517-Article Text-2176-1-10-20210608
517-Article Text-2176-1-10-20210608
1
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
is able to package thick novels into a concise voice play that attracts
Keywords: Structural listeners.The method that researchers use is descriptive qualitative
Analysis, Novel, Siniar. method, describing the results of the analysis of the data to be
studied.The researcher describes the results of the comparative study in
a narrative manner which contains a structural analysis between the
novel and siniar.The comparison of the two creations will produce
points of comparative study between novels and siniar, such as: theme,
setting, characterization, plot, to the language style of the two
creation.In addition, it also describes the values of women in literary
works such as (a) The Image of Women in Family and Society, and (b)
The Role of Women in the social sphere of society.
2
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
3
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
Hasil Perbandingan
Berdasarkan hasil analisis bandingan antara novel Ronggeng Dukuh Paruk dengan
siniar Catatan Buat Emak, berikut tabel identifikasinya.
Tabel 1. Analisis Bandingan antara Novel Ronggeng Dukuh Paruk dengan Siniar Catatan
Buat Emak
Novel Siniar
1) Tema dalam novel bercerita tentang 1) Bertema kisah cinta Srintil dan Rasus yang
seorang ronggeng yang memberikan tak sampai.
kehidupan pada suatu desa dengan budaya
yang melekat.
2) Tokoh utama: Srintil, Rasus. 2) Tokoh utama: Srintil dan Rasus.
Tokoh tambahan: Suami-istri Kartareja, Penokohan Srintil: tegas dan tegar.
Suami-istri Sakarya, Suami-istri Santayib, Penokohan: tegas dan tulus, cerdas dalam
Nenek Rasus, Dadang, Warta, Darsun, bertindak.
Doer, Sulam, Sarsan Slamet, dsb.
Penokohan Srintil: centil, gemulai, ramah
Penokohan Rasus: pemalu, pendendam
dan pekerja keras..
3) Sudut pandang orang pertama yang 3) Sudut Pandang: Orang ketiga serba tahu
diwakilkan tokoh utama
X1 X2 X1 X2
Keterangan: Keterangan:
A: Cerita bermula ketika Rasus melihat X2: Kilas balik ketika Rasus mengenang
Srintil bertembang dan menari di bawah Emak dan Dukuh Paruk (Menit ke 04.42).
pohon Nangka. (hlm. 11)
C: Lama menghilang dari Dukuh Paruk,
X1: Sorot balik: tarian Srintil mengingatkan akhirnya Rasus memutuskan kembali.
warga Dukuh Paruk atas bencana tempe Namun kehadirannya ini hanya sementara,
bongrek 11 tahun lalu (hlm. 21). sebatas menjalankan tugas sebagai tantara.
(Menit ke 08.42)
X2: Rasus melakukan kilas balik ketika
kebenaran akan kepergian Emak masih B: Srintil berdialog akan penyesalannya
simpang siur. (hlm. 32) menjadi ronggeng sudah membuat Rasus
pergi dari dirinya. (Menit ke 09.43)
B: Rasus kembali pada masa sekarang ketika
4
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
5
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
PEMBAHASAN
Dalam tabel di atas berikut pembahasan atau tafsir dari analisis bandingan antara novel
Ronggeng Dukuh Paruk dengan siniar “Catatan Buat Emak”
Tabel 2. Tafsir Bandingan antara Novel Ronggeng Dukuh Paruk dengan Siniar Catatan Buat
Emak
Novel Siniar
1) Tema dalam novel tersebut dapat 1) Bertema kisah cinta Srintil dan Rasus
dibuktikan dengan kutipan berikut. yang tak sampai.
“Sakarya tersenyum. Sudah lama pemangku “Tapi Rasus tak mengira kepergiannya kedua
keturunan Ki Secamenggala itu merasakan rongga di dada srintil ronggeng itu ambruk
hambarnya Dukuh Paruk karena tidak tanpa daya. Ia tak sanggup lagi menari dan
terlahirnya seorang ronggeng disana. dukuh Paruk pun kembali mati.” (m. 31.25)
“Dukuh Paruk tanpa ronggeng, bukanlah
Dukuh Paruk. Srintil, cucuku sendiri, akan Lawat kutipan di atas Rasus dihadapkan
mengembalikan citra sebenarnya pedukuhan dengan pilihan sulit antara Srintil atau
ini,” kata Sakarya kepada dirinya sendiri. impiannya menjadi tantara. Hingga cintanya
Sakarya percaya, arwah Ki Secamenggala harus dikorbankan dan Srintil yang kembali
akan terbahak di kuburnya bila kelak tahu kehilangan Rasus harus menyisakan sakit
ada ronggeng di Dukuh Paruk.” (Tohari, hingga ia meninggal di Dukuh Paruk
2003, p. 15)
Di dalam tokoh utama Srintil tergambar Dalam siniar pastinya juga terdapat nilai-
6
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
Kutipan di atas menunjukan salah satu Berdasarkan kutipan di atas secara jelas
sudut pandang orang pertama yang narator menjadi pencerita dalam siniar yang
disampaikan oleh Rasus sebagai tokoh menunjukkan bahwa dia mengetahui segala
utama laki-laki. sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan
tokoh.
4) Pengaluran yang terdapat dalam novel 4) Berbeda dengan novel, siniar memiliki
bersifat alur campuran karena alur dalam alur dan pengaluram yang mundur.
novel ini terbagi ke dalam beberapa sekmen Penceritaan bermula dari tokoh Rasus yang
yang terdiri dari masa sekarang, masa lalu bercerita tentang masa lalunya bersama
(kilas balik) , dan kembali ke masa Srintil dan Dukuh Paruk.
sekarang. Sehingga alur yang dihadirkan
sangat kompleks dan mampu menjelaskan “Semua ini terjadi sebelum malam malam
keutuhan kehidupan dukuh paruh dan pembunuhan itu sebelum banjir darah
tokoh-tokohnya. menggenang seantero negeri sebelum dukuh
paruh terbakar oleh hal hal yang lebih besar
dari dirinya. Tapi Mak, mengenang dukuh
paruh adalah mengenangmu, mengenang
bayang bayang yang tak pernah bisa ku
mengerti maknanya. Di dalam diri Srintil aku
pernah menemukanmu aku pernah mencium
bau tubuhmu. Aku pernah merasakan hangat
pelukanmu tapi itupun rasanya segera lenyap
tinggal menjadi potongan-potongan cerita
yang mesti kususun dalam gelap. Hari ini
aku kembali mengenangmu. Menyerahkan
Duni yang melahirkanmu.” (siniar, 04.25)
5) latar di dalam novel menjelaskan banyak 5) dalam siniar justru lebih dominan
tempat di Dukuh Paruk dan sekitarnya serta menggambarkan latar suasana. Hal tersebut
waktu terjadinya sebuah adegan. Sementara banyak ditunjukan melalui iringan musik,
untuk latar suasana tidak banyak bunyi-bunyi tertentu yang memperkuat
digambarkan dalam cerita. suasana cerita yang tuturan oleh narator dan
7
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
tokoh.
6) Gaya bahasa dalam novel banyak 6) gaya bahasa dalam siniar justru berbeda
menggunakan dominan gaya bahasa yang dengan gaya bahasa dalam novel. Bahasa
sarkas atau kasar. Hal tersebut yang digunakan dalam siniar terkesan lebih
dipengaruhi oleh letak geografis Dukuh halus, hal ini ditunjukan dengan banyaknya
Paruk yang berada di pedesaan serta era penggunaa bahasa kiasan, metafor dan
pada zaman itu yang bahasa kasar penganalogian. Hal ini karena siniar berbasis
memang masih marak digunakan. suara sehingga penggunakan bahasa
sarkasme tidak bisa digunakan sebebas
dalam tulisan.
7) Amanat dalam novel sesuai dengan tema, 7) Amanat dalam siniar justru lebih
merujuk pada kehidupan sosial budaya menunjukkan kisah cinta Rasus dan Srintil
Dukuh Paruk yang memiliki tradisi yang yang memberikan pesan bahwa perihal cinta
kuat seperti halnya Ronggeng. Sebuah ada beberapa hal yang tak bisa dipaksakan
tradisi merupakan nyawa suatu daerah misalnya status kepemilikan.
sehingga jika tradisi itu mati maka daerah
tersebut seperti tidak memiliki
kehidupan.
8
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
ratu yang berharga dan harus dijaga oleh mampu menjadi pusat perhatian
dukuh paruk. Rasus bahkan hanya bisa masyarakat. Salah satunya setiap wanita di
menemui Srintil ketika Sakarya tidak ada di sana berlomba-lomba untuk melayani
rumah. Srintil.
“Setiap hari bila matahari sudah naik, “Tak kusangka Srintil bisa menari
suami-istri Sakarya pergi ke ladang sebagus itu,” katanya. “Kalau boleh aku
mereka. Pada saat itu Srintil seorang ingin menggendongnya sampai dia
diri di rumah. Mencari kutu dengan terlelap di pangkuanku,”
perempuan-perempuan dewasa atau “Yah, aku pun ingin mencuci
tidur pulas bila malam sebelumnya ia pakaiannya. Aku akan memandikannya
habiskan menari. Yang kupilih adalah besok pagi,” kata perempuan lainnya.
saat demikian. Aku masuk dari pintu “Eh, kalian dengar. Srintil bukan milik
belakang, mengendap-endap sampai ke orang per orang. Bukan hanya kalian
bilik Srintil.” (Tohari, 2003, p. 40) yang ingin memanjakannya. Sehabis
pertunjukan nanti aku mau minta izin
Citra srintil sebagai perempuan yang kepada Nyai Kartareja untuk memijat
diatur keluarganya juga sampai pada malam Srintil.” (Tohari, 2003, p. 20)
bukak-kelambu. Di mana harga
keperawanan seorang ronggeng Bahkan ketika menonton Srintil menari
disayembarakan setara dengan 1 keping terdengar percakapan-percakapan
ringgit emas atau satu ekor sapi. perempuan yang berdiri di tepi arena.
Percakapan mereka akan membuat para
suami merasa tidak menyesal telah hidup
“Saatnya telah saya tentukan pada dalam kungkungan rumah tangga. Seperti
sabtu malam yang akan datang,” kata dalam kutipan berikut. “Nanti kalau Srintil
Kartareja pada suatu pagi di hadapan sudah dibenarkan bertayub, suamiku
banyak laki-laki di pasar. menjadi laki-laki pertama yang
“Dan sampean meminta sekeping menjamahnya,” kata seorang perempuan
ringgit emas?” (Tohari, 2003, p. 38)
“Ya. Kukira itu harga yang patut,”
jawab Kartareja. Namun jika dibandingkan dengan
Ah,” lenguh laki-laki yang bertanya citra perempuan zaman sekarang tidak akan
tadi. ada seorang istri yang bersedia membiarkan
“E… kenapa? Terlalu mahal? Ingat suaminya menjamah perempuan lain
baik-baik, pernahkah ada ronggeng terlepas apapun profesi wanita tersebut.
secantik Srintil?” (Tohari, 2003, p. 52) Namun semua itu kembali lagi pada waktu,
tradisi di zaman dulu hanya mengenal
1.2 Citra Perempuan dalam Masyarakat tahayul, sumpah serapah dan kepercayaan
nenek moyang. Belum dikenal yang
Perempuan-perempuan di Dukuh namanya HAM, UU, hingga ideologis
Paruk dalam kehidupan bermasyarakat perempuan yang melahirkan gerakan-
nampak jelas keharmonisannya dalam gerakan perempuan untuk mencari
membanggakan kecantikkan Srintil sebagai kesetaraan. Berdasarkan latar waktu novel
Ronggeng. Apalagi stereotif tak umum lini saja dibuat oleh Ahmad Tohari di tahun
memang dimunculkan dalam novel. Hal ini 1982 yang berlatar tahun 1957 saat
menunjukan sebagai seorang ronggeng Indonesia masih sibuk mempertahankan
Srintil memiliki citra yang baik sehingga
9
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
kemerdekaan. Sehingga wajar saja citra kita, Sus (…)” (Maryanto, 2020, m.
seorang ronggeng seagung itu di mata 22.57)
masyarakat padukuhan kecil.
Sebagai seorang ronggeng pula,
Selain itu, sebagai seorang ronggeng Srintil harus mau melayani setiap lelaki
Srintil harus bersedia melayani semua orang yang hendak membeli malamnya. Bagi
yang menghampirinya. Sikap kesediaan seorang ronggeng padukuhan hal tersebut
Srintil sangat nampak saat ia berbelanja ke menempatkan merempuan untuk bisa
sebuah pasar dan bertemu dengan Rasus. melauani laki-laki. Hal tersebut nampak
Seperti kutipan berikut “kalian orang-orang jelas terlihat baik dalam novel maupun
pasar, jangan iri hati. Rasus adalah teman siniar. “Jadi begitu, kukira semua lelaki
lama dari Dukuh Paruk. Atau bila kalian sama terbuat dari jenis yang sama terbuat
tetap merasa iri, tunggulah di sini. Nanti dari kegilaan yang sama. Mereka hanya
kalian akan mendapat giliran” (Tohari, menginginkan tubuhku satu dua malam
2003, p. 88). saja. Tak peduli berapapun harganya (…)”
(Maryanto, 2020, m. 9.43).
2. Peran Perempuan
2.2 Peran Ronggeng bagi Perekonomian
2.1 Peran Srintil sebagai Ronggeng Padukuhan
Dukuh Paruk
Lambat laun kabar kehadiran
Srintil sebagai ronggeng di Dukuh seorang ronggeng di dukuh paruk mulai
Paruk menjadi sumber kehidupan baru tersebar ke penjuru negeri. Nama Srintil
setelah sekian lama pendukuhan seakan sendiri menjadi tenar tidak hanya
mati karena tidak hadirnya seorang dikalangan orang-orang biasa namun juga
ronggeng. Sebagai perempuan, Srintil orang-orang kaya yang hidup pada masa itu.
memberikan peran besar terhadap desa
kecilnya itu dengan statusnya sebagai
ronggeng. “Kau sudah tahu dari mana ronggeng
itu memperoleh bandul kalung seberat
“Orang-orang berkumpul hendak 20 gram. Tapi kau pasti belum tahu
melihat Srintil menari mulai gelisah. siapa yang memberi Srintil sebuah
Mereka sudah begitu rindu akan suara kalung.”
calung. Belasan tahun lamanya mereka “Dari lurah pecikalan yang
tidak melihat pergelaran ronggeng. menggendaknya?”
Maka bukan main senang hati mereka “Salah. Lurah Pecikalan telah
ketika mendengar Kartareja bersuara: mengganti atap ilalang rumah Sakarya
pertunjukan akan dimulai.” (Tohari, dengan seng. (…) “Jadi siapa?”
2003, p. 19). “Le Hian! Itu, Cina yang mempunyai
kilang ciu tersembunyi di tengah kebuh
“Sebagai lelaki kelahiran dukuh paruh, pisang. Lihatlah, sebentar lagi Srintil
kau pasti tahu bahwa dukuh paruh akan memakai subang berlian, (…)”
hanya lengkap bila ada kuburan ki “Mengapa tidak. Ada seorang siten
Secamenggala, seloroh calung, sumpah wedana sedang menggendaknya.”
serapah dan ada ronggeng bersama (Tohari, 2003, pp. 81-82)
peralatan calungnya. Aku ditakdirkan
untuk memenuhi kelengkapan dukuh Hal tersebut sedikit menunjukan bahwa
peran adanya seorang ronggeng mampu
10
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
meningkatkan derajat padukuhan sehingga berikut “Bila kau ingin bertani, aku mampu
dikenal banyak kalangan dan bahkan berkat membeli satu hektar sawah untuk kau
pertunjukan-pertunjukan ronggeng mulai kerjakan. Bila kau ingin bedagang Sus akan
tumbuhnya perekonomian di sana. Hal ini ku sediakan uang secukupnya, ya?”
juga terlihat dari harta Srintil yang (Maryanto, 2020, m. 13.41)
melimpah pada dialog di siniar pada dialog
11
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
12
Volume 6
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 1
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524| Tahun 2021
13