Anda di halaman 1dari 8

PUTRI KACA MAYANG

1. Raja Gasib
2. Ratu Gasib
3. Putri Kaca mayang
4. Ratu Aceh 1
5. Ratu Aceh 2
6. Raja Aceh
7. Panglima 1
8. Panglima 2
9. Panglima Gimpam

Pada zaman dahulu kala,di tepi Sungai Siak berdirilah sebuah kerajaan yang bernama
Kerajaan Gasib. Di kerajaan ini seluruh penduduk hidup damai dan sejahtera,karena Kerajaan
Gasib dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana,didampingi seorang ratu yang sangat
anggun dan cerdas,juga dibantu  seorang panglima yang gagah berani,Panglima Gimpam
namanya. Kerajaan Gasib juga memiliki seorang putri bernama Putri Kaca Mayang,yang
kecantikan dan keluhuran budinya terkenal hingga seluruh penjuru negeri,bahkan ke negara-
negara tetangga.Banyak raja dari negeri tetangga yang ingin meminang Putri Kaca
Mayang,namun tak satupun yang diterimanya karena ia belum ingin menikah dan masih ingin
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

ADEGAN 1

(Putri Kaca Mayang dan kedua orangtuanya berbincang-bincang di istana kerajaan)

Raja Gasib                :”Wahai anakku,tidakkah engkau ingin menerima salah satu pinangan
dari raja-raja negeri tetangga tersebut?”

Ratu Gasib                :”Benar, anakku.Kurasa sekarang adalah waktu yang tepat bagimu untuk
mulai membina rumahtangga,aku tak sabar ingin segera menimang cucu dari putri
sematawayangku”

Putri Kaca mayang :”Ibu,ayah,maafkan jika ananda lancang. Namun hati ananda masih
menyimpan harapan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi lagi,bukan untuk
menikah terlebih dahulu,ananda ingin membuat kerajaan kita maju’’

Ratu Gasib                :”Baiklah,ananda. Jika memang itu keputusanmu,ibu dan ayah akan
mendukung dengan sepenuh hati”
ADEGAN 2

Sementara itu,di Kerajaan Aceh yang dipimpin oleh Raja Aceh yang dikenal angkuh dan
pemarah sedang terjadi cekcok karena kedua istrinya terus berebut mencuri perhatiannya

Ratu Aceh 1 :(Nada mendayu-dayu)”Kakanda,seminggu yang lalu saat aku melancong ke


Batavia,aku melihat sebuah toko yang menawarkan berlian dengan harga murah,kira-kira
hanya 200 juta rupiah. Bolehkah aku membelinya sebagai tambahan perhiasanku?”

Ratu Aceh 2             :”Kakanda,sepertinya aku membutuhkan sebuah mobil baru untukku
pribadi,bukannya berbagi dengan si nenek tua itu!”(melirik sinis ke Ratu Aceh 1)

Ratu Aceh 1 :”APAA?! NENEK TUA?! SEENAKNYA KAU MENGATAI AKU SEPERTI
ITU!” (menjambak Ratu Aceh 2)

Ratu Aceh 2 :(balas menjambak rambut Ratu Aceh 1)

Raja Aceh     :”HENTIKAAAN!!!Kepalaku sudah cukup pusing untuk mengatasi semua


masalah di negeri ini,janganlah kalian berdua menambah sakit kepalaku! sekali lagi aku
melihat kalian bertengkar,aku tak segan mengusir kalian berdua dari istana ini!”(nada marah)

Ratu Aceh 1&2 :”Mm..maafkan kami,kakanda”(ketakutan)

(Kedua Ratu Aceh berjabat tangan)

Raja Aceh     :”Panglima! Panglima!!!” (sambil berteriak)

(Kedua panglima berlari menghampiri Raja Aceh)

Panglima 1   :”Ampun,Baginda. Apa gerangan baginda memanggil kami?”

Raja Aceh     :” Aku menginginkan Putri Kaca Mayang dari Kerajaan Gasib untuk menjadi
istriku yang ke 3. Tolong sampaikan pinanganku ke Kerajaan Gasib”

Panglima 2   :”Apakah baginda yakin dengan keputusan tersebut?”

Raja Aceh     :”Ya,Panglima. Aku yakin seratus persen dengan keputusanku. Pergilah kalian
ke Kerajaan Gasib sekarang juga”

Panglima 1&2         :(mengangguk)”Baik,Baginda. Kami akan kesana sekarang juga”

Adegan 3

Kedua panglima Aceh tiba di Kerajaan Gasib


Panglima Aceh        : “Baginda…”

Ratu Gasib     :(menoleh ke belakang dan terkejut) “Siapa kalian? Apa gerangan kalian
datang kemari?”

Panglima 1   :”Ampun,Baginda. Kami panglima dari Kerajaan Aceh. Kami berdua datang
kemari diutus oleh Raja Aceh. Kami ingin bertemu Baginda Raja Gasib”

Ratu Gasib     :”Kenapa  dia mengutus kalian kemari?”

Panglima 2   :”Raja kami ingin meminang putri baginda, Putri Kaca Mayang”

Panglima 1   :”Benar,baginda”

Ratu Gasib    :(Menghela nafas)”Maaf,panglima. Kami belum bisa menerima pinangan dari
raja kalian. Putriku belum siap untuk menikah. Sampaikan permohonan maaf dari kami
kepada raja kalian”

Panglima 2   :”Baiklah,baginda. Kami akan kembali ke Aceh untuk menyampaikan jawaban
baginda”

Kedua panglima Aceh kembali ke kerajaan mereka dengan perasaan kecewa. Mereka takut
Raja Aceh murka karena pinangannya ditolak.

Raja Aceh     :”Selamat datang,panglimaku! Bagaimana kabar pinanganku?”

Panglima 2   :(Wajah ketakutan)”Mmmo..mohon maaf,Baginda. Pihak Kerajaan Gasib


menolak pinangan baginda”

Raja Aceh     :”APAAA?!!”(berteriak dengan sangat emosi)

Kedua istri Raja Aceh segera berlari mendekati suaminya yang tampak sangat murka

Ratu Aceh 1 :”Aaa…da apa,Kakanda? Apa sebab dikau murka?”(keheranan)

Ratu Aceh 2 :”Ya,kakanda. Apakah nenek tua ini memancing emosimu lagi?” (melirik Ratu
Aceh 1)

Ratu Aceh 1 :”Apa katamu?! Dasar perempuan tak tahu diri!”(mendorong Ratu Aceh 2)

(Kedua Ratu Aceh berkelahi dan Raja Aceh memerintahkan salah satu panglimanya untuk
memisahkan keduanya)

Raja Aceh     :”Tidak mungkin Raja Gasib menolak pinanganku!”

Panglima 1   :”Nnn…namun begitulah kenyatannya,Baginda”


Raja Aceh     :”Kurang ajar kau Gasib! Aku tak akan tinggal diam! Akan kubalas
perbuatanmu

Adegan 4

Karena telah mengenal sifat pendendam Raja Aceh,maka Raja Gasib segera menyiapkan
pasukan perang untuk menghadapi serangan Kerajaan Aceh

Raja Gasib    :”Panglima Gimpam,kemarilah!”

Panglima Gimpam :”Baik,baginda. Apa gerangan baginda memanggil hamba?”

Raja Gasib    :”Aku ingin kau menyiapkan pasukan perang kerajaan kita”

Panglima Gimpam :”Baiklah baginda,namun jika boleh hamba tau,kenapa baginda menyuruh
hamba menyiapkan pasukan perang?”

Raja Gasib    :”Aku takut jika sewaktu-waktu Raja Aceh menyerang kerajaan kita,karena aku
menolak pinangannya terhadap putriku. Kini kau kuperintahkan untuk memimpin pasukan di
Kuala Gasib”

Panglima Gimpam :”Baiklah,baginda. Hamba akan segera melaksanakan perintah baginda”

Adegan 5

Ternyata Raja Aceh beserta pasukannya telah mengetahui persiapan Kerajaan Gasib,dan
mereka telah mengetahui bahwa Kuala Gasib yang merupakan jalur utama menuju negeriitu
dipimpin oleh Panglima Gimpam yang gagah berani.

Raja Aceh     :”Ha…ha…ha..! ternyata Kerajaan Gasib telah menyiapkan pasukannya untuk
melawan kita! Tak akan kubiarkan mereka menang!”

Panglima 1   :”Maaf,Baginda,ternyata Kuala Gasib telah dijaga oleh Panglima Gimpam”

Raja Aceh     :”APA?! Jadi lewat jalan mana kita bisa menuju ke kerajaan Gasib?”

Panglima 2   :”Lebih baik kita bertanya pada penduduk kerajaan Gasib,Baginda”

Raja Aceh     :”Ya,Panglima. Kau benar. Ayo kita segera menyiapkan pasukan dan langsung
pergi ke Kerajaan Gasib”

(Raja Aceh dan pasukannya pergi ke Kerajaan Gasib. Di tengah perjalanan mereka bertemu
dengan salah satu penduduk Kerajaan Gasib)

Panglima 2   :”Sepertinya itu penduduk Kerajaan Gasib,Baginda” (menunjuk ke arah


penduduk)

Raja Aceh     :”Ya,benar. Mari kita segera kesana!”

Panglima 1   :”Hai,anak muda. Apakah benar kau penduduk negeri Gasib?”

Penduduk     :”Bb..enar,tuan. Siapakah gerangan tuan-tuan ini? Dan hendak kemana?”

Panglima 2   :”Kami dari Kerajaan Aceh hendak menuju ke negeri kalian. Tolong tunjukkan
kami jalan darat menuju Kerajaan Gasib!”

Penduduk     :”Hamba ttt….ttiddak ttahuu tu…tuan” (tergagap-gagap)

Raja Aceh     :’Benarkah itu? Bagaimana dengan ini?” (mengibaskan segepok uang di
hadapan penduduk)

Penduduk     :”Bbb…baiklah tuan. Ke arah sana” ( menunjukkan arah)

Akhirnya Raja Aceh beserta pasukannya sampai di Kerajaan Gasib tanpa melewati penjagaan
Panglima Gimpam. Ia langsung menghancurkan seisi negeri tersebut.

Adegan 6

Raja Aceh     :”Hahahaha! Akhirnya kita sampai disini,tanpa melewati penjagaan Panglima
Gimpam,hahaha! Semua pasukanku.ayo seraang!!!”

(Penduduk Gasib yang melihat Pasukan Aceh menghancurkan negerinya segera melapor
kepada Raja  Gasib)

Penduduk     :”Baginda,pasukan Kerajaan Aceh telah memporak-porandakan negeri kita,dan


kini mereka menyerang halaman istana!”

Raja Gasib    :”Benarkah itu?”

(Putri Kaca Mayang disekap oleh Panglima Aceh dan Ratu Gasib dibunuh)

Putri Kaca Mayang            :”AYAAAAH!!!Tolong aku!!”

Panglima Aceh        :”Diam kau!!”

Ratu Gasib    :”Putriku!!Aaargh!!!” (Panglima Aceh menancapkan sebilah pisau di tubuh


Ratu Gasib)

RajaGasib     :”Putrikuu!!! Istrikuu!!” (histeris)

Panglima Gimpam datang dari Kuala Gasib dan terkejut melihat seisi istana porak-poranda
dan melihat Ratu Gasib yang bersimbah darah

Adegan 7

Panglima Gimpam :”Hah! Apa-apaan ini! Mengapa kerajaan bisa jadi porak-poranda?!
Kenapa Ratu Gasib meninggal dunia?!”

Penduduk     :”Ini akibat pasukan kerajaan Aceh,wahai panglima! Mereka menculik Putri
Kaca Mayang dan membunuh Baginda Ratu!”

Panglima Gimpam :”Apa?! Kurangajar sekali Raja Aceh itu! Akan kubalas kekalahan ini!
Aku harus bisa membawa Putri Kaca Mayang kembali kesini!”(marah)

Penduduk     :”Benar,Panglima. Sebaiknya panglima secepatnya menuju kesana agar


kondisinya tidak semakin parah!”

Panglima Gimpam :”Baiklah,aku akan segera kesana! Tolong jaga kerajaan ini selama aku
pergi!”

Saat tiba di gerbang Kerajaan Aceh,Panglima Gimpam disambut oleh kedua Panglima Aceh.
Mereka menghadang Panglima Gimpam dan menantang Panglima Gimpam berkelahi. Jika
Panglima Gimpam menang,maka ia boleh menjemput Putri Kaca Mayang,namun jika ia
kalah,maka ia harus kembali ke Kerajaan Gasib dengan tangan kosong,dan Putri Kaca
Mayang harus tinggal di Kerajaan Aceh untuk selamanya

Adegan 8

Panglima Gimpam             : “Akhirnya sampai juga aku disini’ (bergumam)

Panglima Aceh 2                 : ( Tiba-tiba muncul dari belakang Panglima Gimpam) “Ha..ha..
ternyata kau telah sampai,Gimpam”

Panglima Gimpam             : “Ya,aku kesini untuk membalaskan dendamku atas


meninggalnya Yang Mulia Ratu Gasib. Aku ingin membawa pulang Putri Kaca Mayang
kembali ke kerajaan Gasib”

Panglima Aceh 1                 : “Hahaha,baiklah. Kau bisa membawa pulang Putri Kaca
Mayang,asalkan kau berani bertarung dengan kami berdua. Taruhannya Putri Kaca
Mayang,jika kau menang kau bisa membawanya kembali,namun jika kau kalah,dia harus
tinggal disini selamanya”

Panglima Aceh 2                 :”Benar,tapi aku yakin kau takkan menang,hahaha” (nada 
meremehkan)

Panglima Gimpam                         :”Baiklah,aku sanggupi tantangan kalian. Apapun akan


kulakukan demi Putri Kaca Mayang”
(Panglima Gimpam dan kedua Panglima Aceh berkelahi)

Panglima Gimpam             :”Bagaimana? Sudah jelas bukan,siapa yang memenangkan


pertarungan ini?”

Raja Aceh                             :”Hmm…kuakui kesaktianmu,Gimpam. Panglima,bawa putri


Kaca Mayang kemari”

(Panglima Aceh 1 membawa Putri Kaca Mayang ke hadapan Raja Aceh)

Putri Kaca Mayang                        :”Panglima,apakah kau datang untuk menjemputku?”

Panglima Gimpam             :  (berlutut memberi hormat)”Ya,Putri. Aku datang untuk


menjemputmu”

Raja Aceh                             :”Hahaha,kembalilah kalian ke Kerajaan Gasib. Aku terpaksa


merelakan kau,Kaca Mayang. Jika sewaktu-waktu kau berubah pikiran,kembalilah
kemari,hahaha” (tertawa licik)

Panglima Gimpam             :”TIDAK AKAN! Aku tidak akan membiarkan Putri Kaca
Mayang kembali kesini! Putri,ayo kita pulang”

(Putri Kaca Mayang dan Panglima Gimpam meninggalkan Kerajaan Aceh)

Di tengah perjalanan,ternyata penyakit Putri Kaca Mayang kambuh. Nafasnya terasa sangat
sesak,saat itu juga angin sedang bertiup dengan kencangnya. Putri Kaca Mayang pun
meminta Panglima Gimpam untuk beristirahat sejenak

Adegan 9

Putri Kaca Mayang                        : “Panglima,a…ngin…i..ini sa..ngat ken..cang. Aku ttak


bbissa ber..na..fas la..gi..bbb..isaa..kkah..kita..bber..hen..ti sse..jjenaak?”

Panglima Gimpam             : (cemas) “Bb..baiklah putri,kita istirahat sebentar”

Putri Kaca Mayang                        :”Tee..tee..ri..ma..kasih..pang..li..ma.. A..ku rasa u.murku


t..tak lama la..gi.. sam..pai..kan..per..mohonan maa..maafku ke..pa..da a..yaah”

Panglima Gimpam             :”Putri,bertahanlah! Tak lama lagi kita akan tiba di Kerajaan
Gasib”

Putri Kaca Mayang                        :”Mmm..maaf..kan..a..ku..pangli..ma…


tt..te..ri..maka..sih..kau mau mene..maa..ni..ak..aku sampai ak..hir ha..yat..ku”
(Menghembuskan nafas terakhir)
Panglima Gimpam             :”PUTRI!!!!!” (Histeris)

Panglima Gimpam             : (berbisik lirih) “Seandainya kau tau,setulusnya aku…


menyayangimu,Putri”

Akhirnya,Panglima Gimpam membawa jasad Putri Kaca Mayang yang telah meninggal.
Sesampainya di kerajaan Gasib,jasad Putri Kaca Mayang disambut dengan kepiluan dari seisi
penghuni istana

Adegan 10

Panglima Gimpam             : “Baginda,hamba datang membawa jenazah Putri Kaca Mayang.


Ia meninggal ditengah perjalanan kembali kesini”

Raja Gasib                            : “Benarkah?! Tak mungkin! Tak mungkin putriku telah


meninggal dunia!”

Panglima Gimpam             : “Maafkan hamba,Baginda. Namun itulah kenyataannya”

Raja Gasib                            : “Innalillahi wainalillahi rajiun..padahal…padahal..aku baru


berniat menjodohkanmu dengannya”

Panglima Gimpam             : “Ini takdir,Baginda”

Raja Gasib                            : “Baiklah,kita harus segera memakamkannya. Sekarang juga”

Setelah Putri Kaca Mayang dimakamkan,Raja Gasib dilanda depresi berat karena kehilangan
putri semata wayangnya. Ia pun memutuskan untuk menyepi ke Gunung Ledang

Raja Gasib                            :”Ya,Panglima. Kemarilah sebentar”

Panglima Gimpam             :”Baik,Baginda”

Raja Gasib                            :”Kuserahkan mahkota Kerajaan Gasib padamu,kau berhak


menggantikanku sebagai pemimpin kerajaan ini” (pergi meninggalkan kerajaan)

Panglima Gimpam             : (duduk di singgasana)

Akhirnya,Panglima Gimpam menggantikan posisi Raja Gasib. Namun karena kesetiaannya


kepada sang raja,ia pun ikut meninggalkan kerajaan itu dan membuka perkampungan baru
yang diberi nama Pekanbaru.

THE END

Anda mungkin juga menyukai