Anda di halaman 1dari 13

Volume 6

Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1


http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD


TOHARI DENGAN SINIAR “CATATAN BUAT EMAK” KARYA
SUTRADARA GUNAWAN MARYANTO: SEBUAH KAJIAN BANDINGAN

Rina Arci Hasanah1, Dewi Murni2, Dian Hartati3.


1
Universitas Singaperbangsa Karawang: 1710631080135@student.unsika.ac.id
2
Universitas Singaperbangsa Karawang: 1710631080045@student.unsika.ac.id
3
Universitas Singaperbangsa Karawang: dian.hartati@fkip.unsika.ac.id

Artikel Info Abstrak

Laju perkembangan teknologi zaman sekarang nampaknya


Kata Kunci: Analisis tidak mampu dihentikan. Teknologi mampu menawarkan berbagai
Struktural, Novel, Siniar platform yang menjadikan media kreasi lebih kreatif inovatif dibidang
sastra. Siniar merupakan media baru yang sedang naik daun dan
diperkenalkan melalui platform musik Spotify hingga dikenal dengan
sebutan podcast. Siniar atau podcast mengemas karya sastra menjadi
lebih ringkas dari karya sastra yang tadinya dinikmati dengan cara
membaca kini bisa didengar melalui siniar. Terkait kemudahan dalam
menikmati sastra apakah siniar bisa menjadi cara yang tepat untuk
melestarikan sastra atau justru nantinya akan menurunkan minat baca
pembaca karya sastra dan beralih ke siniar. Oleh karena itu perlu
adanya kajian tentang perbandingan antara novel Ronggeng Dukuh
Paruk dan siniar “Catatan Buat Emak” untuk mengetahui kesesuaian isi
antara novel dengan siniar melalui analisis struktural. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan sejauh mana perbedaan siniar dan
novel sehingga mampu mengemas novel yang tebal menjadi sandiwara
suara yang ringkas dan menarik minat pendengar. Metode yang peneliti
digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Peneliti menguraikan
hasil kajian bandingan secara naratif yang berisi hasil analisis struktural
antara novel dan siniar. Perbandingan kedua karya akan menghasilkan
poin-poin pembeda antara novel dan siniar seperti: tema, latar,
penokohan, alur, hingga gaya bahasa kedua karya. Selain itu diuraikan
juga nilai-nilai perempuan yang terdapat dalam karya sastra seperti (a)
Citra Perempuan dalam Keluarga dan Masyarakat, dan (b) Peran
Perempuan dalam lingkup sosial masyarakat.

The pace of technological development today seems unable


to be stopped. Technology is able to offer various platforms that make
media creations more creative and innovative in the field of literature.
Siniar is a new media that is on the rise and was introduced through the
Spotify music platform to become known as a podcast. Siniar or
podcasts seem to be able to package literary works to be easier to
understand, from literary works that were previously enjoyed by
reading can now be heard through podcasts. Related to easily enjoy the
literature whether the podcast can be an appropriate way to preserve
literature or it will decrease the reader's interest in reading literature and
switch to the podcast. Therefore it is necessary to study the comparison
between the novel Ronggeng Dukuh Paruk and podcast “Catatan Buat
Emak" to determine the suitability of the content between novels and
literature through structural analysis. This study aims to describe the
differences between the two works and the extent to which the theater

1
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

is able to package thick novels into a concise voice play that attracts
Keywords: Structural listeners.The method that researchers use is descriptive qualitative
Analysis, Novel, Siniar. method, describing the results of the analysis of the data to be
studied.The researcher describes the results of the comparative study in
a narrative manner which contains a structural analysis between the
novel and siniar.The comparison of the two creations will produce
points of comparative study between novels and siniar, such as: theme,
setting, characterization, plot, to the language style of the two
creation.In addition, it also describes the values of women in literary
works such as (a) The Image of Women in Family and Society, and (b)
The Role of Women in the social sphere of society.

A. PENDAHULUAN sandiwara sastra. Sandiwara sastra


Dewasa ini, siklus kesusastraan di merupakan sebuah kreativitas seniman
Indonesia telah mengalami konvergensi dalam mengemas cerita prosa ke dalam
media. Teknologi dan sastra nampaknya bentuk audio. Mereka melebeli siniarnya
menjadi tren di era digital sebagai upaya dengan sebutan “Budaya Kita”. Adapun
memperkenalkan sastra kepada dunia. karya sastra yang telah ditranformasi oleh
Menyoroti hal itu, dengan menggunakan “Budaya Kita” ke dalam bentuk audio
media baru seperti siniar atau podcast yaitu cerpen Mencari Herman karya Dee
tentu akan memberikan paras sastra yang Lestrari, Novel Ronggeng Dukuh Paruk
berbeda. Terbukti dengan hadirnya siniar karya Ahmad Tohari, Layar Terkembang
atau podcast yang sudah tersedia di karya Alisyahbana, Cerpen Berita dari
aplikasi musik salah satunya adalah Kebayoran karya Pramoedya Ananta
spotify. Hal ini harus dilakukan agar Toer, Novel Helen dan Sukanta karya Pidi
karya sastra bisa terus hidup dengan Baiq, dan Buku Kumpulan Cerpen Zig
memanfaatkan teknologi yang ada. Zag karya Putu Wijaya. Dengan adanya
Podcast bisa diartikan sebagai terobosan ini, memberi warna baru dalam
rekaman konten audio yang bisa dunia sastra serta mengajak anak-anak
dijangkau oleh khalayak. Sifatnya yang muda sekarang untuk tertarik dalam
auditif, tentu bisa membangun daya mengagumi karya sastra.
imajinasi pendengarnya. Konten berbasis Pengunaan media dalam
audio pada podcast tentu memberikan mengupayakan adanya perwajahan baru
peluang bagi para pengembangnya. dari karya sastra yang melalui proses
Apalagi dengan kemudahan akses yang perubahan sering dikenal dengan istilah
tersedia sangat memikat pengguna. transformasi. Namun perubahan dalam
Senada dengan pendapat Geoghegan dan penyajian karya sastra yang berawal dari
Klass (2007) menyatakan bahwa podcast media cetak ke dalam media audio tentu
memiliki potensi yang terletak pada saja banyak hal yang dihilangkan.
keunggulannya, yaitu dapat diakses secara Mengingat bahwa durasi podcast yang
otomatis, mudah dan kontrol ada di begitu singkat akan mempengaruhi
tangan konsumen, dapat dibawa-bawa, ketertarikan penikmat sastra. Berbeda
dan selalu tersedia. Hal itu didukung oleh dengan novel yang bisa dibaca dan
adanya teknologi seperti telepon dinikmati dalam waktu yang lebih lama.
genggam, laptop, ipad, dan lain-lain. Dengan perbedaan kuantitas tersebut
Seperti terobosan baru telah tentunya sedikit demi sedikit akan
dilakukan oleh Titimangsa Foundation mengubah keinginan seseorang untuk
yang sudah menciptakan sebuah memilih mendengarkan daripada

2
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

membaca. Sehingga daya tangkap kualitatif merupakan penelitian yang


penikmat akan mengalami perbedaan melalui proses analisis sehingga hasilnya
dalam pemaknaan cerita dari keduanya. adalah deksripsi dari apa yang diteliti.
Karena baik dari segi media, keutuhan Metode yang digunakan dalam penelitian
struktur cerita pun akan berubah. Karena ini yaitu metode kualitatif deskriptif.
perubahan dan perbedaan tersebut peneliti Metode kualitatif deskriptif menurut
ingin mengetahui sejauh mana Moleong (2010: 11) merupakan metode
perbandingan keduanya. yang mengumpulkan data berupa kata-kata,
Tidak seperti transformasi film, gambar, dan bukan angka-angka. Metode
peneliti belum banyak menemukan ini akan diuraikan berdasarkan hasil analisis
penelitian terkait transformasi novel ke dari kutipan data yang berupa narasi
podcast, mungkin karena media podcast maupun dialog.
ini terbilang baru perkembangannya. Pendekatan yang digunakan dalam
Tetapi karena minat pendengarnya mulai penelitian ini yaitu pendekatan struktural.
banyak, peneliti kira di masa mendatang Pendekatan struktural digunakan peneliti
akan banyak karya-karya podcast untuk untuk membandingkan unsur
bermunculan. Maka dari itu karya tersebut intrinsik novel dan siniar. pendekatan
harus diiringi dengan penelitian yang struktural berkaitan dengan unsur-unsur
relevan sebagai respons agar antara karya pembangun karya sastra yang saling
dan apresiasi pendengar bisa berimbang. berkaitan. sejalan dengan pendapat
Berdasarkan persoalan di atas Aminuddin (2000: 1) bahwa pendekatan
peneliti tertarik untuk melakukan struktural berkaitan dengan unsur intrinsik
penelitian yang berjudul Analisis Struktur pembentuk novel meliputi tema, latar,
Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya tokoh/penokohan, alur, gaya bahasa, sudut
Ahmad Tohari dengan Siniar “Catatan pandang, dan amanat yang ada dalam
Buat Emak” Karya Sutradara Gunawan sebuah cerita. Serta nilai-nilai perempuan
Maryanto: Sebuah Kajian Bandingan. yang terdapat dalam kedua karya. Data
Penelitian ini dilakukan untuk menguak dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan
sejauh mana perbedaan struktural maupun dari novel dan transkip naskah drama dari
pemaknaannya. Adapun tujuan-tujuan siniar.
dalam penelitian ini yaitu 1) menganalisis Sumber data penelitian ini adalah
unsur intrinsik dengan pendekatan novel dan siniar. Instrument yang
struktural, 2) membandingkan hasil digunakan dalam penelitian ini yaitu tabel
analisis struktural untuk mengetahui pembanding struktural karya. Teknik
persamaan dan perbedaan kedua karya. pengumpulan data yang digunakan yaitu
Penelitian ini akan memberikan teknik baca, teknik catat, dan teknik dengar.
pengetahuan baru bagi pembaca serta Sedangkan teknik analisis data yaitu dengan
kesadaran bahwa vitalitas karya sastra analisis data deskriptif kualitatif menurut
dengan berbagai variasi bentuk mampu Sugiyono (2012: 334) meliputi reduksi data,
mewarnai khazanah kesusastraan serta penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
pandai menyesuaikan dengan kondisi Dalam tahap reduksi data, peneliti akan
zaman. mencatat dan mengumpulkan data-data
yang ditemukan. Selanjutnya pada tahap
penyajian data, peneliti akan menyusun
B.METODE data-data yang telah dicatat untuk disajikan
Penelitian ini menggunakan sesuai dengan aspek yang diteliti.
paradigma penelitian kualitatif. penelitian Kemudian setelah data sudah tersusun,

3
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

maka peneliti akan menarik sebuah penelitian.


kesimpulan sebagai hasil akhir dari

C.HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Perbandingan
Berdasarkan hasil analisis bandingan antara novel Ronggeng Dukuh Paruk dengan
siniar Catatan Buat Emak, berikut tabel identifikasinya.
Tabel 1. Analisis Bandingan antara Novel Ronggeng Dukuh Paruk dengan Siniar Catatan
Buat Emak
Novel Siniar
1) Tema dalam novel bercerita tentang 1) Bertema kisah cinta Srintil dan Rasus yang
seorang ronggeng yang memberikan tak sampai.
kehidupan pada suatu desa dengan budaya
yang melekat.
2) Tokoh utama: Srintil, Rasus. 2) Tokoh utama: Srintil dan Rasus.
Tokoh tambahan: Suami-istri Kartareja, Penokohan Srintil: tegas dan tegar.
Suami-istri Sakarya, Suami-istri Santayib, Penokohan: tegas dan tulus, cerdas dalam
Nenek Rasus, Dadang, Warta, Darsun, bertindak.
Doer, Sulam, Sarsan Slamet, dsb.
Penokohan Srintil: centil, gemulai, ramah
Penokohan Rasus: pemalu, pendendam
dan pekerja keras..
3) Sudut pandang orang pertama yang 3) Sudut Pandang: Orang ketiga serba tahu
diwakilkan tokoh utama

4) Alur: Campuran 4) Alur: Mundur


A B C A B C

X1 X2 X1 X2

Keterangan: Keterangan:
A: Cerita bermula ketika Rasus melihat X2: Kilas balik ketika Rasus mengenang
Srintil bertembang dan menari di bawah Emak dan Dukuh Paruk (Menit ke 04.42).
pohon Nangka. (hlm. 11)
C: Lama menghilang dari Dukuh Paruk,
X1: Sorot balik: tarian Srintil mengingatkan akhirnya Rasus memutuskan kembali.
warga Dukuh Paruk atas bencana tempe Namun kehadirannya ini hanya sementara,
bongrek 11 tahun lalu (hlm. 21). sebatas menjalankan tugas sebagai tantara.
(Menit ke 08.42)
X2: Rasus melakukan kilas balik ketika
kebenaran akan kepergian Emak masih B: Srintil berdialog akan penyesalannya
simpang siur. (hlm. 32) menjadi ronggeng sudah membuat Rasus
pergi dari dirinya. (Menit ke 09.43)
B: Rasus kembali pada masa sekarang ketika

4
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

harus menghadapi kenyataan pait bahwa


Srintil menjadi ronggeng yang tidak A: Rasus, Warta, dan Darsun mengiringi
disukainya. (hlm. 36) tarian Srintil (Menit ke 18.50).
C: Rasus akhirnya meninggalkan Srintil. X1: kilas balik, kali ini melalui tarian pensil
Lama menghilang dari duku paruk, Rasus milik rasus ia kembali mengenang saat
memutuskan kembali ke Dukuh Paruk untuk Dukuh Paruk keracunana tempe bongrek 11
sementara waktu karena tugasnya sebagai tahun lalu. (Menit ke 26.00)
tentara. (hlm. 100)
5) Latar tempat 5) Latar Suasana
Di sekitar pohon Nangka Mencekam
Di kuburan Secamenggala Haru
Beranda Rumah Nenek Rasus Sedih
Kamar Srintil Sunyi
Pasar Dauhan
Halaman rumah Kartareja
Hutan
Rumah Sakaya
Latar waktu
Pagi hari
Sore hari
Siang hari
Malam hari
Tengah malam
6) Gaya Bahasa: bahasa dalam novel terkesan 6) Gaya Bahasa:menggunakan bahasa kiasan,
sarkasme. penganalogian.
6.1 Satire: [keringat laki-laki], [bertayub], 6.1 Simile: [mata burung] ><[mata manusia]
[sundal]. 6.2 Personofikasi: [pensil] ><[ronggeng],
6.2 Sarkasme: [tolol], [bajingan], [tabuhan gendang] >< [gemuruh jantung]
[bangsat], [asu buntu], [kampret].
6.3 Sinekdok (pars pro toto): [dengusan
napas lembu], [perilaku primitif],
[kencing]
7) Amanat 7) Amanat
Budaya tetaplah budaya yang tidak bisa Tidak semua hal yang berkaitan dengan
diubah. Tetapi, tidak semua tradisi itu baik cinta itu bisa dimiliki. Kisah srintil dan
bagi semua pihak. Artinya masyarakat rasus memberikan pelajaran bahwa cinta
perlu menyaring kembali tradisi yang akan perempuan mampu tumbuh meski tidak
dipertahankan dan tidak merugikan pihak disiram pemiliknya. Artinya, meski tak
tertentu. terbalas cinta perempuan tetap hidup.

5
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

PEMBAHASAN

Dalam tabel di atas berikut pembahasan atau tafsir dari analisis bandingan antara novel
Ronggeng Dukuh Paruk dengan siniar “Catatan Buat Emak”

Tabel 2. Tafsir Bandingan antara Novel Ronggeng Dukuh Paruk dengan Siniar Catatan Buat
Emak

Novel Siniar
1) Tema dalam novel tersebut dapat 1) Bertema kisah cinta Srintil dan Rasus
dibuktikan dengan kutipan berikut. yang tak sampai.

“Sakarya tersenyum. Sudah lama pemangku “Tapi Rasus tak mengira kepergiannya kedua
keturunan Ki Secamenggala itu merasakan rongga di dada srintil ronggeng itu ambruk
hambarnya Dukuh Paruk karena tidak tanpa daya. Ia tak sanggup lagi menari dan
terlahirnya seorang ronggeng disana. dukuh Paruk pun kembali mati.” (m. 31.25)
“Dukuh Paruk tanpa ronggeng, bukanlah
Dukuh Paruk. Srintil, cucuku sendiri, akan Lawat kutipan di atas Rasus dihadapkan
mengembalikan citra sebenarnya pedukuhan dengan pilihan sulit antara Srintil atau
ini,” kata Sakarya kepada dirinya sendiri. impiannya menjadi tantara. Hingga cintanya
Sakarya percaya, arwah Ki Secamenggala harus dikorbankan dan Srintil yang kembali
akan terbahak di kuburnya bila kelak tahu kehilangan Rasus harus menyisakan sakit
ada ronggeng di Dukuh Paruk.” (Tohari, hingga ia meninggal di Dukuh Paruk
2003, p. 15)

Dalam kutipan di atas membuktikan bahwa


kehadiran Srintil sebagai ronggeng mampu
memberi harapan baru bagi Dukuh Paruk
dengan segala tradisi dan budayanya. Di
sinilah awal mula Srintil mulai dikenal
sebagai ronggeng terkenal dari Dukuh
Paruk
2) Tokoh dan penokohan dalam novel 2) Tokoh dan penokohan yang muncul dalam
terdiri dari tokoh utama dan tokoh tambahan siniar hanya tokoh utama yang berpusat pada
yang kompleks. Mereka semua adalah Rasus dan Srintil. Sebab kedua tokoh utama
orang-orang yang berada di sekitar Rasus tersebut merupakan inti penceritaannya,
dan Srintil sebagai tokoh utama. Tokoh dan sehingga karakter yang ditunjukan dalam
penokohan yang hadir mampu membawa siniar lebih kuat pembawaan karakter Rasus
novel ini menjelaskan bagaimana tradisi dan dan Srintil. Hal itu terlihat karena dalam
budaya masyarakat di suatu padukuhan siniar penyajiannya menggunakan bahasa
ronggeng. lisan (intonasi suara, pengantar narator)
Karakter yang ditunjukan tokoh utama sehingga pendengar bisa dengan mudah
bersifat dinamis sebab berubah berdasarkn mengindentifikasi karakter tokoh.
keadaan konflik dalam cerita.

Di dalam tokoh utama Srintil tergambar Dalam siniar pastinya juga terdapat nilai-

6
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

nilai-nilai perempuan yang terdiri dari citra


nilai perempuan serupa namun citrfa dan
dan peran perempuan. Adapun penjabaran peran perempuan tersebut ditunjukan lebih
lebih lengkapnya terdapat pada penjabaran sedikit dibanding dalam novel. Hal ini
deskripsi di luar tabel. dikarenakan fokus utama siniar berpusat
pada kisah cinta pemeran utamanya.
3) Sudut Pandang orang pertama ditunjukan 3) Sudut padang dalam siniar menggunakan
dalam kutipan berikut. tipe penceritaan orang ketiga serba tahu yang
dibawakan oleh narator.
“Malapetaka itu masih diingat benar oleh
semua orang Dukuh Paruk. Seorang nenek "Keduanya terdiam, sepasang kekasih yang
telah belasan kali menceritakannya kepada dilahirkan Dukuh Paruk sibuk dengan
Rasus, cucunya, Tentu saja nenek itu adalah pikirannya sendiri-sendiri. Mereka duduk
nenekku sendiri karena di Dukuh Paruk berdua tapi kenyataannya mereka sedang
hanya ada seorang bernama Rasus yaitu berjalan sendiri-sendiri(...) (Narator, menit
diriku.” (Tohari, 2003, p. 32) 15.03)

Kutipan di atas menunjukan salah satu Berdasarkan kutipan di atas secara jelas
sudut pandang orang pertama yang narator menjadi pencerita dalam siniar yang
disampaikan oleh Rasus sebagai tokoh menunjukkan bahwa dia mengetahui segala
utama laki-laki. sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan
tokoh.
4) Pengaluran yang terdapat dalam novel 4) Berbeda dengan novel, siniar memiliki
bersifat alur campuran karena alur dalam alur dan pengaluram yang mundur.
novel ini terbagi ke dalam beberapa sekmen Penceritaan bermula dari tokoh Rasus yang
yang terdiri dari masa sekarang, masa lalu bercerita tentang masa lalunya bersama
(kilas balik) , dan kembali ke masa Srintil dan Dukuh Paruk.
sekarang. Sehingga alur yang dihadirkan
sangat kompleks dan mampu menjelaskan “Semua ini terjadi sebelum malam malam
keutuhan kehidupan dukuh paruh dan pembunuhan itu sebelum banjir darah
tokoh-tokohnya. menggenang seantero negeri sebelum dukuh
paruh terbakar oleh hal hal yang lebih besar
dari dirinya. Tapi Mak, mengenang dukuh
paruh adalah mengenangmu, mengenang
bayang bayang yang tak pernah bisa ku
mengerti maknanya. Di dalam diri Srintil aku
pernah menemukanmu aku pernah mencium
bau tubuhmu. Aku pernah merasakan hangat
pelukanmu tapi itupun rasanya segera lenyap
tinggal menjadi potongan-potongan cerita
yang mesti kususun dalam gelap. Hari ini
aku kembali mengenangmu. Menyerahkan
Duni yang melahirkanmu.” (siniar, 04.25)
5) latar di dalam novel menjelaskan banyak 5) dalam siniar justru lebih dominan
tempat di Dukuh Paruk dan sekitarnya serta menggambarkan latar suasana. Hal tersebut
waktu terjadinya sebuah adegan. Sementara banyak ditunjukan melalui iringan musik,
untuk latar suasana tidak banyak bunyi-bunyi tertentu yang memperkuat
digambarkan dalam cerita. suasana cerita yang tuturan oleh narator dan

7
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

tokoh.
6) Gaya bahasa dalam novel banyak 6) gaya bahasa dalam siniar justru berbeda
menggunakan dominan gaya bahasa yang dengan gaya bahasa dalam novel. Bahasa
sarkas atau kasar. Hal tersebut yang digunakan dalam siniar terkesan lebih
dipengaruhi oleh letak geografis Dukuh halus, hal ini ditunjukan dengan banyaknya
Paruk yang berada di pedesaan serta era penggunaa bahasa kiasan, metafor dan
pada zaman itu yang bahasa kasar penganalogian. Hal ini karena siniar berbasis
memang masih marak digunakan. suara sehingga penggunakan bahasa
sarkasme tidak bisa digunakan sebebas
dalam tulisan.
7) Amanat dalam novel sesuai dengan tema, 7) Amanat dalam siniar justru lebih
merujuk pada kehidupan sosial budaya menunjukkan kisah cinta Rasus dan Srintil
Dukuh Paruk yang memiliki tradisi yang yang memberikan pesan bahwa perihal cinta
kuat seperti halnya Ronggeng. Sebuah ada beberapa hal yang tak bisa dipaksakan
tradisi merupakan nyawa suatu daerah misalnya status kepemilikan.
sehingga jika tradisi itu mati maka daerah
tersebut seperti tidak memiliki
kehidupan.

Nilai-nilai perempuan dapat ditinjau 1. Citra Perempuan


dari 2 aspek; a. Citra Perempuan dan b.
Peran Perempuan. citra perempuan dalam Peneliti memfokuskan analisis citra
Simone (2003: 116) dikatakan bahwa perempuan kepada tokoh Srintil sebagai
hampir setiap budaya tertua di seluruh center baik di dalam Novel Ronggeng
dunia kedudukan perempuan selalu di Dukuh Paruk maupun Siniar “Catatan Buat
tempatkan di posisi kedua setelah laki-laki. Emak”, sebagai berikut.
Perempuan tugasnya melayani dan
memuaskan kebutuhan laki-laki. Citra 1.1 Citra Perempuan dalam Keluarga
perempuan terbagi menjadi dua aspek yaitu
citra dalam keluarga, dan citra perempuan Sebagai seorang yatim piatu yang
dalam masyarakat. Sedangkan peran tinggal bersama Kakek-Nenek sepenuhnya
perempuan, Banyak kalangan menilai kehidupan Srintil sebagai perempuan diatur
perempuan mesti mendapatkan peran lebih oleh suami-istri Sukarya. “Yang
besar dalam kehidupan masyarakat. Di sisi merisaukanku adalah ulah suami-istri
lain, ada kalangan yang memandang Sakarya. Mereka melarang Srintil keluar
perempuan mestinya hanya berperan dalam bermain-main di tepi kampung atau di
ranah domestik atau kehidupan rumah bawah pohon nagka.” (Tohari, 2003, p. 36)
tangga saja.
Sampai ketika Srintil menjadi
Berdasarkan hasil penelitian yang ronggeng, larangan Srintil keluar rumah
meninjau dari sudut pandang feminisme juga ditambah oleh kehadiran keluarga
peneliti akan mengungkap citra perempuan Kertareja dan istrinya sebagai dukun
dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk dan ronggeng yang merawat Srintil, yang
Siniar Sandiwara Sastra Catatan Buat terkadang Srintil hanya boleh ke luar rumah
Emak. untuk mengunjugi Kertareja atau menginap
di rumahnya. Hal ini terjaadi karena Srintil
sekarang sudah memiliki citra ronggeng bah

8
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

ratu yang berharga dan harus dijaga oleh mampu menjadi pusat perhatian
dukuh paruk. Rasus bahkan hanya bisa masyarakat. Salah satunya setiap wanita di
menemui Srintil ketika Sakarya tidak ada di sana berlomba-lomba untuk melayani
rumah. Srintil.

“Setiap hari bila matahari sudah naik, “Tak kusangka Srintil bisa menari
suami-istri Sakarya pergi ke ladang sebagus itu,” katanya. “Kalau boleh aku
mereka. Pada saat itu Srintil seorang ingin menggendongnya sampai dia
diri di rumah. Mencari kutu dengan terlelap di pangkuanku,”
perempuan-perempuan dewasa atau “Yah, aku pun ingin mencuci
tidur pulas bila malam sebelumnya ia pakaiannya. Aku akan memandikannya
habiskan menari. Yang kupilih adalah besok pagi,” kata perempuan lainnya.
saat demikian. Aku masuk dari pintu “Eh, kalian dengar. Srintil bukan milik
belakang, mengendap-endap sampai ke orang per orang. Bukan hanya kalian
bilik Srintil.” (Tohari, 2003, p. 40) yang ingin memanjakannya. Sehabis
pertunjukan nanti aku mau minta izin
Citra srintil sebagai perempuan yang kepada Nyai Kartareja untuk memijat
diatur keluarganya juga sampai pada malam Srintil.” (Tohari, 2003, p. 20)
bukak-kelambu. Di mana harga
keperawanan seorang ronggeng Bahkan ketika menonton Srintil menari
disayembarakan setara dengan 1 keping terdengar percakapan-percakapan
ringgit emas atau satu ekor sapi. perempuan yang berdiri di tepi arena.
Percakapan mereka akan membuat para
suami merasa tidak menyesal telah hidup
“Saatnya telah saya tentukan pada dalam kungkungan rumah tangga. Seperti
sabtu malam yang akan datang,” kata dalam kutipan berikut. “Nanti kalau Srintil
Kartareja pada suatu pagi di hadapan sudah dibenarkan bertayub, suamiku
banyak laki-laki di pasar. menjadi laki-laki pertama yang
“Dan sampean meminta sekeping menjamahnya,” kata seorang perempuan
ringgit emas?” (Tohari, 2003, p. 38)
“Ya. Kukira itu harga yang patut,”
jawab Kartareja. Namun jika dibandingkan dengan
Ah,” lenguh laki-laki yang bertanya citra perempuan zaman sekarang tidak akan
tadi. ada seorang istri yang bersedia membiarkan
“E… kenapa? Terlalu mahal? Ingat suaminya menjamah perempuan lain
baik-baik, pernahkah ada ronggeng terlepas apapun profesi wanita tersebut.
secantik Srintil?” (Tohari, 2003, p. 52) Namun semua itu kembali lagi pada waktu,
tradisi di zaman dulu hanya mengenal
1.2 Citra Perempuan dalam Masyarakat tahayul, sumpah serapah dan kepercayaan
nenek moyang. Belum dikenal yang
Perempuan-perempuan di Dukuh namanya HAM, UU, hingga ideologis
Paruk dalam kehidupan bermasyarakat perempuan yang melahirkan gerakan-
nampak jelas keharmonisannya dalam gerakan perempuan untuk mencari
membanggakan kecantikkan Srintil sebagai kesetaraan. Berdasarkan latar waktu novel
Ronggeng. Apalagi stereotif tak umum lini saja dibuat oleh Ahmad Tohari di tahun
memang dimunculkan dalam novel. Hal ini 1982 yang berlatar tahun 1957 saat
menunjukan sebagai seorang ronggeng Indonesia masih sibuk mempertahankan
Srintil memiliki citra yang baik sehingga

9
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

kemerdekaan. Sehingga wajar saja citra kita, Sus (…)” (Maryanto, 2020, m.
seorang ronggeng seagung itu di mata 22.57)
masyarakat padukuhan kecil.
Sebagai seorang ronggeng pula,
Selain itu, sebagai seorang ronggeng Srintil harus mau melayani setiap lelaki
Srintil harus bersedia melayani semua orang yang hendak membeli malamnya. Bagi
yang menghampirinya. Sikap kesediaan seorang ronggeng padukuhan hal tersebut
Srintil sangat nampak saat ia berbelanja ke menempatkan merempuan untuk bisa
sebuah pasar dan bertemu dengan Rasus. melauani laki-laki. Hal tersebut nampak
Seperti kutipan berikut “kalian orang-orang jelas terlihat baik dalam novel maupun
pasar, jangan iri hati. Rasus adalah teman siniar. “Jadi begitu, kukira semua lelaki
lama dari Dukuh Paruk. Atau bila kalian sama terbuat dari jenis yang sama terbuat
tetap merasa iri, tunggulah di sini. Nanti dari kegilaan yang sama. Mereka hanya
kalian akan mendapat giliran” (Tohari, menginginkan tubuhku satu dua malam
2003, p. 88). saja. Tak peduli berapapun harganya (…)”
(Maryanto, 2020, m. 9.43).
2. Peran Perempuan
2.2 Peran Ronggeng bagi Perekonomian
2.1 Peran Srintil sebagai Ronggeng Padukuhan
Dukuh Paruk
Lambat laun kabar kehadiran
Srintil sebagai ronggeng di Dukuh seorang ronggeng di dukuh paruk mulai
Paruk menjadi sumber kehidupan baru tersebar ke penjuru negeri. Nama Srintil
setelah sekian lama pendukuhan seakan sendiri menjadi tenar tidak hanya
mati karena tidak hadirnya seorang dikalangan orang-orang biasa namun juga
ronggeng. Sebagai perempuan, Srintil orang-orang kaya yang hidup pada masa itu.
memberikan peran besar terhadap desa
kecilnya itu dengan statusnya sebagai
ronggeng. “Kau sudah tahu dari mana ronggeng
itu memperoleh bandul kalung seberat
“Orang-orang berkumpul hendak 20 gram. Tapi kau pasti belum tahu
melihat Srintil menari mulai gelisah. siapa yang memberi Srintil sebuah
Mereka sudah begitu rindu akan suara kalung.”
calung. Belasan tahun lamanya mereka “Dari lurah pecikalan yang
tidak melihat pergelaran ronggeng. menggendaknya?”
Maka bukan main senang hati mereka “Salah. Lurah Pecikalan telah
ketika mendengar Kartareja bersuara: mengganti atap ilalang rumah Sakarya
pertunjukan akan dimulai.” (Tohari, dengan seng. (…) “Jadi siapa?”
2003, p. 19). “Le Hian! Itu, Cina yang mempunyai
kilang ciu tersembunyi di tengah kebuh
“Sebagai lelaki kelahiran dukuh paruh, pisang. Lihatlah, sebentar lagi Srintil
kau pasti tahu bahwa dukuh paruh akan memakai subang berlian, (…)”
hanya lengkap bila ada kuburan ki “Mengapa tidak. Ada seorang siten
Secamenggala, seloroh calung, sumpah wedana sedang menggendaknya.”
serapah dan ada ronggeng bersama (Tohari, 2003, pp. 81-82)
peralatan calungnya. Aku ditakdirkan
untuk memenuhi kelengkapan dukuh Hal tersebut sedikit menunjukan bahwa
peran adanya seorang ronggeng mampu

10
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

meningkatkan derajat padukuhan sehingga berikut “Bila kau ingin bertani, aku mampu
dikenal banyak kalangan dan bahkan berkat membeli satu hektar sawah untuk kau
pertunjukan-pertunjukan ronggeng mulai kerjakan. Bila kau ingin bedagang Sus akan
tumbuhnya perekonomian di sana. Hal ini ku sediakan uang secukupnya, ya?”
juga terlihat dari harta Srintil yang (Maryanto, 2020, m. 13.41)
melimpah pada dialog di siniar pada dialog

2.3 Peran Ronggeng dalam Perkawinan Rupa-rupanya begitulah seorang


ronggeng bisa tetap memiliki paras cantik
“Lucu. Seorang ronggeng berceloteh dan tubuh indah, karena sejatinya mereka
tentang perkawinan, tentang seorang tidak diizinkan memiliki keturuan menurut
bayi. Perkawinan dalam urusannya adat istiadat. Hal inilah yang membatasi
dengan kepentingan hayati bisa didapat peran Srintil sebagai seorang perempuan, di
dengan mudah, apalagi bagi Srintil yang mana dirinya tidak akan bisa hamil
vatnik. Bila Srintil menginginkan meskipun banyak lelaki yang
seorang bayi mengapa dia cemas? menjamahnya. Rasus bahkan mengerti akan
Bukankah berpuluh lelaki telah hal ini dan memilih untuk menolak
menabur benih?” (Tohari, 2003, p. 90) perkawinan yang ditawarkan Srintil.“Srin,
aku, aku belum berpikir sedemikian jauh
Kehidupan rumah tangga rupanya atau aku tak akan memikirkan hal semacam
tidak terlalu cocok bagi seorang ronggeng itu. lagipula aku masih ingat betul kata-
padukuhan yang dipenuli sumpah serapah katamu dulu bahwa kau senang menjadi
dan kebodohan. Meskipun pada sejatinya ronggeng.” (Maryanto, 2020, m. 14.01)
perempuan di sana juga menginginkan
layaknya peremuan pada umumnya Srintil Berdasarkan uraian di atas dapat
menyadari bahwa dirinya ingin berkeluarga disimpulkan bahwa nilai-nilai perempuan
memiliki keturunan seperti perempuan lain, baik citra maupun peran mereka dalam
namun menurut hukum di Dukuh Paruk novel dan siniar tidak terdapat perubahan
karier seorang ronggeng akan terhenti sejak yang signifikan. Keduanya masih
kehamilan pertama mereka. Hal itu Rasus menyampaikan pesan yang sama terkait
curiagi dari seorang Nyai Kartareja yang nilai-nilai perempuan dalam diri Srintil
selalu mengurus Srintil sejak menjadi sebagai seorang ronggeng Dukuh Paruk.
ronggeng yang dijelaskan dalam kutipan Makan nilai-nilai perempuan dalam siniar
berikut “Aku menduga keras Srintil mulai “Catatan Buat Emak” tidak dibuat
dihantui kesadarannya bahwa Nyai melenceng atau berbeda tafsirnya dari isi
Kertareja telah memijat hingga mati indang novel Ronggeng Dukuh Paruk.
telurnya.” (Tohari, 2003, p. 90)

D. SIMPULAN menjadi salah satu bukti bahwa sastra


Pemanfaatan siniar dalam mampu mengikuti kemajuan teknologi.
perwajahan sastra kini semakin terlihat Berdasarkan penelitian yang
jelas. Berbagai media audio yang dilakukan terhadap novel Ronggeng
memberikan ruang bagi sastra untuk tetap Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan
meningkatkan eksistensinya melalui Siniar "Catatan Buat Emak" sutradara
teknologi. Novel yang ditransformasi ke Gunawan Maryanto dengan menggunakan
dalam sandiwara sastra berbasis audio ini pendekatan struktural serta menguak nilai-
nilai perempuan sebagai hal yang

11
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

menggambarkan karakter Srintil yang Selain persamaan dan perbedaan


terkandung pada keduanya menghasilkan struktural pada novel dan siniar, peneliti
persamaan dan perbedaan yang signifikan. juga menemukan nilai-nilai perempuan
Berdasarkan hasil analisis struktural baik citra maupun peran mereka dalam
peneliti menemukan perbedaan dan novel dan siniar tidak terdapat perubahan
persamaan yaitu; a) tema dalam novel dan yang signifikan. Keduanya masih
siniar bertemakan benang merah yang menyampaikan pesan yang sama terkait
berbeda yaitu dalam novel cenderung nilai-nilai perempuan dalam diri Srintil
menceritakan kehidupan sosial budaya sebagai seorang ronggeng Dukuh Paruk.
seorang ronggeng di Dukuh Paruh Makan nilai-nilai perempuan dalam siniar
sedangkan dalam siniar bercerita tentang “Catatan Buat Emak” tidak dibuat
kisah percintaan tokoh utama yang tak melenceng atau berbeda tafsirnya dari isi
sampai, b) tokoh dalam novel dan siniar novel Ronggeng Dukuh Paruk. Hal ini
tentu memiliki perbedaan mengingat memperkuat gambaran karakter tokoh
bahwa siniar hanya memiliki durasi yang Srintil.
terbatas. Tokoh yang ada dalam siniar
cenderung lebih sedikit dan hanya DAFTAR PUSTAKA
memunculkan tokoh utama saja yaitu
Srintil dan Rasussedangkan dalam novel Aminuddin. (2010). Pengantar Apresiasi
banyak, c) alur dalam siniar dan novel Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
memiliki alur yang berbeda di mana dalam Algensindo
novel memiliki alur campuran sedangkan Budayakita. (2020). Catatan Buat Emak.
dalam siniar alur mundur, d) sudut Jakarta: Titimangsa Fondation.
pandang dalam siniar cenderung berbeda Damono, Sapardi Djoko. (2005). Alih
dengan novel. Perbedaanya terletak pada Wahana Karya Sastra. Dalam
cara penyampaian cerita yang Jurnal NUSA, Volume 13, No 2,
menggunakan narator pada siniar. Sudut hlm 331.
pandang dalam novel menggunakan sudut Endraswara, Suwardi. (2011). Metodologi
pandang orang pertama yang ditunjukkan Penelitian Sastra. Yogyakarta:
melalui tokoh sedangkan dalam siniar pustaka Pelajar.
menggunakan sudut pandang orang ketiga Geoghegan, Michael W., Klass, Dan.
yaitu melalui narator, e) gaya bahasa 2007. Podcast Solutions: The
dalam novel dan siniar cenderung Complete Guide to Audio dan
menggunakan bahasa sehari-hari namun Video Podcasting. USA: Friendsof.
bersifat sarkasme, sedangkan pada siniar Humm, Maggie. (1995). The Dictionary
lebih dominan gaya bahasa percakapan Feminist Theory. Ohio State
cenderung lebih lembut dan penuh dengan University Press.
metaphor dan analogi (adanya dialog Jabrohim. (2003). Metodologi Penelitan
aktif), f) amanat keduanya berbeda di Sastra. Yogyakarta: Hanindita
mana dalam novel menyampaikan bahwa Graha Widya.
kita harus menjaga budaya dengan bijak Moleong, L. J. (2010). Metodologi
karena hidup tanpa budaya seperti tak ada Penelitian Kualitatif. Bandung:
kehidupan sedangkan dalam siniar Remaja Rosda Karya.
menyampaikan bahwa tidak semua hal Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Teori
dalam kisah cinta harus dipaksakan dan Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
kita tidak bisa menilai harga segala Gajah Mada University Press.
sesuatu hanya dari apa yang kita lihat.

12
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021

Rahmawati., Hafi. (2019). Transformasi Sugihastuti dan Suharto. (2010). Kritik


Musikalisasi Puisi: Kajian atas Sastra Feminis, Teori dan
Tiga Puisi. Dalam Jurnalistrendi: Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka
Jurnal Linguistik, Sastra, dan Belajar. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan. Volume 4, nomer 2, Kualitatif, Kualitatit, dan R&d.
2019, hlm. 364-374). Bandung: Alfabeta.
Ratna, Nyoman Kutha. (2015). Teori, Taum, Yoseph Yapi, (1997). Pengantar
Metode, dan Teknik Penelitian Teori Sastra. Bogor: Penerbit Nusa
Sastra. Cetakan XIII. Yogyakarta Indah.
:Pustaka Pelajar.
Sugihastuti. (2000). Kritik Sastra Feminis, Tohari, Ahmad. (2003). Ronggeng Dukuh
Teori dan Aplikasinya. Paruk. Jakarta: Gramedia Pustaka
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Utama.

13

Anda mungkin juga menyukai