Anda di halaman 1dari 15

PERANCANGAN TOURIST INFORMATION CENTER BENGKULU UTARA

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA


Tamara Nur Melania1), Atik Prihatiningrum2), Panji Anom Ramawangsa3).
1,2
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
Jalan W.R Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371A
Corresponding author : melaniawithsm@gmail.com

Abstrak

Bengkulu Utara sebagai kabupaten terluas di Provinsi Bengkulu dengan potensi pariwisatanya yang beragam
belum mempunyai sistem informasi yang baik dan obyek wisata yang potensial belum terdata secara rinci.
Menanggapi hal tesebut, perancangan Tourist Information Center sebagai pusat kunjungan yang menyajikan
informasi pariwisata bertujuan untuk mengenalkan dan mempromosikan daya tarik wisata dan potensi daerah
sehingga kunjungan wisatawan di Bengkulu Utara dapat meningkat. Tujuan dari perancangan Tourist Information
Center ini yaitu mewadahi kebutuhan pengunjung terhadap informasi pariwisata di Bengkulu Utara. Perancangan
menggunakan pendekatan arsitektur metafora yang dapat mengekspresikan wadah yaitu Tourist Information
Center terhadap fungsinya sebagai pusat penyedia informasi pariwisata serta mencerminkan identitas dari
Bengkulu Utara melalui tampilan visual yang menonjol dan menarik perhatian pengunjung. Metode pengumpulan
data menggunakan cara observasi, wawancara, studi literatur serta studi komparatif perancangan serupa. Sintesis
data yang ada menjadi acuan pokok dalam proses perancangan. Hasil yang diperoleh yaitu desain Tourist
Information Center dengan pendekatan arsitektur metafora yang mengaplikasikan metafora konkret (Tangible
Metaphor) pada rancangan bangunan. Obyek yang dimetaforakan yaitu teropong dan motif batik Kagano sebagai
bentuk representasi dari peran pusat informasi dan citra daerah. Pengaplikasian dilakukan pada aspek-aspek
rancangan berupa bentuk denah, konfigurasi massa, eksterior dan interior bangunan hingga desain furnitur.
Pengaplikasian tersebut merupakan implementasi dari bentuk fisik obyek yang dimetaforakan.
Kata kunci: Pariwisata, Tourist Information Center, Arsitektur Metafora, Metafora Konkret, Bengkulu Utara

Abstract

North Bengkulu as the largest district in Bengkulu Province with its diverse tourism potential does not yet have a
good information system and potential tourism objects have not been recorded in detail. In response to this, the
design of the Tourist Information Center as a visiting center that presents tourism information aims to introduce
and promote tourist attractions and regional potentials so that tourist visits in North Bengkulu can increase. The
purpose of designing this Tourist Information Center is to accommodate the needs of visitors for tourism
information in North Bengkulu. The design uses a metaphorical architectural approach that can express the
container, namely the Tourist Information Center for its function as a center for providing tourism information
and reflecting the identity of North Bengkulu through a visual display that stands out and attracts the attention of
visitors. Methods of collecting data using observations, interviews, literature studies and comparative studies of
similar designs. The synthesis of existing data becomes the main reference in the design process. The results
obtained are the Tourist Information Center design with a metaphorical architectural approach that applies a
concrete metaphor (Tangible Metaphor) to the design of the building. The objects that are being metaphorized
are binoculars and the Kagano batik motif as a form of representation of the role of the information center and
regional image. The application is carried out on design aspects in the form of floor plans, mass configuration,
exterior and interior of the building to furniture design. The application is an implementation of the physical form
of the object being metaphord.

Keywords: Tourism, Tourist Information Center, Metaphor Architecture, Tangible Metaphor, North Bengkulu

1. PENDAHULUAN bila dibandingkan dengan ibukota provinsi


Bengkulu tersebut.
Kabupaten Bengkulu Utara merupakan salah satu
kabupaten di Provinsi Bengkulu dengan luas Tourist Information Center (TIC) yang berfungsi
wilayah 4.425 km² dan beribukota di Arga sebagai pusat informasi pariwisata merupakan salah
Makmur. Kabupaten Bengkulu Utara terdiri dari 19 satu ide gagasan yang dapat direncanakan untuk
kecamatan dan 224 desa/kelurahan. Kabupaten meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
Bengkulu Utara memiliki beberapa jenis daya tarik melalui promosi, penyediaan sistem informasi dan
wisata yang terdiri dari 16 daya tarik wisata alam, sarana prasarana pendukung bidang pariwisata di
23 daya tarik wisata bahari,5 daya tarik wisata Bengkulu Utara sesuai Peraturan Menteri
buatan,dan 8 daya tarik wisata sejarah serta budaya. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 2 Tahun
Daya tarik wisata di Bengkulu Utara tersebar di 2021 yang menyatakan bahwa Tourist Information
seluruh kecamatan. Banyaknya potensi pariwisata Center tidak hanya berfungsi sebagai pusat
Bengkulu Utara belum didukung oleh pemasaran informasi pariwisata, namun juga berperan dalam
yang baik. Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah pemasaran pariwisata dan kerajinan lokal serta
Daerah (RKPD) Kabupaten Bengkulu Utara tahun sarana edukasi.
2021 bahwa permasalahan di bidang pariwisata
yaitu belum terdatanya obyek-obyek wisata yang Sebuah bangunan yang berfungsi sebagai wadah
potensial secara rinci, dan sistem informasi pusat informasi pariwisata suatu daerah perlu
kepariwisataan yang masih belum dikembangkan. memiliki identitas yang dapat mengekspresikan
Hal ini menjadi hambatan dari berbagai jenis fungsi pusat informasi dan juga representasi dari
potensi pariwisata seperti wisata alam,wisata citra atau identitas daerah. Selain itu sebuah pusat
bahari,wisata buatan dan wisata budaya. informasi pariwisata harus mampu menyenangkan
Berdasarkan perbandingan data BPS Kota secara visual sesuai dengan prinsip desain TIC pada
Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara, pada PERMENPAREKRAF Nomor 2 Tahun 2021
tahun 2020 jumlah kunjungan wisatawan Bengkulu sehingga Tourist Information Center Bengkulu
Utara hanya mencapai 29.478 orang sedangkan Utara dirancang dengan pendekatan yang mampu
jumlah kunjungan wisatawan kota Bengkulu telah merepresentasikan identitas daerah dan peranan
mencapai 225.553 orang sehingga dapat fungsi bangunan dengan bentuk yang menarik
disimpulkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan di sebagai wujud ekspresi pusat informasi dan
Kabupaten Bengkulu Utara masih tertinggal jauh kelokalan. Oleh karena itu, konsep perancangan
Tourist Information Center menggunakan
pendekatan arsitektur metafora karena simbol atau 2.2 Pengertian Tourist Information Center
objek yang digunakan pada arsitektur metafora Tourist Information Center merupakan pusat yang
dapat mencerminkan identitas lokal (Bassim, Salih, memberikan informasi tentang lokasi, atraksi,
& Alobaydi, 2020). Pendekatan arsitektur metafora akomodasi,hingga peta dan segala sesuatu yang
pada perancangan Tourist Information Center terkait dengan pariwisata di daerah tertentu
Bengkulu Utara diterapkan sebagai cara dalam (Pambudi, 2019). Berdasarkan pemahaman
menggambarkan bentuk representasi dari identitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa Tourist
daerah dan fungsi dari sebuah pusat informasi Information Center merupakan pusat yang
pariwisata. Arsitektur metafora merupakan gaya menyediakan layanan informasi terkait setiap jenis
arsitektur yang berawal dari perumpamaan sesuatu wisata yang ada pada suatu daerah dengan tujuan
dan diwujudkan dalam bentuk desain bangunan mempermudah wisatawan dalam berkunjung.
yang menimbulkan interpretasi pengamat karena
2.3 Fungsi Tourist Information Center
adanya kemiripan antara bangunan dengan sesuatu
Menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan
yang lain. Pendekatan yang digunakan yaitu
Ekonomi Kreatif Nomor 2 Tahun 2021, ada tiga
pengaplikasian metafora konkret (Tangible
fungsi utama dari Tourist Information Center (TIC)
Metaphor) yang berasal dari sesuatu yang memiliki
yaitu :
wujud nyata atau memiliki bentuk fisik. Obyek
a. Sarana Promosi
yang dimetaforakan ada dua yaitu teropong sebagai
Tourist Information Center (TIC) berperan dalam
simbol representasi peran pusat informasi dan motif
memperkenalkan dan memasarkan sebuah
batik Kagano sebagai simbol representasi identitas
destinasi agar dapat mendatangkan pengunjung
lokal. Konsep akan diterapkan pada aspek-aspek
dan meningkatkan lama tinggal serta jumlah
rancangan berupa bentuk denah, konfigurasi massa,
pengeluaran dari wisatawan.
transformasi bentuk, eksterior dan interior
b. Sarana Edukasi
bangunan.
Tourist Information Center (TIC) berperan dalam
meningkatkan wawasan pengunjung tentang adat
2. KAJIAN LITERATUR
istiadat dan nilai kearifan lokal pada daerah
2.1 Pariwisata tersebut.
Secara etimologi pariwisata berasal dari dua kata c. Sarana Travel Advice and Support
yaitu pari yang berarti banyak atau berulang kali Tourist Information Center (TIC) berperan dalam
dan wisata yang berarti perjalanan dengan tujuan memberikan informasi terkait pariwisata pada
rekreasi (Yoeti, 1991). Pariwisata merupakan suatu daerah seperti atraksi,aksesibilitas, dan
berbagai macam jenis wisata dan didukung amenitas (toko souvenir, rumah makan, sarana
berbagai fasilitas atau layanan yang disediakan oleh ibadah dan kesehatan).
pemerintah dan masyarakat setempat (UU NO.10
Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan). Berdasarkan 2.4 Prinsip Teknis Desain Tourist Information
pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Center
pengertian dari pariwisata adalah kegiatan dimana Menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan
seseorang melakukan perjalanan menuju lokasi Ekonomi Kreatif Nomor 2 Tahun 2021, dalam
daya tarik wisata dengan tujuan rekreasi. mendesain Tourist Information Center (TIC) perlu
memperhatikan prinsip dalam rangka tercapainya penempatan TIC dapat ditentukan berdasarkan tiga
tujuan desain, antara lain yaitu : alternatif tempat yang memiliki kriteria dimana
a. Aksesibilitas lokasi yang dipilih harus strategis dan memiliki
Tourist Information Center berada pada lokasi aksesibilitas yang mudah dicapai menggunakan
strategis, mudah dilihat dan mudah dijangkau transportasi, serta mudah dijangkau oleh
oleh pengunjung baik menggunakan kendaraan pengunjung.
atau berjalan kaki. a. Tourist Information Center yang berada di
b. Fungsional pusat kota
Desain memenuhi persyaratan minimum sesuai b. Tourist Information Center yang berada di
peraturan yang berlaku seperti penyediaan tempat kedatangan
ruangan dan fasilitas inti dan dilengkapi dengan c. Tourist Information Center yang berada pada
fasilitas pelengkap/penunjang. kawasan daya tarik wisata
c. Budaya lokal/estetika
2.6 Kriteria Desain Tourist Information Center
Tourist Information Center yang dirancang
Tabel 1. Kriteria Desain dan Ketentuan Teknis
menarik secara visual, selaras dengan kondisi
Komponen Kriteria Desain
alam sekitarnya, dan memperhatikan budaya Interior Bangunan
lokal seperti penggunaan material lokal dan Entrance a) Memiliki dua pintu masuk dengan jenis
dan Lobby double doors, memiliki ukuran cukup
menerapkan ornamen khas daerah. luas untuk memberi ruang gerak pada
pengunjung
d. Ekonomis b) Terdapat tulisan Selamat Datang
Tourist Information Center dibuat dengan c) Terdapat rambu arah penunjuk ruangan
d) Fasilitas aksesibilitas bagi penyandang
konstruksi yang kuat, biaya yang efisien dan disabilitas dan lansia
Service a) Memiliki meja pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan masing-masing daya Desk menghadap ke arah pintu masuk,
tarik wisata. minimal 2 buah,dengan 1 kursi
pengelola dan 2 kursi pengunjung
e. Kelestarian lingkungan b) Interior dirancangan dengan komposisi
warna yang netral dan memiliki kesan
Desain seminimum mungkin merubah bentang hangat serta mencerminkan kearifan
lokal
alam, mempertimbangkan kondisi sumber daya
c) Memiliki sarana pendukung seperti
alam dan tata guna lahan kawasan. komputer
Area a) Terdapat rak untuk memajang peta
f. Keselamatan dan Keamanan Informasi brosur dan materi promosi
b) Brosur dan materi dipisah berdasarkan
Desain memenuhi persyaratan keselamatan
klasifikasi, seperti hotel,transportasi,
bangunan/gedung sesuai peraturan yang serta atraksi wisata dan aktivitas wisata.
Masing-masing bagian diberi penanda
berlaku. dalam dua bahasa
c) Terdapat display informasi elektronik
g. Mitigasi Bencana yang dilengkapi materi promosi
Tourist Information Center harus menyediakan elektronik
Lounge a) Disarankan agar tidak terlalu dekat
sarana evakuasi bangunan/gedung sesuai Pengunjung dengan pintu masuk dan meja pelayanan
b) Memiliki minimal 2 sofa dan 1 meja
dengan peraturan yang berlaku seperti
Kantor a) Besar ruangannya menyesuaikan
penyediaan APAR dan tangga darurat. Administrasi kebutuhan dan jumlah staf pengelola
yang dilengkapi dengan fasilitas kantor
Toilet a) Dipisah sesuai jenis kelamin serta jenis
2.5 Kriteria Penempatan Lokasi Tourist
pengguna (pengunjung dan pengelola)
Information Center (TIC) Papan a) Disarankan mencantumkan logo “i”
petunjuk (informasi) serta tulisan Tourist
Menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan lokasi Information Center dan logo Wonderful
TIC Indonesia
Ekonomi Kreatif Nomor 2 Tahun 2021,
b) Dibuat menggunakan unsur tradisional
Eksterior Bangunan c. Metafora kombinasi (Combined)
Segi Desain Tourist Information Center harus
Arsitektural menggambarkan lingkungan dan kearifan menggabungkan unsur wujud tangible dan
lokal. Contohnya,area perkotaan yang intangible, dimana landasannya berasal dari
menggunakan ruang modern, dan area
pedesaan yang merefleksikan elemen wujud visual dan konseptual (Ashadi, 2019).
arsitektur lokal.
Segi Material yang digunakan harus selaras
Kontruksi dengan lingkungan sekitar. 2.9 Arsitektur Metafora Sebagai Representasi
Segi a) Tourist Information Center harus mudah Identitas
Aksesibilitas diakses baik pejalan kaki maupun
kendaraan bermotor. Simbol atau objek yang digunakan pada arsitektur
b) Dilengkapi jalan akses bagi pejalan kaki
dan area parkir metafora dapat mencerminkan identitas lokal dan
c) Aksesibilitas mempertimbangkan merupakan cara mengekspresikan pemikiran dalam
kebutuhan penyandang disabilitas,
seperti jalan khusus bagi lansia dan perancangan serta identitas dalam arsitektur
pengguna kursi roda.
Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi (Bassim, Salih, & Alobaydi, 2020). Bentuk dan
Kreatif Nomor 2 Tahun 2021
Representasi Identitas Daerah Representasi dari
citra wilayah mengambil bentuk dari motif batik
2.7 Pendekatan Arsitektur Metafora
Kagano yang melambangkan kebesaran dan
Metafora adalah kiasan yang membuat
kekayaan daerah Bengkulu Utara. Nama Kagano
perbandingan tersirat antara dua hal atau objek
berasal dari kata Ka yaitu Kacamata dan Gano yaitu
yang tidak memiliki hubungan, tetapi memiliki
Enggano.
persamaan karakteristik (Abdullah & Rahayu,
2018). Arsitektur metafora merupakan Batik Kagano terdiri dari beberapa motif yaitu
perumpamaan/kiasan yang diimplementasikan motif burung Pleci Enggano yang hanya ada di
dalam bangunan sehingga pengamat bebas Enggano, motif Rafflesia Kemumuensis yang
mengumpamakan bangunan sebagai obyek atau ditemukan di Palak Siring Bengkulu Utara, motif
sesuatu yang lain (Febrina, 2018). Berdasarkan huruf kaganga yang bertuliskan kata “Ratu
beberapa pengertian tersebut, maka dapat ditarik Samban” seorang pahlawan yang berasal dari
kesimpulan bahwa arsitektur metafora merupakan Bengkulu Utara, motif berlian merah

gaya arsitektur yang berawal dari sebuah kiasan melambangkan kekayaan bengkulu utara melalui
yang diwujudkan dalam bentuk desain bangunan keindahan batu mulia Red Rafflesia , motif tiga
yang membuat pengamat memiliki berbagai cula melambangkan tugu amanah yaitu simbol
interpretasi terhadap bangunan karena adanya perjuangan masyarakat Bengkulu Utara, motif garis
kemiripan dengan sesuatu yang lain. meliuk melambangkan pohon inang Rafflesia,
motif ular tikus Enggano yaitu hewan endemik
2.8 Jenis Arsitektur Metafora Enggano, dan motif pola bulatan kecil
Anthony C. Antoniades (1992:30-31) membedakan melambangkan tanaman Asam Kelubi yang hanya
metafora menjadi tiga jenis yaitu: ada di Enggano.
a. Metafora konkret (Tangible) yang berasal dari
sesuatu yang berwujud nyata, terlihat, atau
memiliki karakter visual (Ashadi, 2019).
b. Metafora abstrak (Intangible) yang berasal dari Gambar 1. Batik Kagano
ide, konsep, nilai-nilai tertentu, tradisi, budaya, Sumber : budaya-indonesia.org (Diakses pada 11
sesuatu yang abstrak atau tak terlihat (Ashadi, Juli 2022, 22.32 WIB)
2019).
Untuk representasi metafora dari pencerminan 4. KRITERIA PERANCANGAN
fungsi bangunan menggunakan objek teropong.
Tabel 2. Kriteria Objek
Pemilihan teropong sebagai obyek metafora
No Kriteria Keterangan
merupakan interpretasi dari aktivitas pada Tourist
1 Kebutuhan Ruang Inti :
Information Center yang dilakukan sesuai dengan Ruang Kebutuhan ruang Tourist Information
Center Bengkulu Utara mengikuti
fungsinya yaitu pelayanan jasa informasi yang PermenParekraf No 2 tahun 2021 yang
dapat mengenalkan Bengkulu Utara lewat potensi memiliki ruang inti yaitu, lobby, area
informasi, service desk area, lounge
pariwisata. Pusat informasi dan teropong pengunjung, kantor administrasi, dan
toilet.
merupakan dua hal yang berbeda namun memiliki Ruang Penunjang :
Ruang penunjang yang akan diterapkan
beberapa persamaan karakteristik, dimana teropong
pada perancangan Tourist Information
memiliki karakteristik yaitu dapat membantu Center Bengkulu Utara ditambahkan
berdasarkan referensi preseden yaitu
melihat sesuatu yang jauh menjadi lebih dekat, internet station, area pertunjukan, toko
cinderamata, tour and travel office,
melihat suatu obyek yang awalnya kurang jelas galeri,perpustakaan mini,tempat
menjadi lebih jelas, dan membantu melihat suatu penyewaan fasilitas wisata,kelas
membatik, ruang latihan serba guna, ruang
obyek yang sekilas tampak sederhana menjadi lebih seminar/workshop,cafetaria,ruang utilitas
hingga musholla.
detail. 2 Kegiatan Kegiatan Tourist Information Center
Bengkulu Utara terbagi dalam enam
kelompok fungsi kegiatan berdasarkan
3. LOKASI PERANCANGAN ruang-ruang yang ada yaitu zona
penerimaan, zona informasi, zona edukasi,
Lokasi terpilih berada di kecamatan Arga Makmur zona komersil, zona pengelolaan dan zona
servis.
yang menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk 3 Fasilitas Indoor :
Berdasarkan PermenParekraf No 2 tahun
terpadat yaitu 42.362 orang dengan persentase 2021, kriteria ruangan dilengkapi oleh
14,29% dari keseluruhan penduduk di Kabupaten beberapa fasilitas yaitu fasilitas ramah
disabilitas/lansia seperti ramp, rambu arah,
Bengkulu Utara. Berdasarkan Peraturan Daerah pemandu wisata, buku dan brosur dalam
dua bahasa.
Bengkulu Utara Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Outdoor :
Bangunan Gedung, tapak yang memiliki kepadatan Pada luar ruangan, terdapat fasilitas ramp
dan jalur pejalan kaki yang terpisah
tinggi atau pusat kota dapat ditetapkan KDB sedang dengan jalur transportasi serta penyediaan
lahan parkir.
(30%-60%) atau KDB tinggi (60%-100%). Adapun 4 Aplikasi 7 Aksesibilitas : Lokasi strategis, mudah
peraturan mengenai garis sempadan dan koefisien prinsip dilihat dan mudah dijangkau oleh
desain TIC pengunjung baik menggunakan kendaraan
luas bangunan tercantum pada Peraturan Daerah maupun berjalan kaki.
Fungsional : Memenuhi persyaratan
Bengkulu Utara Nomor 6 Tahun 2012 tentang minimum seperti penyediaan ruang dan
Retribusi Perizinan Tertentu. Tapak yang menjadi fasilitas inti sesuai peraturan
Pemenparekraf No. 2 Tahun 2021 dan
lokasi perancangan berada di jalan utama yang dilengkapi dengan fasilitas
pelengkap/penunjang.
menghubungkan kota antar pusat kegiatan wilayah Budaya lokal/estetika : Menarik secara
visual, memperhatikan keselarasan
sehingga dapat menggunakan ketentuan pada pasal
dengan kondisi alam sekitarnya dan
7 dimana bangunan yang didirikan pada jalan budaya lokal seperti penggunaan material
lokal yaitu kayu dan batu bata serta
utama memiliki garis sempadan bangunan yaitu 25 menerapkan ornamen khas daerah yaitu
batik kagano.
meter dan garis sempadan pagar selebar 15 meter. Ekonomis : Konstruksi yang kuat, biaya
yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing daya tarik wisata yaitu
menggunakan beton bertulang.
Kelestarian lingkungan : Desain
mempertimbangkan kondisi tapak dan
alam sekitar serta tata guna lahan kawasan 7 Lokasi Pemilihan Lokasi :
mengacu pada RTRW Bengkulu Utara Adapun kriteria lokasiloka perancangan
2015-2035. Tourist Information Center Bengkulu
Keselamatan dan Keamanan : Utara yaitu:
Memenuhi persyaratan keselamatan 1. Lokasi memiliki aksesibilitas yang
bangunan/gedung sesuai pe peraturan yang baik,mudah dijangkau kendaraan
berlaku seperti penyediaan sistem proteksi maupun pejalan kaki.
kebakaran, penangkal petir dan sarana 2. Lokasi harus mudah dilihat.
penyelamatan. 3. Lokasi harus strategis,dimana sering
Mitigasi Bencana : Penyediaan sarana dilalui oleh masyarakat terutama
evakuasi bangunan/gedung seperti pintu pengunjung
njung dari luar kota.
darurat dan tangga darurat. 4. Lingkungan sekitar tapak mendukung
5 Karakteris Material : Penggunaan bahan bangunan untuk dibangun pusat informasi
tik disesuaikan dengan PermenParekraf No 2 wisata, seperti dekat dengan daya tarik
tahun 2021 yang mengutamakan bahan wisata.
yang selaras dengan lingkungan dan alami
seperti kayu dan batu bata yang dapat Tabel 3. Kriteria Penerapan Metafora
mencerminkan kebudayaan lokal dan
memberi kesan hangat pada ruangan. No Kriteria Keterangan
Gaya bangunan : Desain Tourist 1 Konsep Perancangan menggunakan metafora
Information Center menggambarkan Bentuk konkret yang terinspirasi dari benda yang
lingkungan dan kearifan lokal dengan nampak secara visual yang diterapkan
cara menampilkan ornamen khas daerah pada bentuk dasar bangunan. Digunakan 2
dimana pada perancangan Tourist objek sebagai ide dalam membentuk
Information Center Bengkulu Utara massa yaitu teropong dan batik kagano
digunakan motif batik kagano pada untuk merepresentasikan identitas citra
interior dan eksterior bangunan serta lokasi dan identitas bentuk bangunan
bang
menggunakan
enggunakan warna yang netral. sebagai penerapan prinsip metafora yaitu
Logo : Dihimbau menggunakan papan pemindahan konsep dari suatu obyek ke
petunjuk lokasi TIC dengan bangunan yang dirancang,
mencantumkan logo “i” (informasi) serta
tulisan Tourist Information Center
Center, logo
Wonderful Indonesia dan unsur
tradisional. Unsur tradisional pada
perancangan TIC Bengkulungkulu Utara dapat
menggunakan motif dari batik kagano.
6 Aksesi 1. Tourist Information Cente Center harus 2 Eksterior Bentuk dasar bangunan mengalami
bilitas/ mudah diakses baik pejalan kaki modifikasi bentuk sedemikian rupa
Sirkula maupun kendaraan bermotor. menyerupai objek teropong dan batik
si 2. Dilengkapi jalan akses bagi pejalan kaki kagano sebagai penerapan prinsip upaya
dan area parkir membuat suatu bangunan seakan-akan
seakan
3. Aksesibilitas mempert
mempertimbangkan menjadi sesuatu yang berbeda sehingga
kebutuhan penyandang disabilitas, menghasilkan eksterior bangunan yang
seperti jalan khusus berupa ramp bagi dapat menimbulkan multiinterpretasi pada
lansia dan pengguna kursi roda serta pengamat karena kemiripan bangunan
penyediaan penanda arah berupa dengan bentuk fisik teropong dan motif
guilding block. pada batik kagano o khususnya motif
Rafflesia Kemumuensis dan burung Pleci
Enggano. Fasad juga diberi ornamen
menyerupai batik kagano,contohnya
pemakaian sunshading dengan motif batik
Kagano pada bukaan bangunan yang lebar.

3 Interior Pengaplikasian prinsip met


metafora yaitu
upaya membuat suatu bangunan seakan
seakan-
akan menjadi sesuatu yang berbeda
Sumber:Klobility.id menggunakan elemen yang diterima oleh
indra manusia, seperti warna,bentuk,
tekstur yang di rancang untuk
menghasilkan visual bangunan dan ruang
yang unik, menyerupai bentuk yyang ada
pada teropong dan batik Kagano. Pada
bagian interior,terdapat beberapa rak yang
menyerupai motif sayap dan teropong.
Penataan ruang juga disesuaikan dengan
bentuk ruang dalam pada teropong dan
motif rafflesia kemumuensis pada batik
Kagano.

4 Material Untuk mendukung proses peniruan bentuk


dari motif batik kagano,dimana terdapat
gambar burung Enggano sehingga
diperlukan material yang memiliki
motif/bentuk berulang. Pada perancangan
ini pada area plafon dapat menggunakan
bahan kayu yang di dipasang berbaris
sehingga menyerupai baris sayap. Selain
itu untuk menampilkan motif kagano,juga
digunakan material dari panel karena dapat Gambar 2.. Analisis dan Respon Tapak
membentuk motif dengan mudah dan
memiliki fleksibilitas tinggi. Pada area
Berdasarkan analisis tapak,didapatkan hasil zonasi
atap memiliki beberapa skylight sebagai
penerapan
erapan bentuk motif bintik pada site sebagai berikut.
rafflesia.

Sumber : Analisis Pribadi,2022

5. KONSEP PERANCANGAN Gambar 3.. Zonasi Tapak

5.1 Analisis Tapak 5.2 Orientasi dan Tata Massa Bangunan


Analisis tapak ditinjau dari aspek lintasan sinar Massa bangunan Tourist Information Cente
Center
matahari,arah angin,sirkulasi pengguna, dan Bengkulu Utara termasuk ke dalam kategori massa
kebisingan di lingkungan sekitar. Adapun aspek jamak karena memiliki 3 bangunan dalam tapak.
pendukung lain yaitu kontur,view ke luar dan ke Konsep tatanan massa bangunan ini berasal dari
dalam tapak. metafora bentuk teropong dan batik kagano dimana
bentuk dasar dari kedua objek dibentuk menjadi
tiga buah pecahan massa yang disusun secara
aksial.
pola dari ekor burung Kacamata Enggano
E yang
terdapat pada batik Kagano.

Gambar 4.. Tatanan Massa


Pertimbangan orientasi massa bangunan Tourist
Information Center Bengkulu Utara dipengaruhi
oleh faktor view ke dalam dan ke luar tapak.

Gambar 6.Konsep
.Konsep Lansekap

5.4 Konsep Massa Bangunan


Bentuk dasar menggunakan metafora konkret yang
terinspirasi dari benda yang nampak secara visual
yang diterapkan pada bentuk dasar bangunan.
Dalam merepresentasikan identitas citra lokasi dan
identitas bentuk bangunan, digunakan
unakan 2 objek

Gambar 5.. View ke dalam dan luar tapak sebagai ide dalam membentuk massa yaitu
teropong dan batik kagano.
Untuk memaksimalkan potensi view ke dalam
tapak dan memudahkan pengunjung melihat
gambaran metafora pada bangunan, maka muka
bangunan dihadapkan ke arah depan sedikit miring
ke arah titik kedatangan kendaraan. Massa 1
menghadap kearah sudut kiri tapak agar
dapatmelihat view bundaran dengan lebih
optimal,massa 3 menghadap
adap jalan dan
pemandangan bukit kaba.
Gambar 7.. Gubahan Massa
5.3 Konsep Ruang Luar
Lansekap tapak dibuat menyerupai motif batik
kagano. Taman dengan bentuk berundak diletakkan
pada sebelah kiri bangunan mengikuti motif batik
kagano, dimana letak dan bentuk taman diibaratkan
sebagai Rafflesia Kemumuensis
Kemumuensis. Pada batik
kagano,terdapat motif meliuk yang merupakan
perwujudan dari inang bunga Rafflesia. Bentuk
taman dan akses sirkulasi pada taman m
mengikuti
Gambar 8.. Transformasi Bentuk
Konsep warna pada Tourist information Center digunakan berdimensi 35x35cm dan 40 x 40cm
Bengkulu menggunakan komposisi warna yang dengan bentuk persegi.
hangat, netral dan mencerminkan kearifan lokal c. Upperstructure
yang diambil dari
ri warna pada batik kagano. Bagian atap gedung menggunakan struktur baja
karena bahannya yang kuat dan tahan lama.
Rangka atap menggunakan sistem cremona.
Bangunan Tourist Information Center
Bengkulu Utara juga menggunakan atap dak
dari beton bertulang.

Gambar 9.. Konsep Warna

Penggunaan material disesuaikan mengutamakan


bahan yang selaras dengan lingkungan dan alami
seperti bata merah dan beton yang sering di lihat
pada lingkungan sekitar tapak, atau kayu yang
dapat mencerminkan kebudayaan lokal dan
memberi kesan hangat pada ruangan.
Gambar 11.. Struktur Atap
A

6. HASIL PERANCANGAN

Hasil desain yang didapatkan pada penerapan kosep


metafora konkret di bangunan Tourist Information
Center Bengkulu Utara adalah sebagai berikut.

Gambar 10.. Konsep Material

5.5 Konsep Struktur


a. Substructure Gambar 12.. Perspektif Eksterior
Bangunan ini direncanakan memiliki 2 lantai
dengan kedalaman pondasi tapak yaitu 1,5
1,5-2
meter
b. Midstructure
Struktur kolom dan balok dari beton bertulang
akan dibuat menggunakan
nggunakan sistem cor. Konsep
pola ruang dan struktur yang rencanakan Gambar 13.. Perspektif Eksterior
memiliki pola grid dengan bentang kolom yang
bervariasi mulai 6 - 8 meter. Kolom yang
Gambar 14.. Perspektif Eksterior
Gambar 19.. Perspektif Interior

Gambar 15.. Perspektif Eksterior

Gambar 16.. Perspektif Interior


Gambar 20.. Format Display

Gambar 17. Perspektif Interior

Gambar 18.. Perspektif Interior Gambar 21.. Format Display


7. KESIMPULAN

Dari hasil desain Tourist Information Center yang


telah terbentuk, maka penulis memiliki beberapa
kesimpulan dari perancangan Tourist Information
Center Bengkulu Utara dengan pendekatan
arsitektur metafora,diantaranya:

a. Konsep metafora diambil sebagai langkah


dalam meningkatkan minat masyarakat dalam
mengunjungi TIC melalui bentuk yang menarik
sebagai wujud ekspresi pusat informasi dan
kelokalan.
b. Perancangan menggunakan metafora konkret
yang terinspirasi dari benda yang nampak
secara visual yang diterapkan pada bentuk
dasar bangunan. Digunakan 2 objek sebagai ide
dalam membentuk massa yaitu teropong dan
batik kagano untuk merepresentasikan identitas

Gambar 22.. Format Display citra lokasi dan identitas bentuk bangunan
sebagai penerapan prinsip metafora yaitu
pemindahan konsep dari suatu obyek ke
bangunan yang dirancang.
c. Lokasi perancangan berada di kecamatan Arga
Makmur dengan luas 8.276,57 m2.
d. Tapak yang memiliki kepadatan tinggi atau
pusat kota dapat ditetapkan KDB sedang (30%-
(30%
60%) atau KDB tinggi (60%-100%).
100%). Dengan
mempertimbangkan rasio minimum ruang
terbuka hijau sebesar 30% dan ruang terbuka
untuk area perkerasan seperti parkir dan taman
maka dapat diberlakukan KDB sebesar 60%
pada tapak perancangan.
e. Kegiatan Tourist Information Center Bengkulu
Utara terbagi dalam enam kelompok fungsi
kegiatan berdasarkan ruang-ruang
ruang yang ada
yaitu zona penerimaan, zona informasi, zona
Gambar 23.. Format Display edukasi, zona komersil, zona pengelolaan dan
zona servis.
8. SARAN Ashadi. (2019). Konsep Metafora Dalam
Arsitektur. Jakarta Pusat: Arsitektur UMJ
Dengan selesainya penyusunan tugas akhir ini,
Press.
penulis menyadari masih terdapatnya banyak
Ayiran, N. (2012). The role of metaphors in the
kekurangan baik dari segi penulisan ataupun desain
formation of architectural.
yang telah dihasilkan. Maka dari itu, penulis
BAPPEDA Kabupaten Bengkulu Utara. 2015.
memiiki beberapa saran bagi perancangan serupa
Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 11
untuk menciptakan desain permukiman yang lebih
Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang
optimal, diantaranya :
Wilayah Kabupaten Bengkulu Utara 2015-
a. Kelengkapan data berperan penting sebagai
2035.
bahan pertimbangan dalam merancang. Data
Bassim, A., Salih, M., & Alobaydi, D. (2020).
harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan
Metaphor of Symbols of Iraqi Architecture
sehingga perancangan dapat berjalan dengan
and Urbanism: Studying symbols as identity
baik.
of Governmental Buildings’ facades in
b. Proses perancangan baiknya mengacu kepada
Baghdad, Iraq. IOP Conference Series:
isu/permasalahan yang terjadi pada area
Materials Science and Engineering. IOP
perancangan.
Publishing.
c. Pemilihan pendekatan baiknya mampu
Febrina. (2018). Perpustakaan Umum Kota Binjai
menjawab permasalahan yang dihadapi pada
(Arsitektur Metafora). Tugas Akhir .
perancangan. Pendalaman lebih mengenai
Jencks, C. (1980). The Languange of Post Modern
pendekatan diperlukan agar desain tetap
Architecture.
selaras.
Pambudi, P. A. (2019). Efektivitas Tourist
d. Pendekatan metafora baiknya menggunakan
Information Centre (TIC) Dalam
sumber inspirasi yang mampu
Memberikan Informasi Tentang Kawasan
merepresentasikan pesan yang ingin
Wisata Di Lingkungan Daerah Istimewa
disampaikan.
Yogyakarta (DIY).
e. Dalam menggunakan metafora,penentuan aspek
Peraturan Daerah Kabupaten Bengkulu Utara
warna,tekstur,dan bentuk berpengaruh terhadap
Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Bangunan
kemudahan pengamat bangunan dalam
Gedung.
memahami pesan yang ingin disampaikan
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pedoman
9. DAFTAR PUSTAKA Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik

Abdullah, & Rahayu, U. (2018). AN ANALYSIS Bidang Pariwisata.

OF FIGURATIVE LANGUAGE. Journal Of Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten

English Language and Literature (JELL) , 03. Bengkulu Utara. (2021).

Antoniades, A. C. (1990). Poetics Of Architecture : S.Pendit, N. (1994). Ilmu Pariwisata (Sebuah

Theory of Design, Van NostrandReinhold. Pengantar Perdana). Jakarta: Pradnya

New York. Paramita.


Umam, K. (2021). REPRESENTASI SISTEM
WARNA DALAM LAGU.
Utara, B. P. (2021). Kabupaten Bengkulu Utara
Dalam Angka 2021.
UU NO.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Yoeti. (1991). Pengantar Ilmu Pariwisata.
Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai