Anda di halaman 1dari 6

BAB XV

LIBERALISME, SOSIALISME, DEMOKRASI

Ada dua prinsip yang berkembang dalam rangka demokrasi di negara kapitalis: individualisme, dan
liberalisme. Individualisme telah dapat kita telusuri dari abad ke-17 yang berangsur menguat
kemudian. Antara lain pemikiran Locke telah menginsyaratkan dalam kehidupan alami, yang
dengan berdirinya negara kemudian hal-hak individu itu mendapat perlindungan. Individu dengan
haknya tadi tidak dapat diperlukan seenaknya oleh penguasa.

Dalam rangka pemikiran Bentham pun hal ini ditekankan, walau padangan Bentham dikaitkan
dengan kegunaan ( utilyty), dan ini berhubungan pula dengan rasa sakit ( pain ), dan senang
(pleasure). Seorang yang tahu sakit (dan senang) , dan akan memperbesar senangnya, dan
sebaliknya memperkecil sakitnya. Adalah tujuan masyarakat untuk mencapai “kesenangan (atau
kebahagian, happiness) terbesar bagi jumlah terbesar (manusia)”. Hal ini sudah kita bicarakan
ketika membicarakan John Stuart Mill.

Namun John Mill, berbeda dengan Bentham dan Ayahnya, James Mill, tidak melihat kebebasan
itu dari segi kegunaan, utilyty. Individualisme itu baginya mengandung sifat moral, malah
kehidupan yang ia bayangkan adalah kehidupan moral. Maka sebenarnya ia lebih menekankan
individualita, jati diri, ketimbang indvidualisme. Yang akhir ini bisa berbau kepentingan diri, dan
ini negatif, sedangkan yang pertama bersifat positif.

Pada kuartal ketiga abad ke-19 parlemen Inggris sendiri menolak individualisme dan menerima
kolektivisme, seperti dikemukan pakar hukum konstitusi Inggris, A.V.DICEY; WALAUPUN
KOLEKTIVISME ini lebih berdasar pada pertimbangan praktis dan juga pada rasa kemanusian.
Memang suara buruh pun mulai kedengaran keras, dan menjealng akhir abad yang lalu kelompok
Fabian Society, yang merupakan pemikir bagi kalangan buruh, mulai memperlihatkan
pengaruhnya. Febian Society ini menyalurkan aspirasinya lewat gerakan buruh. Jelas juga disini
kelihatan bahwa mereka mengutamakan “ bicara”. Demokrasi memang menenkan soal bicara.
Malah konflik merupakan cermin perdamaian, selama masih dalam batas bicara.

Adalah Thomas Hill Green (1836-1882), yang lama di Oxford untuk belajar dan mengajar, antara
lain menolak pemikiran utili tarianisme itu secara penuh; ia menolaknya tuntas. Oleh sebab itu ia
tidak memandang cukup bila hanya liberalisme individu yang tegak. Baginya kebebasan itu
mengandung konsep individu serta juga sosial.

Apakah yang disebut hak? Hak merupakan tuntutan untuk berpendapat, berbuat, dan untuk
kebaikan bersama. Green berpendapat moral inilah yang menentukan hak. Hukum mengatur sikap
yang dilahirkan dengan perbuatan, tetapi moral menumbuhkan yang lebih dalam lagi. Tidak berarti
bahwa Green tidak memperhatikan segi lahir. Ia mengemukakan bahwa kemiskinan cenderung
untuk menurunkan atau mengurangi sikap moral; degradasi moral merupakan akibatnya. Kita
sudah menyebut Fabian Society, dan sebelumnya juga pasangan Webb ( Sydney dan
Beatrice).Lanjutan pemikiran mereka dijumpai antara lain pada diri Clement R.Attlee (1883-1967).
Masih tetap mereka ini disebut pejuang kaum buruh, sosialis, tetapi mereka dari semula
menghargai tradisi dan agama. Attlee menjadi perdana menteri Inggris sesudah Perang Dunia II.
Karl Kautsky dalam Social Democracy Versus Communism

(Demokrasi Sosial Lawan komunisme)

Sosialisme dan Demokrasi

Orang akan mudah mengakui bahwa metode-metode demokrasi tidak bisa diterapkan dalam
perjuangan-perjuangan totalisme, malah tidak mungkin diterapkan, tetapi toh membuat
kembalinya demokrasi sebagai tujuan perjuangan kita. Banyak kekacauan timbul dari kenyataan
bahwa dalam pembicaraan tentang hal ini kedua pandangan tersebut belum jelas diterangkan. Ada
yang berskap bahwa demokrasi, setelah gagal dalam rangka kekuasaan fasisme, mesti juga gagal
dalam keadaan dimasa fasisme tidak berhasil berkuasa.

Dalam menolak demokrasi mereka sampai percaya bahwa minoritas sosialisme dalam negara
demokrasi dapat mencapai kekuasaan dengan kekerasan. Dan pada akhirnya mereka
mengemukakan bahwa orang-orang sosialis tidak dapat mengharapkan untuk memperoleh
mayoritas dalam pemilihan walau dalam negeri-negeri dimana buruh mewakili jumlah terbanyak
rakyat selama lawan-lawan sosialisme tetap menguasai instrumen-instrumen ekonomi dan
intelektual dari kekuasaan.

Dalam keadaan dimana kekerasaan beradu dengan kekerasaan, kekuatan yang ada pada kelas-
kelas penguasa lebih tercermin daripada dalam demokrasi. Tujuan-tujuan itu selalu merupakan
tujuan demokratis.Tetapi ini saja tak cukup untuk menjamin kemenangan dakam kontes senjata.
Kemenangan seperti itu juga memerlukan pelemahan dukungan yang diberikan kepada rezim yamg
ada oleh tentara dan birokrasi mereka.

Begitulah halnya dengan revolusi Juli di Paris (1830), serta pada pemberontakan Februari dan
Maret 1848, dan kemudian, dalam pemogokan umum di Rusia tahun 1905, dan Jerman tahun
1920.

Kedua cara itu, pemberontakan dan pemogokan umum, telah terbukti sangat tidak berguna,
tetapi hanya bila keduanya dipakai oleh segolongan minoritas dalam usaha bukan untuk
menggulingkan suatu pemeritahan yang secara normal tidak bangkrut melainkan suatu pemerintah
yang didukung oleh mayoritas rakyat. Penggulingan lingkungan pemerintah dengan paksa yang
mempunyai bukan saja kekuasaan negara tetapi juga dukungan mayoritas rakyat tidak mungkin
terpikirkan.
Franklin D.Roosevelt dalam Philosophy of the New Deal

( Filsafat Kebijakan Baru )

Jajahan Amerika lahir dengan perjuangan ini.Revolusi Amerika merupakan titik


baliknya.Sesudah revolusi perjuangan berlanjut dan membentuk dirinya dalam kehifupan
umum negeri ini. Ada orang-orang, karena melihat kekacauan selama tahun-tahun
perperangan kemerdekaan Amerika, percaya bahwa pemerinthan rakyat secara mendasar
merupakan bahaya dan secara mendasar tidak akan bisa berkembang. Tuan Jefferson,
dalam musim panas tahun 1776, setelah menyusun Deklarasi Kemerdekaan mengarahkan
pemikirannya kepada soal yang sama dan mempunyai pandangan yang berbeda.

Anda mengenal duel politik besar yang menuyusul; dan bagaimana Hamilton serta
kawan-kawannya, dengan berusaha membentuk suatu kekuasaan terpusat yang dominan,
akhirnya dikalahkan dalam pemilihan besar tahun 1800 oleh partai tuan Jefferson. Dari
duel inilah muncul kedua partai, Republik dan Demokrat, seperti yang kita kenal sekarang.

Dalam pertengahan abad ke-17 suatu kekuatan baru muncul dan suatu mimpi baru
tercipta. Kekuatan ini disebut revolusi industri, kemajuan uap dan mesin dan kebangkitan
pelopor-pelopor pabrik-pabrik industri modern. Begitu nyata manfaat abad mesin itu
sehingg Amerika Serikat tanpa takut, dan dengan penuh kegembiraan, serta saya pikir ini
benar, menerima yang pahit dan yang manis (dari perkembanga). Dalam kilas balik kita
lihat sekarang bahwa kebalikan perkembangan tiba dengan peralihan abad. Kita telah
mencapai batas terakhir (wilayah) kita; tidak ada lagi tanah gratis dan kombinasi industri
kita telah menjadi unit-unit kekuasaan bear yang tidak terkontrol dan tidak ada lagi akan
sama; bahwa korporasi yang berkembang, seperti orang-orang bangsawan masa lalu.

Bila Jefferson khawatir terhadap campur tangan kekuasaan politik dalam kehidupan
perseorangan, Wilson tahu bahwa kekuasaan baru adalah keuangan. Konsentrasi
kekuasaan keuangan ini tidak begitu berkembang pada 1912 sebagaimana kini; tetapi
perkembangan ini telah menyebabkan Tuan Wilson sadar sepenuhnya tentang
implikasinya. Kalaulah tidak ada Perang Dunia, bila Tuan Wilson dapat memberi
perhatiannya selama delapan tahun pada masalah dalam negeri dan bukan pada masalah
internasional.

Sistem kita yang senantiasa menaikan tarif akhirnya bereaksi terhadap kita sehingga
batas negeri kita dengan Kanada di Utara, pasar Eropa kita di Timur, kebanyakan dari pasar
Amerika Latin kita di Selatan, dan sebagian besar dari pasar Pasifik kita di barat, ditutup
melalui tarif-tarif yang dibalas oleh negeri-negeri bersangkutan. Jelaslah bahwa semua ini
menuntut evaluasi kembali nilai-nilai yang ada. Seorang pembangunan pabrik-pabrik
industri baja, seorang pencipta sistem perkertaapian, seorang pengorganisasian dari lebih
banyak koorporasi, mungkin merupakan bahaya dan bukan membantu.
Seperti masa-masa terdahulu pemerintah pusat mulanya merupakan tempat lari,
kemudian menjadi ancaman, kini dalam sistem ekonomi yang lebih tertutup, unit
keuangan yang terpusat dan ambisius tidak lagi merupakan alat memenuhi keinginan
nasional, melainkan suatu bahaya. Seperti saya lihat, Tugas pemerintah dalam
hubungannya dengan bisnis adalah untuk membantu perkembangan degklarasi hak-hak
ekonomi, suatu susunan orde konstitusi ekonomi. Inilah tugas ekonomi dari negarawan
dan orang bisnis. Ini merupakan tuntutan minimal untuk (terciptanya) suatu orde
permasalahan secara lebih permanen.

Deklarasi kemerdekaan membicarakan masalah pemerintah dalam pengertian kontrak


(perjanjian). Pemerintahan mencerminkan hubungan memberi dan menerima, suatu
kontrak, karena terpaksa, kalau kita menuruti pemikiran yang terjabarkan kemudian.

Setiap orang mempunyai hak untuk hidup; dan ini berarti bahwa ia juga mempunyai hak
untuk membuat hidup itu selasa senang. Ia mungkin malas atau salah menolak
pelaksanaan hak itu; tetapi hak tersebut tidak bisa dinaifkan baginya, Kita tidak mengenal
kelaparan atau kekurangan; mekanisme industri dan pertanian kita bisa memberikan hasil
cukup dan juga bisa disimpan. Pemerintah kita, secara formal dan tidak formal, politis dan
ekonomis, telah dapat memberikan kepada siapa pun suatu cara untuk memiliki baginya
sendiri suatu bagian dari keadaan yang banyak itu, memadai untuk memenuhi
keperluannya, dengan pekerjaannya sendiri.

Tiap orang mempunyai hak untuk memiliki; artinya suatu hak yang dijamin, dengan
sepenuhnya, keamanan menyimpannya. Dengan cara apapun manusia tidak dapat
memikul beban hidup yang, secara alami, tidak menyebabkan ia mempunyai kesempatan
untuk bekerja: masa anak-anak, waktu sakit, masa tua.

Kedua tuntutan ini mesti dipenuhi, pada pokoknya oleh individu yang menguasai dan
mengontrol kombinasi besar industri dan keuangan yang mendominasi sebagian besar
kehidupan industri kita. Ini berarti, dengan singkat, bahwa pemimpin-pemimpin keuangan
dan industrilah yang bertanggungjawab dan bukan berbuat untuk masing-masing, mereka
harus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Semua ini merupakan tugas panjang dan lamban. Tidak ada yang lebih menarik perhatian
kecuali ketidaktahuan sederhana dari orang-orang yang, apabila terdapat suatu tujuan,
menggesa untuk memproduksi segera suatu rencana kukuh yang dijamin dapat memberi
hasil. Kepercayaan di Amerika, kepercayaan pada tradisi kita tentang tanggung jawab
pribadi, kepercayaan pada lembaga-lembaga kita, kepercayaan pada diri kita sendiri
menuntut agar kita mengakui syarat-syarat baru dari kontrak sosial yang lama.
Clement R.Attlee dalam The Labour Party in Perspective

( Partai Buruh dalam Perspektif )

Sumber-Sumber Sosialisme Demokrasi Inggris

Partai Buruh Inggris merupakan cermin dari gerakan sosialis yang disesuaikan dengan keadaan
Inggris. Partai ini juga merupakan suatu gerakan politik rakyat Inggris yang muncul sebagai suatu
mata rantai berurutan dengan mata-mata rantai yang lain. Pendahulu langsung dari Partai Buruh
ialah orang-orang liberal. Menyadari bahwa kebebasan (liberty) cara Inggris pada pokoknya
merupakan kebebasan orang yang punya milik, mereka menyangka bahwa dengn cara
berkompetisi bebas, disertai dengan distribusi yang luas dari milik individual, kebebasan tadi itu
dapat dicapai.

Partai Buruh merupakan pewaris dari keberhasilan mereka yang berjuang pada waktu yang lalu
untuk kebebasan. Partai ini melihat kebelakang dengan simpati, bukan saja mengenai perjuangan
ekonomi. Ia melihat dibelakang perjuangan politik itu usaha keras dari para pekerja untuk
memperoleh hak-haknya.

Perlu untuk mengingat kedudukan historis dari Partai Buruh ini. Ia bukan ciptaan dari seorang
teoretikus. Ia tidak mempropagandakan sesuatu teori yang dihasilkan negeri lain. Ia berusaha
memperlihatkan kepada rakyat Inggris bahwa sosialisme yangbia sebarkan ialah apa yang
diperlukan negeri ini dalam kondisi modern agar merealisasikan sepenuhnya bakat istimewa
(genius) bangsa. Untuk perkembangan gerakan sosialis demokratis diperlukan dua hal: pertama,
adanya sistem kapitalis yang berkembang; kedua munculnya seseorang yang akan membuat
sintesis dari ketidaksenangan para pencari nafkah (pemakai gaji) dan menghubungkan nya dalam
arah yang sama.

Walau demikian , kejahatan kapitalisme pada belah pertama abad ke-19 begitu besar sehinnga
tampaknya terdapat kemungkinan untuk terjadinya revolusi pekerja. Tetapi dorongan untuk
menghapuskan sistem yang ada secara keseluruhan berkurang. Oleh sebab itu dalam menilai kerja
Partai Buruh perlu sekali diingat bukan saja hasil lansgung, melainkan juga hasil tidak langsung dari
usahanya.

Kepercayaan pada Pemerintahan Konstitusional

Partai Buruh sengaja menerima cara kegiatan konstitusional dan menolak taktik-taktik revolusi.
Dalam tekanan tantangan (terhadap partai-partai kapitalis) perbedaan-perbedaan kecil antara
pihak liberal dan konservatif praktis tetap lenyap. Dinegeri ini senantisa dijumpai kelompok-
kelompok kecil yang menganjurkan revolusi kekerasan, tetapi mereka memperoleh hanya sedikit
dukungan dari orang banyak, karena mereka cara itu asing nagi temperamen nasional. Partai Buruh
tidak menghendaki masyarakat yang terlatih keras dan dipaksa untuk membiarkan hanya satu
pendapat. Sebaliknya. Partai Buruh menyadari bahwa harta masyarakat terletak dalam
kebinekaannya, bukan pada uniformalitasnya.

Anda mungkin juga menyukai