Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan sebuah penelitian, diperlukannya sebuah gambaran umum yang


akan digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Pada bab ini akan
dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan dalam objek penelitian, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, asumsi, dan manfaat
penelitian.

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman yang semakin maju pada era globalisasi saat ini membawa
perubahan yang pesat dalam bidang industri. Perkembangan industri dituntut untuk
melakukan continuous improvement atau peningkatan mutu serta kualitas barang maupun
jasa yang dihasilkan, guna meningkatkan produktivitas dalam memenuhi kebutuhan
konsumen agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Dalam upaya meningkatkan
seluruh bagian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan visi perusahaan dan menjadikan
kinerja perusahaan optimal, maka diperlukannya sebuah perencanaan sumber daya yang
baik. Menurut Handoko (2017) Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang ada
dalam sebuah organisasi maupun perusahaan yang mecakup manusia dan aktivitasnya,
dimana hal tersebut merupakan sumber daya yang sangat bernilai dibandingkan sumber daya
yang lain. Dalam bidang industri di Indonesia pada umumnya masih mengandalkan sumber
daya manusia dalam mengoperasikan mesin untuk menjalankan sebuah proses produksi di
lantai produksi. Meskipun jalannya proses produksi telah otomatis sepenuhnya, sumber daya
manusia tetap dibutuhkan untuk mengawasi serta mengontrol jalannya proses produksi
tersebut. Maka dari itu, perencanaan sumber daya manusia merupakan hal yang penting
dalam mencapai keberhasilan sebuah perusahaan baik dari segi kualitas operator yang akan
berdampak dalam peningkatan kinerja sebuah perusahaan menjadi lebih baik.
Setiap pekerjaan yang dilakukan manusia merupakan beban kerja bagi dirinya pribadi,
beban kerja yang diterima haruslah seimbang. Menurut Tarwaka (2010) Beban kerja
merupakan sebuah perbedaan antara tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh pekerja
dan kemampuan yang dimiliki oleh pekerja. Kesesuaian beban kerja yang diatur oleh
perusahaan terhadap kondisi pekerja perlu diperhatikan. Pada dasarnya setiap pekerjaan

1
2

yang dilakukan memiliki masing-masing pembebanan yang berbeda. Apabila beban


kerja lebih tinggi daripada kemampuan yang dimiliki oleh pekerja maka akan
memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan dapat memicu terjadinya overstress
pada pekerja, dan sebaliknya jika beban kerja lebih rendah daripada kemampuan yang
dimiliki oleh pekerja maka dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi.
CV. Aneka Grafika adalah perusahaan yang bergerak dibidang percetakan kemasan
yang berlokasi di Kota Malang. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang menerapkan
sistem make to order, dimana apabila menerapkan sistem make to order akan memiliki
variasi produk yang cukup tinggi antar tiap produk karena bergantung dari permintaan yang
diminta oleh konsumen. Untuk variasi produk tersebut dapat berupa dari segi warna, rasa,
ukuran dan yang sebagainya untuk membedakan produk satu dengan produk lainnya. Untuk
kemasan yang dipesan oleh konsumen disini berbeda-beda baik dari segi bahan baku, warna,
ukuran, serta berapa jumlah permintaannya. Jumlah permintaan yang diterima CV. Aneka
Grafika saat ini relatif masih stabil, bahkan terkadang terjadi permintaan yang berlebih
(overload) dari konsumen. Sedangkan untuk proses produksi yang dilakukan oleh CV.
Aneka Grafika ini menggunakan mesin semi otomatis. Mesin semi otomatis pada perusahaan
tersebut dioperasikan oleh beberapa operator untuk melakukan pengawasan, pengaturan,
serta maintenance mesin jika terjadi kendala. Meskipun menggunakan mesin semi otomatis,
peran manusia tetap dibutuhkan selama proses produksi. Dalam hal ini peran manusia dan
mesin sama-sama berpengaruh terhadap jalannya produksi kemasan yang dihasilkan oleh
CV. Aneka Grafika.
CV. Aneka Grafika beroperasi penuh setiap hari pada hari Senin hingga hari Sabtu.
Proses produksi pada CV. Aneka Grafika terdapat 9 tahapan yang diawali dari bahan baku
yang dilanjutkan ke proses pemotongan bahan baku (cutting), proses cetak (printing), proses
sortir, proses hotprint, proses UV Coating, laminasi, die cutting, pembentukan dan
pengeleman pola, serta packaging. Untuk proses hotprint, UV Coating, merupakan tahapan
proses yang optional karena tergantung produk dan bagaimana permintaan dari konsumen.
Namun untuk penelitian ini hanya akan meneliti untuk proses cetak (printing) saja.
Jumlah total operator dalam proses cetak adalah sebanyak 17 orang. Pada mesin Komori
Lithrone 540, terdapat 9 operator yang terbagi menjadi 3 shift, yaitu pada pukul 06.30-14.00,
selanjutnya shift sore pada pukul 14.00-21.30, dan shift malam pada pukul 21.30-05.00.
Sedangkan untuk mesin Sakurai Oliver 272 dan Sakurai Oliver 472 masing-masing mesin
memiliki total 4 operator yang dibagi menjadi 2 shift (long shift) pada pukul 07.00-18.00
3

dan pukul 18.00-05.00. Berikut merupakan jumlah operator mesin cetak CV. Aneka Grafika,
dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Jumlah Operator Pada Proses Cetak CV. Aneka Grafika.
No. Bagian Nama Mesin Jumlah Mesin Jumlah Pekerja
1 Operator
Komori Lithrone 540 1
2 Asisten Operator
Proses
1 Operator
1. Cetak Sakurai Oliver 472 1
1 Asisten Operator
(Printing)
1 Operator
Sakurai Oliver 272 1
1 Asisten Operator

Adapun produk kemasan yang dihasilkan oleh CV. Aneka Grafika antara lain kemasan
obat, makanan, kosmetik, peralatan rumah tangga, dll. Berikut merupakan gambar contoh
produk kemasan yang diproduksi ditunjukkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Contoh Produk CV. Aneka Grafika

Aktivitas mencetak pada CV. Aneka Grafika diharuskan melakukan aktivitas sesuai
prosedur, jadwal, serta jumlah atau target produksi yang telah ditentukan pada setiap shift.
Jadwal yang padat serta kerja mesin yang berlangsung cepat menyebabkan beban kerja
4

operator cetak meningkat. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan perhatian
khusus dalam mengontrol hasil cetakan oleh mesin, mesin cetak dapat mencetak sekitar
30.000 – 50.000 per shift nya. Apabila dilihat dari cara kerja operator yang dituntut untuk
selalu aktif dalam posisi berdiri, operator harus berkonsentrasi dalam durasi yang lama, dan
melakukan pergerakan tubuh yang terus menerus untuk mengontrol hasil dari mesin cetak
tersebut. Apabila terjadi kendala maupun terdapat hasil cetak yang tidak sesuai maka
operator harus dengan cepat memperbaiki hasil cetak tersebut dengan melakukan pengaturan
terhadap mesin cetak. Meskipun menggunakan mesin semi otomatis, namun peran operator
dan asisten operator dituntut untuk selalu aktif selama proses produksi yang ditunjukkan
pada Gang Process Chart yang terdapat pada lampiran. Aktivitas produksi yang meningkat
menyebabkan kegiatan bertambah banyak dan diperlukan perhitungan dalam mengukur
beban kerja. Maka dari itu perusahaan perlu mengetahui beban kerja yang diterima oleh
masing-masing operator cetak. Untuk operator yang memiliki beban kerja tinggi diatas
100% perlu diberikan kebijakan dalam pemberian upah kerja yang sesuai dengan pemberian
insentif.
Dalam melakukan pekerjaan sehari-harinya operator cetak melakukan aktivitas
produktif dan non-produktif. Menurut Guntar (2008), pengertian aktivitas non-produktif
adalah suatu aktivitas dimana aktivitas tersebut tidak menghasilkan sebuah nilai tambah pada
peningkatan kecepatan penyelesaian tugas dan kualitas proses. Sedangkan pengertian
aktivitas produktif merupakan aktivitas yang sesuai dengan job description yang telah
ditentukan dari pihak perusahaan untuk membuat sebuah barang atau jasa. Pada dasarnya
operator cetak pada CV. Aneka Grafika telah bekerja sesuai dengan job description yang
diberikan. Namun disini juga tidak menutup kemungkinan apabila operator pada salah satu
mesin membantu pekerjaan operator pada mesin lainnya dimana pekerjaan tersebut dapat
dikatakan sebagai helper. Kegiatan ini tergolong dalam kegiatan other dimana merupakan
salah satu kegiatan produktif diluar job description. Dalam hal ini untuk mengukur beban
kerja pada operator cetak, tahap awal yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi
awal untuk mengetahui presentase produktif dan non-produktif berdasarkan job description
operator cetak dalam melakukan proses cetak.
Dilakukannya observasi awal adalah untuk mengetahui seberapa besar presentase
produktif dan non-produktif dari operator cetak dengan mengamati aktivitas sesuai job
description. Pada Tabel 1.2 menunjukkan hasil presentase produktif dan non-produktif
operator cetak.
5

Tabel 1.2
Pre-Work Sampling Operator Cetak
No. Operator Mesin Produktif Non-Produktif
1 Op 1 Komori Lithrone 540 71.67% 28.33%
2 As 1 Komori Lithrone 540 83.33% 16.67%
3 As 2 Komori Lithrone 540 53.33% 46.67%
4 Op 1 Sakurai Oliver 472 83.33% 16.67%
5 As 1 Sakurai Oliver 472 70.00% 30.00%
6 Op 1 Sakurai Oliver 272 86.67% 13.33%
7 As 1 Sakurai Oliver 272 56.67% 43.33%

Berdasarkan data hasil dari pre work sampling yang telah dilakukan, dapat dilihat hasil
presentase kegiatan produktif dan non-produktif operator cetak. Presentase tersebut
didapatkan dari penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung berdasarkan
waktu random dalam durasi waktu 2 jam. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat
produktivitas masih kurang merata antara satu operator dengan operator yang lain. Pada
presentase kegiatan produktif memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Apabila dilihat
pada operator 1 mesin Sakurai Oliver 272 memiliki presentase produktif sebesar 86.67%,
sedangkan pada asisten operator 2 mesin Komori Lithrone 540 memiliki presentase
produktif sebesar 53.33%. Dalam hal ini perlu dilakukannya pemerataan beban kerja yang
diterima operator cetak pada proses cetak agar beban kerja yang diterima oleh antar operator
jaraknya tidak terlalu jauh.
Pada penelitian ini, akan dilakukan analisis beban kerja pada operator cetak untuk
memberikan rekomendasi perbaikan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Workload Analysis (WLA). Menurut Barnes (1980:314) Workload Analysis
adalah sebuah tata cara untuk menghasilkan alat pengukur tenaga kerja dimana menunjukkan
jumlah pekerja yang bekerja untuk melakukan job description nya masing-masing. Untuk
mengukur beban kerja diperlukan pengukuran produktivitas dari operator menggunakan
Work Sampling. Work Sampling merupakan metode pengukuran langsung untuk mengetahui
tingkat produktivitas operator cetak dalam melakukan pekerjaan sesuai job description yang
telah diberikan. Setelah diperoleh hasil work sampling, maka selanjutnya akan dilakukan
perhitungan beban kerja pada operator cetak. Apabila terdapat beban kerja operator cetak
yang melebihi dari standar yang telah ditentukan, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut
dan juga dapat menjadi sebuah pertimbangan perusahaan dalam memberikan kebijakan
perihal beban kerja operator yang melebihi 100% dengan memberikan tambahan insentif.
Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa pentingnya bagi perusahaan dalam memperhatikan
6

besar beban kerja yang diterima oleh operator cetak untuk tetap menjaga kinerja operator
dalam keadaan yang baik. Beban kerja yang berlebih dapat berdampak pada individu baik
fisik maupun psikis dari operator tersebut dan juga tentunya berdampak pada perusahaan
karena dapat berpengaruh pada output produksi yang dihasilkan. Sehingga diharapkan tetap
memperhatikan mengenai kondisi kesehatan, keselamatan para operator cetak untuk dapat
menghasilkan produktivitas yang tinggi serta dapat memajukan dan menjadikan perusahaan
tersebut lebih baik lagi.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang akan akan di identifikasi sebagai berikut:
1. Dari hasil observasi awal menggunakan pre work sampling menunjukkan bahwa adanya
perbedaan presentase produktitf yang cukup jauh antara operator satu dengan lainnya.
2. Pada CV. Aneka Grafika belum pernah dilakukan analisis serta pengukuran beban kerja
pada operator cetak.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Seberapa besar beban kerja yang diterima oleh operator cetak CV. Aneka Grafika?
2. Berapa jumlah optimal operator yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mencetak
pada CV. Aneka Grafika?
3. Berapa besarnya insentif yang diberikan kepada operator cetak yang memiliki beban
kerja melebihi 100%?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa beban kerja yang diterima oleh operator cetak CV. Aneka
Grafika.
2. Untuk mengetahui jumlah pekerja optimal untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai beban
kerja.
3. Untuk mengetahui berapa besarnya insentif yang diberikan kepada operator cetak yang
memiliki beban kerja melebihi 100%.
7

1.5 Batasan Penelitian


Agar penulisan laporan dilakukan dengan baik serta pembahasan dapat terfokus, maka
dibuat batasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian hanya dilakukan pada proses cetak (printing) CV. Aneka Grafika.
2. Tidak terdapat perubahan jumlah mesin selama penelitian.
3. Tenaga kerja yang akan dihitung adalah operator mesin cetak pada CV. Aneka Grafika.
4. Pengambilan data hanya dilakukan pada rentang pukul 06.30-17.00 WIB.

1.6 Asumsi
Asumsi yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kondisi mental dan fisik operator cetak dalam keadaan baik.
2. Mesin cetak berjalan tanpa ada kerusakan mesin yang berarti.
3. Tidak adanya perubahan kebijakan oleh perusahaan.

1.7 Manfaat Penelitian


Dari penelitian manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui seberapa besar beban kerja yang diterima oleh operator cetak CV.
Aneka Grafika.
2. Dapat mengetahui berapa jumlah pekerja optimal dalam menyelesaikan sebuah
pekerjaan, yang sesuai dengan beban kerja.
3. Dapat menghitung berapa jumlah insentif yang diterima operator cetak berdasarkan
beban kerja yang melebihi 100%.
8

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai