Anda di halaman 1dari 4

NAMA: ZEFANYA MARSHALIUS

NIM:L1B020002

Judul: A REVIEW OF HATCHERY TECHNIQUES OF RED TILAPIA (Oreochromis


niloticus) AT UPT OF FRESHWATER AQUACULTURE FISHERIES(PBAT),
PASURUAN
Penulis: Ashil Falih Kes Foh Al Ghozali, Asri Sawiji, Doddy Gunawan
Tahun terbit: 2021
Jurnal: journal of Marine Resources & Coastal Management 2 (1): 20-24
Review:
Salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki potensi besar untuk dibudidayakan
adalah ikan nila merah. Ikan nila mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1981.
Karena pemeliharaan ikan nila yang cepat dalam waktu hanya enam bulan telah
mencapai ukuran konsumsi 300-500gr/ekor. Pada tahun 1986 ikan nila merah
merupakan ikan budidaya yang paling diminati setelah ikan mas.

Menurut , morfologi ikan nila yaitu lebar tubuh ikan nila umumnya sepertiga dari
panjang tubuhnya. Ciri-ciri induk jantan terlihat memiliki lubang kelamin pada
tonjolan agak meruncing yang berfungsi sebagai saluran sperma dan saluran kemih.
Ikan nila merah memiliki kelebihan dibandingkan dengan ikan budidaya lainnya.

Menurut data statistik dari Kementerian

Sepanjang tahun dapat terus menghasilkan benih ikan, terutama ikan nila. Ini karena
teknik pembenihan yang berguna dan manajemen kualitas air. Bibit yang dihasilkan
berkualitas tinggi dan selama ini telah memenuhi pasar di Gresik, Surabaya, Sidoarjo,
dan Pasuruan. Teknik pembenihan ikan nila biasanya dilakukan secara alami.

Frekuensi pemijahan tertinggi terjadi pada musim hujan. Rata-rata sebulan sekali ikan
nila akan berkembang biak. Masa pemijahan yang produktif adalah saat induk ikan nila
berumur 1,5 - 2 tahun.

Persiapan media

Kolam pemijahan ikan nila yang ideal memiliki dinding beton dan dasar tanah, bentuk
kolam berbasis tanah lebih disukai oleh ikan nila karena dihuni oleh zooplankton dan
fitoplankton yang merupakan pakan alaminya. Kolam pemijahan seluruhnya terbuat
dari beton, sedangkan kolam pendederan diberi lapisan terpal.

Persiapan Kolam Pemijahan

Kolam pemijahan ada dua jenis, yang pertama berukuran 2x4 meter, dan yang kedua
berukuran 4x8 meter. Total kolam yang tersedia untuk pemijahan adalah 11 kolam, dua
kolam kecil, dan satu kolam besar. Sebelum pemijahan, kolam disiapkan terlebih
dahulu dengan cara dibersihkan dari sisa kotoran atau lumut. Setelah bersih, kolam
diisi air dengan kedalaman 50 cm.

Induk yang dipilih adalah yang telah matang gonad dengan memperhatikan kondisi
fisik ikan nila merah. Ciri-ciri gonad betina dewasa adalah bentuk kelamin di dekat
anus yang bulat, menonjol, dan kemerahan. Induk jantan memiliki tanda kelamin
meruncing memanjang di belakang anus dan
mengeluarkan cairan bening saat dipijat di sekitar alat kelamin. Untuk dipijahkan harus
menggunakan indukan yang seragam dalam satu kolam.

Setelah memilih indukan, langkah selanjutnya adalah pemijahan.

Hal ikan bertelur

45 induk betina harus disediakan. Pemijahan alami adalah pemijahan yang dilakukan
dengan mengawinkan indukan ikan nila jantan dan betina tanpa suntikan hormon. Ada
dua jenis bobot pemijahan ikan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selama
proses pemijahan, kontrol akan dilakukan setiap hari untuk memastikan kesehatan dan
kebersihan hama.

Pengendalian intensif dilakukan pada hari ke 18-21 karena biasanya larva ikan sudah
mulai keluar. Dalam proses pemijahan induk ikan nila membutuhkan pakan dengan
kandungan protein yang dianjurkan sebesar 28-30% untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Pelet dapat diberikan 3-6% per hari dari bobot induk. Pemberian pakan
selama pemijahan semakin berkurang setiap harinya karena indukan betina sudah
mengerami telur/larva di dalam mulutnya.

Kolam pembibitan memiliki dua buah kolam yang masing-masing berukuran 5x


10 meter dengan kedalaman 70 cm terbuat dari beton dengan lapisan terpal di bagian
luar. Layaknya kolam pemijahan, sebelum digunakan untuk pendederan larva ikan
nila, terlebih dahulu kolam dibersihkan.

Seleksi Induk

Hal itu bertujuan untuk mematangkan hormon induk dan sterilisasi, terutama bagi
indukan betina, untuk memastikan tidak ada telur yang tersimpan di mulutnya. Karena
tujuan pemijahan di sini adalah pemijahan massal, maka semua indukan harus
memastikan bahwa waktu pemijahan adalah
sama. Selain itu untuk memperkecil keseragaman ukuran larva/benih yang dihasilkan.
Ukuran benih yang tidak seragam mengganggu proses pemijahan karena benih yang
besar biasanya akan memakan benih yang kecil.

Ikan nila merah betina biasanya mengerami telurnya di dalam mulut selama 10-13 hari.
Pemanenan larva ikan dapat dilakukan pada hari ke 18-25. Waktu pemanenan
tergantung dari munculnya larva yang telah dihasilkan di kolam pemijahan. Hasil
panen dibersihkan dan dibuang dengan jaring jentik.

Larva kemudian didiamkan selama 3-4 jam di lereng untuk membuang kotoran yang
ada. Pastikan aliran air selalu mengalir agar kadar oksigen juga meningkat karena larva
rentan terhadap kebutuhan oksigen. Berdasarkan , Zat kimia ini berfungsi sebagai
hormon untuk membuat ikan jantan karena pada saat pembesaran ikan konsumsi
digunakan ikan jantan.

Perawatan Larva
Jumlah indukan jantan sebanyak 130 ekor dan betina sebanyak 390 indukan. Data yang
diambil adalah pH, suhu, kedalaman, dan DO.

Suhu tertinggi di tambak 4 sebesar 29,8 C, sedangkan terendah di tambak 2 sebesar 28,2
C. Sinar matahari sangat mempengaruhi suhu air di tambak. Suhu di kolam empat
tinggi karena letaknya di tengah tanpa tanaman penahan sinar matahari. Kandungan
oksigen terlarut tertinggi tercatat 8,1 mg/L di tambak 3, sedangkan terendah 7,3 mg/L
di tambak 2. Di tambak 3 terlihat hijau transparan yang menandakan banyaknya
fitoplankton.
Sebaliknya, di tambak 2, jelas menunjukkan kurangnya fitoplankton. Derajat keasaman
4 kolam sampel tertinggi di kolam 3 dari 8 kolam. Secara keseluruhan, parameter
kualitas air meliputi suhu, DO, pH, dan kedalaman masih baik. Yakni pH berkisar 6-9,
DO lebih dari 6 mg/L, dan suhu 25-30 C. Proses ini memakan waktu sekitar 5-6 jam
untuk memastikan kesehatan benih siap disemai.
Selanjutnya benih dikemas dengan plastik khusus untuk mengemas benih ikan.
Selama penelitian dilakukan panen benih yang diperoleh banyak benih meskipun
larva yang ditebar tidak terlalu banyak. Jumlah larva yang ditebar juga harus
diperhatikan jika terlalu banyak larva yang akan mati. Selain berjuang untuk
memberi makan berlebihan, ada juga kekurangan oksigen terlarut di dalam kolam.
Kontrol Kualitas Air

Kualitas air sangat berpengaruh terhadap proses pembenihan ikan nila merah. Jumlah
indukan yang ditelurkan pada setiap tambak dapat dilihat pada Tabel 1.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang memangsa ikan nila tidak jauh berbeda dengan hama ikan air tawar
lainnya.
Beberapa hama ikan nila yang paling umum yang memiliki efek mematikan antara
lain Notonecta. Hama ini menyerang benih ikan. Salah satu penyakit yang sering
timbul pada ikan nila adalah infeksi parasit Trichodina sp.

Pada saat musim hujan, air yang berasal dari hujan akan mengubah komposisi kualitas
air pada tambak yang terkendali. Gejala yang terjadi biasanya ikan nila merah. Tidak
terjadi penumpukan sisa pakan di dalam tambak dan pengendalian kualitas air di
dalam tambak. Penanganan yang kurang baik akan mengakibatkan ikan stress bahkan
kematian, yang akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas benih yang dihasilkan.

Upaya pencegahan rutin dilakukan dengan memeriksa kondisi fisik dan perilaku ikan
di dalam tambak
setiap pagi dan sore.

Anda mungkin juga menyukai