglima 2 :”Lebih baik kita bertanya pada penduduk kerajaan Gasib,Baginda”
Raja Aceh :”Ya,Panglima. Kau benar. Ayo kita segera menyiapkan pasukan dan langsung
 pergi ke Kerajaan Gasib”
(Raja Aceh dan pasukannya pergi ke Kerajaan Gasib. Di tengah perjalanan mereka bertemu
dengan salah satu penduduk Kerajaan Gasib)
Panglima 2 :”Sepertinya itu penduduk Kerajaan Gasib,Baginda” (menunjuk ke arah
 penduduk)
Raja Aceh :”Ya,benar. Mari kita segera kesana!”
Panglima 1 :”Hai,anak muda. Apakah benar kau penduduk negeri Gasib?”
Penduduk :”Bb..enar,tuan. Siapakah gerangan tuan-tuan ini? Dan hendak k emana?”
Panglima 2 :”Kami dari Kerajaan Aceh hendak menuju ke negeri kalian. Tolong tunjukkan
kami jalan darat menuju Kerajaan Gasib!”
Penduduk :”Hamba ttt....ttiddak ttahuu tu...tuan” (tergagap-gagap)
Raja Aceh :’Benarkah itu? Bagaimana dengan ini?” (mengibaskan segepok uang di hadapan
 penduduk)
Penduduk :”Bbb...baiklah tuan. Ke arah sana” ( menunjukkan arah)
Akhirnya Raja Aceh beserta pasukannya sampai di Kerajaan Gasib tanpa melewati
 penjagaan Panglima Gimpam. Ia langsung menghancurkan seisi negeri tersebut.

Adegan 6
Raja Aceh :”Hahahaha! Akhirnya kita sampai disini,tanpa melewati penjagaan
Panglima Gimpam,hahaha! Semua pasukanku.ayo seraang!!!”
(Penduduk Gasib yang melihat Pasukan Aceh menghancurkan negerinya segera melapor kepada
Raja Gasib)
Penduduk :”Baginda,pasukan Kerajaan Aceh telah memporak -porandakan negeri
kita,dan kini mereka menyerang halaman istana!”
Raja Aceh :”Hahaha,kembalilah kalian ke Kerajaan Gasib. Aku
terpaksa merelakan kau,Kaca Mayang. Jika sewaktu-waktu kau
 berubah pikiran,kembalilah kemari,hahaha” (tertawa licik)
Panglima Gimpam :”TIDAK AKAN! Aku tidak akan membiarkan Putri Kaca
Mayang kembali kesini! Putri,ayo kita pulang”
(Putri Kaca Mayang dan Panglima Gimpam meninggalkan Kerajaan Aceh)

Di tengah perjalanan,ternyata penyakit Putri Kaca Mayang kambuh. Nafasnya terasa sangat
sesak,saat itu juga angin sedang bertiup dengan kencangnya. Putri Kaca Mayang pun meminta
Panglima Gimpam untuk beristirahat sejenak 
Adegan 9
Putri Kaca Mayang : “Panglima,a...ngin...i..ini sa..ngat ken..cang. Aku ttak bbissa ber..na..fas
la..gi..bbb..isaa..kkah..kita..bber..hen..ti sse..jjenaak?”
Panglima Gimpam : (cemas) “Bb..baiklah putri,kita istirahat sebentar”
Putri Kaca Mayang :”Tee..tee..ri..ma..kasih..pang..li..ma.. A..ku rasa u.murku t..tak lama
la..gi.. sam..pai..kan..per..mohonan maa..maafk u ke..pa..da a..yaah”
Panglima Gimpam :”Putri,bertahanlah! Tak lama lagi kita akan tiba di Kerajaan Gasib”
Putri Kaca Mayang :”Mmm..maaf..kan..a..ku..pangli..ma... tt..te..ri..maka..sih..kau mau
mene..maa..ni..ak..aku sampai ak..hir ha..yat..ku” (Menghem buskan
nafas terakhir)
Panglima Gimpam :”PUTRI!!!!!” (Histeris)
Panglima Gimpam : (berbisik lirih) “Seandainya kau tau,setulusnya
aku...menyayangimu,Putri”

Akhirnya,Panglima Gimpam membawa jasad Putri Kaca Mayang yang telah meninggal.
Sesampainya di kerajaan Gasib,jasad Putri Kaca Mayang disambut dengan kepiluan dari seisi
 penghuni istana

Adegan 10
Panglima Gimpam : “Baginda,hamba datang membawa jenazah Putri Kaca Mayang. Ia
meninggal ditengah perjalanan kembali kesini”
Raja Gasib : “Benarkah?! Tak mungkin! Tak mungkin putriku telah meninggal
dunia!”
Panglima Gimpam “Maafkan hamba,Baginda. Namun itulah kenyataannya”
Raja Gasib : “Innalillahi wainalillahi rajiun..padahal...padahal..aku baru berniat
menjodohkanmu dengannya”
Panglima Gimpam : “Ini takdir,Baginda”
Raja Gasib : “Baiklah,kita harus segera memakamkannya. Sekarang juga”

Setelah Putri Kaca Mayang dimakamkan,Raja Gasib dilanda depresi berat karena kehilangan
 putri semata wayangnya. Ia pun memutuskan untuk menyepi ke Gunung Ledang
Raja Gasib :”Ya,Panglima. Kemarilah sebentar”
Panglima Gimpam :”Baik,Baginda”
Raja Gasib :”Kuserahkan mahkota Kerajaan Gasib padamu,kau berhak
menggantikanku sebagai pemimpin kerajaan ini” (pergi meninggalkan kerajaan)

Anda mungkin juga menyukai