PENDAHULUAN
1
2
dan pukul 18.00-05.00. Berikut merupakan jumlah operator mesin cetak CV. Aneka Grafika,
dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Jumlah Operator Pada Proses Cetak CV. Aneka Grafika.
No. Bagian Nama Mesin Jumlah Mesin Jumlah Pekerja
1 Operator
Komori Lithrone 540 1
2 Asisten Operator
Proses
1 Operator
1. Cetak Sakurai Oliver 472 1
1 Asisten Operator
(Printing)
1 Operator
Sakurai Oliver 272 1
1 Asisten Operator
Adapun produk kemasan yang dihasilkan oleh CV. Aneka Grafika antara lain kemasan
obat, makanan, kosmetik, peralatan rumah tangga, dll. Berikut merupakan gambar contoh
produk kemasan yang diproduksi ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Aktivitas mencetak pada CV. Aneka Grafika diharuskan melakukan aktivitas sesuai
prosedur, jadwal, serta jumlah atau target produksi yang telah ditentukan pada setiap shift.
Jadwal yang padat serta kerja mesin yang berlangsung cepat menyebabkan beban kerja
4
operator cetak meningkat. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan perhatian
khusus dalam mengontrol hasil cetakan oleh mesin, mesin cetak dapat mencetak sekitar
30.000 – 50.000 per shift nya. Apabila dilihat dari cara kerja operator yang dituntut untuk
selalu aktif dalam posisi berdiri, operator harus berkonsentrasi dalam durasi yang lama, dan
melakukan pergerakan tubuh yang terus menerus untuk mengontrol hasil dari mesin cetak
tersebut. Apabila terjadi kendala maupun terdapat hasil cetak yang tidak sesuai maka
operator harus dengan cepat memperbaiki hasil cetak tersebut dengan melakukan pengaturan
terhadap mesin cetak. Meskipun menggunakan mesin semi otomatis, namun peran operator
dan asisten operator dituntut untuk selalu aktif selama proses produksi yang ditunjukkan
pada Gang Process Chart yang terdapat pada lampiran. Aktivitas produksi yang meningkat
menyebabkan kegiatan bertambah banyak dan diperlukan perhitungan dalam mengukur
beban kerja. Maka dari itu perusahaan perlu mengetahui beban kerja yang diterima oleh
masing-masing operator cetak. Untuk operator yang memiliki beban kerja tinggi diatas
100% perlu diberikan kebijakan dalam pemberian upah kerja yang sesuai dengan pemberian
insentif.
Dalam melakukan pekerjaan sehari-harinya operator cetak melakukan aktivitas
produktif dan non-produktif. Menurut Guntar (2008), pengertian aktivitas non-produktif
adalah suatu aktivitas dimana aktivitas tersebut tidak menghasilkan sebuah nilai tambah pada
peningkatan kecepatan penyelesaian tugas dan kualitas proses. Sedangkan pengertian
aktivitas produktif merupakan aktivitas yang sesuai dengan job description yang telah
ditentukan dari pihak perusahaan untuk membuat sebuah barang atau jasa. Pada dasarnya
operator cetak pada CV. Aneka Grafika telah bekerja sesuai dengan job description yang
diberikan. Namun disini juga tidak menutup kemungkinan apabila operator pada salah satu
mesin membantu pekerjaan operator pada mesin lainnya dimana pekerjaan tersebut dapat
dikatakan sebagai helper. Kegiatan ini tergolong dalam kegiatan other dimana merupakan
salah satu kegiatan produktif diluar job description. Dalam hal ini untuk mengukur beban
kerja pada operator cetak, tahap awal yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi
awal untuk mengetahui presentase produktif dan non-produktif berdasarkan job description
operator cetak dalam melakukan proses cetak.
Dilakukannya observasi awal adalah untuk mengetahui seberapa besar presentase
produktif dan non-produktif dari operator cetak dengan mengamati aktivitas sesuai job
description. Pada Tabel 1.2 menunjukkan hasil presentase produktif dan non-produktif
operator cetak.
5
Tabel 1.2
Pre-Work Sampling Operator Cetak
No. Operator Mesin Produktif Non-Produktif
1 Op 1 Komori Lithrone 540 71.67% 28.33%
2 As 1 Komori Lithrone 540 83.33% 16.67%
3 As 2 Komori Lithrone 540 53.33% 46.67%
4 Op 1 Sakurai Oliver 472 83.33% 16.67%
5 As 1 Sakurai Oliver 472 70.00% 30.00%
6 Op 1 Sakurai Oliver 272 86.67% 13.33%
7 As 1 Sakurai Oliver 272 56.67% 43.33%
Berdasarkan data hasil dari pre work sampling yang telah dilakukan, dapat dilihat hasil
presentase kegiatan produktif dan non-produktif operator cetak. Presentase tersebut
didapatkan dari penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung berdasarkan
waktu random dalam durasi waktu 2 jam. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat
produktivitas masih kurang merata antara satu operator dengan operator yang lain. Pada
presentase kegiatan produktif memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Apabila dilihat
pada operator 1 mesin Sakurai Oliver 272 memiliki presentase produktif sebesar 86.67%,
sedangkan pada asisten operator 2 mesin Komori Lithrone 540 memiliki presentase
produktif sebesar 53.33%. Dalam hal ini perlu dilakukannya pemerataan beban kerja yang
diterima operator cetak pada proses cetak agar beban kerja yang diterima oleh antar operator
jaraknya tidak terlalu jauh.
Pada penelitian ini, akan dilakukan analisis beban kerja pada operator cetak untuk
memberikan rekomendasi perbaikan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Workload Analysis (WLA). Menurut Barnes (1980:314) Workload Analysis
adalah sebuah tata cara untuk menghasilkan alat pengukur tenaga kerja dimana menunjukkan
jumlah pekerja yang bekerja untuk melakukan job description nya masing-masing. Untuk
mengukur beban kerja diperlukan pengukuran produktivitas dari operator menggunakan
Work Sampling. Work Sampling merupakan metode pengukuran langsung untuk mengetahui
tingkat produktivitas operator cetak dalam melakukan pekerjaan sesuai job description yang
telah diberikan. Setelah diperoleh hasil work sampling, maka selanjutnya akan dilakukan
perhitungan beban kerja pada operator cetak. Apabila terdapat beban kerja operator cetak
yang melebihi dari standar yang telah ditentukan, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut
dan juga dapat menjadi sebuah pertimbangan perusahaan dalam memberikan kebijakan
perihal beban kerja operator yang melebihi 100% dengan memberikan tambahan insentif.
Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa pentingnya bagi perusahaan dalam memperhatikan
6
besar beban kerja yang diterima oleh operator cetak untuk tetap menjaga kinerja operator
dalam keadaan yang baik. Beban kerja yang berlebih dapat berdampak pada individu baik
fisik maupun psikis dari operator tersebut dan juga tentunya berdampak pada perusahaan
karena dapat berpengaruh pada output produksi yang dihasilkan. Sehingga diharapkan tetap
memperhatikan mengenai kondisi kesehatan, keselamatan para operator cetak untuk dapat
menghasilkan produktivitas yang tinggi serta dapat memajukan dan menjadikan perusahaan
tersebut lebih baik lagi.
1.6 Asumsi
Asumsi yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kondisi mental dan fisik operator cetak dalam keadaan baik.
2. Mesin cetak berjalan tanpa ada kerusakan mesin yang berarti.
3. Tidak adanya perubahan kebijakan oleh perusahaan.